akhirnya bisa di publish jugaa..
awalnya gak mau di publish, males. abis gaje!
yaah, maafkan segala kesalahan yang ada d fic ini, maklum saya masih baru di FFn!
Oh, iya, kalo mau review, boleh ngekritik sama ngasih saran, tapi jangan nge-flame!
Disclaimer: Naruto bukan punya saya!
Warning: OOC, gaje, AU, abal, dsb.
"SASUKEE!"
Sasuke menoleh, kemudian mendapati seorang gadis dan seorang pemuda berlari ke arahnya. Sasuke mendengus. Itu Naruto dan Sakura.
"Ada apa?" tanya Sasuke ketus. Naruto nyengir.
"Santai aja kali.." kata Naruto, masih nyengir.
"Sudahlah. Buat apa memanggilku kalau tidak ada kerjaan?" seru Sasuke kesal.
"Tenang dulu, Sasuke-kun. Kami hanya ingin memberitahumu sesuatu," kata Sakura sambil tersenyum.
"Memberitahu apa?" tanya Sasuke, lagi-lagi ketus.
"Kau dan Neji-senpai akan diikutkan lomba kecerdasan antar sekolah di setiap negara." jelas Sakura.
"APA?!" teriak Sasuke, kaget bukan alang-kepalang. Seketika semua ke-cool-annya hilang.
"Lho? Memangnya kenapa?" tanya Naruto heran.
"Seperti kau tidak tahu saja, Naruto. Mereka kan rival dari dulu." Kata Sakura. Memang, Sasuke dan Neji selalu bersaing dalam semua hal semenjak Sasuke menjadi murid baru Konoha High School beberapa bulan lalu (A/N: Sasuke kelas 1, Neji kelas 2. Mereka jadi rival pas Sasuke di MOS bareng murid baru yang lain).
"Cih. Lebih baik aku jadi ayam daripada harus ikut lomba sama si Neji-senpai itu!" gerutu Sasuke
"Memang kau pantas jadi ayam! Hahahaha!" tawa Naruto keras. Sasuke menjitaknya. Naruto mengaduh.
"Aduh! Kalau mau jitak orang kira-kira dong!" gerutunya kesal. Sasuke hanya menatapnya dingin.
"Huh! Dasar menyebalkan!" ucap Naruto kesal sambil melirik Sasuke.
"Hei, tapi apa maksudnya lomba kecerdasan antar sekolah di setiap negara?" tanya Naruto bingung pada Sakura.
"Jadi, setiap sekolah terpilih di setiap negara, contohnya di Negara Hi mewakilkan Konoha High School dan Negara Kaze mewakilkan Suna High School, mengirimkan dua wakilnya, seperti misalnya Sasuke-kun dan Neji-senpai. Kemudian, semua wakil dari sekolah terpilih di setiap negara itu dikumpulkan dan di uji satu-persatu. Kemudian murid dari suatu sekolah yang nilainya lebih tinggi dipisahkan dengan murid yang nilainya rendah. Dan dikelompokkan dengan sesama nilai tinggi dan sesama nilai rendah. Kemudian mereka akan dilombakan. Apakah murid dengan nilai rendah akan menjadi tinggi nilainya apabila digabung dengan sesama murid yang nilainya rendah? Kalau nilai mereka masih rendah, kelompok itu akan dipecah, kemudian dilombakan lagi. Nah, setelah itu akan diketahui siapa pemenangnya. Kelompok yang menang akan mendapat piala dan beasiswa untuk setiap orangnya." jelas Sakura panjang lebar.
"Woah. Panjang amat, Sakura-chan!" kata Naruto kagum.
"Gitu aja muji. Aku juga bisa kalau begitu saja." Kata Sasuke sombong. Naruto dan Sakura sweatdropped.
"Ah, sudahlah. Yuk, Naruto! Aku mau ke perpustakaan!" kata Sakura sabar.
"Sasuke-kun, kami pergi dulu ya," kata Sakura manis.
"Hn," sahut Sasuke singkat.
"Daah, Teme!" kata Naruto sambil melambaikan tangannya.
"Dobe!" seru Sasuke marah.
"NEJIIII!"
Neji, yang sedang membaca buku bersama Tenten, terlonjak kaget demi mendengar suara Lee yang keras.
"Lee! Jangan bikin kaget dong!" hardik Tenten.
"Aku kan, memanggil Neji bukan kau, Tenten," kata Lee tanpa dosa.
"LEE!" Tenten berteriak marah.
"Sudahlah. Sebenarnya ada apa Lee?" tanya Neji, sedikit kesal.
"Kau dan Sasuke-kun akan diikutkan lomba!" kata Lee bersemangat. "Uwoh~ hebat sekali! YEAH! SEMANGAT MASA MUDA!"
"Kalau itu aku sudah tahu," tanggap Neji kesal.
"Hah? Berarti tidak ada gunanya dong aku memberitahumu?" kata Lee kecewa.
"Huh! Lebih baik aku tidak ikut lomba selamanya daripada harus bersama si Ayam itu!" gerutu Neji tanpa mempedulikan omongan Lee.
"Yo! Aku mau pergi dulu! Ganbatte, Neji!" Lee pun berlalu.
"Aku juga mau pergi dulu ya, Neji," kata Tenten sambil berdiri.
"Mau kemana?" tanya Neji.
"Mau ke Tsunade-sensei dulu (A/N: Disini Tsunade jadi guru). Mau tanya apakah boleh membentuk kelompok belajar." Jelas Tenten.
"Kelompok belajar? Untuk apa?" tanya Neji.
"Ya, lihat saja nanti. Pokoknya kau berusaha saja dulu." Kata Tenten sambil tersenyum.
"Oh." Neji mengerti.
"Sudah ya, aku mau pergi dulu! Jaa!" Tenten tersenyum pada Neji, kemudian ia pun berlalu.
Neji mengangguk.
"Huh! Awas saja kau, Sasuke!" seru Neji dalam hati sambil mengepalkan tangan.
TBC..
apa ini? GAJE ABIS!
hu-uh, udah susah-susah bikin jadinya kaya gini?
yah, pokoknya sejelek apapun fic ini bagi anda, mohon jangan di-flame!
buat senpai-senpai saya di facebook, makasih banyak atas support.a!
review! dan dimohon jangan di-flame!