Sebuah Buku
Disclaimer : Naruto milik Masashi Kishimoto
Genre: Friendship/Supernatural
Chapter 1
Tenten P.O.V.
Teng... Teng... Teng (bel berbunyi)
"Hey, ayo masuk ke kelas!" Seseorang menyuruh murid yang masih berada di luar untuk masuk. Akhirnya semua murid sudah masuk ke dalam kelas. Kelas 10-1 di Konoha High School.
"Eh, Guru Iruka katanya mau membagi kelompok belajar, ya?" Tanya Ino dia itu sahabat dekatku.
"Ya, sistem belajar kita jadi perkelompok." Jawabku.
"Wah, semoga saja aku sekolompok sama Sasuke!" Seru sahabatku yang fanatik pada Uchiha Sasuke, tak lain adalah Sakura.
"Enak saja, lagian kan yang sekolompok sama Sasuke itu kan aku." Dengan PD Ino berbicara seperti itu.
"Tidak, pasti itu aku." Balas Sakura tidak mau mengalah
"AKU." Balas Ino
"AKU." Balas Sakura
"AKU."
"AKU."
Dan pertengkaran itu terus berlanjut, bosannya melihat pemandangan ini berhari-hari. Lebih baik ngobrol sama yang lain aja deh.
"Eh, Hinata, kau ingin sekelompok dengan siapa?" Tanyaku pada Hinata. Tapi, Aneh. Muka Hinata malah menjadi merah, aku yakin jawabannya adalah NARUTO.
"Itu.. de-deng-dengan Na- Na- Na..."
"Narutokan?" Aku menyela omongannya yang tidak akan selesai.
Dia hanya menganggukan kepala. Artinya adalah IYA. Saat ingin menanyakan hal yang sama pada orang lain. Tapi, Guru Iruka sudah datang ke kelasku, menyebalkan.
"Selamat pagi, murid-murid." Sapa Guru Iruka.
"Selamat pagi." Sapa para murid.
"Kalian sudah tahukan akan ada pembagian kelompok?" Tanya Guru pada kami.
"Sudah, Pak." Jawab para murid kompak.
"Ya sudah, bapak akan tuliskan data kelompok di papan tulis. Harap diperhatikan!" Kata Guru Iruka.
Wah sudah tidak sabar lagi aku ingin mengetahui dengan siapakah aku berkelompok. Kemudian aku mulai memerhatikan papan tulis itu.
1. Uchiha Sasuke– Haruno Sakura – Uzumaki Naruto
2. Nara Shikamaru – Yamanaka Ino – Akamichi Chouji
3. Aburame Shino – Hyuga Hinata – Inuzuka Kiba
4. Hyuga Neji – Tenten – Rock Lee
...
...
...
...
...
...
Waw, akhirnya aku menemukan namaku. Ahay, aku sekelompok dengan orang super duper dingin juga terlalu bersemangat. Ini cobaan berat.
"Nah, masing- masing kelompok akan dibimbing oleh guru masing-masing." Jelas Guru Iruka.
"Sekarang bapak akan sebutkan, untuk kelompok yang pertama dibimbing Guru Hatake Kakashi,
2. Oleh Guru Sarutobi Asuma
3. Oleh Guru Yuuhi Kurenai
4. Oleh Guru Maito Guy
5. ...
6. ...
..." Jelas Guru panjang lebar.
What The...? Aku mendapat cobaan lagi, kali ini aku dibimbing oleh guru yang sifatnya tak beda dari Lee, penuh dengan semangat muda. Tapi, tak apalah. Take it Easy saja. Siapa tahu seru?
"Baiklah sekarang silahkan berkumpul dengan kelompok kalian lalu cari pembimbing kalian!" Perintah Guru.
"Baik, Pak." Sahut Kami. Gurupun pergi keluar dari kelas.
Huh, sekarang aku berjalan dan menghampiri Lee dan Neji.
"Halo, Tenten!" Sapa Lee semangat. Dan Neji? Huh, jangan ditanya dia hanya memandangku sinis saja. MENYEBALKAN.
Kemudian kami mencari Guru Guy seperti yang tadi diperintahkan oleh Guru Iruka. Dan ternyata kita tidak perlu mencarinya. Guru Guy sudah ada di depan kelas kami.
"Guru Guy!." Teriak Lee
"Lee!" Teriak Guru Guy
Merekapun berpelukan aneh seperti sudah beberapa tahun tidak bertemu dan... menangis? Sangat tidak jelas. Aku dan Neji hanya bersweatdrop ria melihat beberapa adengan yang membuat kita mual. Dan sekarang kami dibimbing belajar oleh Guru Guy.
~~(^^)~~
Teng... Teng... Teng (bel berbunyi)
Akhirnya istirahat juga, kenapa tidak dari tadi sih! Kesal sangat aku mendengar celotehan Guru Guy apalagi di setiap kalimat pasti mengandung kata SEMANGAT MUDA. Yeah, yang tertarik mendengarkannya hanya Lee, aku hanya setengah serius. Neji? Ah, malas sekali melihatnya.
Kali ini aku berjalan ke kantin untuk bertemu dengan yang lainnya. Yang kulihat disana sudah ada Ino, Hinata, juga Sakura. Akupun menghampiri mereka.
"Tenten..." Sapa Mereka. Aku segera bergabung duduk dibangku itu.
"Hai, bagaimana belajarnya?" Tanyaku pada mereka bertiga.
"Asyik sekali." Jawab Sakura sambil tersenyum.
"Sama seperti Sakura." Jawab Hinata.
"Bosan sangat." Jawab Ino sambil memasang tampang murung.
"Lumayan." Jawabku.
"Kenapa kau bisa bosan?" Tanya Hinata.
"Entahlah..." Jawab Ino.
"Tapi, inikan baru permulaan lama kelamaan pasti kau akan terbisa dan mungkin hari-harimu bisa lebih berwarna. Tidak hanya kau saja Ino, aku juga begitu." Aku memberi semangat pada Ino.
"Ya, Terima kasih banyak." Kata Ino.
"Sama-Sama." Kataku.
"Hey, ayo kita pesan Ramen. Kalau ngobrol terus nanti kapan makannya?" Kata Sakura.
"Setuju sekali. Perutku sudah keroncongan." Tambahku.
"Hahaha..." Kami tertawa bersama lagi.
~~(^^)~~
Waktu istirahat telah berakhir dan kami harus melakukan kegiatan belajar seperti biasa. Aku dan yang lainnya juga sudah berkumpul lagi dengan kelompokku. Saat sudah berkelompok Guru Guy memberikan beberapa soal latihan. Dan sambil menunggu kami menyelesaikannya, dia membaca sebuah buku dengan judul... Apa ya? Hanya terlihat kata Spirit saja.
Kami bertiga menyelesaikannya sendiri-sendiri walaupun diperintahkan dengan Guru menyuruhnya bekerja sama. Aku hanya bertanya hal yang tak kumengerti dengan Lee. Tidak dengan Si Es (Neji) itu. Jika aku bertanya pasti aku hanya dicuekkin atau dia pasti menjawab "Cari sendiri.". Idih, sok pintar sekali... walaupun memang pintar sih.
Setelah itu kami mengumpulkan tugas pada Guru dan diperbolehkan untuk pulang tapi sayang Guru menyuruhku mengembalikan buku yang dia pinjam dari perpustakaan. Buku itu aku masukan ke dalam tasku. Tapi, Lee ada tambahan pelajaran khusus dengan Guru Guy. Ya, wajar saja mereka itu lebih cocok disebut ayah dan anak dari pada guru dan murid. Sedangkan Neji? Dia pasti menjemput Hinata, dia itu sangat perhatian pada sepupunya.
Aku kemudian berjalan menuju perpustakaan sekolah yang bisa dibilang lumayan bagus. Hanya saja, hari ini terlihat sepi.
"Permisi." Kataku sambil melihat kedalam perpustakaan.
Kemana penjaga perpustakaan. Kuputuskan untuk menunggu sebentar di perpustakaan. Aku masuk kedalam lalu duduk di kursi yang dekat dengan pintu. Sambil menunggu aku membaca majalah yang disediakan perpustakaan. Ternyata baru sebentar menunggu Bu Shizune sang penjaga perpustakaan sudah kembali.
"Eh, Tenten, kau mau meminjam buku?" Tanyanya.
"Tidak aku ingin megembalikan buku yang Guru Guy pinjam, Ini." Jawabku sambil menyerahkan buku yang ada di dalam tasku.
"Oh, ya sebentar, ya!" Kata Bu Shizune.
Setelah di data, aku segera mengucapkan salam dan keluar dari perpustakaan. Setelah keluar aku duduk di bangku taman untuk mencari Hpku. Saat membuka retseleting tas aku melihat ada sebuah buku berwarna coklat yang sedikit berdebu. Perhatiaanku pada buku aneh itu lebih besar daripada mencari Hpku. Saatku keluarkan buku itu. Aku langsung menutup tasku dan meletakkanya disebelahku. Saatku perhatikan buku itu bukan sedikit berdebu tapi, banyak sekali debunya. Aku meniup buku itu untuk menghilangkan debu sampai aku terbatuk-batuk. Tapi, tunggu sebentar. Perasaan aku tidak membawa buku ini. Di rumahku juga tidak ada di buku ini. Dan aku juga tidak meminjam buku dari perpustakaan. Lantas, bagaimana ini ada di dalam tasku. Dari tadikan tas ini aku bawa. Tegang juga, padahal ini hanya sebuah buku. Karena aku bimbang aku, meletakkan buku itu di sebelahku dan kembali menyusun logikaku yang hampir berpikir hal-hal yang tidak mungkin.
Beberapa saat kemudian seseorang memanggilku.
"Tenten." Sapanya pelan
"Eh, Neji, tidak pulang?" Aku balik menyapa sambil bertanya.
"Belum, boleh duduk disebelahmu?" Tanyanya
"Ya." Jawabku sambil mengambil buku tadi.
Diapun duduk disebelahku. Tumben sekali dia banyak berbicara. Tidak seperti biasanya.
"Tidak bersama Hinata?" Tanyaku
"Tidak, dia masih ada piket kelas." Jawabnya.
"Oh..."
"Itu buku apa?" Perhatian Neji mulai tertarik pada buku itu.
"Buku ini aku temukan di tasku. Tapi, aku juga tidak tahu ini buku apa dan siapa." Jawabku.
"Buka saja, siapa tahu ada sedikit petunjuk." Ujar Neji.
Kami berdua membuka buku itu, saat kami buka ternyata buku itu tidak ada isinya semua halamannya kosong. Kami sudah membuka tiap halaman sampai akhir tetapi, hasilnya nihil. Tidak ada coretan apapun di buku itu.
"Aneh, apa ini buku catatan?" Tanyaku pada Neji.
"Ya, sepertinya begitu." Jawab Neji.
Karena masih penasaran aku kemudian mengambil alat tulisku dari tas. Aku ingin mencoba mencorat-coret buku itu. Karena, ya sepertinya aku sangat ingin segera menulis buku itu. Jika ada buku yang kosong pasti akan kutulis atau kugambar. Tanganku sangat gata jika melihat buku kosong. Saat aku mengambil pulpenku. Aku langsung membuka halaman pertama dan akan menulis namaku. Tapi, pulpenku tidak mengeluarkan tinta. Malah sudah berapa kali aku coba masih tetap tidak bisa keluar. Aku juga sudah mengganti pulpen itu dengan pulpen lain, Tapi, hasilnya tetap tidak bisa. Apa benar semua pulpenku macet? Padahalkan aku baru beli kemarin. Saat mengerjakan latihan dari Guru Guy juga pulpenku biasa saja.
"Pulpenmu macet semua?" Tanya Neji.
"Mungkin, coba aku cek." Jawabku.
Aku kemudian menggoreskan pulpenku pada tangan dan ternyata tanganku tercoret oleh tintannya. Tapi kenapa di buku itu tidak ada sama sekali. Ini aneh, apa mungkin buku ini bukan buku kosong semata?
"Bagaimana kalau kita tanya pada yang lain?" Ujar Neji.
"Ya." Aku setuju. Kemudian kami berdua masuk ke dalam kelas. Untuk menemui yang lain.
~~(^^)~~
Saat sampai ke kelas aku langsung mengumpulkan semua anak yang ada, disana ada sekitar 10 orang anak.
"Ada apa, Tenten? Memang ada pemberitahuan tentang apa?" Tanya Sakura.
"Ya, jangan lama-lama ya! Soalnya aku mau makan ramen nih!" Kata Naruto si bocah berisik nan aktif itu.
"Begini, aku menemukan sebuah buku aneh di dalam tasku. Tapi, itu bukan milikku atau perpustakaan sekolah ini. Buku itu muncul tiba-tiba. Dan isi buku ini... kosong." Kataku sambil mendeskripsikan buku ini.
"Bagaimana kalau buku ini bukan buku biasa?" Kata Kiba.
"Dan juga bukan buku sembarangan." Tambah Shino
Mantap, kata-kata mereka berdua sangat membantu menurunkan mentalku. Sangat tragis.
"Kita tidak tahu kalau kita tidak mengeceknya. Boleh aku pinjam bukunya?" Tanya Shikamaru.
"Ini." Kataku sambil menyodorkan buku itu.
Shikamaru kemudian membuka halaman pertama dan disana terdapat sebuah tulisan. Kami sebuah tegang karena memerhatikan buku ini.
"Bagaimana bisa?" Tanya Neji sambil berekspresi kaget, karena tadi dibuku itu tidak ada coretan sama sekali.
"Mungkin kau salah lihat, Kak." Ujar Hinata
"Tulisan ini aneh, sepertinya bukan tulisan masa sekarang." Kata Sasuke yang akhirnya buka suara.
Kami makin tegang dengan suasana ini. Semua sangat tegang sampai Chouji menghabiskan keripik kentangnya dengan cepat pertanda bahwa dia sedang panik.
"Ada yang mengerti tulisan ini?" Tanya Lee kepada kami semua.
Kemudian buku itu diperlihatkan ke masing-masing orang, semuanya menggeleng. Saat tiba padaku. Aku memerhatikan tulisan itu dan itu seperti tulisan biasa.
"Aku mengerti." Kataku, yang lain hanya kaget mendengar perkataanku
"Bagaimana bisa?" Tanya Sakura
"Aku juga tidak tahu, tapi ini seperti huruf-huruf biasa bagiku." Jawabku.
"Coba kau baca!" Perintah Neji.
Semua pandangan beralih kepadaku dan akupun mulai membaca buku itu.
"Kamu adalah pemilik buku ini, Setiap halaman dari buku ini mau nyawa orang yang kamu sayangi. Untuk halaman pertama adalah..." Kataku
"Kenapa berhenti?" Tanya Shikamaru.
"Tidak ada tulisan lagi." Jawabku.
Beberapa saat kemudian muncul sebuah tulisan lanjutan kalimat tadi. Semua yang melihatnya kaget dan langsung panik.
"Apa... krauk...bacaanya... krauk?" Tanya Chouji sambil terus memasukan keripik kentang ke mulutnya.
"Haruno Sakura." Kataku. Kami semua langsung memandang Sakura. Sakura yang shock hanya diam sambil mengeluarkan keringat. Mukanya berubah menjadi pucat dan kemudian dia pingsan. Untung ada Sasuke yang menangkap tubuh Sakura. Kemudia yang lainnya berjalan menghampiri Sakura. Sedangkan Lee dan Naruto berlari.
"Jadi bagaimana ini, Tenten? Hanya kau yang bisa mengatasinya." Kata Shikamaru.
To Be Continued
Kumaha? Ceritanya bagus enggak? Pasti bagus dong *HUUUU!... Disorakin para pembaca*
Hampura tadi terlalu narsis, hehehe. Pokoknya yang membaca ceritaku wajib REVIEW!
Kalau enggak REVIEW... Nanti...Enggak akan di apa-apain... HEHEHE.
Cukup dibaca juga tak apa. Tapi jika di Review lebih baik lagi. Author sangat butuh Kritik dan Saran.
REVIEW... PLEASE