Hellloooooo, Ochibi update fict yang udah lamaaaaaa banget ochi ga update. Maaf ya soalnya selain ochi ga punya waktu buat ngetik chapter 3 juga ochi ga punya ide dan kepercayaan diri buat lanjutin fict ini. Tapi untungnya ada yang nyemangati ochi lagi dia adalah author NH yang ochi hormati yaitu senpai, Aojiru no Sekai ,dan author ichiruki yaitu greengroophy

Yo senpai dan nee-chan! Makasih ya ^_^V

Dan untuk yang udah mereview fict ini makasiiiih banget ochi seneng banget bisa dapet review \\ ^_^/

Okay, mungkin segitu aja dari ochi daripada banyak cincong mending ochi persembahkan...

Matahari & Bulan

Chapter 3

"Hoaaaaamh, membosankan sekali!" Ucap seorang pemuda bermata biru mata yang terlihat sayu, menyimpan sebuah kekecewaan disana. Ia membuka mulutnya lebar-lebar meluapkan semua kekantukannya selama pelajaran dimulai. Pemuda ini terkenal sekali sebagai sosok yang ceroboh dan juga pemalas. Entah apa yang inginkan di sekolah, mengikuti segala mata pelajaran yang tidak sama sekali ia mengerti, memandang ke lapangan sekolah saat guru sedang mengajar, seperti seorang yang tidak mempunyai tujuan di sekolah. Akhir-akhir ini tingkah lakunya menjadi-jadi seperti cabut saat pelajaran yang ia tidak sukai dilaksanakan.

"hei, Naruto! Kau ini kapan berubahnya sih? Selalu saja seperti itu. Tadi itu Kakashi sensei memerhatikanmu sepanjang pelajarannya lho. Apa kau tidak kasihan pada Hinata? Kau itu tanggungan Hinata tau! " tegur salah satu teman dari Naruto yang jengah melihat tingkahnya yang malas. Jujur, ia sama sekali tidak peduli dengan Nartuto. Yang ia khawatirkan adalah Hinata, Hinata kelihatannya sangat bingung menghadapi Naruto. Sebagai ketua Hinata diwajibkan bertanggungjawab atas anggota-anggotanya yang sudah ditentukan walikelasnya yaitu Kakashi-sensei. Seluruh anggotanya harus sudah mengusai materi yang sudah diajarkan oleh sensei-sensei di setiap mata pelajaran, bagaimana pun caranya dan semua itu ditanggungkan kepada ketu yang sudah dipilih. Kakashi membuat peraturan seperti itu agar tidak ada lagi muridnya yang tidak lulus. Yah, memang kejam tapi semua harus dijalankan sesuai dengan kehendaknya.

"berisik kau Kiba! Aku tidak peduli mau Kakashi-sensei kek, nenek tsunade kek, genderuwo kek atau apalah itu aku tidak peduli! Dan juga itu kan masalah Hinata, bukan masalah kau! Lebih baik urus saja anjing bau mu itu, Kiba!" Ujar Naruto dengan nada meremehkan.

Kata-kata Naruto menyulut emosi Kiba karena telah menghina anjing kesayangannya, Akamaru dengan sebutan "anjing bau". Ditambah lagi Akamaru sedang sakit maka makin jadilah amarahnya.

"Apa kau bilang? " Kiba mengangkat kerah baju Naruto membawa wajahnya mendekat dengan wajah Naruto menatapnya tajam ke mata biru Naruto.

"Hahaha! Ternyata hanya penciumannya saja yang peka tetapi telinganya tidak! " Ucap Naruto semakin gencar menghina Kiba.

"kau..."

Buagh!

Akhirnya sebuah pukulan mendarat mulus di pipi Naruto membuatnya jatuh tersungkur membuat meja dan bangku disekitarnya bergeser menyisakan ruang sempit untuknya. Terdengar suara teriakan anak perempuan yang melihat perkelahian sepele ini.

"hah! Cuma segini saja kekuatan mu Kiba! Dibandingkan dengan kekuatanku ini sih tidak seberapa. Hahaha " Ujar Naruto Menatap remeh Kiba sambil melap darah disekitar bibirnya. Ia memulai aksinya lagi walau sudah dipukul oleh Kiba. Sepertinya ada sesuatu yang merasuki Naruto sehingga kebiasaannya waktu SD terulang lagi.

Kiba sudah menyiapkan ancang-ancang untuk memukul Naruto namun seseorang menahan tangannya.

"KIBA! SUDAH HENTIKAN, aku mohon" teriak sosok gadis berambut pirang panjang yang dikuncir kuda. Ya, dia adalah Ino Yamanaka teman sejak kecil Kiba.

"hahaha, dilindungin oleh seorang cewek. Cowok macam itu? Menjijikan!" ucap Naruto memanas-manasi Kiba lagi.

"Naruto! Hentikan, kau kenapa sih? " Ino yang sudah tidak tahan dengan suasana panas di kelas tak kuasa untuk mengambil alih perannya untuk membela Kiba.

"Kau juga Ino! Kau cerewet, sama saja seperti teman jelek mu ini. Suka mencampuri urusan orang! Apa kau pikir dengan berbuat seperti itu akan mendapatkan semua perhatian cowok populer disekolah ini? Kau tau, mereka malah akan menganggapmu itu sebagai cewek penggang..."

PLAK!

Kali ini tamparan keras Ino mendarat ke pipi Naruto. Namun kali ini tamparannya berhasil membuat Naruto sadar akan perbuatannya.

"ma-maaf..." hanya satu kata dari Naruto untuk semua orang yang telah terlibat perkelahian dengannya tanpa menatap mata Kiba ataupun Ino, lalu ia pun pergi meninggalkan kelas yang sudah berantakan akibat ulahnya.

V^_^/

Suara mesin printer terdengar jelas di ruangan yang sedang ditunggui oleh seorang gadis barambut panjang dengan kacamatanya yang tebal memenuhi panggilan gurunya oleh. Ia sedang menantikan seorang guru yaitu walikelasnya untuk menyerahkan tugas kelompok yang sudah harus dikumpulkan. Namun karena ulah Naruto ia harus menunda penyerahannya karena ia tidak mengerjakan mengerjakan materi yang sudah menjadi tugasnya.

Gadis ini bingung dengan kelakuan pemuda yang ia kagumi bertahun-tahun itu agak berubah belakangan ini. Pemuda yang biasanya menghiasi senyuman di wajahnya kini seperti musnah tergantikan oleh suatu kemarahan didalamnya. Entah apa itu Hinata ingin mengetahuinya. Ia tak tahan harus menatap matanya yang kini tidak terdapat sinar namun kekosongan dan kehampaan.

"Naruto-kun..." Hinata tak sengaja menyebutkan namanya pelan namun dapat didengar oleh wali kelasnya yang sekarang berada di depannya.

"kebetulan sekali Hyuuga! Baru saja aku ingin membicarakan anak itu padamu" Ucap Kakashi mengagetkan Hinata yang sedang terhanyut dalam pikirinnya.

"k-kakashi-sensei? " Hinata blushing mengetahui senseinya memergokinya sedang bengong dan memikirkan Naruto.

"hehehe. Kau suka padanya ya? Kalau begitu aku tak salah memilih orang " Ujar Kakashi sambil memukul bahu muridnya yang pemalu itu.

Wajah Hinata memerah seperti tomat merespon ucapan senseinya.

"ah! Sensei, a-aku tidak kok. " sangkal Hinata, orang dewasa mana yang dapat dibohongi hanya dengan sengkalan seperti itu. Namun Kakashi hanya tersenyum.

"I-ini tugasnya sensei, maaf aku telat menyerahkannya " ucap hinata salting.

"hmmm, ya tidak apa-apa. Sebenarnya aku memanggilmu bukan untuk itu. Melainkan untuk mengawasi Naruto. Belakangan ini tingkah lakunya berubah. Aku sebenarnya tidak peduli tetapi aku takut ia akan menjadi bebanku nanti di tahun depan jika ia tidak lulus menghadapi ujian nasional yang kabarnya akan sangat sulit dihadapi jika tak menguasai materi dengan serius. Apa kau mengerti Hinata? Jika ia terus seperti itu bisa gawat. Jadi aku mohon padamu untuk menyemangati Naruto untuk belajar, karena aku tau hanya kau yang paling peduli dengannya. " Ucap Kakashi panjang lebar. Ia tersenyum kecil melihat murid yang menjadi lawan bicaranya memasang tampang khawatir.

"ba-baiklah, sensei " jawab Hinata tanpa menyangkal lagi. Apa yang dikatakan Kakashi benar. Jika tak ada yang menyelesaikan masalah ini, bisa-bisa orang yang dicintainya tidak lulus dan berhenti sekolah. Maka hanya masa depan suram yang ada di masa depannya. Tidak mungkin ia membiarkan hal seperti itu terjadi.

" yah, tunggu apa lagi? Sana! Ajak dia bicara, " ucap Kakashi mengambil buku tugas yang berada di genggaman Hinata.

Hinata pun pergi dari ruangan guru berjalan menyelusuri koridor menuju kelas tempat orang yang ia cari berada. Selama ia berjalan Hinata memikirkan rencana-rencana untuk membangkitkan semangat Naruto untuk belajar, sekaligus apa yang harus ia katakan untuk mengajak Naruto belajar bersamanya sehingga ia tidak melihat arahnya berjalan.

DUAK!

Seseorang menabraknya cukup keras sehingga jatuh ke lantai yang keras. Kejadian ini pernah ia alami saat perjalanannya menuju sekolah, saat ia tak sengaja menabrak pemuda berambut kuning dan menyebabkannya terlambat karena gerbang sekolah sudah ditutup.

"aw!" Ia pun melihat orang yang telah menabraknya.

"Na...naruto-kun?"

-TBC-

Okeeeee maaf ya pendek! Ni gara-gara ada setan di sebelah ochi yang sangat amat mengganggu. Kalau kalian penasaran, subcribe ffnnya arhuneey ! dia itu newbie.

Hehehe

^_^/

Kelanjutannya Insya Allah minggu depan!
mata ne minna-san

Jangan lupa review okeeeeehhhh?