-:-Wacky Summer-:-
Chapter Six
Disclaimer : Naruto punya Masashi Kishimoto-sama.
Genre: Friendship/Romance/Humor
Rating: T semi-M *ahaha.
Pairing: NaruSaku ShikaIno SasuHina, bagi yang benci akut pairing tersebut just go back, I don't accept flames for pairing.
Warning: AU, AR, pastinya akan banyak OOC, ABAL, bahasa extreme non-formal, DON'T LIKE DON'T READ.
A/N: Ampuni saya! Ampuni saya! Ampuni saya! Sori… banget saya ngaret abis updatenya. Banyak sekali hal-hal yang menghalangi saya untuk menyelesaikan chap ini, dan kalo saya sebutin satu-satu bakal menuhin A/N ini.
Enjoy!
Matahari hendak kembali ke singgasananya saat Kyuubi dan Itachi berjalan santai bersisian menuju ke pinggir pantai yang menjadi barbeque spot. Aroma kuliner yang menggoda lidah menguar, membuat siapa saja yang ada di sana penasaran dengan rasanya. Di meja sudah tersedia berbagai hidangan. Tak lupa soda dan bir yang menjadi pelengkap barbeque party.
Semuanya sudah duduk di sana, kecuali Gaara yang yang masih sibuk dengan beres-beres pasca memasak dan Sasori yang entah sejak kapan menghilang entah kemana. Naruto dan Sakura sedang mendengarkan musik dari iPod, dengan headset yang dipakai berdua. Terlihat Sakura sedang serius memilih lagu. Sedangkan pasangan yang lain, Shikamaru dan Ino menghabiskan waktu dengan mengobrol ringan dengan sesekali diselingi tawa canda.
"Ah!" Sakura sepertinya sudah menemukan lagu yang diinginkannya, "udah lama banget nggak denger lagu ini," kelihatannya lagu itu sangat menarik, "yang ini aja ya Naruto." Ucap Sakura sambil menatap Naruto.
"Ya. Terserah." jawab Naruto.
Lalu mulailah mengalun lagu yang memang lumayan lawas itu.
"Lirik lagu ini juga sedikit banyak ngingetin kita pada saat-saat sebelum jadian," Sakura menerawang memandang panorama sore, "Kau masih ingat Naruto?"
"Tentu saja, waktu itu kau jual mahal sekali, huh!" Naruto menggerutu, sok buang muka ke samping.
"Hihihi, maaf ya Naruto. Tapi akhirnya kita jadian juga kan?" bujuk Sakura.
Senyum Naruto pun mengembang lagi, mudah sekali cowok ini dibujuk, "O ya!" tiba-tiba ia menegakkan badannya menghadap Sakura, "Kau masih ingat ciuman pertama kita, Sakura-chan?" Naruto tersenyum seduktif, tangannya bermain di bibir Sakura.
"Ah!" muka Sakura langsung memerah, "Itu... waktu itu kan kita baru dua minggu jadian," Ia menepis tangan Naruto dari bibirnya, "Aaa... aku malu kalo inget itu."
"Mm... waktu itu, saat aku akan menciummu, kau malah menutup matamu dengan panik dan mengatupkan erat-erat bibirmu. Hmph! Hahahaha!" Naruto sekuat tenaga menahan geli, ia menutup mulutnya dengan sebelah tangan. Namun tak ayal bahunya berguncang juga.
"Waktu itu aku gugup Naruto, aku belum siap! Lagipula..." suara Sakura mengecil, "Lagipula, saat itu aku masih polos banget." Sakura menyembunyikan wajahnya di bahu Naruto, tak ingin wajah malunya dilihat oleh kekasihnya.
"Hei... Sakura-chan," Naruto menyandarkan kepalanya di atas kepala Sakura, "Yang penting sekarang kau sudah expert ciumannya, ya 'kan?" tangan kanannya menggenggam tangan Sakura dan tangan yang sebelah lagi memegang kepala Sakura.
Mendengar itu, Sakura dengan tiba-tiba dan sekuat tenaga mengangkat kepalanya, menimbulkan suara 'jdug!' yang lumayan kuat, dan menyebabkan dagu Naruto memar ringan.
"Narutoo!" Sakura berteriak kesal sambil melayangkan tinju ke badan Naruto.
"Wadooh, ampun Sakura-chan...!" Naruto menjawab sambil mengelus-elus dagunya yang sakit plus cengegesan.
"Jangan pernah ungkit-ungkit masalah itu lagi, mengerti Naruto?" Sakura memberikan pandangan mengancam terbaiknya.
"Ba-baik." Naruto meringis, ngeri juga kalo Sakura sudah ngamuk begitu.
"Hoi, kalian itu berisik tau."
Serentak Naruto dan Sakura menghentikan perseteruan mereka dan mengalihkan pandangan kepada sang pemilik suara, Shikamaru.
"Apaan sih lo, ganggu aja." Protes Naruto.
"Yang mengganggu itu kalian berdua." Balas Shikamaru.
"Sirik lo ya ngeliat gua sama Sakura lebih mesra daripada lo sama Ino…?" Naruto pasang muka tengil.
"Nggak penting banget gua ngiri sama elo Nar." Jawab Shikamaru lagi.
Sebelum Naruto melontarkan kalimat balasannya, punggungnya sudah digeplak duluan oleh seseorang,
PLAK!
"Hei, my blondie lil' bro." sapa Kyuubi dengan tangan masih di punggung Naruto.
"Anjir, sakit tau!" Naruto menepis tangan Kyuubi dan mengelus punggungnya yang panas dan nyeri. Barusan perut gua kena tonjok Sakura, sekarang punggung gua kena hantem Kyuubi. Siaal…! Pikir Naruto.
"Ah, bukannya lo udah biasa gua 'elus' gitu dari kecil." Kyuubi membela diri, "Seharusnya nggak sakit lagi dong!" tambahnya sambil duduk di samping Naruto.
"Tapi 'elusan' elo tuh makin lama makin sakit, mentang-mentang jago tinju seenaknya aja ngegeplak orang." dan Naruto pun bersungut-sungut nggak jelas.
Setelah geleng-geleng kepala melihat kelakuan Namikaze Brothers, Itachi pun mengambil tempat didepan Kyuubi. Namun, saat sudah duduk Itachi merasa ada yang kurang. Ia pun melihat ke seluruh penjuru. Ternyata memang benar ada yang hilang.
"Mana Sasuke?" tanya Itachi.
"Masih di villa." jawab Shikamaru.
"Oh iya. Kok lo nggak bangunin mereka berdua sih, Shika?" tanya Naruto.
" Merepotkan. Bukannya itu tugas elo Nar?" kilah Shikamaru.
"Enak aja. Kan tadi elo yang terakhir disana." balas Naruto.
"Hah..Udah-udah. Biar gua yang manggil dia." lerai Itachi seraya bangkit dari kursi.
Di ruangan di mana Sasuke dan Hinata berada ternyata ada dua ekor cicak yang sedang ngobrol di langit-langit. Posisi mereka kira-kira ada di atas koordinat kepala Hinata sonoan dikit. Berikut cuplikan percakapan dua binatang melata itu setelah ditanslate dengan 'gugel animal translator':
Cicak 1 : Coy, kemaren malem pas gua jalan-jalan keliling rumah, gua ngeliat cicak yang bodinya asoy lho.
Cicak 2 : Wedew... Boleh juga tuh buat kecengan malem ini. Liat di mana lu?
Cicak 1 : Di dapur.
Cicak 2 : Hah? Setau gua di dapur itu tempat mangkal 'itu' deh.
Cicak 1 : 'Itu' apa?
Cicak 2 : Itu lho... Cicak waria!
Cicak 1 : UAPPAH! Serius lo sob?
Cicak 2 : He'eh!
Cicak 1 : Anjrit! Jadi yang gua godain kemaren malem itu cicak jantan dong! Najooong!
Cicak 1 yang straight abis tidak bisa menerima kenyataan bahwa dirinya telah menggoda seekor cicak bences, maka dia pun berlari meninggalkan ruangan itu. Namun naas, ekornya terinjak Cicak 2 yang berusaha mengejar, sehingga putuslah ekor Cicak 1. Dan lebih naasnya lagi, ekor yang lepas itu jatuh dengan percepatan konstan dari jarak 1,5 meter.
Dan, ekor yang lepas itu pun jatuh di atas jidat Sasuke.
Pluk!
Merasakan ada suatu benda asing yang mendarat di dahinya, saraf sensorik Sasuke memberi impuls ke otak dan saraf-saraf motorik Sasuke pun mendapat perintah untuk mengangkat tangannya ke dahi untuk mencari tahu benda apa yang sudah berani mengusik tidurnya, tanpa membuka mata terlebih dahulu. Saat tangannya meraba-raba benda itu, keningnya berkerut.
'Apaan nih? Kecil, panjang, lembek...'
Karena tak kunjung menemukan jawabannya, Sasuke pun membuka matanya.
'Oh... Ekor cicak toh, gua kira apa.'
Lalu dia pun membuang ekor cicak itu dengan nista ke lantai, yang langsung jadi serbuan semut-semut.
"Uuooo! Ada rejeki nomplok kawan-kawan! Ayo kita bawa ke sarang!" seru salah seekor semut yang langsung ditanggapi oleh kawan-kawannya.
Oke, kembali ke dunia manusia.
Sasuke bangkit dari tidurnya dengan setengah keleyengan lalu melihat ke arah jam dinding dengan mata menyipit.
'Hn? Sudah jam segini kenapa nggak ada yang ngebangunin.' Pikir Sasuke.
Saat ia menoleh ke arah Hinata, cewek itu ternyata masih pulas. Sasuke yang (katanya) murid teladan pun beritikad baik membangunkannya.
"Hinata, ayo bangun. Sudah hampir malam." Bisik Sasuke di telinga Hinata sambil memainkan beberapa helai rambut indigo Hinata.
"Nnnh... Masih ngantuk..." Hinata malah menggeliat malas, dan itu membuat wajah imutnya semakin imut. Membuat Sasuke jadi ingin 'melahapnya'.
'Sial, ini cewek menggoda banget sih. Tahan Sas... Tahan...' Sasuke menenangkan dirinya sendiri.
Sasuke putar otak, Tring! Tiba-tiba dia dapet wangsit, dan wangsit itu memberinya petunjuk bahwa ia harus meniup telinga Hinata.
"Fuuh... Hinata, ayo bangun."
Tapi hal itu malah membuat Hinata mendesah geli dan menggelosorkan badannya ke sofa, yang membuat bajunya tersingkap hingga menampakkan perut dan punggung mulusnya.
'Oh Jashin-sama, She's so damn hot! Arrgh! Gua nggak tahan lagi, gua nggak tahan lagi buat nyerang dia!'
Karena tak dapat menahan lagi gejolak darah mudanya, dengan gerakan slow motion Sasuke mengelus perut dan punggung Hinata dengan tangan kirinya sembari mendekatkan wajahnya ke wajah Hinata. Ia meletakkan tangan yang satunya di samping kepala Hinata untuk menjaga keseimbangan.
Cup.
Satu kecupan manis dari bibir Sasuke di kening Hinata.
Perlahan namun pasti bibir itu lalu turun ke tulang hidung bangir Hinata, menelusuri keagungan Sang Pencipta si wajah seorang Hyuuga Hinata sungguh membuat Sasuke semakin menginginkan lebih.
Dari hidung, bibir Sasuke terus menjelajah ke pipi, lalu turun ke leher. Dengan perlahan dirasakannya setiap lekuk leher jenjang Hinata yang wangi.
Hinata yang masih berada di alam tidurnya memberi respon dengan mendesah pelan.
"Nhh..."
Sasuke jadi tambah napsu mendengar desahan Hinata. Dia sudah tidak sabar lagi untuk merasakan bibir ranum Hinata yang belum pernah disentuh siapapun. Saat tinggal 0.001 milimeter lagi menuju bibir Hinata,
"Ehm! Kok gua baru tau ya adek gua suka nyerang cewek lagi tidur." sebuah suara mengagetkan Sasuke.
Sontak saja Sasuke terkesiap, ia kehilangan keseimbangan tubuhnya dan membuat Hinata yang ada di bawahnya terbangun. Itachi ngakak melihat muka Sasuke yang terlihat seperti sial-gua-ketauan-nyolong-jemuran-kolor-tetangga!
Hinata yang nyawanya belum ngumpul semua karena baru bangun tidur pun hanya bisa bengong.
'Itachi-niisan kenapa ketawa di pintu ya? Mana sambil mukul-mukul tembok lagi. Ini juga Sasuke, kenapa dia mukanya merah banget?'
Baru saja Hinata mau membuka mulut untuk bertanya. Sasuke sudah bangkit dan berjalan masuk ke dalam villa sambil mengacak-ngacak rambutnya.
Itachi yang sudah bisa menguasai dirinya pun buka suara, "Hinata, yang lain sudah menunggu di pinggir pantai untuk barbeque party. Nanti kau menyusul ya, dengan Sasuke."
"Eh? Oh, iya." jawab Hinata masih dengan muka bangun tidur.
"Dan sebaiknya kau cuci muka dulu Hinata." Itachi terkekeh, jarang-jarang kan ngeliat muka pewaris Hyuuga baru bangun tidur, "Kami tunggu di sana ya. Jangan lama-lama." Itachi pun ngeloyor pergi.
Setelah cuci muka dan merapihkan diri sedikit, Sasuke dan Hinata pun berjalan ke pinggir pantai dimana semuanya sudah menunggu.
"Hoi..! Cepet dikit jalannya! Laper nih!" Naruto berteriak dengan kekuatan penuh yang membuat telinga manusia di sekitarnya berdenging untuk beberapa saat.
"Hn." Sasuke menjawab sekenanya, ". Blondie berisik. Rubah hyperactive." ditambah dengan beberapa sapaan 'manis'. Yang tentu saja tidak terdengar oleh Naruto. Cowok berambut pirang itu bisa ngamuk kalo sampe denger, dan itu merepotkan.
Saat semuanya sudah lengkap dan duduk manis, Kyuubi yang merasa sebagai tuan rumah memulai pidato nggak jelasnya.
"Ladies and Gentleman, Good Evening. Terimakasih sudah mau meluangkan waktu liburan anda di villa sederhana kami ini. Semoga pelayanan yang diberikan oleh Sasori dan Gaara memuaskan anda, dalam konotasi positif tentunya. Hahahaha."
Sweatdrop.
"Alright. Tanpa banyak curcol lagi, mari kita bersulang untuk membuka Barbeque party kita sore ini." Kyuubi berdiri mengangkat gelasnya.
Yang lain pun ikut berdiri dan mengangkat gelas mereka.
"Ah, tunggu Kyuubi-niisan!" Sakura menyela, ia mengangkat sebelah tangannya.
"Ya? Ada apa Sakura?" Kyuubi menanggapi.
"Ini..." Sakura menunjuk gelasnya, "Isinya apa?"
"Oh, itu. Tentu saja bir." jawab Kyuubi enteng.
"Kyuubi-niisan dan Itachi-niisan sih enak sudah kuliah, tapi kami kan masih anak SMA, apa boleh?" Sakura memasang muka wakil-ketua-kelasnya.
"Oh c'mon... Peraturan itu ada untuk dilanggar. Minum aja." Kyuubi melengos.
"Bir yang ini juga masih rendah kok kadar alkoholnya, kalian nggak bakal mabuk kalau hanya minum segelas." imbuh Itachi.
"Err.. Baiklah. Silahkan lanjutkan." Sakura akhirnya menghentikan spekulasinya walaupun ia tak yakin.
Kyuubi mengangguk puas, lalu melanjutkan sambutannya,
"Mari, kita bersulang untuk kebahagiaan masa muda kita! Cheers!" ucapnya lantang.
"Cheers!" sahut yang lain dengan semangat pula.
Dan gelas-gelas pun berdenting.
Mereka semua kemudian meneguk minuman masing-masing lalu duduk untuk menikmati hidangan. Namun, Sasuke terlihat kesusahan menggunakan tangan kirinya dan Hinata menyadari itu. Ia segera meletakkan pisau dan garpunya.
"Sasuke, lenganmu pasti masih sakit ya. Aku bantu ya?"
"Hn." Sasuke girang loncat-loncat pake pom-pom, dalam hati tentunya.
"Setelah makan, sebaiknya kau pergi ke klinik terdekat Sasuke." dan Itachi ternyata masih bisa perhatian disini.
"Hn." Sasuke hanya menjawab sekenanya.
Dan acara makan-makan pun berlanjut dengan acara minum-minum. Kyuubi dan Itachi sudah mulai membuka botol ketiga, sedangkan yang lainnya dengan ogah-ogahan menghabiskan isi gelas mereka. Bahkan Hinata sudah tidak menyentuh lagi gelasnya setelah tegukan pertama.
"Ah… Itachi temanku, apakah dirimu merasa bahwa malam ini langit tak begitu indah?" Kyuubi mulai meracau nggak jelas dan naik ke kursi. Terdapat semburat kemerahan di wajahnya.
Itachi yang keliatan udah mulai mabuk juga ikutan naik "Benar sekali teman… tak ada bintang, bulan pun tertutup awan." ucapnya sambil merangkul bahu Kyuubi.
"Suasana ini sangat tidak sesuai dengan kita yang sedang bergembira."
Naruto dan yang lainnnya tidak mengacuhkan dua orang 'gila' yang terlihat hampir mabuk itu.
"Ya, ya, benar sekali." Itachi meneguk birnya lagi, kali ini langsung dari botolnya, "Bagaimana kalau kita saja yang menyemarakkan langit malam ini, hah?"
"Caranya?" Kyuubi menatap Itachi penuh arti.
"Tentu saja dengan 'magic' kita."
"Oh iya gua hampir lupa." Kyuubi menepuk keningnya, "Ayo kita hitung mundur!" Teriaknya lantang sehingga semua mata menatap mereka berdua.
Kyuubi dan Itachi pun mengacungkan jari mereka, "Kau mulai Kyuu."
"Lima." Ucap Kyuubi sambil merentangkan kelima jari kanannya.
"Empat." Itachi melanjutkan.
"Tiga."
"Dua."
"SATU!"
DSHYUU!
BLAR!
BLAR!
Terlihat langit malam yang tadinya hitam kelam tanpa bintang itu menjadi sangat indah, dengan kembang api yang berwarna-warni dengan berbagai bentuk. Naruto, Sakura, Sasuke, Hinata, Shikamaru dan Ino tentu saja terpana dengan kejutan itu.
Dan kata-kata penuh pernyataan takjub pun mengalir.
"Wow, keren!" Naruto yang pertama kali buka suara.
"Sugoi…!" Sakura serta merta menengadah.
"Waa…" Ino ikut terperangah melihat pemandangan di langit malam.
"Awesome." Sasuke juga tumben-tumbennya ikut komentar.
Mereka terlalu takjub dengan apa yang ada di atas kepala mereka sehingga tidak memperhatikan dua orang yang sedang berbicara serius dengan satu sama lain,
"Heh, kerja anak itu bagus juga." Ucap Kyuubi yang hanya didengar oleh Itachi.
"Hn, sepertinya kita harus memberi bonus lebih padanya." Jawab Itachi.
"Tentu saja." Kyuubi memasang muka serius, "Tapi kita masih punya next hidden plan kan?"
"Sure." Dan setelah mengatakan itu, Itachi menjentikkan jarinya lalu…
CTAR!
DSHING!
DSHING!
Rentetan kembang api melesat horizontal menyusur tanah secara bertubi-tubi dari arah villa. Tentu saja hal itu membuat semua orang panik dan naik ke atas kursi.
"Aaa!" Teriakan Sakura yang pertama kali terdengar, ia langsung berdiri di atas kursi dan memegang erat lengan Naruto. Keadaan yang lain pun tak jauh beda dengan Naruto dan Sakura. Bahkan Ino sampai naik ke punggung Shikamaru.
Kyuubi dan Itachi tentu saja tertawa terbahak-bahak melihat muka panik Naruto dkk.
"Bwahahahaha! Liat dong muka mereka bro! Pucet!" Itachi menunjuk Naruto yang sedang memegangi Sakura.
"Gyahahahahaha! Aduh, gila. Perut gua sakit Chi. Kocak banget muka mereka!" Kyuubi terbahak-bahak memegangi perutnya.
"Gila lo ya! Kalo kaki Sakura kena kembang api tadi gimana?" Naruto emosi.
"Paling lecet dikit." Kyuubi menjawab asal-asalan, masih terengah-engah. Dan dibalas dengan dengusan kesal dari adiknya.
Tak lama, rentetan kembang api yang melesat horizontal itu pun berhenti. Dan dari arah villa terlihat Sasori berlari sambil membawa kotak obat.
"Apakah ada yang terluka? Nona Ino? Nona Sakura? Nona Hinata?" Sasori terlihat sangat khawatir. Wajahnya menunjukkan raut bersalah.
Ketiga cewek itu hanya menggelengkan kepala pelan. Dan satu-persatu mereka mulai turun dari kursi.
Tiba-tiba saja Sasori membungkuk dan berteriak, "Maafkan saya! Saya hanya menerima perintah untuk menyalakan kembang api tadi dari Tu-"
"Kau tidak perlu minta maaf Sasori." Sakura tersenyum tulus.
"Iya, kalaupun ada yang harus minta maaf, dua mahasiswa sinting di sana itu orangnya." Naruto menunjuk Itachi dan Kyuubi yang masih asik melanjutkan acara minum-minum mereka.
Sasori masih terlihat belum bisa memaafkan dirinya, maka Naruto pun memegang bahu babu berambut merah pucat itu "Kalau masih merasa bersalah juga lebih baik kau membantu Gaara beres-beres saja. Oke?"
"Baik."
"Shika… Gendong…" Ino melingkarkan lengannya di leher Shikamaru.
"Ino, kau mabuk?" Shikamaru melihat muka Ino yang merah, tak salah lagi, "Hah- Merepotkan." Namun Shikamaru akhirnya berlutut dan menggendong Ino di punggungnya.
''Shika...'' Ino yang masih di punggung Shikamaru meracau.
''Apa lagi?'' tanya Shika dengan muka malas.
''Tatap aku…''
''Males.'' disertai dengusan.
Mendapat respon seperti itu, Ino menggunakan sebelah tangannya untuk membuat kepala Shikamaru menoleh kesamping dan dengan segera memeberikan ciuman singkat di bibir pemuda itu.
''Aku hanya ingin memberikan itu.'' kata Ino dengan senyum sexy nya.
''...'' Shikamaru hanya bisa speechless dengan kelakuan pacarnya itu. Dan mulai saat itu ia bertekad tak akan membiarkan Ino mabuk lagi.
-:- To Be Continued -:-
Hahahaha.
Ya ampun, speechless deh saya. Entah jadi apa fic ini kelamaan nggak diapdet.
Ng, bales review non-login dulu deh:
mikage nanako : Ini udah dibanyakin, semoga tidak mengecewakan. Thanks.
Haruno Chan : Hhoho- Maaf ya nggak bisa apdet kilat. Bisanya apdet telat. (T_T)
Stillyurfans : Heh! Elo. Udah gua bilang namanya pake yang normal aja. Requestnya masih dipikirkan, sori. Makasih juga udah sempet ngereview. ^^
ichigo : Ini udah dilanjutin ceritanya nih. ShikaIno masih akur kok. SasuHina masih OTW (?). NaruSaku emang the best. Hahaha.
Nara Aiko gagal login : Ah, nggak papa kok. Anda sudah review aja saya seneng banget kok. Di chapter ini pun ceritanya nista, tenang saja. Yahu dan gugel itu plesetannya Yahoo! Sama Google. Hahaha.
U know me so well : Hadeh, nama login lo apa banget deh partner. Iya, iya gua tahu fic gua ini nista, tapi cukup menarik kan buat lo baca? *pede. Di sini otak mesum gua beraksi lagi coy, hahahahaha *ketawanista. Plot yang serius itu semata hanya melintas saja di , dan gua juga tahu gua kelamaan hiatus, tapi apa daya…*sok melas. Gua bakal berusaha lagi.
annvie : Iya, maaf ya lama update. Thanks for review. :)
SasuHina voeVa : Makasih reviewnya, dan sori part SasuHina belom bisa dibanyakin di chapter ini. Sori lagi updatenya telat banget.
Aaiisshh...
Ngeliat Kyuubi dkk nonton film semi-BF saya jadi inget masa lalu. *menerawang ke arah langit mengingat-ingat masa galau saat SMP dengan senyum mesum*. Eh, tapi saya udah nggak pernah nonton lagi loh selama SMA ini. Mungkin.
Any question? Or maybe comment? Or concrit? Or mau ngamuk-ngamuk sama saya? Di kolom REVIEW aja dah. Adios.