Disclaimer: Seandainya manga ini punya saia, akan saia buat jadi hard yaoi~ Tapi sayangnya, Naruto itu punya bang Masashi Kishimoto *nunjuk-nunjuk sebel*
Gendre: Romace, humor, yaoi, lemon, ooc.
Pairig:SasuNaru
Rate: M (otak saia tidak pernah berhenti berpikiran ERO melihat pasangan ini *halah, liat pasangan yaoi lain juga tetep berpikiran ERO!*)
Summary: Sasuke, menolong Naruto yang terlantar di jalan dan menjadikannya sebagai peliharaan? Bagaimanakah nasib Naruto bersama majika barunya yang pervert?
WARNING!: dalam ffn ini terdapat banyak hal yg tidak pantas dibaca sama anak di bawah umur (walaupun author juga dibawah umur)! Mengandung unsur YAOI a.k.a BL, LEMON, OOC dan unsur tidak jelas lainnya. Oh, iya, dalam chapter ini Naruto akan di sebut Dobe sepenuhnya.
Dun like? Dun read!
Nekad baca? Gak nanggung klo jadi fujoshi ato fujodashi, nantinya lho~
Oke~ selamat membacaaa~
~ My lovely Dobe~
Chap 1: Be my pet, please?
BY: Himawari Ichinomiya
v(^u^)~~~~~~~ooooooooo0ooooooooo~~~~~~~(^u^)v
"Dobe! Kemana kau? Aku sudah siapkan makanan untukmu!" sebuah suara terdengar menggelegar di sebuah rumah yang memiliki papan nama bertuliskan 'Uchiha' pada tembok depan gerbangnya, hal itu menadakan rumah ini adalah tempat tinggal seorang pria bermarga Uchiha atau tepatnya Uciha Sasuke, pria berumur 24 tahun yang kini tinggal di rumah itu, Sasuke adalah seorang manager di sebuah kantor swata, badannya yang tinggi, wajahnya yang jauh di atas rata-rata dan otaknya yang cemerlang membuat dia disegani dan dihormati semua orang. Lalu? Apakah yang sibuk dilakukannya sekarang? Sepertinya dia sedang sibuk mencari peliharaannya yang bernama Dobe itu di sepanjang rumah .
"Master Sasuke!" teriak seorang remaja yang kira-kira berumur 17 tahun, berambut pirang, berkulit tan dan bermata biru langit, yang biasa di panggil Dobe oleh berlari kencang dan menjilat tuannya a.k.a Sasuke layaknya perlakuan seorang peliharaan kepada majikannya. Ya, walaupun Dobe peliharaannya adalah seorang manusia, Sasuke memperlakukan remaja ini selayaknya hewan peliharaan baginya, dan sepertinya remaja yang dipanggil Dobe ini tidak merasa keberatan.
"Sudahlah, Dobe.. Ini, aku bawakan makanan untukmu…" Sasuke meletakan sepiring makanan di lantai. "Arigatou… Master Sasuke!",ucap Dobe sambil terus menjilat pipi porselen Sasuke, sedangkan kedua tangannya mencengkram kaos masternya itu dengan erat."Hn.. Cepat makan makananmu sana." Ucap Sasuke, tangannya membelai rambut peliharaannya dengan penuh kasih sayang. Dobepun melepaskan pelukannya dan memakan makanan yang sudah disiapkan Sasuke di lantai. Sudah dua minggu Sasuke menjadi majikan untuk remaja yang diperlakukan sebagai hewan peliharaan bernama Dobe ini. Mata Sasuke menerawang dan mengingat pertama kali mereka berdua bertemu, kejadian yang membuat mereka menjadi pasanga majikan dan hewan peliharaan.
Flash back mode: ON
Saat itu cuaca begitu buruk, langit mengeluarkan titik-titik air yang biasa disebut orang dengan 'hujan'. Pria berambut biru dongker a.k.a Sasuke sedang berjalan dengan payung di salah satu tangannya . Saat itu dia baru saja selesai berkerja dari kantornya dan kini berjalan pulang. Jalanan menuju rumahnya sangat sepi, sepertinya orang-orang enggan keluar rumah di cuaca yang buruk seperti ini. Mata Sasuke yang tajam menangkap sebuah sosok yang meringkuk kedinginan di samping tempat sampah. Sasuke mendekat menuju sosok itu, dilihatnya sesosok pemuda remaja berambut pirang yang meringkuk kedinginan itu. Tangan Sasuke menyentuh pudaknya dan remaja mungil itu mendongak menatap Sasuke dengan mata birunya yang begitu cerah, secerah langit, rambutnya yang pirang basah karena hujan dan bibirnya yang kecil berwarna kemerahan bergetar menunjukan bahwa dia kedinginan.
"Hei, kau jangan keluar saat hujan-hujan begini. Pulang sana!" Ucap Sasuke setelah sadar dari kekagumannya dari pemuda ini.
"A-aku… tak memiliki tempat untuk pulang, tuan…. Kumohon… perbolehkanlah aku tinggal bersamamu…" ucap remaja berambut pirang itu.
"Aku tak bisa menerimamu tinggal di rumahku begitu saja…"
"A.. aku tidak punya tempat tinggal lagi, tuan… tolonglah…" kali ini remaja terlantar itu mulai menangis, walaupun tangisnya terhalang oleh air hujan yang membasahi wajahnya, tapi, Sasuke dapat melihat bahwa mata sebiru langit itu mulai menangis.
"A-aku rela menjadi anjing peliharaan, tuan! Asalkan tuan bersedia menerimaku tinggal bersama denganmu…" ucap bibir itu sedikit bergetar.
"Apa kau yakin?" Tanya Sasuke kepada remaja berambut pirang itu.
"Ya, aku yakin…"
"Baiklah, kalau begitu… Mulai sekarang kau kujadikan anjing peliharaanku, kuberi nama kau Dobe."
"Ya, master…."
"Panggil aku master Sasuke."
"Ya, master Sasuke…" ucap Dobe.
Lalu mereka berduapun pulang menuju rumah Sasuke. Saat sampai dirumah 'peliharaan' barunya ini langsung berlari dan bergulung-gulung di sofa, persis seperti sifat anjing yang baru pertama kali melihat rumah tuannya.
"Hei, Dobe! Kau jangan nakal begitu! Cepat sana mandi dulu! Badanmu 'kan kotor…" Bentak Sasuke marah.
"Uung… Gomenasai, master Sasuke …."ucap Dobe, sambil menunjukan mata birunya yang berkaca-kaca ala pupy eyes, membuat Sasuke mau- tak mau luluh juga.
"Sudahlah, cepat sana mandi!" Sasuke menurunkan peliharaan barunya itu dari sofa.
"Master Sasuke, mau mandi bersamaku…?" Tanya Dobe dengan wajah polosnya, membuat Sasuke kaget setengah mati.
"Apa maksudmu?" jawab Sasuke balik bertanya sambil tetap mempertahankan wajah stoic-nya.
"Unn..? Bukankah majikan selalu memandikan peliharaannya?" Dobe menjawab dengan wajah polos dan mata birunya memandang lurus Sasuke.
"Ya, sudah.. Kau masuk kamar mandi dulu…"
"Hai' master!" jawab Dobe lalu berlari meuju kamar mandi yang letaknya tak jauh dari sana. Sasuke tersenyum simpul melihat kelakuan peliharaan barunya itu. Tak bisa dipungkiri bahwa dia merasa tertarik dengan pemuda pirang itu. Sasuke berjalan menuju kamarnya dan membuka lemari yang berisi baju-baju lama miliknya yang di rasa cukup untuk Dobe. Setelah menemukan baju untuk peliharaannya itu, Sasuke menuju kamar mandi. Sasuke melepaskan semua kain yang melekat pada tubuhnya, membuat tubuh seindah porselen itu tak tertutup sehelai benangpun, lalu melemparkan pandangan sibuk mencari Dobe-nya.
Ternyata peliharaannya itu sedang mandi menggunakan shower. Mata Sasuke terbelalak melihat tubuh pemuda pirang yang juga polos tanpa sehelai benangpun itu. Kulit tan-nya yang halus dan memikat, rambut pirangnya yang basah, mata birunya yang jernih dan lekuk tubuhnya yang terexpose dengan jelas. Seringai mesum muncul diwajah tampan milik Sasuke itu.
Dia mencium peliharaanya yang terlihat menggoda itu, melumat bibir kecil kemerahan yang mempesonanya itu dengan tidak sabar, Sasuke menjilat bibir bawah Dobe, untuk memintanya membuka mulut, remaja bermata biru itu membuka mulutnya perlahan, Sasuke tak membiarkan kesempatan itu hilang, langsung menyusupkan lidahnya ke mulut kecil itu, membuat sang pemilik bibir mendesah tak karuan,"Mhhh.. mphh…nghh…."
Sasuke yang mendengar erangan erotis itu makin bersemangat untuk lebih memperdalam ciuman panasnya . Dia mengabsen gigi-gigi dan menjilati langit–langit bibir mungil itu dan mengajak lidah nan menggoda milik Dobe untuk beradu saling memindahkan siliva masing-masing. Setelah cukup lama melakukan ciuman panas itu, Sasuke melepaskan tautan antara kedua bibir itu, membuat benang tipis berupa siliva keluar diantara mulut keduanya.
Sasuke menatap kejantanan milik peliharaannya itu menegang dengan sempurna dan mengeluarkan cairan putih di ujungnya, seringai licik kembali muncul di wajah Sasuke. Jari telujuknya memaikan kejantanan Dobe yang sudah menegang dengan sempurna itu.
"Nghh… Master Sasuke….Uuummmhhh..."Desah Dobe karena perlakuan majikannya itu.
"Kau, cepat sekali menegang, ya? Padahal, aku hanya menciummu,Dobe…" Ucap Sasuke jail dengan tangan yang masih sibuk mempermaikan kejantanan pemuda berrambut pirang itu. "Apa kau bisa membuat 'milikku' menjadi keras seperti 'milik'mu itu, Dobe? Ayo, gunakanlah bibir manismu itu untuk memanja milikku, Dobe…." Ucap Sasuke sambil membelai bibir peliharaannya itu.
Mendengar perkataan majikannya itu, semburat kemerahan muncul di wajah pemuda manis itu. Tanpa menunggu aba-aba dari Sasuke lagi, Dobe berlutut di depan majikannya itu dan mulai memasukkan kejantanan Sasuke yang berukuran WOW itu ke dalam mulut mungilnya. Awalnya dia menjilat ujung kejantanan Sasuke yang berwarna kemerahan menggoda itu, lalu melahap seluruh kejantanan itu ke dalam mulutnya mengisap dan mengigit-gigit kecil kejantanan yang sudah menegang itu. "Ssshh…. Pintar, Dobe! Begitu terus…Mmmhhh…" Desah kenikmatan muncul dari mulut Sasuke yang juga menikmati permainan Dobe yang semakin liar. Dia memaju mundurkan kepalanya dengan cepat agar Sasuke bisa segera mengeluarkan hasratnya. Dirasakannya tubuh Sasuke menegang dan keluarlah benih-benih kenikmatan yang sedari tadi ditahan. Sasuke yang mengeluarkan cairanya itu secara tiba-tiba membuat peliharaannya itu tersedak. "Uhuk! Uhuk! Uhuk!"
"Gomen, Dobe-chan… Kau benar-benar membuatku terasa nikmat…" Ucap Sasuke sambil tersenyum kecil."Sepertinya ini awal yang baik antara kau dan aku, Dobe…" lanjutnya.
Setelah kejadian itu Sasuke dan hewan peliharaannya itu semakin dekat dan dengan cara yang aneh mereka berhubungan layaknya majikan dan hewan peliharaan. Seperti pada suatu hari ketika Sasuke pulang dari kantornya. "Dobe… aku membawa sebuah mainan yang bagus untukmu!" Ucap Sasuke kepada Dobe-nya itu.
"Master Sasuke! Apa itu? Apa itu hadiah untukku?"
"Ya, ini hadiah untukmu.. Coba ambil ini!" Sasuke melemparkan benda itu dan Dobe mengambilnya dengan mulutnya tentu saja!*bayangkan anjing yang mengambil tulang yang dilempar oleh tuannya*
"Uuungg? Benda apa ini, master Sasuke?" Tanya Dobe merengut bingung.
"Hn… Agar kau tau.. lebih baik kita langsung mencobanya saja, ya Dobe-chan?" Setelah berkata seperti itu, Sasuke membuka semua kain yang melekat pada tubuh peliharaannya yang tercinta itu, membuatnya polos tanpa sehelai benangpun.
"Sekarang lebarkan kakimu, Dobe… Aku ingin melihat lubang yang menggoda itu." Perintah Sasuke. Dobe melebarkan kakinya memudahkan tuannya itu melihat pemandangan menggiurkan didepannya. Tanpa menunggu lama, Sasuke memasukkan benda yang tadi dikatakannya 'hadiah' untuk Dobe ke dalam lubang remaja berambut pirang itu.
"Uuuwaahh~~~ iiiyaaaahhh!" Dobe mengelinjang nikmat saat merasakan suatu benda asing menyeruak kedalam tubuhnya. Sasuke yang melihat reaksi dari Dobe-nya itu menyeringai senang dan memencet tombol yang ada di alat itu, membuat benda itu bergetar di dalam tubuh peliharaannya. "Kau menikmatinya, Dobe? Ini namanya sex toy… Aku tau kau pasti menyukai hadiahku ini.." Ucap Sasuke.
"Ma-master… Sass-ssukee….. Unnnhhh…." Desah Dobe nikmat saat Sasuke memaju mundurkan sex toy itu keluar masuk lubangnya dengan cepat. Melihat kejantanan pemuda berambut pirang itu menegang, Sasuke segera menutup lubang yang ada di kejantanan peliharaannya itu dengan ibu jarinya, membuat hasrat milik Dobe tidak bisa keluar.
"Master Sasuke…. Eeemmpphh Sa-sakittt….. Kumohon, lepas master…." Bukannya mealah mendangar permintaan dari Dobe, Sasuke malah mempercepat permainannya, memperbesar getaran yang ada di sex toy itu dan memaju-mundurkannya dengan semakin cepat di dalam lubang Dobe tanpa melepaskan pegangannya pada tempat keluarnya cairan itu.
"Kumohon master… Ugghhh…. Lep-lepaskan… A-aku sudah ti-tidak.. ku-aaattt…" mendengarkan permintaan itu, Sasuke melepaskan cengramannya pada kejantannan Dobe, membuat seluruh cairan yang ada di dalam tubuh peliharaannya itu keluar semua di tangannya… Lalu pemuda berambut reaven itu menatap Dobenya itu yang kini terengah-engah karena permainan mereka tadi.
"Kau senang 'kan, Dobe? Lain kali aku akan membelikan mainan yang lebih menyenangkan lagi untukmu, Dobe…" Ucap Sasuke sambil menyeringai (mesum).
Hubungan mereka berdua juga tidak melulu soal sex yang menggairahkan seperti tadi, ada kalanya Sasuke bersikap lembut kepada Dobe, dan dia bersikap manja kepada majikannya itu. Seperti pada saat Dobe kedinginan tidur di kamarnya.
"TOK! TOK! TOK!" Dobe mengetuk pintu kamar Sasuke malam-malam.
"Masuklah, Dobe!" Dobe masuk mendengar perintah dari tuannya itu.
"Ada apa, Dobe?" Tanya Sasuke lembut.
"Master Sasuke… A-aku tidak bisa tidur… Bo-bolehkah aku tidur bersamamu, master?" tanyanya gugup. Sasuke tersenyum, lalu membuka selimutnya dan menepuk tempat tidur nya,"Kemarilah, Dobe." Ucap Sasuke lembut. "Yatta! Arigatou, master!" lalu Dobe segera tidur di sebelah Sasuke dan mereka berduapun akhirnya tertidur dalam pelukan masing-masing.
Flash back mode:OFF
"Master Sasuke… Apa kau tidak berkerja hari ini? Sekarang sudah jam 8, lho…" Ucap Dobe menyadarkan tuannya dari lamunanya sedari tadi.
"Ah, iya! Aku harus berkerja!" Sasuke beranjak per gi dari tempatnya semula dan segera berlari menuju kamar mandi, Setelah buru-buru mandi Sasuke cepat-cepat memakai baju kerjanya dan meraih roti bakar di meja makan dan memium segelas susu yang disiapkannya tadi denga sekali teguk.
"Dobe, hari ini aku pulang lembur . Jaga rumah baik-baik, ya!" Ucap Sasuke sambil mengenakan sepatunya dan mulai beranjak pergi lalu mencium bibir Dobe-nya sekilas.
"Ne…Hati-hati, master…." Dobe membalas ciuman sekilas dari tuannya itu.
"ya, Otsukaresama, Dobe…"Setelah mengucapkan salam, Sasuke pergi menuju tempat kerjanya dengan tergesa-gesa.
.
.
.
.
Di sebuah kantor swasta bernama Rasengan corp adalah tempat Sasuke berkerja. Ukuran kantor itu cukup besar dan memiliki banyak cabang di Jepang membuat perusahaan ini cukup di perhitungkan di dunia bisnis. Sasuke beruntug bisa berkerja di kantor itu.
"Sasuke, tumben kau terlambat… Bukan kebiasaanmu terlambat seperti ini." Ucap direktur muda atau atasan Sasuke sekaligus temannya itu. Walaupu mereka adalah atasan dan anak buah, hubungan mereka sudah cukup dekat sepeti sahabat karib.
"Maaf Deidara… Aku harus mengurus peliharaanku dulu dirumah…."Jawab Sasuke.
"Ya, asal tidak sering-sering saja…"
"Hn… Kenapa kau kelihatan kusut begitu, Dei?" Tanya Sasuke heran melihat direktur muda ini bersedih, bagai mana bisa sedih lagi? Kehidupan Deidara termasuk kehidupan yang sempurna! Perusahaan besar miliknya sendiri, karir yang sukses dan kehidupan keluarga yang harmonis ada di tangannya. Apalagi yang kurang coba?
"Begini… Adik kandungku beberapa minggu yang lalu kabur dari rumah…" jawab Deidara sedih.
"Kok bisa? Bukankah kau dan keluargamu sangat menyayanginya?" Tanya Sasuke bingung, walaupun tidak pernah bertemu dia tau bila Deidara sangat menyayangi adiknya itu, hal itu terlihat dari seringnya Deidara bercerita tentang adiknya itu pada Sasuke, sampai bosan Sasuke mendengarnya!
"Aku juga tidak tau…" kemurungan tak juga hilang dari wajahnya.
"Semoga kau segera menemukan adikmu, Dei…"
"Arigatou…" Ucap Deidara tersenyum tulus.
Mereka berduapun kembali ke ruangan kerja masing-masing… Sedangkan otak mereka sibuk dalam alam fikiran masing-masing. Tapi, entah kenapa fikiran Sasuke menuju kepada peliharaannya a.k.a Dobe yang sedang menunggu dengan setia di rumah. Sasuke tersenyum membayangkannya, entah kenapa, sekarang Dobe sudah menjadi bagian dari hidupnya. 'Rasanya jadi ingin cepat pulang',batin Sasuke. Padahal dia baru saja sampai kantor lima belas menit yang lalu… Hmm… Apakah ini awal yang lebih dari hubungan mereka berikutnya? Tak ada yang tau… Bahkan Sasukepun bingung dengan hatinya sendiri kali ini.
.
.
.
.
Sasuke berjalan cepat, saat itu hari sudah sore, matahari mulai menuju ke ufuk barat. Saat itu dia sudah pulang dari kantornya, tangan kanannya mejinjing sebuah ramen instant baru yang tentu saja untuk Dobe-nya yang sangat menyukai ramen. Setelah sampai di depa rumahnya Sasuke memasukan kunci kedalam lubang kunci dan memutarnya.
"Srek…" Sasuke membuka pintu perlahan.
"Tadaima, Dobe!" Ucap sasuke lantang, tapi tetap saja tak terdengar balasan dari peliharaannya itu. "Dobe? Kemana kau?" lanjutnya. Sasukemengelilingi rumahnya, tapi tetap tak ditemukannya sosok mungil itu. Kamar mandi, dapur, kamar tidur, semuanya Nihil! Dobe-nya tidak ditemukan di manapun! Sekelebat dia melihat ada sesuatu yang ditempel pada lemari esnya. Seuah kertas dengan tulisan yang tak rapi. Sasuke bergetar membaca tulisan itu."Dobe…? Apa maksudmu? Kemana kau pergi?"
~~~~~~~TBC~~~~~~~
Huaaahhhh! Rasanya lega bisa nyelesein fic ini cepet! Padahal saia sedang UTS, lho! Tapi, kenapa pikiran saia begitu ERO? Sampe-sampe kudu nyelesein fic ini di tengah ulangan begini?
Yah, ini semua 'kan demi readers…*Halah! Alasan!*
Oukeh! Jangan biarkan saia mengorbankan nilai saia sia-sia!
REPIU, PLISSSSSSSS?