Genre : Romance and a lil bit of humor

Warning! : first fic on this fandom, PoV, OOC, typo[s], cross-posting, full dialog, dan GaJe.

Disclaimer: Naruto © Masashi Kishimoto, This fic © Me

Pair: NaruSaku, slight InoShika

Happy Reading..

Tahun ajaran Semester baru pun dimulai, semua murid XI-3 pun berebut tempat duduk. Terutama Sakura!
Ya, inilah kebiasaan murid-murid di sekolah Konosaki, selalu berganti tempat duduk setiap pergantian semester. Padahal bukan tahun ajaran kelas baru.

"Kya! aku mau duduk dengan Sasuke-kun! Tapi, meja Sasuke dikerubuti oleh perempuan-perempuan lainnya. Huh, aku tidak boleh kalah nih!"

"Minggir-minggir! Aku mau duduk dengan Sasuke!" kata Sakura mencoba menerobos sekumpulan FansGirls Sasuke yang berusaha ingin duduk di tempat Sasuke.

"Eh! Enak saja kau! Aku yang duduk dengan Sasuke!" kata Karin membalas ucapan Sakura dengan tatapan tajam.

"Heh! Aku yang duluan datang! Tak bisa, tak bisa." kata yang lainnya, Sakura tak bisa melihat semua orang dengan jelas, karena Sakura sudah ditindih oleh semuanya.

"Ah!" pekik Sakura kesal, Sakura pun melangkah keluar karena kegerahan, 'lihat saja seragamku jadi kusut!'

"Huh.." Sakura menoleh ke sekeliling.

"Ino dan Tenten sudah datang belum ya?"
Tapi, tiba-tiba ada orang yang memanggil Sakura, Sakura pun menoleh ke sumber suara, seseorang dengan rambut berbentuk durian dan berwarna pirang.

'Ahh, lagi-lagi Naruto, anak konyol itu!'

"Sakura!"

"Ada apa?" tatap Sakura dingin.

"Ayo, duduk disampingku Sakura! Mumpung belum ada yang duduk." katanya diiringi dengan senyum polosnya yang menurut Sakura.. Bodoh.

"Duduk denganmu? Jangan harap deh, bisa-bisa aku akan diganggumu terus setiap ha-."
Belum selesai Sakura berbicara, tiba-tiba tangannya ditarik oleh Naruto.

"Hei, Naruto! Aku bilang aku tak mau duduk denganmu, lepaskan aku! Ih!" pekik Sakura kesal.

"Haha, kau duduk didalam ya, Sakura-Chan. Kau tak boleh pindah lagi."

"Cih." Sakura mendecih kesal.

'Mungkin hari sialku ya? Apa ini mimpi buruk?' Sakura mencubit tangannnya.
'Aw, sakit! Aduh, tidak! Habislah aku.'

"Naruto, aku mau keluar!"

"Eh, kau tak boleh pindah lagi, Sakura-Chan."

"Hhh..." Sakura mendesah kesal. Kalau sudah begini, lebih baik Sakura mengalah sajalah daripada harus terlibat pertengkaran konyol dengannya.

Sakura melihat ke arah tempat duduk Sasuke, ternyata Sasuke sudah tak ada disitu lagi, yang ada malah Chouji sengan keripik kentangnya dan ups,, sepertinya ada yang berbeda.
'Haha' Sakura tertawa dalam hati, ternyata Karin duduk dengan Chouji. Pantesan cemberut banget kelihatannya. 'Tengsin kan Karin? Hihihi,' tawa Sakura lagi dalam hati.

Sakura melihat ke sekeliling ternyata Sasuke duduk dengan Sai.
'Mungkin dia muak dengan FansGirlsnya itu? Untung saja tadi Naru-, Ups! Ah, sama saja Chouji dengan Naruto, mending aku duduk sendiri saja deh..' pikir Sakura.

Sakura mengepalkan tangannya dan tak sengaja memukul meja.
"Ada apa Sakura-Chan?"

"Uh, tidak ada bodoh. Kau tak usah pedulikan aku, bodoh!"

"Terserah, Sakura-Chan, tapi bisakah kau berhenti memanggilku 'bodoh'?"

"Bisa saja, tapi sebelumnya biarkan aku pergi dulu!"

"Baiklah, apakah kau mau duduk di pangkuannya Sasuke? Ataukah kau mau duduk di kursi guru?" kata Naruto sambil menjulurkan lidahnya.

Sakura menoleh ke sekeliling kelas, ternyata semuanya penuh. Kalau Tenten? Halah, sudah pasti dengan dengan Neji. Ino? Ah tak perlu diragukan lagi, nah pasti dengan Shikamaru
Kira-kira dimana ya Hinata? Gadis pendiam itu? Mari kita lihat! Ah, itu dia rupanya dia di pojok kelas dan duduk dengan Shion, cocok. Sama-sama gadis yang mempunyai mata berwarna lavender.

'Pasti Ino dan Tenten akan mengalami hari-hari menyenangkan.
Sedangkan aku? Ah, aku menoleh ke arah Naruto lagi. Masih bertahan dengan senyum bodohnya Sambil memandangi aku. Huft,' keluh Sakura.

"Bagaimana jadi tidak?" tanyanya sambil menyeringai.

"Huh, whatever.." kata Sakura pasrah, sangat pasrah.

Tiba-tiba kelas yang tadinya ribut menjadi hening. Karena Jiraiya masuk kekelas Sakura dangan senyum mesumnya itu.
'Huh, guru yang paling aku benci. Dasar mesum, sudah itu kerjanya makan gaji buta saja. Dasar baka!' rutuk Sakura dalam hati.

"Selamat pagi, anak-anak. Saya Jiraiya, Mulai hari ini saya yang akan menjadi guru Bahasa Kepang..eh Jepang kalian menggantikan... Aduh siapa namanya? Ah, lupakan saja yg pasti guru itu tidak mengajar lagi karena suatu hal. Hohihu~" kata sensei Jiraiya sambil tertawa GaJe.

"nama gurunya Kurenai-sensei...!" teriak semuanya bersamaan.

"Oh, iya saya lupa. haha, eh! Saya kan sudah bilang lupakan saja! Kalian ini! Huh..!" sensei Jiraiya marah-marah sendiri yang mengakibatkan semua muridnya mengiranya gila.

"Saya disini mengajar pelajaran bahasa Jepang. Nah, sekarang buka halaman 42, kita akan mempelajari tentang kosa kata Jepang yang lebih dalam lagi, sepe-'' belum selesai Jiraiya-sensei menjelaskan rupanya Shizune melewati kelas kami dengan pakaian yang bisa dikatakan cukup seksi, dengan rok yang hampir selutut dan dipadu dengan kemeja tanpa lengannya, yang membuat mulut Jiraiya menganga lebar sambil memancarkan aura kasih eh bukan aura genitnya, lalu tanpa ba-bi-bu lagi, segera saja Jiraiya-sensei berlari ke arah Shizune yang baru saja melewati kelas XI-3.

Semua murid melongo. Melihat keparahan dari seorang Jiraiya-sensei yang menjelaskan hanya setengah, tidak! Bukan setengah bahkan hanya 0,5 persen saja dan lalu pergi begitu saja. Benar-benar parah.

'Hhh...dasar otak mesum!' gumam Sakura dalam hati.

-Sakura's PoV-

Aku pun menyandarkan kepalaku di dinding, dan refleks Naruto menatap mataku dalam-dalam, aku pun membalikkan kepalaku ke arah lain. Entah kenapa wajahku terasa panas.

"Sakura-chan, pipimu memerah tuh."

"A-apa? Dasar kau! Untuk apa kau menatapku? Hah!"

"Tidak apa-apa, hanya ingin mengagumi mata indah emerald-mu."
Sontak kurasakan pipiku semakin memanas lagi, ya Kami-sama orang disampingku ini, benar-benar konyol! Sudah itu gombal lagi!

"Dasar kau pria gombal." kataku mendengus kesal.

"Apa kau memasang batu emeralds di matamu, Sakura?" tanya Naruto sambil memasang muka inosen.
heh! Pertanyaan bodoh macam apa itu? Dasar pria aneh! Sudah aneh, kekanak-kanakan lagi. Lengkap sudah penderitaanku duduk bersamanya!

"Naruto?"

"Apa Sakura-chan manis?"

"Mau tidak telingamu ku cat merah gratis, Naruto...-kun? hehehee~" ujarku dengan menekankan kata 'kun' sambil menyeringai (sadis).

"A-apa maksu-"

"ADAAWW...! Tolong, lepaskan aku Sakura-chan, tolong." mohon Naruto dengan nada memelas karena telinganya sedang diputar olehku, alias dijewer.

"Makanya, jangan bertanya yang aneh-aneh lagi! Huh.." (lagi-lagi) aku mendengus kesal.

"Memangnya aku salah ya bertanya seperti itu?"

"Ohh, jadi kau mau telingamu ku-"

"Ampuuunn, Sakura-chan, maaf deh!" kata Naruto sambil meringis dan memegang telinganya yang sudah memerah dan sakit.

Haah, rasakan. Aku bisa tersenyum penuh kemenangan (baca: licik) sekarang..

-End's of Sakura's PoV-

Bel sekolah pun berbunyi, semua murid dari semua kelas pun berhamburan keluar, termasuk kelasku. 'Krukk~' perut Sakura berbunyi nyaring tanda dia kelaparan, ternyata dia bela-belaan tidak sarapan sebelum datang ke sekolah hanya karena ingin datang ke sekolah pagi-pagi demi ingin duduk bersama Sasuke, yah tapi dasar yang namanya nasib, Sakura pun duduk dengan Naruto.

'Aduh, lapar nih. Ke kantin dulu, ah~' gumam Sakura.

"Heh, Naruto. Kenapa kau masih disini? Kenapa kau tidak pergi bermain dengan semua temanmu?" ketus Sakura tajam.

"Aku tak akan membiarkanmu pindah."
"Siapa yang mau pindah tempat duduk, baka? Kau bilang sudah tidak ada tempat dudul lagi? Bodoh! Aku mau ke kantin nih! Perutku sudah lapar!"

"Hehehe~, aku amnesia sementara karena kecantikanmu Sakura-chan. Kalau begitu, ayolah!" kata Naruto sambil menarik tangan Sakura dengan keras dan sukses membuat Sakura malu sendiri.
Bagaimana tidak? Semua orang melihat dia dan Naruto sama-sama bergandengan tangan. Sakura berusaha melepaskannya, tapi itu semua hanya membuat tangannya semakin sakit saja.

'Astaga! Sasuke melihatku! Arghh, sial!' umpat Sakura dalam hati, tapi yang melihat malah cuek bebek sambil tersenyum tipis saja, sangat tipis dan tidak kasat mata.
Sakura menunduk malu, Ino dan Tenten yang ada disitu menertawai Sakura. 'Dasar, sesama teman bukannya saling membantu, malah menertawai! Huh!' gerutu Sakura kesal.

'Nah, kita sudah sampai, Sakura-chan!" teriak Naruto gembira.

"NARUTOOO! Aku bilang lepaskan..!" Sakura berteriak keras.
Dan sekali lagi nasib berkata lain kepada Sakura, disana semua orang melihatnya dengan penuh keheranan. Sakura tertunduk malu lagi (dan lagi).

"Hhhh, Naruto..! Kau membuatku malu lagi. Kali ini benar-benar keterlaluan!" pekik Sakura keras kepada Naruto. Sakura segera berlari dari kantin dan berlari menuju toilet wanita, dan segera menuju masuk ke salah satu ruangan toilet yang ada di dalam toilet wanita. Naruto menganga lebar.

Apa yang dilakukan Sakura disana?
Ternyata dia menangis kesal, mengingat Naruto yang mempermalukannya hari ini. Mungkin rasa Laparnya pun menjadi hilang gara-gara hal ini.
"Oh, seharusnya aku tidak menangis hari ini, tapi gara-gara Naruto semuanya menjadi kacau, aku benci Naruto. Hiks."

Bel sekolah pun berbunyi, pertanda pelajaran selanjutnya akan dimulai.

"Huh, apakah aku harus masuk?"
"Tidak, tidak. Pasti nanti mereka semua akan menertawaiku. Oh, dimana aku harus meletakkan mukaku ini jika aku masuk ke dalan kelas? Aku akan malu besar! Bahkan lebih malu dari yang sebelumnya!"

Sakura menutup mata, kelihatannya dia sedang berpikir.
"Baiklah, aku bolos saja."
Sakura hendak melangkahkan kakinya keluar, tapi sebelumnya, tiba-tiba ada suara memanggil namanya.

"Sakura, Sakura. Kau dimana?"
Tidak! Sakura mengenal suara itu, dia Naruto.
'Oh, habislah riwayatku..' gumam Sakura pelan. 'Tapi, kenapa dia tau dan dia berani datang ke toilet wanita dan kenapa dia tidak ikut pelajaran dan malah mencariku?'

"Sakura, aku yakin kau pasti ada disekitar sini! Aku dengar dari mereka yg melihatmu datang ke toilet ini. Keluarlah Sakura! Maafkan aku, aku berjanji jika kau mau keluar aku tidak akan mempermalukanmu lagi dan juga tidak akan mengganggumu lagi..."
Naruto terhenti sebentar, dan setelah 2 detik berlalu, dia melanjutkan kata-katanya.

"untuk selamanya..." kata Naruto sedih.

Sakura menghapus air matanya. Dan lalu tersenyum gembira. Dia tidak sadar dia telah bersenang-senang diatas penderitaan Naruto. Padahal Naruto bukan sekedar hanya mengganggunya. Tapi... Dia mencintai Sakura. Naruto hanya tidak tau bagaimana caranya memberikan tanda-tanda kalau dia mencintai Sakura, yang dia tau hanyalah dia mencintai Sakura dan sangat senang menggoda Sakura. Yang dia tau hanyalah itu.

Inikah kodrat pria yang bila mencintai seorang wanita dengan cara mengganggunya? Tidak! Tapi, Naruto benar-benar mencintai Sakura dengan segala keluguannya, dan dia rela mengorbankan apapun hanya untuk Sakura, termasuk nyawanya sekalipun!

Teringat kembali saat kecil dulu, Naruto pernah hampir mati hanya gara-gara tidak ingin Sakura menangis karena boneka kesayangannya jatuh ke sungai dan lalu Naruto berusaha mengambilnya walau dia tidak bisa berenang, dan ketika Naruto sudah mendapatkan bonekanya, dia pun tenggelam, untung saja saat itu ada sensei Tsunade yang tidak sengaja melewati sungai itu dan menyelamatkannya, kalau tidak mungkin dia tidak bisa menggoda Sakura lagi. Dan mungkin juga Sakura sudah melupakan hal ini. Mungkin saja tidak mau mengingatnya, maybe?

Sakura keluar dari tempat 'persembunyiannya'.
"Baiklah, kalau begitu aku akan pindah tempat duduk. Aku harap kau tidak akan mencegahku lagi. Itukan janjimu?" Sakura tersenyum atau tepatnya menyeringai.

"B-baiklah.." Naruto menunduk dalam. Kelihatannya dia sedih sekali.

"Well, sekarang aku pergi. Dan kau juga harus pergi karena kau akan dianggap mesum karena berada disini."

"Tunggu Sakura, mungkin aku ini kurang ajar. Tapi perlu kau ketahui Sakura, aku MENCINTAIMU.. bukan sejak semester yang lalu, tapi sudah sejak 2 tahun yang lalu aku memendam perasaan ini.. Aku tak ingin mengganggumu lagi karena aku tidak ingin kau terluka atas perbuatanku ini."

"Maafkan aku Sakura, dan ingatlah selalu bahwa... Aku mencintaimu.."
Naruto pun berlari keluar dari toilet itu.

Sakura terdiam.
Aku cinta padamu? Sakura tak mengerti, kenapa kalau Naruto mencintainya, harus pakai embel-embel mempermalukannya di depan umum. Oh, tapi Naruto benar-benar sedih tadi. Semua kejadian tadi benar-benar seperti kilat petir. Ah, cepat sekali rasanya. Sakura menarik napas dalam-dalam dan lalu nenghembuskannya, mencoba berpikir semua kejadian yang terasa baru 1 menit saja terjadi. Bibirnya bergetar.

Dan akhirnya.. Sakura menangis.

~X_x_X_x_X_x~

Sakura berjalan menuju ke kelasnya. Kakashi, wali kelas mereka, telah tiba di kelasnya. Tak ada semburat kekhawatiran di wajah Sakura, karena dia akan permisi ke Kakashi untuk istirahat sebentar di ruang UKS karena dia merasa tidak enak badan. Mungkin karena setelah menangis tadi kepalanya agak pusing jadinya.

"Hei, kenapa kamu terlambat!" bentak Kakashi.

"maaf, Kakashi-sensei. Aku tak enak badan tadi, dan sekarang aku mau permisi ke ruang UKS. Boleh tidak?"

Kakashi menempelkan punggung tangannya ke dahi Sakura.
Voila, ternyata gadis itu sekarang sudah benar-benar sakit.
"Astaga, panas sekali. Sebaiknya kau pulang saja Sakura. Aku takut kau tidak akan merasa lebih baik kalau ke UKS saja."

"Tidak apa-apa, Kakashi-sensei. Mungkin istirahat sebentar di ruang UKS bisa membantuku."

"Tidak, kau pulang saja. Lagian, sama saja kalau kau pulang ke rumah dengan ke UKS, sama-sama istirahatmu akan lama juga. Cepatlah kemas barang-barangmu dan lalu ke rumah sakit."

"Oh, baiklah, Kakashi-sensei. Terima kasih."

Yah, sensei yang satu ini memang tidak bisa ditebak sifatnya, kadang-kadang akan sedingin es dan kadang juga bisa selembut sutra, dan bisa saja emosi sampai melempar kursi.

Sakura bergegas mengambil tasnya di laci mejanya. Eh? Tapi disana tidak ada Naruto. Hanya ada Ino, sahabat baik Sakura. Sakura melihat ke sekeliling, ternyata Naruto duduk dengan Shikamaru.

^.^ Flashback : ON ^.^

'Aku menyesal telah membuat gadis yang kusukai, Sakura. Hmm, bagaimanapun terpaksa aku mengalah. Sakura pasti akan sedih lagi jika dia tau, kalau dia duduk denganku lagi. Aku harus meminta Ino duduk disini. Bagaimanapun caranya...'

"Ino, bisa tidak datang kesini sebentar?"

"Ada apa Naruto? Kau menggangguku saja!" kata Ini dengan kesal karena Naruto menggangu 'acara bincang-bincang'nya dgn Shikamaru.

"Tolonglah Ino. Sebentar saja."

"Huh, baiklah.. Shikamaru sayang, aku ada urusan sebentar dgn Naruto menyebalkan itu. Sebentar lagi aku datang."
"Baiklah, memang Naruto itu sangat merepotkan." Shikamaru terkekeh pelan.

Ino pun datang dan lalu duduk di sebelah Naruto.
"Ada apa sih?" tanya Ino ketus.

"Begini Ino, ..."

Naruto pun menceritakan kejadiannya panjang lebar kepada Ino.
"Jadi aku harap kau bisa membantuku, please.. Aku mohon Ino."

"Hmm, baiklah. Aku mengerti bagaimana rumitnya, errr.. hubungan kalian. Tapi, sebelumnya aku harap kau akan memberiku imbalan. Karena aku tidak bisa duduk dekat Shikamaru lagi."

"Hhhh... Baiklah. Nanti sore, setelah pulang sekolah akan ku traktir kau dan Shikamaru makan mie ramen? Bagaimana?"

"Haahh? Mie ramen? Kau tak bosan makan mie ramen? Apa enaknya sih mie ramen? Aku mau ice cream Sundae tau.." ketus Ino.

"Ya sudahlah, demi Sakura aku akan berbuat apapun, termasku mengorbankan uang tabunganku.." keluh Naruto.

"Haha, begitu dong. Nanti sore kau ingat datang ke, mmm.. bagaimana ke toko Polar Ice?"(a/n:sorii, namanya ngawur)

"Ya sudah." 'Dasar cewe' matre!' gumam Naruto pelan yg ternyata didengar Ino.

"Apaa? Apa katamu tadi? Coba kau ulangi lagi."

"E-eh, aku bilang ya sudah."

"Kau bilang aku cewe' matre kan? Ayo ngaku! kalau tidak aku tak akan mau pindah."

"Ba-baiklah. Aku minta maaf. Kau tak matre, kau baik, Kau cantik dan Shikamaru tampan. Puas?"

Ino hanya cuek dan berlalu dari Naruto, dan Ino pun balik lagi ke tempat duduknya, kelihatannya Ino akan merundingkan sesuatu dengan Shikamaru.

"Oh, begitu ya. Tragis sekali nasibnya. Mau bagaimana lagi, terpaksa deh aku duduk dengan Naruto. Hmm.. Memang merepotkan sekali!" desah Shikamaru.

"Well, apa boleh buat, Shikamaru nanti jam 3 sore datang ke toko Polar Ice ya. Naruto akan mentraktir kita. Semoga saja dia tidak akan mengingkarinya."

"Ya semoga saja. Yang kutau Naruto itu sulit menepati janji. Bocah yang satu ini memang sangat akrab dengan kata merepotkan." keluh Shikamaru sambil menguap lebar.

^.^ Flashback : OFF ^.^

"Sakura, baik-baik saja kan? Eh, kamu menangis ya?" tanya Ino yg menyadari wajah Sakura yang sembab.

"Terima kasih Ino. Aku tidak apa-apa kok, cuma sedikit tidak enak badan saja."

"Oh, Kamu mau kuantar tidak Sakura?"

"Dasar, memangnya kamu mau mengantarkanku sampai ke rumahku?"

"Bodoh, kalau itu sih suruh saja Naruto. Dia pasti mau. maksudku mengantarmu sampai ke depan sekolah."

"Ino! Berhenti menyebut nama Naruto. Aku tak suka!" bentak Sakura yang ternyata ampuh langsung membuat Ino diam seribu kata dan beberapa murid lainnya pun sampai bisa terkejut.

"Bye Ino. Aku pulang dulu." Sakura melangkah keluar kelas. Sedangkan di belakang sana, ada dua buah mata sapphire yang menatap Sakura terus sampai badannya semakin menjauh dan akhirnya menghilang, dialah Naruto, yang akan selalu menunggu Sakura, menunngunya untuk mengatakan: "aku mencintaimu juga Naruto."

TBC

A/n:

Haloo, ini fic pertama saya, klo jelek mohon dimaklumi dan fic ini sbenarnya dah lamaaaaaaaa bgt.. tp cm malas ke warnet buat publish, soalnya di rumah ga ada koneksi net

Terakhir, minta reviewnya yaa?