Chap3

"Aku mendengar semuanya ino" kataku yang berada di balik pintu kelas

Setelah memberanikan diri untuk melihat taman itu aku ingat, orang tuaku bertengkar karena mereka berusaha mengeluarkan ino yang tersangkut di got. Mereka saling memebentak satu sama lain untuk mengeluarkan Ino. Ino pun selamat tapi gantinya kedua orang tuaku…..

Sehari setelah orang tuaku meninggal, kakek ku berkata

"Lebih baik menyelamatkan 1 nyawa dari pada tidak sama sekali"

Dan 14 tahun lebih aku baru mengerti makna kalimat itu. Aku tidak bisa menyalahkan Ino, karena ia masih kecil. Aku hanya bisa melanjutkan hidupku, menunggu kejutan dari Tuhan.

"hiks…"lagi-lagi aku menangis. Hatiku sudah terlalu rapuh untuk menerima semua takdir ini

"Haruno.." Suara ,dan bau ini lagi. Aku membalikkan badan, cahaya matahari senja menyinari wajah kami berdua. Naruto-senpai tersenyum lembut, dan aku terus mengeluarkan air mata.

"Senpai.."kataku sambil berlari ke-arah Naruto-senpai. Aku memeluknya dengan erat . dan Naruto senpai mengelus rambutku.

"Aku punya berita baik menanti ,tenangkan dulu dirimu"

"Hem.."kataku sambil mengangguk, Naruto-senpai mengajak ku duduk di dekan jendela.

Aku mulai tenang. Air mataku pun sudah berhenti.

"Jadi…apa beritanya?" kataku sambil melihat mata Naruto-senpai yang menatapku lembut.

"Bagiku…ini berita yang sangat bagus, tapi bagimu aku tak tahu berita ini bagus atau tidak"

Katanya

"Lalu?" tanyaku sedikit bingung

"Aku akan belajar diluar negri.."katanya dengan nada lesu , tetapi wajahnya menunjukan wajah ceria

"Bohong..!" kataku langsung memotong

"Sorry?"

"Bohong kalau senpai bilang itu berita yang bagus, semuanya terlihat di wjah senpai, kalau senpai tidak menyukainya"

"Haruno.."katanya pelan

"Senpai sebenarnya lebih suka berada di Jepang,kan?" tanyaku menaikan nada, sambil berdiri

"Senpai tak perlu bilang kalau itu berita yang baik!, jujur saja memang apa salahnya jujur padaku?"

"…."

"Naruto-senpai….apa karena senpai memebenciku dan akan berpisah denganku jangka waktu yang lama sampai senpai bilang itu berita baik?" kataku membentak

"Haruno…"

"Aku tahu kau membenci perempuan cengeng yang hanya bisa berhenti menangis jika ada yang menghiburnya"

"Haruno aku…"

"Salah Senpai sendiri yang datang ketika hati ku sangat rapuh untuk menerima banyak berita buruk yang menimpaku"

"….."

"Kau memanjakanku sehingga hatiku tambah rapuh"

"….."

"Sekarang Senpai pergi meniggalkan ku tanpa bertanggung jawab"

Deg…..deg…..

'Aku letih, capek menghabisakan detak jantungku untuk orang yang tak menghargaiku'

'Ino-chan…Sasori-senpai….dan seseorang yang paling aku sukai Naruto-senpai'

"Apakah selama ini perasaanku tak pernah tersempaikan?"

"…."

"Senpai jawab aku.." kataku sambil mentap mata blue sapphire-nya yang mennyayu

Tak ada sepatah kata pun yang keluar dari mulutnya.

"Fine, aku anggap kau menjawab ya"

"Haruno…"

Aku berdiri dan berlari meniggalkan Naruto-senpai yang masih duduk di tempatnya

"Hiks….Hiks…Naruto-senpai, kau jahat"

'Naruto POV'

Aku memebiarakan seseorang yang sangat ku sukai pergi meninggalkan aku

"Sakura…aku selalu saja membuatmu menangis….apa saja…aku akan melakukan apa saja agar kau tak meneteskan air matamu yang sangat berharga untukku….Sakura…hatiku perih melihatmu menangis…aku melakukan ini semua untukmu seorang…Sakura" guamamku

"Naruto-kun"

"Hinata.."kataku terkejut

"Aku tahu kau mencintainya daripada mencintaiku, kau harus menjaganya, jangan buat dia menengis, Naruto-kun"

"Jangan bahas itu lagi, Hinata. Lagipula apa urusanmu? Kau ini hanya mantan pacarku" kataku ketus

"Naruto-kun…kau jahat"

"Ya…hanya kepadamu, hahaha"

"Tidak lucu akh….Ayo kita pulang"

Hinata menggenggam tanganku dengan erat. Lalu menarikku.

'Sakura POV'

'Aku tak mau percaya apapun lagi, bahkan aku tak mau lagi mendengar perkataanya'

Aku berhenti di taman. Taman, temapt kejadian kedua orangtuaku meninggal. Semua memori itu muncul…..

Darah….

Ino….

Senyuman Ottosan….okasan yang dilontarkan untukku seorang

Truk itu….

Segala cara, mereka lakukan agar aku bisa berjalan…

Sampai membuat nyawa mereka terenggut…

Senyuman…mereka berubah menjadi bibir yang mengkaku

Aku terjatuh ke tanah

"Ottosan…Okasan…"teriakku sambil meneteskan air mata.

Kali ini air mataku mengalir dengan sendirinya

Menangis sendirian…..

Tak akan ada yang menenangkanku…..

Menghiburku…

Membuatku tersenyum…..

Naruto-senpai….

Aku mengangkat kepalaku.

Aku melihat Naruto-senpai…. Ia berada di seberang taman menuggu seseorang…

"ah…hah…hah"

Aku berdiri dan berlari ke arah Naruto-senpai….

Sekarang aku berdiri di tengah jalan raya…

"Na…..hah….ru…..t….."aku membarhentikan langkahku, juga kata-kataku.

Aku melihat Hinata-senpai datang dan memeberikan sekaleng minuman. Aku tak memiliki tenaga, tasku terjatuh ke tanah….aku tak bergerak dari tempatku.

"oujo….."

Aku menghiraukan suara itu…aku masih terpana melihat seorang insane yang ku sayang bersama seorang perempuan manis, yang digosipkan mereka pacaran

"OUJO…..AWAS"

Teriakkan itu membangunkanku dari lamunanku, aku melihat kea rah kananku. Truk yang ama persis dengan truk waktu itu melaju dengan cepat ke arahku, sang pengemudi tak menyadari keberadaanku….

Aku memejamkan mataku…..

Aku akan meniggalkan dunia ini….

Naruto-senpai yang kusanyangi…

Di tempat yang sama dengan kedua orangtua meniggalkanku, dengan cucuran darah yang berantakan.

BRRRRUUUUUUUUUUUUUKKKKKKK….

Aku mulai merasakan bamper truk itu menabrak kakiku….Rasa sakit yang luar biasapun kurasakan…

Aku terjatuh….

Perlahan ….Rasa sakit di kaki-ku hilang,bahkan aku tak bisa meraskan aku berdiri…..atau jatu…aku tak dapat menggerakan kakiku….

Dan aku hanya dapat memejamkan mataku…

"Haruno…"panggil seseorang…

Aku mengenal suara itu… parfum itu…milik Senpai yang sangat aku cintai…..

Inilah akhir hidupku yang menyedihkan ini…

Aku sudah cukup sabar dengan Kejutan yang diberikan tuhan untukku …

Tuhan lebih memilih agar aku kembali kea lam sana, aku tak bisa menolak…

Dan kisah cintaku….berakhir menggantung…..

Aku tak dapat meneruskannya.

'Normal POV'

Mobil ambulance pun datang untuk mengangkut tubuh Sakura yang masih memiliki kesempatan hidup

"Tolong dia,kumohon" pinta Naruto….

Lalu setelah tubuh Sakura masuk kedalm ambulance, ambulanya itu pun pergi

"Naruto-kun.."

"Ini semua salahku, Hinata. Andai aku tak bertangkar dengannya" kata Naruto yang telah terjatuh sejak mobil ambulance pergi…..

"Naruto-kun…"panggil Hinata sambil memebangunkan Naruto, dan memeluknya.

"aha….ha…hiks" tangis naruto

"Naruto-kun..sebaiknya kau menyusulnya"

"Aku tak sanggup melihatnya….Melihat darah ini saja aku ingin membunuh diriku…"kata Naruto memperlihatkan kedua telapak tangannya yang penuh akan darah Sakura. Darah Sakura bececeran dimana-mana. Di taman…tiang listrik bahkan beberapa meter jalan raya terkena cipratan darahnya.

"Baiklah…Besok kita menjenguknya ya?"Tanya Hinata, Naruto tak menjawab dan hanya mengangguk pelan

Esoknya…..

Di rumah sakit Konoha

"Maaf, nona. Pasien bernama Haruno Sakura telah meninggal."

"APA?" kata Naruto dan Hinata berbarengan

"ah..nona"panggil sang suster tersebut.

"Saat kami membersikan pasien sebelum penyelamatan kami menemukan, sebuah surat. Surat itu digenggam oleh sang alm jadi surat itu penuh akan darah. Surat dituju kepada seseorang bernama Uzumaki Naruto…saat kami memberikan kepada pihak keluarga, mereka menolak, dikarenakan tidak ada anggota keluarganya bernam Uzumaki Naruto."

"Uzumaki Naruto itu saya, boleh saya menyimpan surat itu?" Tanya Naruto

"Silahkan"

Lalu Naruto dengan segera membuka amplop tersebut, dan melihat isinya

Untuk Naruto-senpai…

Senpai selalu menjadi pahlawanku, yang siap menyediakan telapak tangannya untuk memebendung semua air mataku. Yang siap menyediakan sebuah pelukan, agar aku berhenti meneteskan airmata. Pelukanmu membuat jantungku berdebar kencang, Apakah semua itu tersampaikan?. Wajah mu yang gagah, ber-kharisma, rambut duren mu adalah ciri khas untuk semua orang. Tapi bagiku Tatapan lembutmu, bau parfum, suara mu, cengiran mu, dan pelukan mu adalah ciri khas yang memebedakanmu dengan yang lain, dan tak ada yang bisa memiliki semua itu , kecuali dirimu seseorang, Uzumaki Naruto. Aku ingin memiliki semua itu….aku tidak ingin menjadi cengeng, aku ingin hati ku tak rapuh bagaikan arang yang telah terbakar.

Mau kah kau menjadi pahlawanku, yang akan selalu membuatku tersenyum dikala aku sedih maupun senang,selamanya? Dan hanya aku yang boleh mememilikinya?

"Ya...Sakura…Aku mau…..khe…khe..hah..hiks aku mau mendampingi dirimu selamanya, jadi, kembalilah ke dunia ini..ha..ahaha..ha..ha" tangis naruto sambil mengelus ,mencium,memeluk batu nisan Sakura.

Tak ada yang berani menyuruh Naruto pulang…sehingga mereka pun meninggalkan Naruto sendirian…

Perasaanmu tersampaikan…..Sakura…

Bibirnya mengembang menampilkan senyuman bahagia yang tak pernah lagi ia berikan

Kalian bisa melihat betapa bahagianya dia…..

The end