"Aku menyukaimu, Sakura!"
Mata emerald Sakura membulat saat mendengar pernyataan cinta itu. Jantungnya benar-benar berdetak kencang. Gaara suka sama Sakura? Masa sih? Ah, nggak mungkin! Sakura tak percaya dengan pernyataan cinta itu. Ini pasti hanya lelucon!
"Haha... Ga-Gaara bisa aja bercandanya." tawa Sakura kaku.
"Aku nggak bercanda, Sakura. Aku...benar-benar menyukaimu," Gaara menatap Sakura dengan serius. Tatapannya sangat tajam. "Jadi, apa jawabanmu?" Bingung rasanya Sakura mau jawab apa. Bagaimana ini? Sakura diam. Ia nampak sedang memikirkan sesuatu. Akhirnya Sakura telah menentukan keputusannya.
"Ya... A-aku juga suka..." Sakura menunduk menyembunyikan semburat merahnya yang sekarang menghiasi pipinya.
"Eh? Ka-kamu...mau?" tanya Gaara. Sakura hanya mengangguk pelan.
Gaara langsung memeluk tubuh Sakura yang masih terasa hangat, "Terima kasih, Sakura. Aku akan selalu menjagamu."
Sakura tersenyum kecil dan membalas pelukan hangat dari Gaara. Dua remaja yang tadinya hanya bersahabat sekarang berubah menjadi sepasang kekasih baru.
'Maafkan aku, Gaara. Sepertinya aku akan menjadikanmu sebagai pelarianku untuk melupakan Tou-san.'
.
.
.
.
.
.
.
Ai To Otou-San
Disclaimer : Masashi Kishimoto
Warning : AU, OOC, Typo (maybe), Gaje (?)
Pairing : SasuSaku, GaaSaku, slight NaruHina
Genre : Romance
Rated : T
Don't Like, Don't Read, Don't Flame!
Chapter 6 : New Couple?
"Liat mereka! Gaara pacaran sama cewek itu!"
"Hah, Gaara pacaran sama Sakura?"
"K-Kok bisa Gaara pacaran sama dia?"
"Eh, mereka pacaran ya?"
"Wow, cicuiiiitt!"
Pagi ini sangat ramai karena suara gaduh siswa-siswi di sepanjang lorong Konoha Gakuen. Pastinya mereka membicarakan tentang topik yang sama. Mereka sedang meributkan dan membicarakan seorang lelaki berambut merah yang sedang berjalan melewati lorong sambil menggandeng tangan seorang gadis manis berambut soft pink itu. Mereka berdua seperti sepasang kekasih. Memangnya siapa sih yang mereka bicarakan? Siapa lagi kalau bukan Gaara dan Sakura. Mata seluruh siswa-siswi tertuju pada dua pasangan itu.
"Ga-Gaara, udah ah, aku malu nih diliatin temen-temen." bisik Sakura sambil menundukkan kelapanya.
"Cuekin aja mereka." jawab Gaara singkat.
Ia masih menggandeng tangan mungil Sakura dan tetap berjalan dengan tubuh tegak dan pandangan ke depan-yang pasti dengan perasaan cuek- melewati lorong yang penuh dengan siswa-siswi yang sedang melihat dan membicarakan mereka berdua. Sakura hanya pasrah dan tetap menundukkan kepalanya karena malu. Sampai juga di depan kelas Sakura, yaitu kelas 3-2.
"Aku ke kelas dulu ya, Gaara."
"Ok, sampai nanti."
Sakura dan Gaara berpisah di depan kelas Sakura. Sakura melambaikan tangannya ke arah Gaara dan memasuki kelas berjalan menuju bangkunya. Ino, Tenten dan Hinata yang melihat pemandangan Sakura dan Gaara di depan kelasnya langsung menghampiri Sakura yang baru saja duduk di bangkunya.
"Sakura! Kamu pacaran sama Gaara?" tanya mereka bertiga berbarengan pada Sakura.
"Hmm...iya," jawab Sakura pelan.
"Yeeeyy! Selamat ya Sakura! Kapan kalian jadian?" Ino langsung memeluk tubuh Sakura
"Wah, selamat ya Sakura-chan."
"Huwaaa... Selamat ya, Sakura! Ih, nggak ngasih tau deh kalau kalian udah jadian."
"A-aku jadian waktu Gaara menengokku kemarin." wajah Sakura mulai memerah.
"Ciee... Akhirnya Sakura punya pacar juga!" teriak Tenten.
"Sebagai perayaan Sakura dan Gaara udah jadian, gimana kalau kita karaokean?" usul Ino.
"SETUJUUUHH!" teriak Tenten dan Hinata-tentunya Hinata tidak sampai berteriak-.
"Eh? Ah, nggak usah raya-rayain ah!"
"Ayolah Sakura, pulang sekolah ini kita karaokean ya? Masa kamu nggak mau ngerayain hari jadianmu sih? Ayoo... Pliiss..." pinta Ino dengan puppy eyesnya.
Sakura hanya memutar matanya, "Baiklah."
"Horeee! Aku mau ngajak Sai ah...! Dia pasti mau!"
"Aku juga mau ngajak Neji!"
"Wah, semuanya bawa pasangan. Hinata kamu mau ngajak siapa? Masa kamu sendiri yang nggak bawa pasangan?" tanya Ino.
"Kenapa nggak ngajak Om Naruto saja?" goda Sakura sambil melirik Hinata yang sekarang wajahnya memerah semerah buah apel.
"Hahahaha... Iya, ajak saja! Kamu kan suka dia, Hinata. Nggak apa-apa deh diajak."
"Ja-jangan lah... O-om Naruto se-sedang sibuk bekerja." wajah Hinata langsung memerah semerah buah Naga.
Mereka berempat asik bercanda ria hingga tak terasa bel masuk berbunyi.
.
.
.
.
.
.
.
"Kamu beneran pacaran sama Gaara?"
"Bener nggak sih kamu pacaran sama Gaara?"
"Sakura, kamu pacaran sama Gaara?"
Jam istirahat Sakura langsung dikerubungi oleh siswi-siswi dari berbagai kelas. Pertanyaan-pertanyaan itu langsung dilontarkan oleh seluruh siswi itu. Sakura menjawab semua pertanyaan hanya dengan anggukan kepalanya.
"Huwaaa... ternyata benar!" teriak gadis-gadis itu histeris.
"Wah, selamat ya kalian bisa jadian." ucap para gadis.
"Hiks...aku patah hati..."
"Wah, tak kusangka. Gaara yang cakep, cool, nggak pernah deket sama cewek, cuek, bisa pacaran sama cewek!"
"Beruntung sekali kamu!"
"Ahh... Kau membuatku iri!"
Sakura masih dikerubungi siswi-siswi itu hingga jam istirahat habis.
+ x +
Hari ini hari Minggu, dimana hari yang sangat difavoritkan seluruh umat pelajar karena sekolah selalu libur. Namun jika pada hari Minggu hanya berdiam diri di rumah dan tidak pergi kemana-mana, itu sangat membosankan, bukan? Pasti para pelajar inginnya cepat-cepat masuk ke sekolah. Namun saat masuk sekolah, mereka inginnya cepat-cepat hari Minggu agar dapat bersantai di rumah. Ah, dasar anak sekolah zaman sekarang aneh. Yah, begitulah. Hidup memang terkadang terasa membosankan...
Seorang gadis berambut pink sedang membuka-buka buku musik di ruang keluarga. Sakura, ya itulah nama gadis pemilik rambut yang berwarna seperti bunga sakura-sesuai seperti nama pemilik rambut. Ia nampak sedang memilih lagu. Hah, lagu buat apa? Buat nyanyiin di depan rumah Gaara agar hatinya luluh seperti di sinetron-sinetron? Ih, nggak kebalik tuh? Nggak mungkin lah Sakura seperti itu! Buat ngamen di lampu merah? Emangnya pengemis? Bukan lah. Terus apa dong? Oh, ternyata oh ternyata Sakura dapat tugas pelajaran kesenian untuk menampilkan seni musik di depan memilih lagu, ia memikirkan alat musik apa yang akan ia mainkan. Karena di rumah hanya ada gitar, jadi Sakura memilih gitar untuk ia mainkan di depan kelas. Tapi, Sakura tak bisa memainkan gitar! Lalu, bagaimana?
'Ah, iya! Tou-san kan bisa main gitar! Kenapa nggak minta ajarin Tou-san aja?' batin Sakura.
Sakura bangkit dari duduknya langsung mengambil gitar yang terletak pada sudut pojok dekat lemari buku. Ia pun mencari sosok pria berambut seperti pantat ayam itu untuk meminta mengajar cara bermain gitar. Sakura mencari Sasuke dari dapur hingga masuk ke dalam kamarnya. Tak ketemu juga.
Sakura langsung keluar dari kamar orang tuanya dan ia berjalan setengah berlari menuju teras depan. Sakura mengintip Sasuke dari jendela. Rupanya Sasuke sedang mengelap mobilnya di teras depan. Sepertinya mobil itu baru selesai dicuci.
'Sepertinya Tou-san kecapekan. Aku buatkan minuman saja. Pasti Tou-san senang.' Sakura tesenyum dan berjalan menuju dapur. Ia mengambil cangkir dan diisinya dengan bubuk kopi. Lalu ia tuangkan air panas dari termos dan ia aduk dengan sendok teh perlahan-lahan. Dan jadilah secangkir kopi hitam pekat dengan uap yang mengepul yang artinya kopi itu masih panas. Harum kopinya menusuk indra penciuman membuat siapa saja yang mencium akan tergiur dengan aromanya. Sakura membawa kopi hitam itu dengan nampan kecil dan dibawanya ke teras depan.
"Tou-san! Capek ya? Nih, diminum dulu kopinya." Sakura meletakkan nampannya pada meja berkaki kecil di teras depan.
"Tumben bikinin Tou-san kopi," Sasuke mendekati Sakura dan duduk di bangku sambil menikmati aroma kopi dan ia menyeruput kopi itu. "Enak."
"Siapa dulu dong yang bikin, Sakura gitu!" Sakura duduk di bangku satunya dan memandangi wajah Tou-sannya yang sedang menyeruput kopi panas buatannya. "Kaa-san ke mana, Tou-san?"
"Kaa-san sedang pergi arisan ke rumah temannya." kata Tou-san, lalu kembali menyeruput kopinya. Sakura hanya ber-oh ria.
"Oh ya, Tou-san, ajarin aku main gitar dong!"
"Hah, buat apa?"
"Buat tugas menampilkan seni musik. Ayo Tou-san, ajari aku!"
"Hn. Baiklah."
Sasuke berdiri dari duduknya dan berjalan masuk ke dalam rumah dan Sakura mengekor dari belakangnya. Sakura langsung duduk di lantai yang di alas dengan karpet berwarna biru muda dan memegang gitar yang dari tadi duduk manis di atas sofa.
"Belajar gitar pertama-tama dimulai dari pengenalan kunci antara mayor dan minor. Kunci dasar gitar terdiri dari A sampai G dan masing-masing kunci memiliki kunci lainnya yang disebut minor." jelas Sasuke. Sakura hanya mengangguk-anggukan kepalanya seraya mencatat apa yang dikatakan Sauke selama Sasuke menerangkan tentang cara bermain gitar secara teori.
Setelah diajari tentang teorinya, Sakura memberikan buku musiknya dan menunjukkan lagu yang ingin ia tampilkan nanti. Sakura ingin menampilkan lagu milikYui - Again. Sasuke membaca buku itu dan memahami kunci-kuncinya. Sasuke mengambil gitar dan memetiknya sambil ia nyanyikan. Suaranya sangat merdu dan bening. Suara dan petikan gitarnya sangat pas. Rasanya Sakura ingin memejamkan matanya dan tertidur. Namun ini bukan saatnya untuk itu! Sasuke mengajari Sakura kunci-kuncinya sambil mempraktekannya.
"Nah, paham nggak? Coba kamu yang metik." Sasuke menyerahkan gitarnya pada Sakura. Sakura mencoba memetik gitar.
"Aku nggak bisa Tou-san... Susah!" Sakura terus mencoba namun tak bisa. Ah, bikin frustasi saja! Ingin sekali membanting gitar itu.
"Ya sudah, apa boleh buat." Sasuke berdiri dan duduk di belakang Sakura. Tangan kiri Sasuke memegang tangan kiri Sakura. "Kunci Em seperti ini, kunci D seperti ini. Tangan kananmu memetiknya seperti ini." Tangan kanan Sasuke menggerakkan tangan kanan Sakura untuk memetik gitar sedangkan tangan kiri Sasuke menggerakkan tangan kiri Sakura untuk menentukan kunci gitar.
Posisi mereka seperti Sakura dipeluk dari belakan. Astaga... Wajah Sakura sudah semerah tomat! Tangan Sakura mulai terasa berkeringat dingin, namun tangannya terasa hangat karena digenggam oleh Sasuke. Detak jantung Sasuke amat terasa jelas dipunggung Sakura.
'Kami-sama... Apa yang harus aku lakukan? A-aku harus konsentrasi. Aku tak boleh menyukai Tou-san!'
Sasuke terus mengajari Sakura sampai bisa. Wah, akhirnya Sakura bisa juga memainkan gitarnya! Sepertinya ia sudah siap untuk tampil di depan kelas nih.
"Makasih ya Tou-san! Berkat Tou-san, aku jadi bisa main gitar!" tanpa disadari Sakura dengan refleks memeluk Sasuke. Namun kesadaran Sakura kembali lagi saat...
KRUYUUUUUKKKK!
Perut Sakura berbunyi. Wajah Sakura langsung bermunculan semburat merah. Disaat seperti ini perutnya malah bunyi, keras pula! Sakura langsung melepaskan pelukannya.
"Ma-maaf Tou-san!"
"Hn. Sakura lapar ya? Ya ampun, segitunya sampai perutmu terasa begetar."
"Argh, Tou-san!" Sakura memukul pelan bahu Sasuke sambil menggembungkan pipinya.
"Sudah jam 12 siang. Perutku juga lapar. Ayo, kita makan."
Sasuke dan Sakura berjalan menuju dapur dan membuka tudung saji yang berada di atas meja makan untuk melihat apakah ada makan atau tidak. Namun hasilnya...NIHIL. Tidak ada makanan sama sekali.
"Wah, tak ada makan."
"Nah, ayo kita masak!" ajak Sakura.
"Masak apa?" tanya Sasuke.
"Hmmm... Bikin ramen aja yuk!"
"Ya sudah..."
Sasuke mengambil kecap asin, kecap manis, merica, dan mie kering sedangkan Sakura mengambil bahan-bahan seperti bawang putih, paprika hijau, daging sapi, dan telur yang berada di dalam kulkas. Ups, dan tak lupa dengan tomat karena itu adalah buah kesukaan Sasuke. Sakura segera mengambil tatakan dan memotong bahan-bahan di atas tatakan.
"Sini Sakura, biar Tou-san saja yang memotongnya."
"Nggak usah Tou-san, biar aku yang memotongnya. Tou-san merebus air saja."
"Hn, baiklah." Sasuke segera mengambil panci dan diisi dengan air. Sakura tetap memotong tomat-tomat hingga berbentuk dadu.
"Awww!" teriak Sakura.
"Kenapa Sakura?" tanya sasuke sambil mendekati Sakura yang terlihat sedang kesakitan.
"Ja-jariku teriris," Sakura menunjukkan jari telunjuknya yang mengeluarkan cairan merah yang terlihat segar. Ia mengernyit kesakitan.
Sasuke langsung menarik tangannya dan menghisap jari telunjuk Sakura. Sakura sangat kaget. Ia melihat Sasuke yang sedang menghisap jarinya. Wajah Sakura terasa panas, merah padam. Jantungnya berdetak kencang tak karuan dan bibirnya terasa bergetar. Rasa perih pada jarinya dapat terkalahkan oleh besarnya perasaan saat jarinya dihisap oleh Sasuke. Kami-sama... Apakah Sakura dapat melupakan Sasuke?
+ x +
Sekarang kelas 3-2 sudah sepi. Baru beberapa menit yang lalu seluruh siswa-siswi berlari menuju tempat yang tak asing lagi, yaitu Kantin. Namun di kelas 3-2 masih ada empat orang gadis yang sedang mengeluarkan kotak bento dari laci mereka.
"Ayo, makan bento bersama!" ajak Tenten.
"Gimana kalau kita makan bento di atap sekolah aja?" ajak Sakura.
"Boleh, ayo!" teriak Ino dan tak lupa Hinata.
"Sakura, kok kayaknya bentomu banyak banget. Emangnya kamu habis ya makan bento sebanyak itu?" Ino melihat kotak bekal bento Sakura yang terlihat besar."
"Aku ingin mengajak Gaara makan bento bersama. Jadi aku masakan yang banyak."
Tenten, Ino, dan Hinata saling lirik-lirikan dan langsung cekikikan, "Cieee...udah kaya suami istri aja sampai bikinin Gaara bento juga. Hahaha..." Ino menyenggol bahu Sakura sambil meliriknya. Nampak semburat merah yang menghiasi pipi Sakura.
Keempat gadis itu keluar dari kelas dan berjalan menuju atap sekolah. Saat melewati kelas 3-3, Sakura melihat Gaara yang sedang duduk sendirian di dalam kelas.
"Gaara!" sapa Sakura dari luar kelas, "Ikut makan bento di atap sekolah yuk! Aku masak banyak lho." ajak Sakura.
"Hn, boleh." Gaara berdiri dari bangku nya dan keluar dari kelasnya.
Sakura dan teman-temannya yang kali ini telah ditambah Gaara pun melanjutkan perjalanan mereka ke atap sekolah. Pertama mereka menaiki tangga. Diawali dengan Sakura yang sedang sibuk bercanda dengan Ino dan diakhiri dengan Gaara.
Pintu menuju atap sekolah terbuka perlahan. Rombongan murid itu bisa merasakan sejuknya angin menyapu kulit mereka seketika ketika sampai di tempat tertinggi di sekolah itu. Tempat itu terlihat tenang dengan bayangan awan yang menutupi langit sehingga menimbukan kesan mendung pada langit sekarang. Padahal cuaca sedang cukup berawan.
Mereka mencari tempat yang nyaman untuk makan siang. Mereka duduk bersilah dengan posisi Gaara duduk di samping Sakura dan berhadapan dengan ketiga teman perempuannya. Mereka membuka kotak bekalnya-kecuali Gaara yang tak membawa bekal-.
"Gaara, ayo cicipi bekalku. Aku yang masak lho!" Sakura mengambil tempura dengan sumpitnya lalu menyodorkannya di depan mulut Gaara. "Ayo buka mulutmu. Aaa..."
Gaara akhirnya membuka muutnya dan memakan tempura yang disuapkan oleh Sakura. "Enak." komentar Gaara.
Mata Sakura berbinar-binar, "B-benarkah? Syukurlah!" seru Sakura.
Hinata, Ino, dan Tenten saling lirik-lirikan dan menatap pasangan yang ada dihadapan mereka. Terlihat sangat mesra. Mereka bertiga mulai cekikik-cekikikan.
"Wah, kalian sudah seperti suami istri yang baru nikah aja." Hinata cekikikan dan juga Ino.
"Dunia serasa milik mereka berdua." ujar Tenten.
Wajah Sakura dan Gaara langsung memerah akibat godaan dari sahabat-sahabatnya. Ah, memang sahabat Sakura suka jahil! Mereka berlima memakan bento bersama diiringi dengan canda tawa dari mereka.
"Sakura," panggil Gaara. "Hari rabu kamu ada acara nggak?"
Sakura nampak sedang berfikir, "Hmm.. Kayaknya nggak ada deh. Memangnya kenapa?"
"Mau nggak nonton bioskop? Katanya sih ada film baru."
"Wah, boleh tuh! Aku mau!"
Sudah kesekian kalinya, Tenten, Hinata, dan Ino cekikikan-lagi-.
"Ajakan kencan ya? Hihihi..." Hinata masih cekikikan tak jelas. Senang juga melihat sahabatnya yang sudah punya pacar. Wajah Sakura dan Gaara dihiasi rona merah. Sakura hanya menggaruk kepalanya yang tak gatal.
"Wah, kita nggak diajak nih?" tanya Ino-tentunya dengan nada menggoda-
"Hush, jangan diganggu dong. Itukan kencan petama mereka!" Tenten menjitak kepala Ino hingga ia meringis kesakitan.
Kini suasana atap sekolah yang berisi lima remaja kembali dengan canda tawa hingga tak terasa bel masuk berbunyi.
.
.
.
.
.
.
.
"Terima kasih, Gaara. Sudah mengantarku pulang." Sakura melepaskan helmnya dan rambut panjangnya kini menjadi acak-acakan akibat helm.
"Tuh, rambutmu berantakan." Gaara merapikan rambut Sakura yang berantakkan. Sentuhannya disetiap beberapa helai rambut membuat jantung Sakura berdebar-debar.
"Ma-makasih Gaara."
"Hn. Aku pulang duluan ya."
"Hati-hati ya!" Sakura melambaikan tangannya sambil melihat motor Gaara yang berjalan lurus lalu belok ke arah kiri.
Sakura mulai memasuki halaman rumahnya. Sudah ada mobil yang terparkir di depan halaman rumahnya. Pasti Sasuke sudah pulang. Dan...ada sepatu berwarna hitam yang sangat asing di depan pintu rumah Sakura. Sepatu milik siapa ini? Ini bukan milik Sasuke. Pasti di dalam ada tamu. Sakura merogoh saku roknya dan mencari suatu benda. Ia mengeluarkan kunci duplikat rumah dari saku roknya dan memasukkannya dalam lubang kunci. Ia memutar kenop pintu dan memasuki rumahnya. Sakura melepaskan sepatunya beserta kaus kakinya. Tak lupa sepatunya ia ketakkan pada rak sepatu yang tersusun sangat rapi. Sakura mulai maasuk ke dalam rumahnya, dan di ruang tamu nampak sosok pria yang terlihat muda berambut kuning jabrik sedang duduk di atas sofa berwarna coklat muda. Nampaknya tak asing lagi. Pria itu menoleh dan melihat ke arah Sakura.
"Sakura-chan! Udah pulang?" tanya pria yang tak lain tak bukan adalah Naruto.
"Iya, aku udah pulang. Wah, Om Naruto tumben main ke sini." Sakura langsung duduk di atas sofa berwarna coklat muda itu.
"Iya dong, aku kan mau liat Sakura-chan! Jangan panggil Om, ah. Nggak enak. Panggil 'Naruto-Nii' saja ya."
"Kalau sudah om-om, ya om-om." Sasuke menjulurkan lidahnya kearah Naruto.
Naruto memanyukan bibrnya, "Ah, teme! Kau juga om-om! Lagian aku tak pantas menjadi om-om untuk Sakura-chan. Lebih pantas menjadi kakaknya."
Sasuke menampakkan wajah seperti orang mau muntah. Naruto memberi deathglare kearah Sasuke, dan juga sebaliknya. Dua pria itu saling memberi deathglare satu sama lain. Sakura hanya sweatdrop, kelakuan mereka bagaikan kucing dan anjing. Walaupun seperti itu, mereka tetap bersahabat.
"Oh ya, ngomong-ngomong temanmu yang namanya Hinata cantik, ya?" ujar Naruto. Sakura bingung, entah kena angin apa tahu-tahu Naruto membicarakan tentang Hinata. Tiba-tiba terulas seringai di bibir kecil Sakura.
"Eh, ciee... Suka ya sama Hinata?" pertanyaan itu sukses membuat wajah Naruto memerah dan disertai cengiran khasnya. Dari raut wajah Naruto sudah bisa ditebak oleh Sakura. "Masih SMSan sama Hinata, Om?"
"Iya, Sakura-chan."
"Sepertinya Hinata jugas suka sama Om Naruto lho! Ciee... udah, tembak aja!" seru Sakura sambil mengedipkan mata kanannya.
"Hah, tembak? Mati dong." kata Sasuke.
Saura sweatdrop mendengar apa yang dikatakan Sasuke barusan, "Bukan tembak 'DORR' pakai pistol terus mati, Tou-san. Tapi nembak dalam arti menyatakan cinta. Aduh, Tou-san...Tou-san. Jangan jadul dong." Sasuke hanya ber-oh ria.
"Tapi...gimana caranya, Sakura-chan?" tanya Naruto.
Sakura menopang dagunya dan bola matanya melirik ke kiri atas. Menatap langit-langit atap. Ia nampak sedang memikirkan sesuatu, "Aha! Aku punya ide!" teriak Sakura girang.
Naruto mengernyitkan alisnya bingung. "Ide apa, Sakura-chan?"
Sakura melambaikan tangannya tanda Naruto suruh mendekatinya. Naruto mendekatinya dan Sakura membisikan sesuatu di telinganya. Entah apa yang direncanakan Sakura. Naruto hanya tersenyum lebar.
"Good idea, Sakura-chan!" Naruto mengacak rambut Sakura yang memakai bandana berwarna biru.
"Om Naruto, jangan mengacak rambutku!"
+ x +
"S-Sakura-chan, tumben sekali kau mengajakku main ke rumahmu. Memangnya kenapa?" tanya Hinata yang sekarang berada di depan pintu rumah Sakura.
"Ya nggak apa-apa dong aku ngajak kamu main ke rumahku. Masa nggak boleh sih? Dan juga ngumpung hari ini kamu lagi nggak ada bimbel." Sakura memasukkan kunci dulplikatnya dan memutar kenop pintu. Dua gadis itu memasuki rumah dan melepaskan sepatu mereka.
"Aku pulang!" ucap Sakura sambil berjalan menuju ruang tamu. Di ruang tamu terlihat seorang pria yang sedang asik membaca koran. "Eh, Om Naruto ada disini!"
"Oh, Sakura-chan udah pulang. Wah, ada Hinata-chan rupanya."
"S-selamat sore, O-om Naruto." Hinata membungkukkan tubuhnya.
"Ayo, Hinata. Silahkan duduk." Sakura mempersilahkan Hinata untuk duduk di sofa. "Oh, ya, aku ambil minuman dan cemilan dulu ya. Kamu ngobrol sama Om Naruto dulu!" Sakura meninggalkan Hinata berdua dengan Naruto di ruang tamu.
Hening. Tak ada satu suara pun yang keluar dari mulut dua manusia itu. Kemana Sakura? Kenapa mengambil minuman dan cemilannya lama sekali? Hmm...benar-benar mencurigakan. Oh, perlu kalian tahu kalau itu hanyalah alasan. Rupanya ini adalah bagian dari rencana Sakura. Tanpa Naruto dan Hinata ketahui, di balik tembok putih pemisah antara ruang tamu dengan ruang keluarga terlihat sosok gadis pink yang mengawasi mereka. Gadis itu bergumam, 'Ganbatte, Om Naruto! Semoga berhasil!'
Ruang tamu masih terasa sepi. Hanya terdengar detik-detik jarum jam dinding. Belum ada satu pun yang mengajak bicara. Siapa duluan yang akan mengajak bicara?
"Gimana nih kabar Hinata-chan?" Naruto membuka suaranya.
"Baik-baik aja kok Om. Om sendiri?"
"Tentu saja Om baik-baik saja! Hmm...oh ya, Hinata-chan, kamu sudah dengar ada konser Kaneko Toshiki di ballroom hotel Konoha Tower?"
"Oh, pianis muda itu? Iya, aku sudah mendengar kabarnya! Tapi kapan ya?"
"Konsernya minggu depan. Mau nonton bareng? Katanya sih lagu pertama yang akan dia mainkan lagu karya Beethoven Sonata in C Minor 'pathetique', Op. 13."
"M-mau! Ah, aku suka dengan karya-karya milik Beethoven. Karya-karyanya benar-benar indah."
"Ya, aku juga suka karyanya! Kamu tahu karya milik Wolfgang Amadeus Mozart yang berjudul Die Zauberflöte?"
"Ah, aku tahu! Aku suka! Om Naruto juga suka ya?"
Dua manusia itu saling asik membicarakan musik favoritnya masing-masing. Maklum, kesukaan mereka sama. Jadi pembicaraan mereka selalu nyambung. Wah, benar-benar pasangan yang sangat serasi!
Asik membicarakan musik dan konser, mereka kembai bungkam. Suasana ruang tamu terasa canggung. Bingung hendak membicarakan apa lagi. Sebenarnya Naruto tak ingin merasakan hawa canggung seperti ini. Hinata duduk membelakangi Naruto, wajahnya ia palingkan ke arah kiri. Entah apa yang sedang dilakukan oleh Hinata. Oh, Naruto ingat dengan rencana sebelumnya! Apakah ia berani? Naruto berulang kali menghembuskan nafasnya tuk menghilangkan rasa groginya.
"Hi-hinata-chan, ada yang ingin ku-kusampaikan," Naruto gagap. Rasanya ia susah sekali untuk menelan ludahnya. Rsanya tenggorokannya kering. Jantungnya terasa berdebar lebih cepat dari biasanya. Ia menarik nafas dalam-dalam dan membuka mulutnya, "A-ku su-suka kamu, Hinata-chan!"
"I-iya..." jawab Hinata yang masih membelakangi Naruto.
Naruto melebarkan matanya, "Hah? Be-benarkah, Hinata-chan? Kau menerimaku?" tanya Naruto.
"Iya," jawab Hinata lagi.
Naruto benar-benar terlonjak senang. Rasanya di hatinya mulai bermekaran bunga-bunga Sakura. Kami-sama, betapa bahagianya Naruto. Ia mencubit pipinya berulang kali. Rasanya ia masih belum percaya. 'Oh, terima kasih Kami-sama! Aku bisa mendapatkannya!' Namun tiba-tiba Naruto berhenti berlonjak-lonjak saat...
"Baik. Hati-hati ya. Bye."
Naruto benar-benar bingung. Hinata berbicara pada...siapa? "Hi-hinata-chan, tadi kamu dengar aku ngomong nggak?"
"Eh, ma-maaf, tadi adikku meneleponku," Hinata membalikkan tubuhnya seraya menekan tombol merah pada ponsel flip putihnya. "Memangnya tadi Om Naruto ngomong apa?" tanya Hinata dengan wajah yang amat sangat super polos.
KRETAK!
Hati Naruto terasa hancur berkeping-keping. Bunga-bunga yang tadi terasa bermekaran dengan indahnya di dalam hati Naruto langsung layu. Matanya masih membulat dengan sempurna. Usahanya kini sia-sia. Naruto masih bungkam dan akhirnya membuka mulutnya...
"...Nggak, nggak ngomong apa-apa kok."
.
.
.
.
.
.
.
"Huweee... Gatot! Gagal Total! Usahaku sia-sia!" Naruto meraung-raung di sofa. Sakura hanya menepuk-nepuk punggung Naruto agar tenang.
"Sudahlah, Om Naruto. Lain waktu pasti Om Naruto bisa! Aku yakin! Tenanglah."
"Huwee... Sakura-chaaann~!" Naruto hendak memeluk Sakura, namun dengan cepat Sasuke segera menendang Naruto hingga tersungkur di lantai dan wajahnya sukses mencium lantai.
"Seenaknya mau meluk Sakura! Kalau kau menyentuhnya, jangan harap kau masih bisa hidup di dunia ini!" Sasuke langsung memeluk Sakura dari belakang untuk menjauhkan dari Naruto. Sakura kaget saat Otou-sannya itu tiba-tiba memeluk dari belakang. Nampak aura hitam di belakang Sasuke. Sasuke memberi deathglare andalannya kearah Naruto.
Yang diberi tatapan itu hanya menyengir sambil menunjukkan jari tengah dan jari telunjuknya yang nampak huruf 'V', "Wuu... Daughter Complex!"
Malam ini Naruto terus-terusan menangis di rumah Sakura hingga pagi hari. Matanya saja hingga berkantung. Ckckck...poor Naruto.
+ x +
"Mau nonton apa?" tanya Gaara. Mata emerald Sakura masih menatap poster-poster film yang terpasang di setiap dinding.
"Umh... Kita nonton ini aja deh! Ini film yang katanya sedang populer." Sakura menunjukkan sebuah poster bergambar seorang gadis dan seorang pria yang saling membelakangi dan jari mereka saling bertautan. Kelihatannya itu film err...romance?
"Hn. Baiklah." Gaara menganggukan kepalanya pelan. A-apa? Ga-Gaara mau nonton film berbau romance? Yang bener tuh? Gaara dan Sakura melangkahkan kakinya menuju loket tiket dan membeli dua lembar tiket. Untunglah mereka tak kehabisan tiket.
"Sakura, kamu mau softdrink dan popcorn?" tawar Gaara sambil menunjuk kearah konter makanan di sudut dekat pintu masuk.
"Uwaahh...mauuu! Ayo, kita beli!" secara tak sadar, Sakura langsung merangkul lengannya dan menariknya kearah konter makanan dan segera membeli dua gelas softdrink dan sebungkus popcorn yang terlihat menggiurkan itu. Aroma manis dari popcorn menusuk indera penciuman Sakura.
"Mohon perhatian gedung bioskop nomor 2 akan segera dimulai. Bagi para penonton yang memiliki karcis, dipersilahkan untuk memasuki ruangan. Karena film akan segera dimulai."
"Filmnya sudah mulai. Ayo masuk." Gaara dan Sakura berjalan menuju gedung bioskop dan menyerahkan tiket. Mereka segera menduduki bangku yang berada di tengah barisan.
Lampu-lampu bioskop mulai dipadamkan bertanda film akan segera diputar. Mata Sakura sedari tadi tak terlepas dari layar saking seriusnya menonton sambil memakan popcorn-tiba ada tangan yang sangat besar menggenggam erat tangan Sakura. Gaara menggenggam tangan Sakura. DEG! Jantung Sakura terasa berdetak seperti detik-detik jam. Rona berwarna merah muda bermunculan pada pipi Sakura. Tentu saja ada perasaan deg-degan dan malu. Tangan besar Gaara membuat tangan mungil Sakura yang tadinya terasa dingin akibat dinginnya AC di dalam bioskop menjadi terasa hangat bahkan terasa panas. Genggaman Gaara makin lama makin erat dan kencang membuat tangan Sakura terasa panas hingga dibanjiri keringat. Sakura melirik Gaara yang masih menatap layar bioskop.
"Gaara..."
.
.
.
.
.
.
.
"A-ada apa nih Gaara? Kok mataku sampai ditutup segala?" tanya Sakura penasaran Tiba-tiba saja setelah pulang dari nonton bioskop mata Sakura ditutup oleh selembar kain berwarna hitam yang terikat kencang hingga menutupi kelopak matanya.
"Nggak usah banyak tanya. Sebentar lagi kita sampai. Pegangan erat-erat, nanti kamu jatuh." terdengar suara laju kendaraan dan angin yang berhembus dengan kencang. Itu artinya Gaara sedang mengendarai motornya.
Suara-suara lalu lalang kendaraan terdengar berhenti. Sakura merasakan kendaraan yang saat ini ia naiki juga berhenti. Itu tandanya mereka telah sampai pada tempat tujuan. Sakura turun dari motor dan dituntun oleh Gaara. Langkah demi langkah itu terhenti di suatu tempat yang entah di mana. Gaara melepaskan ikatan yang terikat pada matanya itu dan melepasnya.
"Sekarang, buka matamu."
Kelopak mata Sakura terbuka dengan perlahan-lahan dan matanya terlihat melebar. Emeraldnya menunjukkan kekaguman sekaligus terasa terharu melihat pemandangan di depan matanya itu. Di depan matanya terlihat sebuah ruangan outdoor dengan meja putih berkaki panjang yang di atasnya ada vas bunga bening yang berisi bunga mawar merah dan dengan dua buah kursi yang terlihat mewah. Meja dan kursinya dikelilingi oleh berpuluh-puluh lilin berwarna merah yang membentuk bentuk hati. Tak lupa dengan pemandangan bintang-bintang di langit dan taman yang begitu indah dengan kolam yang di dalamnya ada bunga-bunga mawar merah fan berbelas-belas atau bahkan hingga beratus lilin merah yang mengambang di atas air kolam yang membentuk kalimat 'I Love Sakura'. Benar—benar pemandangan yang begitu indah dan romantis. Gadis mana yang tak tersentuh jika diberi surprise seromantis ini?
"Ga-Gaara... Kamu yang bikin ini semua?" tanya Sakura dengan pandangan takjub melihat pemandangan di depannya.
"Ya." jawab Gaara singkat, namun ia menampakkan senyuman kecil saat melihat Sakura yang terlihat begitu senang dengan kejutannya.
"Terima kasih Gaara! Aku benar-benar terharu." Sakura memeluk Gaara dengan erat. Gaara hanya dapat membalas pelukan Sakura dengan senyuman.
'Seandainya saja Tou-san yang memberi kejutan seperti itu. Tapi, jangan berharap Sakura. Itu semua hanya mimpi...'
.
.
.
.
.
.
"Aku pulang!" Sakura melepaskan sepatu wedgesnya dan meletakkannya pada rak sepatu dengan rapi. Sakura berjalan melewati ruang keluarga dan melihat sebuah gitar yang tergeletak manis di atas sofa. Sakura langsung menghampiri gitarnya itu dan memetik gitar.
"Gimana, sudah mahir bermain gitar?" tanya seorang pria menghampiri Sakura dan duduk di sampingnya-yang sudah pasti Otou-sannya, Sasuke-.
"Hmm...lumayan, Tou-san." Sakura masih asik memetik gitarnya.
"Sakura, Tou-san mau tanya. Kenapa sekarang kamu sudah jarang berangkat dan pulang bareng sama Tou-san? Ada apa?" tanya Sasuke secara tiba-tiba. Tentu saja wajar jika Sasuke bertanya seperti itu karena khawatir dengan Sakura karena akhir-akhir ini mereka jarang bersama lagi.
Sakura baru ingat bahwa Sasuke belum tahu bahwa ia sudah mempunyai err...pacar-yang lebih tepat hanya sebagi pelarian-.
"Oh iya, Tou-san belum tahu ya. Sekarang aku berangkat dan pulang bareng dengan Gaara, pacar baruku."
-TBC-
Fiuh, akhirnya selesai juga! Huwaaa... ancuuurr! Bagiku fic chapter ini bener-bener ancuur! Gommen ya! Maaf kalo telat update. Sebenarnya aku mau update kilat lho, tapi maklum, penyakit males kambuh dan aku ngetik pas lagi nggak mood ^^v dan ditambah updatenya susah banget, eror! FFn lagi eror sih... Kalo gini terus aku bisa-bisa update lama DX ! Haduh, lagi-lagi di sini kebanyakan GaaSakunya ya? Maafkan diriku! Aku bingung lagi sih kedekatan SasuSakunya gimana lagi! Cuma aku udah ada ide buat chapter-chapter berikutnya kok ^^. Gommen ya kalo teori bermain gitar dan karya-karya musiknya salah! Maklum, saya nggak tahu begituan, hehe... ^^v
Eh iya, aku mau kasih tau nih. Sebenernya aku juga 'agak' nggak rela lho ciuman pertamanya sakura diambil Gaara, mana itu kissu yang tak disengaja lagi! Tapi karena demi jalan cerita(?), saya terpaksa melakukannya, hahaha. Tapi tenang, don't worry, di chapter(entah keberapa) ada yang akan membuat kalian tegang(?), fufufu...
Oh ya, yang mau add fb aku *siapa yang mau!*, add ya...buka aja profilku, disitu ada alamat fb ku ^^ . Kalo ngeadd, sebutin pennamenya ya, soalnya biar aku tahu. Aku pengen banget punya temen sesama author ^^
Thanks ya buat yang udah vote! Ayo, vote untuk polling : Sakura maunya sama siapa/pair apa? Ayo buka profilku dan polling, apakah SasuSaku atau GaaSaku? Pastikan Sakura untuk berpasangan ya~ Vote Now! XD
Special Thanks to :
Youi hayatoshiro, Rizuka Hanayuuki, yunyun, bintang, Hoshi Yamashita, onyxblossom, Anezaki Shihoudani-Sara, Violet7orange, .Nightroad, UchihaKeyRa20, 4ntk4-ch4n, Putri Luna, Ai-chan Sakugawa, matsumoto rika, Just Ana, Inori chan, Thashientha Dhira, me, ahirachan, Putray sakuray, satulusin12
Balas review dulu ya :
Youi hayatoshiro : Hahaha... Untung gara-gara iget iklan itu aku jadi dapet ide, hihi. Iya, aku juga nggak rela! Tapi demi jalan cerita aku terpaksa melakukannya,hehe. Makasih udah review, RnR lagi ya! ^0^
Rizuka Hanayuuki : Sama, aku yang ngetik juga sebenrnya nda rela kalo first kissnya Sakura bukan dari SasukeTwT. Tapi ya karena demi jalan cerita(?), aku terpaksa melakukannya #PLAK. Hihi.. makasih, iya dong Sasuke gokil! Suka banget tu bikin Sakura ke GR-an! Sipth, makasih udah review, RnR lagi ya! ;)
Yunyun : Sipth deh! Makasih udah review, RnR lagi ya!
Bintang : Uwaa...makasih ya! Terharu saya! Sipth, makasih udah review, RnR lagi ya!
Hoshi Yamashita : Eh, ma-masa? Huwee... Aku terharuu! Itu aku susah payah ngetik n berfikir akhirnya membuahkan hasil juga. Tapi aku merasa chap ini pendeskripsiannya jelek, aku ngetiknya lagi nggak mood sih TwT. Iya tuh, tapi tu tak disengaja,hoho. Eh, kamu nggak tau iklan itu? Gubrak! Kan di TV ada, bahkan waktu jaga stand mading di sekolah ada kata-kata itu. Ah, kamu ini...x_x. Makasih udah review, RnR lagi ya! XD
Onyxblossom : Sipth deh, semoga kesampaian Sasusaku ya, wakakakk... #PLAK. Makasih udah review, RnR lagi ya! ^w^
Anezaki Shihoudani-Sara : Uwaa,,saiia yang ngetik juga ikut deg2an XD! Sipth, makasih udah review, RnR lagi ya! :D
Violet7orange : Iya tuh, Gaara bisa-bisa gantung diri tuh,hihi. Makasih udah review, RnR lagi ya!
.Nightroad : Wah, makasih ya! Hehehe...ide itu muncul gara-gara inget iklan itu. Sipp! Makasih udah review, RnR lagi ya! XD
UchihaKeyRa20 : Sipth! Makasih udah review, RnR lagi ya! ^^
4ntk4-ch4n : Iya, betulbetulbetuul! Ah, iyayah, kalo punya Tou-san gitu mungkin aku udah tepar XD. Iya, kissu pertama yang tak disengaja, uwaa~! Makasih udah review, RnR lagi ya!
Putri Luna : Iya, nggak apa-apa kok. Iya, ciuman yang tak disengaja! Uwaaa...! wah, kalo Hoshi tau, mungki Sasuke disate kali, hahaha #ditendang. Sip, aku udah update! Makasih udah review, RnR lagi ya! ^0^/
Ai-chan Sakugawa : Iya dicium tapi tak disengaja! Sebenernya aku rada ngga rela, tapi demi jalan cerita(?), aku terpaksa melakukannya #PLAK. Oh, suatu saat nanti(?) Sasuke pasti cemburu!hihi.. Makasih udah review, RnR lagi ya! :D
matsumoto rika : Kyaaa... saiia ikut menjeriit! Makasih, makasih, aku ikut senang! Tapi aku merasa chap ini benar-benar ancur, huwee.. ,. Makasih udah review, RnR lagi ya! XD
Just Ana : Iya kasihan, hikz... Ah, nggak juga kok kalo dia bukan anak kandung, haha. Liat aja chapter berikutnya deh, hihi. Sip! Saiia suka sekali membuat sasuke cemburu! Hahaha..*tawa nista* #dichidori. Nih udah update! Makasih udah review, RnR lagi ya! :)
Inori chan : Iya, nda apa-apa deh. Ho'oh, mereka udah review duluan,haha. Masa kamu nggak tau sih? Kamu kan sodaranya Hoshi, ckck.. Wah, makasih ya, aku jadi terharu, hikz... Tapi aku nggak tau di chap ini pendeskripsiannya bagus kayak chap kemarin atau gak, aku merasa fic chap ini ancuur DX. Makasih udah review, RnR lagi ya! ^_^
Thashientha Dhira : Iya, nggak apa-apa kok ^^ Hmm...sudah tau dong dia pilih siapa, hihi. Oh ya, makasih ya udah add fb aku. Makasih udah review, RnR lagi ya! :D
Me : Sipp, ni udah update, walau rada telat,hehe. Hah, kok nggak bisa masuk? Makasih udah review, RnR lagi ya!
Ahirachan : sipth! Ini udah update! Maaf ya telat, sebenernya aku udah kilat lho, tapi gara2 penyakit males datang dan FFN eror untuk update cerita T.T, makasih udah review, RnR lagi ya!
Putray sakuray : wah,,makasih ya udah review. Kau temanku yang baik! *lebay* Sipth deh! ;)
satulusin12 : Haha. Iya tuh tau, nggak apa-apa dong ada perasaan suka antara ayah dan anak [walau kayaknya(bukan 'kayaknya' lagi!) terlarang banget], kakak adik aja bisa, hoho...*tawa gaje*. Nih, ku dah update! Makasih udah review, RnR lagi ya! XD
Saya hanya dapat menerima kritik, saran atau pujian#PLAK agar saya terus semangat, dapat belajar dan mengetahui letak kesalahan saya ^_^
Sebelumnya Mohon Maaf, saya TIDAK MENERIMA FLAME dalam bentuk apapun. Don't Like, Don't Read, okay? ;)
Boleh minta reviewnya please? ^w^