Seorang Gadis cantik berambut merah muda, berumur sekitar 16 tahunan berpegangan erat pada sebuah pilar kerajaan. Kakinya tak mampu lagi menopang tubuhnya akibat keadaan sekitarnya yang berguncang hebat. Beberapa patung dan perabotan mahal di sekitarnya telah pecah akibat terjatuh dari atas meja. Beberapa vas yang sebelumnya hanya bergerak, kini telah pecah tertimpa runtuhan atap kerajaan itu.
"Tuan putri…." seorang dengan rambut blonde berlari mendekati gadis berambut pink itu.
"Na-Narutoo…!" ia lega melihat seseorang telah datang menolongnya. Gadis bermata emerald itu segera melepaskan pilar yang tadi dipeluknya. Tanpa berpikir panjang, ia segera lari menghampiri Naruto yang berdiri tak jauh darinya. Namun, tanpa ia sadari, sebuah runtuhan pilar kerajaan yang elegan itu, jatuh ke arahnya.
"TUAN PUTRIII….!"
BRUAKK…
.
.
~'~"~'~
Naruto Belongs to Masashi Kishimoto
Title :
~ The Princesses Tales~
Author : Rurippe no Kimi
Type : AU (Alternative Universe), OOC Tingkat tinggi(Maybe?), Gaje, Bahasa Indonesia, DLL, RnR Please…!
Main Character : Sakura, Hinata, Naruto, Sasuke
Warning :Amateur,
If you Don't like , Don't read, Don't FLAME
If you don't like, don't read, don't FLAME
Enjoy please!^_^
~'~"~'~
.
Chapter 1
.
.
Suara ayunan yang di gerakkan perlahan oleh seorang gadis kecil berumur sekitar 9 tahun, begitu memekakkan telinga. Decitan akibat bergeseknya dua besi berkarat saat diayunkan perempuan kecil itu. namun, ia tak menghiraukan decitannya dan tetap mengayunkan ayunan itu perlahan. Matanya yang kehijauan menatap lugu ke seberang pagar besi yang menghadang di depannya. Membatasi dirinya dengan segerombolan anak yang sedang bermain dan tertawa di seberang sana.
Pluk…
Sebuah bola berwarna oranye lompat melewati pagar besi setinggi orang dewasa dan jatuh tepat di ujung kaki gadis kecil berambut pinkish itu.
"Hei..! bisa tolong ambilkan bolaku?" tanya seorang anak lelaki berambut blonde dari balik pagar besi, dengan senyum khasnya. Gadis berambut merah muda itu mengangguk, turun dari ayunan dengan cat yang sedikit terkelupas tersebut dan segera melemparkan bola oranye hingga melewati pagar itu.
"Terima kasih!" Ucap anak laki-laki bermata sapphire sembari kembali memamerkan cengirannya."Apa yang kau lakukan di balik pagar besi karatan ini? Ayo keluar dan bermain bersama…!"ajak si anak lelaki berambut blonde yang dijawab dengan gelengan gadis kecil.
"Tidak bisa. Ibu panti asuhan tidak mengijinkanku keluar dari panti asuhan ini hingga aku memiliki orang tua baru." Kata gadis kecil itu dengan air muka sedih.
"Ooh…begitu…" Anak lelaki itu mengangguk-anggukkan kepalanya tanda ia mengerti, kemudian kembali tersenyum "Hei, Namaku Naruto. Aku tinggal di Kerajaan di atas sana." anak bernama Naruto itu menunjuk ke arah sebuah kerajaan megah di atas bukit kecil
"Kau seorang pangeran?" tanya sang gadis kecil penasaran.
"Bukan. Aku hanya anak dari penasihat kerajaan Konoha Raja dan Ratu di sana tidak memiliki anak.… Nah, bagaimana denganmu? Kau siapa?" Naruto menyodorkan tangannya kepada gadis berambut pink, melalui sela-sela pagar besi. Gadis kecil berambut merah muda itu menggeleng untuk kedua kalinya.
"Aku tak punya…" jawabnya lirih sambil menatap sapphire milik Naruto yang juga sedang memandangnya dengan tatapan aku-tidak-mengerti-maksudmu.
"Aku tak punya nama. Ibu panti bilang, orang tua baruku kelak yang akan memberikanku nama. Semua teman-teman di panti asuhan ini juga begitu." Jelas gadis kecil itu panjang lebar.
"Jadi, bagaimana cara mereka memanggilmu?"
"Mereka memanggilku dengan ciri-ciri fisik paling umum dalam diriku."Gadis kecil itu menarik nafas sebentar.
"Mereka memanggilku, 'Merah muda'"
~'~"~'~
"'Merah muda', mulai sekarangkau adalah seorang putri kerajaan Konoha." Ujar seorang wanita cantik berambut blonde diikat dua, dengan tanda pemata di dahinya. Ia tersenyum lembut pada gadis merah muda.
"Baik yang mulia ratu…" kata gadis merah muda itu polos.
"jangan panggil 'yang mulia' panggil saja 'Mama'. Mulai sekarang, kau adalah anakku." wanita itu tersenyum lembut. kemudian mengusap rambut pink gadis itu.
"Mama? Berarti sekarang aku sudah punya orang tua?" emerald gadis kecil itu berbinar. Tergambar kebahagiaan di matanya itu. "Kalau begitu, beri aku nama, Mama…"
"Nama?" wanita dengan gaun mewah nan glamour itu berfikir melihat kearah rambut merah muda milik gadis kecil itu dan tersenyum untuk kesekian kalinya.
"Rambut merah muda-mu itu seperti bunga sakura. Karena itu, Mama akan memanggilmu…" wanita itu memotong perkataannya sejenak. Gadis kecil tersebut masih menunggu kelanjutan perkataan Ratu Kerajaan Konoha itu, dengan seksama.
"Sakura"
~'~"~'~
"Ugh.." Sakura mengerang pelan. Ia mengerjap-ngerjapkan matanya, berusaha mengembalikan pandangannya. Sejenak kemudian, ia melihat beribu-ribu pohon di hadapannya. Gadis itu segera bergerak untuk bangkit. Namun tertahan oleh perasaan perih di sekitar kepalanya.
'Ugh…Mimpi? Tentang masa lalu?' Batinnya.
"Ah, Tuan Putri sudah sadar Rupanya…" Seorang lelaki bermata sapphire duduk di sebelah kiri Sakura dengan nafas terengah-engah.
"Naruto…. Ini di mana? Bukannya tadi…tadi aku ada di Kerajaa-Ugh…?" Sakura tertahan akibat sakit yang kembali menjalari kepalanya.
"Ah, Tuan putri jangan bangun dahulu, luka di kepala anda akibat terbentur pilar istana yang roboh tadi belum sembuh betul. Sebaiknya anda berbaring dulu." Ujar Naruto sembari menunjuk kepala Sakura yang telah terlilit perban dengan sedikit bercak memerah.
"Jangan panggil aku Tuan putri, Naruto… sudah seribu kali kubilang, aku tidak suka keresmian seperti itu…" Perintah Sakura kesal."dan tolong jawab pertanyaanku…"
"Baiklah…baiklah…Sakura…hanya di hadapanmu aku memanggil dengan namamu, tidak di hadapan para penghuni kerajaan. Sekarang, Kita berada di hutan Terlarang tenggara, yang terletak lumayan jauh di belakang kerajaan Konoha. Kerajaan kita diserang Kerajaan Akatsuki. Atas perintah Ratu Tsunade, aku membawamu pergi dari kerajaan mencari tempat perlindungan." Naruto menatap emerald Sakura sejenak sebelum akhirnya kembali meneruskan ceritanya."Raja Jiraiya dan Ayahku, maksudku penasihat tertinggi Kerajaan, sudah mengerahkan pasukan untuk melawan pasukan dari kerajaan Akatsuki…" Naruto menghentikan ceritanya.
"Lalu…?"
"Lalu? Lalu aku tidak tahu lagi kelanjutannya…." Jawab Naruto diiringi Deathglare dari Gadis Pink di sebelahnya. Naruto terkikik kecil.
"Nah…Nah… Sakura, kita harus mencari tempat beristirahat malam ini. Lihatlah, sudah segelap ini. Tak mungkin kita tidur di tengah hutan belantara begini, sementara kita tidak tahu bahaya apa yang akan mengancam, bukan? Kau sudah baikan? sanggup berjalan?" Naruto mengalihkan pembicaraan. Yang dibalas oleh anggukan pelan orang yang ditanya.
"Aku bisa berjalan, kok…" Sakura berusaha berdiri, dengan bantuan Naruto. "Tapi, kita mau kemana?" Sakura.
"Kita terus jalan ke Timur. Itu perintah dari Yang mulia Ratu. Ia bilang, di Timur Hutan terlarang, ada sebuah desa kecil di bawah pimpinan kerajaan Uchiha. "
~'~"~'~
"Nnng… Naruto….Belum sampai, ya? Aku sudah lelah… " Keluh Sakura pelan. Yang ditanya hanya diam tak menjawab.
"Narutooo….! Hei, apa benar arahnya ke Timur?" Tanya Sakura sembari memegangi gaun bagian bawahnya.
"Ha? Timur…Aku tadi bilang ke Timur, ya?" Lelaki berambut blonde itu memasang pose bengong."Kan arahnya ke Utara…." Telunjuknya mengarah ke Utara.
"APAAAA!" Sakura Teriak kencang. Membuat Naruto yang berada di depannya, terkejut setengah hidup. Ia tak berani memandang putri pink di belakangnya.
Srak…srak…
Suara semak-semak yang bergoyang, membuat mereka terpaksa menghentikan aktifitas mereka sebelumnya.
Srak…srak….tap…tap…
Kembali terdengar. Kali ini diiringi suara langkah kaki seseorang.
"Siapa itu!" Teriak Sakura segera mundur ke belakang Naruto. Sedangkan lelaki blonde itu menggenggam pedang panjang di pinggangnya. Segera mengeluarkannya secara perlahan tanpa suara.
srak…srak…
Naruto mengarahkan pedangnya ke arah Semak belukar yang bergoyang. Tangannya yang menggenggam pedang panjang telah siap menebas siapapun yang kemungkinan besar siap melukai mereka.
Keluarlah seseorang dari balik semak belukar itu. Naruto segera mengayunkan pedangnya ke arah orang itu.
"Kyaaa…" Suara seorang gadis. Naruto segera menghentikan gerakan pedangnya. Tepat di depan wajah seorang Gadis yang telah terduduk dengan wajah ketakutan.
"E..W-Wanita..?" Kata Naruto meyakinkan apa yang dilihatnya. Seorang gadis berambut Indigo panjang bermata Keabuan dengan sebuah keranjang kosong di tangannya.
"Hey, Naruto! Tarik kembali pedangmu! Tidak sopan mengacungkan sebilah pedang pada seorang Wanita…" ujar Sakura dengan nada memberi perintah. Naruto segera menyimpan kembali pedangnya.
"Maafkan aku." Pinta Naruto. "Aku kira kau adalah penjahat atau semacamnya yang ingin melukai Sakura-maksudku Tuan putri…"
"T-tuan putri?" Akhirnya gadis berambut indigo panjang itu angkat bicara sedikit terbata.
"Hm-m.. Sakura, putri kerajaan Konoha…sedangkan aku Naruto Namikaze, Pelayan di Kerajaan tersebut…" Naruto memperkenalkan diri tanpa diminta.
"Bagaimana bisa seorang putri dan pelayannya ada di tengah hutan terlarang seperti ini?" Tanya Gadis indigo itu.
"Ceritanya panjang…" Naruto menjelaskan secara panjang lebar mengenai perang yang terjadi di Konoha. Sesekali Sakura menimpali cerita yang dituturkan oleh Naruto. Gadis Indigo itu sedikit terkejut mendengar cerita tersebut. Sejenak kemudian ia mengangguk tanda mengerti.
"Kau sendiri siapa? Apa yang kau lakukan di tengah hutan begini? Apa kau datang dari desa sekitar sini? Bisa tolong bawa kami ke desa mu?" Naruto melemparkan bertubi-tubi pertanyaan.
"Aku…namaku..Panggil saja Hinata. Aku hanya sedang berjalan-jalan saja…dan…dan…Aku datang dari desa di Utara sana." Gadis bermata keabuan itu mengarahkan telunjuk tangan kanannya ke arah Utara." Desa dibawah kuasa Kerajaan Uchiha." Lanjut gadis indigo yang diketahui bernama Hinata.
"Bagus, Hinata…Bisa tolong antarkan kami kesana? Atau jika kau berkenan, bolehkah kami bermalam di rumahmu?" Naruto kembali angkat bicara, mewakili Sakura. Hinata termenung sejenak.
"Maaf, Naruto, Putri Sakura…Aku tidak keberatan, tetapi, peraturan di Desa kami, para pendatang harus meminta izin dan bertemu terlebih dahulu kepada Raja Uchiha…" Hinata menatap emerald dan Sapphire bergantian. Kemudian melanjutkan kata-katanya. "Jika Naruto dan Tuan putri bersedia, aku akan mengantar ke Desa langsung ke Kerajaan Uchiha…"
~'~"~'~
"Ini Kerajaan Uchiha…"
Mereka berdiri di hadapan sebuah kerajaan megah yang di batasi pagar besi berwarna merah metalik. Beberapa penjaga bersiaga di depan kerajaan tersebut. Pintu gerbang bergambar sebuah kipas berwarna merah putih tertutup dan terkunci rapat.
"Permisi, tolong persilahkan mereka masuk…" Ujar Hinata kepada salah seorang pengawal yang berdiri di depan pintu gerbang kerajaan. "Mereka tamu terhormat. Mereka datang dari Kerajaan Konoha, ingin bertemu langsung dengan Raja." Terus Hinata.
"Baik." Pengawal kerajaan tersebut membukakan pintu gerbang, mempersilahkan mereka masuk ke dalam.
"Kau tidak ikut, Hinata?" Tanya Naruto. Tentu saja sekedar basa-basi. Ia tak cukup bodoh untuk mengetahui bahwa rakyat biasa seperti Hinata dapat masuk ke dalam kerajaan tanpa alas an yang jelas. Bahkan walau hanya untuk mengantarkan mereka berdua menemui Raja penguasa desa ini.
Dan benar apa yang di pikirkan lelaki kuning itu. Hinata menggeleng dan segera pamit undur diri.
"Baiklah, Sakura…biar aku saja yang berbicara pada Raja Uchiha…"
~'~"~'~
"Berani sekali kalian mengganggu malam waktu malamku yang tenang!" Ketus seorang Lelaki berambut raven mencuat ke atas, dengan stoiknya. Lelaki yang kurang lebih seumuran dengan mereka. Sangat mengejutkan jika mengetahui lelaki bermata onyx itu adalah seorang Raja di umurnya yang terbilang masih sangat hijau. Lelaki itu berdiri di depan kursi singgasananya seraya mengaitkan kedua lengannya di depan dadanya.
"Kami mohon, izinkan kami tinggal di desa ini untuk beberapa waktu saja…" Pinta Naruto menatap sang Raja Uchiha di hadapannya. Ia memohon meski terlihat jelas di hadapannya bahwa ia kesal.
"Hn…Tidak." Kata Sang Raja uchiha itu dingin dan datar, mengejutkan Naruto tak ketinggalan Sakura yang berada di sana."Aku tidak suka kalian yang telah mengganggu di waktu istirahat ku yang berharga…"
"A-ap-"
"Jika urusan kalian sudah selesai, segeralah pergi dari sini." Potong sang Raja, masih tetap dingin, mengambil langkah perlahan untuk meninggalkan mereka."Jangan sampai aku memakai kekerasan untuk memaksa kalian angkat kaki dari sini."
"Tunggu…! Kau tidak tahu, yang bersamaku sekarang adalah seorang putri kerajaan!" Perkataan Naruto memaksa Sang Raja menghentikan langkahnya.
"Hn. Putri kerajaan?" Tanya Raja Uchiha dengan posisi masih membelakangi mereka.
"Ya…! Putri kerajaan Konoha. Kerajaan Konoha sedang di serang oleh Kerajaan Akatsuki...Aku sebagai pelayannya bertugas melindunginya. Ratu kerajaan Konoha yang memerintahkanku membawa tuan putri kemari agar terhindar dari peperangan yang sedang berlangsung di Konoha." Jelas Naruto panjang lebar. Raja bermata onyx itu hanya diam tak berkata apapun.
Hening.
Baik Naruto atau Raja Uchiha itu maupun Sakura tak berbicara.
"Bagaimana Yang Muli-"
"Diamlah! Aku sedang berfikir!" Bentak Sang Raja. Naruto yang dibentak mengepalkan kedua tangannya erat. Mungkin Naruto sudah memukul perut lelaki dingin di hadapannya itu jika saja ia tidak ingat bahwa yang di hadapannya sekarang adalah seorang raja. Ia benar-benar kesal dengan keangkuhan-menurut Naruto- Raja itu.
"Hn. Tidak peduli jika kau seorang putri atau apapun namanya itu, segeralah pergi dari hadapanku." Raja Uchiha kembali melangkah meninggalkan Naruto terpaksa mengeluarkan kata-kata yang paling tidak ingin diucapkannya, dan mungkin akan disesalinya.
"Dia, kau boleh menikahinya jika kau mengizinkan kami bermalam di desa ini…"
.
.To be Continue.
.
.
AN:
Wakh…wakh…wakh…Akhirnya selesai juga fict bersambung kedua Rippe… Rippe harap banyak yang suka…*Memandang penuh harap ke arah Readers*
Ceritanya aneh ya? Sudah umum? Maaf kalau mengecewakan, ya… Rippe masih hijau sih…*Emang cabe, masih hijau?*…
Di sini, peran Hinata masih sedikit, tapi sebenarnya, dia cukup berperan dalam cerita ini… pun di fict ini, dia belum keliatan gugup nya … maklum, belum ada rasa sama Naruto…jadi, Rippe ga ada maksud membuat dia dan Chara lain OOC, meski mungkin masih banyak yang tanpa Rippe sadari, terlihat OOC. Sih…
Ceritanya, Konoha bukan Nama desa, melainkan kerajaan. Begitupun Uchiha, Akatsuki dan kerajaan-kerajaan lainnya yang mungkin bakal muncul di fict ini. Anggap saja kejadiannya di Jepang gitu, zaman-zaman wanita bergaun gitu….
Hm….Tolong di review ya, readers-readers sekalian, dari senpai-senpai sampai newbie-newbie yang lebih baru dari Rippe, semuanyaaa….pliss REVIEWNYA… kritik dan saran yang bersifat membangun boleh, yang di larang hanya FLAME. Karena, Rippe masih belum siap di FLAME….
Key…Cukup nih…bingung jg mw nulis apa… Cuma, Rippe mau minta pendapat…
FICT INI LAYAK DILANJUTIN APA ENGGAK?