Disclaimer: Bleach © Tite Kubo
Ok.. Ketemu lagii.. *plak* di sini maaf buat Ichigo FC, soalnya dia sifatnya jelek di sini.. :P
Dan maaf untuk IchiRuki FC, di sini belum ada romance IchiRukinya.. T,T
Then, RnR minna!
*Pagi hari*
Kuchiki Rukia tengah berlari menuju sekolahnya saat ini. Jam sudah menunjukan pukul 8 pagi yang menandakan kalau ia sudah terlambat masuk sekolah.
"Sial!" umpatnya sambil tetap berlari. Tangan kanannya tengah menenteng tas sekolahnya dan tangan kirinya tengah menyeret koper yang berukuran cukup besar.
Saat gadis mungil itu sampai di depan sekolah, ia meletakan kedua tangannya di paha sambil terengah-engah. Gerbang sekolah sudah tertutup dengan rapat dan tak mungkin ia memanjat karena tinggi gerbang tersebut mencapai 4 meter di atasnya. Lagipula, ia juga tak ingin mencari masalah.
"Maaf, siapa anda?" tanya seorang laki-laki di belakang Rukia. Rukia kaget dan menoleh ke arah orang yang memanggilnya.
"A-Anou... Kuchiki Rukia desu," balas Rukia gugup.
"Kuchiki? Ah... Saya Isshin. Kurosaki Isshin. Kepala sekolah sekaligus pemilik sekolah ini. Kuyakin kau pasti sudah mengetahuiku, Rukia-chan,"
"Ah! Gomenasai! Saya kesiangan pada hari pertama ini," maaf Rukia sambil membungkukan sedikit badannya. Isshin hanya tersenyum dan membalas, "Tidak apa-apa, Rukia-chan. Ayo kita ke ruanganku sekarang,"
Rukia hanya bisa menurut saat di bawa Isshin ke ruangannya. 'Ternyata ini paman Isshin, sahabat otou-sama... Ternyata ia berwibawa juga.' batin Rukia mengomentari. Kini, ia dan Isshin sudah berada di ruangan kepala sekolah.
"Nah, Rukia-chan. Mulai besok kau akan mulai bersekolah. Sebelumnya aku ingin minta maaf,"
Rukia menyiritkan keningnya heran. Isshin mengambil napas dan membuangnya dengan berat. Seperti akan mengakui kesalahan yang besar.
"Untuk apa?" tanya Rukia bingung.
"Ah... Anou... Asrama yang berisi wanita-wanita sudah penuh. Sisanya yang memiliki kamar kosong hanyalah asrama yang berisikan laki-laki," jelas Isshin bersalah. Rukia membelakakan matanya. Berarti ia harus tinggal bersama laki-laki?
"Ja-jadi saya harus-"
"Tenang saja, kau akan tinggal bersama ketiga putraku. Aku jamin takkan terjadi sesuatu yang buruk padamu selama kau bersama mereka," potong Isshin menenangkan Rukia yang mulai panik.
"Ah... Sou ka?" gumam Rukia pelan.
"Baiklah, Rukia-chan. Akan ku panggilkan ketiga anakku sekarang. Tunggu sebentar," Isshin segera mengambil telepon yang terletak di meja kerjanya dan menelepon seseorang.
Tak lama setelah itu, terdengar suara ketukan pintu dan masuklah ketiga orang yang berwajah... kembar?
"Ada apa, oyaji?" tanya laki-laki yang berambut orange.
"Ada apa, otou-san?" tanya laki-laki berambut hitam. Sedangkan laki-laki berambut merah hanya menatap Rukia dengan tatapan yang sulit di artikan.
"Sini, ayah kenalkan kalian pada seseorang," Isshin melambaikan tangannya dan ketiga laki-laki tersebut semakin mendekati meja kerja Isshin.
"Ini adalah putra-putraku, Rukia-chan. Kalian, ini adalah putri daripada Kuchiki Byakuya, sahabat ayah dulu. Ia akan tinggal satu asrama dengan kalian. Jaga dia baik-baik," jelas Isshin. Semua laki-laki yang ada di situ-kecuali Isshin-terbelakak. Rukia sedikit gugup dan mulai berdiri untuk sekedar memperkenalkan diri.
"Uhm... Watashi wa Kuchiki Rukia desu. Yoroshiku," ucap Rukia gugup.
"Kurosaki Kaien. Senang bertemu denganmu, Rukia," balas Kaien lembut.
"A-Aku Kurosaki Ashido. Yoroshiku," balas Ashido malu-malu.
"Kurosaki Ichigo," balas Ichigo ketus.
"Nah, Rukia-chan. Ikutlah bersama mereka menuju kamarmu. Biar barang bawaanmu di antar oleh seseorang ke kamarmu,"
"Ti-Tidak usah! Arigatou gozaimasu, Isshin-san. Hanya saja, saya tidak mau merepotkan. Saya akan membawa sendiri apa yang menjadi tanggung jawab saya," jelas Rukia mantap. Isshin tersenyum puas.
"Tidak, Rukia-chan. Aku sudah banyak merepotkan ayahmu selama ini. Kumohon, biarkanlah aku membantumu," mohon Isshin. Rukia tersenyum manis. "Baiklah," jawabnya.
Ichigo, Kaien, Ashido dan Rukia segera menuju asrama mereka.. "Rukia, kenapa kau pindah ke sekolah ini?" tanya Kaien membuka pembicaraan.
"Hmm.. Awalnya, otou-sama menyekolahkanku di 'Kuchiki gakuen' miliknya. Tapi di murid-murid di sana selalu mem-bully ku dan menjauhiku karena aku ini anak kepala sekolah sekaligus pemilik sekolah. Aku selalu mendapat juara dan hal itu tidak membuatku puas. Aku selalu tidak memiliki teman. Jadi, otou-sama memindahkanku ke 'Kurosaki gakuen' milik Isshin-san," jelas Rukia panjang lebar. Kaien mengangguk-ngangguk, Ashido menatap Rukia kasihan, Ichigo hanya diam dan memasang ekspresi datar.
"Aku akan menjadi sahabatmu, Rukia!" jelas Kaien mantap.
"A-Aku juga!" seru Ashido mantap.
"Arigatou,"
"Kenapa kau diam saja, Ichigo?" tanya Kaien yang heran dengan perubahan saudaranya itu.
"Aku tidak apa-apa," jawab Ichigo malas.
Perjalanan menuju asrama mereka pun di penuhi dengan perbincangan mengenai Rukia dan para saudara Kurosaki.
*Room 1415*
"Ini asrama kita," jelas Ashido. Sepertinya ia sudah tidak malu-malu lagi dengan Rukia. Ashido pun segera membuka pintu asrama mereka. 'Mewah.' batin Rukia mengomentari ruangan asrama mereka.
"Nah, Rukia, kamarmu ada di antara kamar Ichigo dan Kaien," jelas Ashido lagi. "Ini kunci kamarmu,"
Rukia tersenyum manis dan berkata, "Arigatou gozaimasu, Ashido-kun!"
"Uhm.. Doitashimaste, Rukia,"
"Rukia, kau sudah mau makan?" tanya Kaien ramah. Rukia menggelengkan kepalanya. "Anou... Aku sudah makan tadi pagi... Arigatou, Kaien-kun,"
"Ichigo? Kau kenapa sih? Dari tadi diam saja," tanya Kaien mengulangi pertanyaan yang belum lama baru saja di tanyakannya.
"Tidak. Aku hanya berpikir... Gadis ini sungguh merepotkan. Kalau ada dia, kita harus menjaganya dan waktu luang kita jadi terbuang kan?" sindir Ichigo sambil menunjuk Rukia.
"Ichigo!" seru Kaien. Ashido menatap Ichigo kesal. Rukia hanya memandang Ichigo tak percaya, lalu ia menunduk dan meremas roknya.
"Gomenasai. Aku berjanji tidak akan berurusan dengan kalian dan merepotkan kalian," jelas Rukia. Mata Ichigo, Kaien dan Ashido membulat sempurna. Rukia segera berlari keluar asrama tanpa tujuan.
"Hosh... Hosh..." Rukia tersengal-sengal. Ternyata ia sudah berada di atap gedung asrama. Cukup luas. Rukia segera menyenderkan dirinya di pembatas. Ia memeluk kedua lututnya dan membenamkan wajahnya. Terdengar suara isakan yang cukup kecil, tetapi jelas.
"Rukia?" panggil seseorang. Isakan Rukia langsung terhenti dan menatap orang yang memanggilnya.
"Kaien-kun? Kenapa kau ada di sini?" tanya Rukia heran juga kaget.
"Aku mengikutimu. Kau baik-baik saja?" tanya Kaien cemas.
"Ya. Sudahlah, sebaiknya kau kembali. Aku sudah berjanji tidak akan merepotkan kalian kan?"
"Ya. Tapi aku juga sudah berjanji pada diriku untuk selalu menjagamu," balas Kaien mantap. Ia langsung memeluk Rukia dan menghapus sisa air matanya yang menggenang dengan kedua tangannya. Rukia menatapnya heran juga malu.
"Kaien-kun..."
Kaien segera menundukan wajahnya dan mencium kening Rukia cukup lama. Rukia hanya bisa diam walaupun ia kaget. Pelukkan Kaien serasa semakin erat.
Tanpa di sadari mereka berdua, ada seseorang yang mengawasi mereka sedari tadi. Orang itu mengepalkan tangannya kuat-kuat dan menggumam kesal, "Lihat saja, Kaien. Aku akan membuatnya berpaling kepadaku. Kita sudah bersaing dengan begini."
~TBC~
Mi: Gomen pendek~~! DX How is it? Jelek? Bagus? Aneh? Ancur? Tumpahkan semuanya dalam kotak review.. XD
Ichi: Kuso.. Aku jahat banget sama Rukia.. Ku bunuh kau, author sialan! *ngamuk*
Mi: Sabar jeruk.. Kita liat aja apa yang terjadi nanti.. *author di tabok*
Kai: Rukia~ *melayang(?)*
Mi: Udah ah, makin gajelas nih.. RnR ya.. See you at next chapter.. :)