DISCLAIMER: Naruto Milik Masashi Kishimoto

OOC, JELEK, NGGA MUTU, TYPO BERSERAKAN DIMANA-MANA

PAIRING : SASU x FEMNARU

Pengenalan Tokoh Utama :

-Uchiha Sasuke, Cowok yang gantengnya ngga ketulungan. Menjadi idola bagi Mahasiswi di Kampusnya. (Dan ngga mesum, hehehe). Pendiam dan terkesan angkuh dan dingin.

-Namikaze Naruto, Cewek yang imut, cantik, ngegemesin, kalo melihat pengennya nyubit pipinya yang tembem. Agak hyperactive, dan menggilai Ramen. Makanya, Sasuke seneng pacaran sama Naruto, ngga ngeluarin banyak modal. Paling Cuma minta ditraktir Ramen enam-tujuh mangkuk. Coba kalo sama Ino yang fashionable itu. Pasti kartu kredit milik Sasuke bakal jadi Babi Ngepet, ngegesek sana- ngegesek sini *KAPOW-Dipukulin sama Ino*.

-Haruno Sakura, si Pingki ini tergila-gila sama Gaara, Cowok paling keren di sekolahnya. But, Sakura-chan ini cuma dianggap FG biasa sama Gaara. Sakura bersahabat dengan Naruto sejak mereka masih duduk di bangku terminal, eh, bangku SD. Dan cewek pintar ini (tapi kalo udah di depan Gaara, kepintarannya seakan menguap, berubah jadi mirip cewek idiot, hehehe maap ya buat FCnya Sakura, karena ini fic aku, jadi akulah yang berkuasa…hahahaheeeghh*keselek nyamuk*)

-Nara Shikamaru, banyak yang bilang cowok tukang molor ini jenius. Shika, panggilan akrab cowok ini, bersahabat dengan Sasuke. Suka banget ngomong 'ngerepotin aja' padahal mukanya aja udah ngerepotin*whuzzzz- Author langsung mental di kipas sama Temari pake kipas sate*

AT THE HOSPITAL WITH YOU

Di sebuah kamar rumah sakit Konoha, tampak seorang pemuda tampan berwajah stoic sedang tertidur di sofa kamar itu. Ia terlihat sangat lelah. Karena telah dua malam harus menjaga ayahnya yang sedang dirawat karena penyakit jantungnya. Sedikit demi sedikit pemuda tampan itu membuka kelopak matanya lalu memperlihatkan warna pupilnya yang gelap seperti malam. "Hoaaaamm…." Pemuda itu menguap lalu melemaskan persendiannya yang terasa kaku karena tertidur di sofa tadi. Ia menatap ayahnya yang masih terbaring lemah tak berdaya di ranjang. "Ohayou, Tou-san," sapa Pemuda itu. Walaupun sang Ayah tak membalas ucapan selamat paginya, namun ia tulus mengucap pekataannya itu. Pemuda berambut raven itu pergi ke kamar mandi untuk mencuci mukanya yang agak lusuh. Setelah merasa lebih segar ia kembali ke tempat di mana sang Ayah terbaring. Ia lalu duduk di samping Ayahnya.

"Ini hari ketiga ya," gumamnya atau mungkin lebih tepatnya menggeram. "Tapi Aniki dan kaa-san belum juga datang menjenguk, apakah urusan dunia telah membutakan mata mereka?"

Ia menatap ayahnya, iba. 'Andai mereka tau bahwa orang yang mereka sayangi sedang terbaring di sini?' Lamunan pemuda itu buyar saat suara ketukan pintu menyambar gendang telinga. Seorang perawat datang untuk melakukan kewajibannya di tiap pagi. Memeriksa keadaan pasien. "Maaf tuan Sasuke, waktunya saya mengecek kondisi ayah anda," ujar perawat itu sambil tersenyum genit ke arah pemuda yang bernama Sasuke itu.

"Silahkan," sahut Sasuke datar tanpa memperdulikam tatapan menggoda dari perawat itu.

Sasuke pun keluar dari kamar untuk menyegarkan pikirannya. 'Waktunya sarapan!' pikirnya sambil berjalan ke arah kantin rumah sakit.

SASUKE POV

Kantin masih terlihat sepi pengunjung. Maklum aja, inikan baru jam setengah enam pagi. Hanya terlihat beberapa orang yang memiliki keinginan sama denganku. Sarapan. Huh, lelahnya menjaga Tou-san sendirian. Habis mau bagaimana lagi. Itachi-nii masih di Paris. Mungkin dia sibuk dengan bisnisnya. Sedangkan Kaa-san, oh, Ibuku yang gemar shoping itu mungkin masih belum bosan keliling Eropa hanya untuk nafsu belanjanya. Padahal aku sudah memberi kabar kalau Tou-san masuk rumah sakit karena jantungnya kumat. Heh, gara-gara mereka berdua aku harus cuti kuliah untuk beberapa Minggu.

"Nasi uduknya satu, minumnya jus Tomat," aku memesan makanan favoritku di depan sebuah Conter Makanan pada seorang pelayan. (maaf ya buat para FG Sasu, di cerita ini makanan fave-nya Sasuke nasi uduk sambel kacang plus gorengannya, Bakwan, padahal, itu kan makanan fave-nya Author, hehehe*KAPLOK-di geprak rame2 sama FG'nya Sasu*).

Sambil menyantap makanan kesukaanku, ku perhatikan ke arah sekeliling. Yah, hanya untuk menghilangkan sedikit rasa jenuhku. Hem, aku melihat ada seorang gadis manis sedang memesan makanan di salah satu conter penjual makanan. Rambut pirangnya yang panjang sepinggang ia kuncir dua tinggi. Tubuhnya mungil namun memiliki bentuk yang sangat indah. Aku hanya bisa mengaguminya dari belakang karena ia sedang membelakangiku. Aku penasaran banget ingin menatap wajahnya. Tepat seperti dugaanku, saat ia berbalik ke arahku, akhirnya aku bisa menatap wajahnya. Ia memiliki wajah yang manis. Aku tertarik dengan mata birunya yang terlihat cerah itu. Rasanya seperti menatap langit yang cerah, secerah senyum dari bibir mungilnya yang berwarna pink. Aku yakin itu bukalah polesan dari lipglosh, karena bibirnya terlihat sangat alami sekali. Pipinya agak-agak tembem, tapi itulah yang membuatnya terlihat makin manis. Oh, Tuhan, Aku ingin sekali berkenalan dengan gadis cantik itu.

END SASUKE POV

Gadis yang telah menyita perhatian Sasuke itu terlihat sedang berjalan ke salah satu meja yang kosong. Kemudian ia duduk di meja itu. Sasuke akhirnya menyudahi acara makan paginya. Setelah membayar bill, Sasuke berencana balik ke kamar rawat Ayahnya. Sekarang Sasukelah yang menjadi perhatian gadis pirang itu. Mata biru langitnya terpesona dengan sosok pemuda yang terlihat begitu tampan di matanya. Sambil terus menyuap makanan ke dalam mulutnya hatinya pun menggumam, 'Cowok itu ganteng banget ya, ah, cowok seperti dia pasti udah punya pacar' batin Gadis pirang itu. Setelah Sasuke menghilang dari pandangannya, ia kembali terkonsentrasi dengan makan paginya. Setelah selesai, ia pergi untuk membayar makanannya. Sebuah suara mengagetkan gadis manis itu.

"Semalam kamu bisa tidur ngga, Naru-chan?" tanya seorang cowok yang umurnya lebih tua 3 tahun dari gadis itu, namanya Kyuubi.

"Eh, Kyuubi-nii, Ohayou?" sapa Naru pada kakaknya yang memiliki wajah yang agak mirip dengannya. Cuma, rambut kyuubi tidak pirang tapi berwarna merah. "Naru bisa tidur kok, kan kamar Jii-san ada sofanya. Jadi Naru tidur di sofa."

Kyuubi mengangguk mendengar penjelasan dari sang adik. "Ya udah, abis ini kamu beres-beres, Nii-san ke sini mau jemput Naru. Tadi Kaa-san pesen sama Nii-san katanya besok kamu harus masuk sekolah."

"Iya, Nii-san, Naru besok sekolah kok," angguk Naru yang telah selesai membayar bill makanannya tadi.

"Ya udah, sekarang kita ke kamar Jii-san terus beres-beres. Soalnya tadi Nii-san ke sini sama Tou-san dan Kaa-san. Nanti Nii-san yang gantiin Naru jagain Jii-san. Naru entar pulangnya bareng Tou-san sama Kaa-san," ujar Kyuubi panjang lebar.

"Ha'i," angguk Naru sambil memberikan senyuman manisnya pada Nii-sannya itu.

Di kamar rawat Ayahnya, Sasuke masih terbayang-bayang dengan gadis pirang tadi. Ia hanya mengumpat pada dirinya sendiri. 'Argh, sial, kenapa tadi aku ngga kenalan sama cewek tadi. Ugh, apa nanti aku bakal ketemu lagi sama dia? Payah, Uchiha Sasuke payah,' maki Sasuke dalam hati. 'Masa kenalan aja ngga berani.'

SASUKE POV

Baru kali ini aku tertarik dengan seorang gadis. Ya, bukan aku bermaksud narsis, tapi di kampus aku ini memiliki banyak FG dari mahasiswi. Aku yang mengambil jurusan Komunikasi sering 'dikeroyok' sama mahasiswi dari berbagai macam jurusan di kampus. Tapi tidak ada yang bisa menarik perhatianku. Tapi gadis yang tadi aku lihat di kantin itu sangat beda banget. Saat matanya menatapku, mata birunya itu terlihat menyejukkan. Lagi asik-asiknya berkhayal tentang gadis tadi, Hapeku berbunyi. Ada yang menelepon. Ku lihat nama Aniki tertera di layar hapeku.

"Moshi-moshi,"

"Hey, Otouto, gimana keadaan Tou-san sekarang?" terdengar suara Itachi-nii di seberang sana. Aku sebal dengan suaranya yang tenang itu. Menanyakan keadaan Tou-san tapi tidak ada nada khawatir dari suaranya.

"Menurut Nii-san gimana?" ujarku agak emosi. "Tou-san masih belum sadar setelah dua hari yang lalu pingsan di kantor. Tapi kenapa Nii-san belum menjenguknya?"

Terdengar helaan nafas dari Itachi-nii. "Aku sebenarnya ingin menjenguk Tou-san, Otouto. Tapi Tousan sudah memberi tanggung jawab padaku untuk mengurus Perusahaan di sini. Aku cuma tidak ingin mengecewakan Tou-san." Sial, suaranya masih terdengar tenang.

"Terserah Aniki saja. Mau menjenguk Tou-san apa tidak. Yang jelas sekarang aku tahu bahwa Aniki lebih mementingkan bisnis daripada keluarga." Sambungan telepon langsung ku putus. Dasar brengsek kau Itachi.

END SASUKE POV

Namikaze Naruto. Itulah nama gadis cantik dan periang ini. Ia anak bungsu dari pasangan Namikaze Minato dengan Uzumaki Kushina. Gadis pirang yang akrab dipanggil Naru-chan ini memiliki seorang kakak laki-laki bernama Namikaze Kyuubi. Kakaknya itu udah kuliah. Sedangkan Naruto masih SMA. Siang ini bersama sahabatnya, Naruto sedang makan siang di kantin sekolah. Saat ini memang sedang jam istirahat. Naruto tampak asyik menyantap makanan favoritnya, Ramen.

"Gimana kabar Jiraiya-sama, Naru-chan?" tanya seorang gadis berambut pink sebahu, Haruno Sakura. "Apa keadaannya sudah membaik?"

Naru mengangguk sambil tetap menyantap Ramennya dengan ganas. "Iya, Sakura. Jii-san sudah di pindah ke kamar rawat biasa. Kata dokter, Jii-san cuma kecapekan."

"Syukurlah," sahut Sakura. "Terus, sekarang kakakmu yang menjaga Jii-sanmu?"

"Iya, sekarang Kyuu-nii yang gantiin posisi aku," ujar Naru . "Hah, kenyangnya," pekik Naruto senang sambil menepuk-nepuk perutnya. "Maknyus….."

"Pastilah," sahut Sakura datar. "Udah makan enam mangkuk Ramen kalo ngga kenyang juga itu sih udah keterlaluan."

Naruto terlihat tidak ambil pusing dengan ocehan dari sahabatnya yang terkenal cerewet itu. Dia malah asyik mengaduk-aduk jus jeruknya yang tadi diminumnya sedikit. (Sakura itu ngga habis pikir sama Naruto, kok ada cewek yang nafsu makannya mirip Romusha waktu jaman penjajahan*abis komen author langsung dibikin tepar kena RASENSHURIKEN dari Naru-chan*).

Sedang asyik-asyiknya berkoar bak komentator pertandingan sepak bola, mata Sakura lalu terpaku pada sosok seorang cowok tampan berambut merah berkulit putih, Sabaku No Gaara, cowok paling keren di sekolah. Gaara saat itu sedang dikerubungi para Fans Girlnya. Dan sekonyong-konyong Sakura beranjak dari tempat duduknya lalu bergabung dengan para FG Gaara itu. Melihat kelakuan sahabatnya, Naruto hanya mengangkat bahu. 'Huh, kalo ngeliat Gaara, gue langsung di tinggal,' batin Naruto sebal sambil menggembungkan pipinya yang chabie itu. Mungkin pembaca akan mimisan karena melihat wajah Naru-chan yang sungguh begitu Kawai itu kalau sedang cemberut.

Pulang sekolah Naruto ingin segera sampai ke rumahnya. Siang ini matahari terasa sangat terik menyinari bumi. Naruto sedang menunggu taksi yang lewat di pinggir jalan raya. Kebetulan banget, Sasuke yang baru pulang kuliah melintas di depan sekolah Naruto. Mata Onyxnya langsung menangkap sosok gadis pirang yang sedang mengipas-ngipas karena kepanasan dengan bukunya. Ia menghentikan laju mobilnya tak jauh dari tempat Naruto berdiri.

SASUKE POV

Oh Jashin-sama, itu gadis yang waktu itu di rumah sakit. Ah, aku ingin sekali menawarkan tumpangan untuknya. Tapi aku takut ditolak. Readers, tolong beri saran pada saya. Aku ingin sekali berkenalan dengan gadis pirang itu. Tapi nyali ini terasa menciut. Jashin-sama, Apa yang harus aku lakukan? Arrgghhh…..

END SASUKE POV

Di dalam mobil sportnya, Sasuke hanya bisa memandangi Naruto. Terlihat dari kaca depan mobilnya yang berwarna gelap, Naruto sedang menghentikakn sebuah taksi. Tak beberapa lama akhirnya gadis pirang itu menghilang bersama taksi yang membawanya pergi dari pandangan mata Sasuke. Cowok berambut Raven itu menghela nafas, hanya mengumpat dalam gumaman yang tak jelas. Menyalahkan dirinya yang tak memiliki nyali hanya untuk sekedar berkenalan dengan Gadis manis itu. Sasuke menjalankan kembali mobilnya lalu pergi ke rumah sakit untuk melihat keadaan Ayahnya.

Uchiha Fugaku, Ayah Sasuke tampak sudah sadar. Ia melihat anaknya sambil tersenyum lemah. Ada sedikit rasa haru karena ia tak menyangka kalau saat membuka matanya, masih ada anggota keluarganya yang masih menaruh perhatian dengan keadaannya. Fugaku tersenyum getir pada Sasuke.

"Tou-san sudah sadar?" tanya Sasuke lalu duduk di samping Ayahnya.

Fugaku menganguk lemah. Bibirnya tak mampu berkata-kata, seperti ada yang meyangkut di rongga tenggorokannya. Ia hanya membalas dengan anggukan lemah.

"Tenang saja, Tou-san. Walaupun Aniki dan Kaa-san tak ada, aku akan selalu menjaga Tou-san," kata Sasuke sambil menggenggam erat tangan Ayahnya.

Mata Fugaku langsung berkaca-kaca. Fugaku yang terkenal dingin, kini bisa terharu. Ya, mungkin karena keadaannya yang sungguh menyedihkan. Penyakit jantungnya yang kumat memaksa Pria berumur sekitar empat puluh tahunan itu terbaring tak berdaya di ranjang rumah sakit. Hanya Sasuke saja yang saat ini mau memperhatikan keadaannya. Istri dan anak sulungnya entah memikirkan dirinya apa tidak, ia tidak tahu.

"Aku mencari minum dulu ya, Tou-san? Akan aku panggil suster untuk memeriksa keadaan Tou-san," kata Sasuke lalu mencium kening Ayahnya. Sasuke pun pergi keluar meninggalkan Fugaku yang masih menatapnya dengan tatapan nanar.

Di tempat lain, setelah pulang ke rumah dan melepas lelah, Naruto ingin pergi lagi menjenguk Jii-sannya yang masih dirawat di rumah sakit. Tempat yang sama di mana Fugaku, Ayah Sasuke dirawat. Setelah mengganti pakaian, Naruto pun memesan taksi.

'Gimana ya kabar Jii-san? Naru udah kangen banget nih,' batin Naruto. Naruto itu memang sangat dekat dengan Jiraiya, Jii-sannya. Naruto memang cucu kesayangan dari Jiraiya. Jii-sannya itu sangat memanjakan Naruto. Apapun keinginan Naruto, pasti akan dikabulkan. Cucu kesayangan gitu lhoxs….

Begitu sampai di rumah sakit, Gadis pirang berkuncir dua itu dengan langkah ringannya berjalan ke kamar tempat dimana Jii-sannya dirawat. Ia sudah sangat hapal letak kamar itu berada. Mungkin sudah menjadi rezeki untuk Sasuke, Cowok bermuka es ini bertabrakan dengan si Pirang. Saat itu Sasuke tengah asyik menatap layar i-phonenya, sedangkan Naruto, matanya sedang jelalatan memperhatikan komentar-komentar yang ada di status Facebooknya yang berjejer di layar Handphonenya.

"Astaga," pekik Naruto sambil meringis setelah jatuh duduk di lantai.

Sedangkan Sasuke, ia hanya mengerang tidak jelas setelah bernasib sama dengan Naruto.

Niatnya, Sasuke ingin memarahi orang yang telah menabraknya. Tapi mulutnya dengan seketika bungkam saat matanya yang kelam menatap mata berwarna biru langit yang sekarang sedang menatapnya. Pipi putihnya dengan seketika berubah warna menjadi merah. Bagaimana dengan Naruto? Ya, sebelas-duabelas lah, Semburat merah menyembul dibalik tiga guratan garis tipis di pipinya. "Go-gomen…." ujar Naruto terbata.

Dengan sikap gentle, Sasuke bangun lalu mengulurkan tangan untuk membantu Naruto berdiri. "Ah, ngga apa-apa kok, Aku juga tadi ngga melihat ke arah depan."

Setelah keduanya sama-sama berdiri.

NARUTO POV

O.M.J (oh my Jashin), cowok ini kan yang waktu itu aku lihat di kantin. Ternyata kalau dari dekat, wajahnya sunguh-sungguh tampan. Ups, apa yang aku pikirkan? Tapi sungguh, cowok ini lebih tampan dari Gaara.

"Ada yang salah dengan wajahku?" tanya cowok itu dengan nadanya yang datar. Sedari tadi aku belum melihat ia tersenyum.

"Eh, engga ada apa-apa kok," ujarku sedikit gugup.

END NARUTO POV

Setelah itu, keheningan tercipta diantara keduanya. Mereka hanya saling pandang, saling mengagumi, tanpa mengeluarkan suara sama sekali. Ketika Naruto akan beranjak dari tempat itu. Sebuah kalimat yang mungkin sulit di ucapkan meluncur bebas dari mulut seorang Uchiha Sasuke yang tersohor dengan sikapnya yang dingin.

"Bolehkah aku tahu siapa namamu?"

-Bersambung-

Gomen ya minna, kalo karya aku jelek, kan ini fic pertama, jadi masih ragu-ragu. Aku siap kok di review, di flame di kritik, di pukulin, di siram, di tendang, aku ikhlas kok...*hiks-hiks-hiks*

Buat para senpai di FFN, maklumin aku ya kalo fic ini ga je , ya, ya, ya, reviewnya plis... *ngga boleh pake puppy eyes no jutsu karena udah diclaim sama Naru-chan.*