Lagi-lagi Author minta maaf atas keterlambatan ini. Soalnya aku lagi sibuk-sibuknya kerja. Jadi jarang buka FFN. Kalaupun buka FFN cuma baca-baca fic terbaru aja. Seperti biasa, aku mau balas yang udah review di chapter 6 dulu ya Minna,
NanaMithrEe : Salam kenal juga ya Nana. Makasih ya udah mau baca fic gajebo ini. "Lain kali bawa kantong kresek ya, Nana. Takutnya kamu nanti muntah karena keracunan baca fic si Author abal ini," ujar Naru kasar.
Namikaze Trisha : Selamat ya trisha, di chapter ini emang kayaknya ItaKyuu yang mendominasi. Hehehe, bosen ngebahas cerita SasuNaru (Langsung ditendang SasuNaru sampai mental ke Bulan). "Dasar Author Dobe, ngga becus bikin fic," maki Sasuke. "Tolong diralat deh mas, Kayaknya panggilan Dobe itu hanya buat uke kamu deh, si O'on Naru?" balas Author. "Kenapa lo bawa2 nama gue, Author brengsek!" jerit Naru.
kanon1010 : Tadinya aku emang mau ngasih karakter banci ke Kyuubi (JREEZ-digigit Kyuubi saking gemesnya). "Aku cinta mati sama Naru-chan Kanon, meskipun di fic ini ia agak o'on!" jerit Shika dan langsung di rasengan sama Naru.
Hikary Tsubaki : Maaf deh kalau yang kemarin agak kecepetan, habis mau bagaimana lagi, otak ini agak ngepres seperti otaknya si Naru. "Author minta dibantai, ya? Dari tadi bawa2 nama gue terus," teriak Naru. Udah gitu ItaKyuu pake ikutan Nongol. Ngapain coba? "Sekarang bawa2 nama gue sama pacar gue," teriak Kyuubi pake speaker masjid.
Miyako Shirayuki Phantomhive : Makasih banyak atas koreksinya ya, Mi-chan. Maklum aja deh pelajaran bahasa indonesiaku dulu waktu SD ngepres. "Emang dasar baka ya baka aja, Author bodoh," ejek Naru dan Kyuubi. "Dasar, Adik sama Kakak, sama-sama gila!" balas Author. "Biarin aja, nanti bakalan gue bikin elo berdua mati dengan Tragis di chapter depan," ancam Author.
CcloveRuki : "Saya bingung, Ruki, Dua-duanya manis sih!" seru Itachi. "Jangan serakah deh mas Itachi, masa mau dua-duanya?" ledek Author. "Heh, keriput! Lo mau main gila ya, di belakang gue!" bentak Kyuubi sambil mencekal kerah Itachi.
Kyosuke ShinoZuki DaRkKniGhT47 : Aduh ketauan deh, pekerjaan author yang sering bikin telat update fic. "Halah, ngakunya dapet tugas penting, ngga taunya kerjaannya tukang sapu," seru Kyuubi. "Yang penting halal Kyuu," sahut author. "Readers setuju kan?" "NGGA!" teriak readers kompak. Author pun pundung di dalem lemari.
KyouyaxCloud : "Sebenarnya saya yang punya saingan, Cloud. Namanya Deidarat alias Dei keparat. Apa bagusnya coba dia, yang kalo ngomong pasti ada embel-embel –un. Si keriput juga playboy, sama saya mau, sama si –un itu juga mau," desah Kyuubi sambil menangis karena lagi motongin bawang.
bakaruy-kun : "Sedikit bocoran buat kamu, kalo baca fic ini bisa menyebabkan kanker, serangan jantung, impotensi dan gangguan kehamilan dan janin." Bisik Naru "Woi, Naru yang super duper bemper Dobe, emangnya fic gue Rokok?" protes author. "Ngga nyambung tau, sama yang di review Bakaruy-kun.
Ranaru Meluna : makasih ya, Rana, meskipun kamu lagi sakit, masih menyempatkan diri untuk mereview, aku jadi teharu. Hiks, Hiks, Hiks, sruuuuttt. (ngelap ingus di bajunya Sasuke). "dasar jorse," maki Sasuke dan langsung mandi kembang setaman.
Masuk ke cerita, cekidoth :
DISCLAIMER : Naruto Punya Masashi Kishimoto
OOC, GAJE, GABUK, NGGA BAIK UNTUK KESEHATAN, TYPO BERKELIARAN DIMANA-MANA
PAIRING : SASU x FEMNARU, SHIKA x FEMNARU
AT THE HOSPITAL WITH YOU
Seperti biasa, Kyuubi berangkat kuliah dengan dandanan ala premannya. Rambut panjangnya ia sembunyikan lagi di balik rambut palsu yang warnanya sama dengan rambut aslinya. Badannya yang tegap dapat menipu semua mata yang memandang, termasuk Author yang ngga menyangka kalo Kyuubi adalah seorang cewek. Namun saat Kyuubi sampai di kampusnya. Semua orang yang melihatnya langsung berbisik-bisik, membicarakan Kyuubi. Kyuubi jelas menjadi agak panas. Apalagi kini semua mata seolah-olah terfokus pada dirinya.
'Brengsek, pasti mereka saat ini lagi membicarakan aku,' batin Kyuubi yang mencoba mengacuhkan semua itu. 'Sialan, sekarang gue jadi bahan omongan anak-anak!'
"Lama kita ngga bertemu ya, Kyuu-chan?" sapa suara cowok yang terdengar di telinga Kyuubi. Mata Kyuubi langsung terbuka lebar saat ia menoleh ke arah suara.
"I-Itachi-senpai?"
Itachi tersenyum pada Kyuubi yang membeku di tempat. "Gimana kabarmu?"
'Da-darima-na dia tau gue kuliah di sini?'
KYUUBI POV
Melihat wajahnya yang sedang tersenyum, jantungku berdegup cepat. Ada rasa rindu yang meluap dalam diriku. Tapi terselip rasa sakit yang membuatku enggan membalas senyumnya. Itachi-senpai mendekatiku. "Kamu terlihat banyak berubah, Kyuu-chan. Aku bahkan hampir tidak mengenalimu."
Sebenarnya aku ingin kabur dari hadapan Itachi. Aku tidak ingin bertemu dengannya. Aku tak menjawab sapaannya. "Kenapa kamu diam? Kamu masih marah?"
Ia makin mendekatiku. Sial, kaki ini terasa kaku. Seperti terekat dengan lem yang kuat. Mata onyx itu terus menatapku. "Aku tau kamu masih marah dengan kejadian 4 tahun yang lalu. Tapi apa tidak ada setitik maaf untukku, Kyuu?"
"Darimana senpai tau, aku kuliah di sini?"
"Itu tidak penting. Jawab pertanyaanku dulu. Apa kamu belum mau memaafkanku?"
END KYUUBI POV
"Maaf? Semudah itukah, senpai meminta maaf? Setelah membohongiku, menipu diriku? Apa semua bisa dibayar dengan kata maaf?" suara Kyuubi bergetar. Mungkin ia menahan marah, atau menahan tangisnya. Author agak bingung. Soalnya Kyuubi menundukan kepala untuk menghindari tatapan Itachi . Ekspresi wajahnya jadi ngga keliatan.
"Lalu apa yang harus aku lakukan, Kyuu? Untuk menebus kesalahanku?" tanya Itachi mencoba menetralisir suasana. Ia tau, cowok, eh, cewek yang ada di depannya saat ini terluka karena dirinya. "Apapun akan ku lakukan, asal kamu mau memaafkanku."
"Heh, lalu setelah aku memaafkanmu, apa yang selanjutnya senpai lakukan?"
"Aku ingin kita balikan, Kyuu. Aku masih cinta sama kamu," seru Itachi mulai gusar. Karena ia berpikir, kesalahannya itu sulit sekali dimaafkan.
"Apa senpai sudah gila? Mencintai seorang laki-laki?" ujar Kyuubi setengah berteriak. Matanya menatap tajam Itachi. Cowok gondrong itu jelas langsung tersentak.
"Apa maksudmu, Kyuu?"
"Aku ini laki-laki, senpai. Apa kau tidak lihat?"
"Sudahlah Kyuu, hentikan sandiwara ini. Aku sudah tau semua dari Shukaku. Karena yang memberitau kalau kau kuliah di sini itu Shukaku. Ia juga menceritakan semuanya."
"Maafkan aku, Kyuu. Please," mohon Itachi. "Apa aku harus bersujud di kakimu agar kau memaafkanku? Aku ingin kita balikan, Kyuu," desak Itachi.
Mata Kyuubi sudah ngga kuat menahan laju air mata yang akan keluar. "Semudah itukah?"
"Kyuu?"
"Sekarang aku jelasin sekali lagi, senpai. AKU LAKI-LAKI. Dan semua orang di sini tau aku ini laki-laki," ujar Kyuubi dengan suara yang sember karena menahan tangis.
"Hentikan semua kekonyolan ini, Kyuu. Sangat tidak lucu, tau!"
"Memangnya aku sedang melawak, hah!" teriak Kyuubi.
"Tapi tolong katakan alasanmu melakukan semua ini." Itachi kembali mendesak Kyuubi. "Jelaskan padaku. Kenapa kau begitu membenciku. Apa karena Deidara?" Dan Kyuubi mulai menjelaskan alasannya. Yang membuat Itachi kaget.
"Kamu ngga tau perasaan aku, senpai. Saat semua orang mulai membicarakan kedekatanmu dengan gadis itu. Itulah alasan aku menjadi laki-laki, agar Senpai bisa menjauh dariku. Agar semua orang mengira kamu adalah HOMO, jika kamu mencintaiku!" ujar Kyuubi terisak.
"Gomenasai, Kyuu-chan."
"JANGAN PANGGIL AKU KYUU-CHAN!" teriak Kyuubi lalu berlari meninggalkan Itachi.
"Kau salah mengerti, Kyuu!" desis Itachi dengan nada yang nelangsa banget.
(Flashback)
"Kalian tau ngga, Itachi-senpai kan lagi deket sama cewek dari kelas XII-A. Kalo ngga salah nama cewek itu Deidara."
"Masa sih, kan Itachi senpai belum lama jadian sama Kyuubi dari kelas X-C. Kasian ya, Kyuubi."
"Halah, biarin aja. Kyuubi itu kan cewek yang sok kecakepan. Aku yakin, Itachi-senpai mau memilih dia jadi sekretarisnya pasti karena bujuk rayunya."
Terlihat, beberapa murid cewek sedang bergosip di lorong sekolah. Kalo dari omongan mereka, yang digosipin pasti Itachi dan Kyuubi. Sejak Kyuubi dan Itachi resmi jadian, banyak sih yang seneng tapi lebih banyak yang ngga suka. Terutama di kalangan para siswi yang menjadi Itaholic, FGnya Itachi. Alasan mereka, Kyuubi itu baru kelas X, anak bawang lah, istilahnya. Cewek-cewek yang di atas Kyuubi merasa ngga suka. Secara, mereka itu udah lama mengejar Itachi ngga pernah ditanggepin. Tapi Kyuubi yang belum lama bersekolah di SMA 3, bisa langsung macarin Itachi. Bagi mereka itu ngga adil. Secara kebetulan, aktris yang menjadi peran utama dalam bahan gosipan cewek-cewek tadi melintas di depan mereka. Siapa lagi kalau bukan Si rambut merah, Namikaze Kyuubi. Bukannya berhenti, cewek-cewek itu malah mengeraskan suaranya. Bahkan mereka menatap tajam ke arah Kyuubi. Sebagian sih ada yang merasa iba.
"Mampus lo, Kyuubi. Itachi-senpai pacaran sama Dei-senpai. Makanya jadi cewek jangan sok kecantikan. Kayak Miss World aja lo! Pasti Itachi-senpai bakal mutusin elo!" ujar salah satu cewek dengan nada yang mirip cabe jawa. Pedes dan nyelekit di hati.
"Maksud kamu apa?" tanya Kyuubi.
"Halah, pura-pura ngga tau, lagi? Padahal dalam hatinya pasti lagi sakit banget, pacarnya yang ganteng itu pindah ke lain hati," cewek yang lain ikut menimpali.
"Maksud dari senpai apa sih, aku bener-bener ngga ngerti."
"Buka mata lo, cewek bego. Lihat tuh di belakang lo, pacar lo lagi gandengan sama siapa?"
Kyuubi membalikan badannya. Matanya spontan membesar. Melihat cowok yang sangat ia kenal, menggandeng tangan seorang cewek cantik yang paling populer di sekolah. Itachi menggandeng tangan Deidara. Mulut Kyuubi langsung terkatup. Seluruh persendian yang ada di tubuhnya terasa melemas. Pacarnya bergandengan mesra dengan cewek lain. Cewek mana yang ngga sakit gigi, weleh, sakit hati, maksudnya. Kyuubi langsung berlari sambil menangis. Itachi yang melihat Kyuubi melarikan diri, langsung mengejarnya.
"Itachi-kun, kamu mau kemana, un?" teriak Deidara. Namun yang diteriakin ngga menyahut.
"Kyuu-chan!" Itachi berteriak-teriak sepanjang lorong mengejar Kyuubi yang larinya cepet banget kayak copet Stasiun (Alamak, keceplosan aku, BLETUK-kena bogem dari Kyuu). "Ini ngga seperti yang kamu lihat!"
Akhirnya Itachi berhasil menangkap copet stasiun (Alamak, keceplosan lagi aku) eh, Kyuubi dan langsung menarik tangan cewek rambut merah itu. Kyuubi jelas berontak dan mencoba melepas pegangan tangan Itachi. "Lepasin tanganku!"
"Dengerin aku dulu, Kyuu. Jangan salah paham."Itachi makin menguatkan tenaganya.
"Aku ngga butuh alasan, semua udah jelas, senpai," isak Kyuubi yang akhirnya menyerah. Ngga berontak lagi. Itachi memeluk tubuh Kyuubi. Tapi Kyuubi langsung mendorong tubuh cowok bermata hitam pekat itu.
"Kamu jahat, senpai," ujar Kyuubi masih terisak. "Mana janji yang kamu ucapkan itu? Janji yang kamu ucap saat kita berada di atap. Saat kamu bilang, kamu ngga akan melupakan aku. Ternyata semuanya bohong!"
Muka Itachi kecut mendengar kata-kata dari kekasihnya itu. Kekasih? Kayaknya mereka bakal bubaran, deh? "Ini cuma salah paham aja, Kyuu. Aku bersumpah, demi Tuhan. Dei itu bukan siapa-siapa aku."
"Jangan bawa nama Tuhan, senpai. Sudah jelas semuanya. Aku sudah melihatnya dengan mataku sendiri. Dan senpai masih mencoba mengelak?"
"Aku mengatakan yang sejujurnya, Kyuu!" kata Itachi. Masih mencoba mencari alibi atas kelakuannya.
Tanpa diduga, Kyuubi memperlihatkan beberapa foto yang ia keluarkan dari kantong kemeja seragamnya. Dalam foto itu, memperlihatkan betapa hot dan panasnya Itachi dan Deidara.
"Lalu bagaimana dengan ini? Ternyata benar ya, semua yang ada dalam foto-foto ini?"
"I-Ini? Darimana kamu mendapat semua gambar ini?" tanya Itachi dengan mata melotot. Padahal dalam foto-foto itu memperlihatkan betapa mesranya Itachi dan Deidara.
Kyuubi tak menjawab pertanyaan Itachi. Ia langsung pergi meninggalkan cowok gondrong itu dengan hati yang sakit.
(Flashback End)
Itachi terduduk lemas dalam sedan mewahnya. Ia begitu kecewa, usahanya sia-sia karena Kyuubi tidak mau memaafkannya. Begitu ia tiba di rumah, Itachi di sambut adiknya, Sasuke. Cowok rambut pantat ayam itu agak heran melihat wajah abangnya yang lecek bin lusuh itu.
"Kenapa lo, Baka Aniki?" tanya Sasuke sambil menyilangkan tangan di belakang kepalanya.
"Shut up," balas Itachi pendek. "Bukan urusan kamu, Otouto!"
Sasuke lalu cuma mengangkat bahunya, tidak ambil pusing dengan masalah kakaknya itu.
Sementara itu, Kyuubi pulang kuliah juga dengan wajah yang sama seperti Itachi, D'kill and D'khumel. Ia pun bergegas menuju kamarnya. Takut terlihat sama Naruto. Ia yakin 100% kalau sampe adiknya yang usil itu melihat matanya sembab karena habis menangis, pasti si blondie itu bakalan meledeknya sampai tujuh turunan delapan belokan sembilan pertigaan. (Mulai kumat nih, gaya lebay author)
Tapi kira-kira kemana ya si pirang itu? Tumben-tumbenan rumah sepi dari suara cemprengnya. Ternyata, Naru sedang asyik bergosip seru dengan teman-teman seperjuangannya di rumah si pinkie girl, Sakura, sepulang sekolah. Geng cewek rusuh ini kusyu membicarakan Sakura yang berhasil menggaet hati pangeran sekolah, Sabaku No Gaara. Entah pelet apa yang dipakai Sakura hingga pemuda bermata jade itu mau memacarinya. Ino yang belum kesampaian punya pacar, agak-agak sirik sama Sakura. Jelas aja, selama ia bersekolah di SMA 1 Konoha, tak ada satupun cowok yang naksir dengannya. Padahal, mukanya lumayan cantik. Berbeda dengan temannya yang lain. Contohnya Hinata, cewek pemalu ini punya banyak secret admirer. Begitu juga dengan Tenten. Meskipun cewek ini rada lemot, tapi ada lho, cowok yang naksir sama dia. Cowok itu namanya Chouji. Sedangkan Sakura kini statusnya udah ngga jomblo lagi. Kalau Naru, readers pasti tau lah, cowoknya siapa.
"Tinggal Tenten, Ino sama Hinata yang belum punya cowok," ujar Naruto. "Kapan kalian pada nyusul?"
"Nyusul kemana? Memangnya mau pergi kemana?" tanya Tenten tulalit.
"Duh, Sribu dikurang sembilan ratus, cepe deh!" Naruto menepuk jidat. "Maksudnya tuh, kapan kamu mau punya pacar, T2!"
"Apaan tuh, T2, penyanyi duo?" tanya Ino.
"Tenten Telmi!"
Tenten bukannya tersindir, malah mengangguk-angguk sok ngerti. "Oh, begitu toh."
"Begitu apa?" tanya Sakura.
"Iya begitu, maksudnya Naru-chan kita harus menyusul T2. Iya, kan?"
Gubrak! Naruto, Ino, dan Sakura jatuh ke belakang berbarengan. Cuma Hinata aja yang ngga ikutan. Cewek ini cuma memutar-mutarkan jari telunjuknya di depan dada. Ia masih kepikiran dengan kata-kata dari Naruto. Hinata ngga berani pacaran karena takut sama Neji, abangnya yang sister complex seperti Kyuubi. 'Awas aja kalau ada yang berani pedekate sama elo, gue bikin tuh cowok jadi Sukiyaki!' Kata-kata Neji terasa menggema dalam kepala Hinata.
"Kamu kenapa, Hinata?" tanya Naru agak heran karena sedari tadi Hinata bungkam.
Hinata langsung terkesiap. "Eh, N-ngga kenapa-napa, kok?" sahutnya agak gugup.
'Kayaknya ada yang disembunyiin nih,' gumam Naruto sambil menatap curiga ke Hinata. Yang diliatin jelas makin gugup dan tertunduk. "Tadi Kiba-kun titip salam buat kamu, Hinata-chan."
Hinata kaget dengan wajah yang memerah. "A-apa be-benar itu, Naru-chan?"
Naruto mendekatkan kepalanya tepat di wajah Hinata. Si pirang ini emang paling demen ngeledekin cewek pemalu ini. Hinata jelas makin gelagapan. "Kamu sebenarnya suka kan sama Kiba?"
"Nani? Hinata suka sama Kiba?" pekik Ino melengking hingga kaca jendela kamar Sakura retak.
"A-ku emang suka sama Kiba-kun," ujar Hinata. "Ba-bahkan Kiba-kun udah nem-nem…."
"Nemplok?" lanjut Sakura sok nebak.
"Nem-nembak aku," ujar Hinata setelah bersusah payah untuk melanjutkan ucapannya.
"Oooohhh," seru Sakura, Ino dan Naruto berbarengan. "Terus, kenapa ngga kamu terima?" tanya Ino.
"A-a-ku takut sama Neji-nii. Neji-nii ngelarang aku pacaran."
Naruto dan Sakura langsung ngomel-ngomel ngga jelas. "Apa-apaan si gondrong itu. Pake ngelarang-ngelarang segala. Dasar copo tuh kakak kamu!"
"La-lalu, aku harus gimana?"
"Kamu suka ngga, sama Kiba?" Ino balik bertanya. "Kalo suka, ya terima aja."
"Betul itu," dukung Naruto lalu mengunyah keripik singkong yang ia beli dari warungnya engkong Fukasaku.
"Ta-tapi?" Hinata kembali menunduk.
"Udahlah, Bang Gondrong sih ngga usah dipeduliin. Itu kan haknya kamu, suka sama Kiba," ujar Sakura menyemangati.
"Be'ul i-u (betul itu)," dukung Naruto lagi dengan mulut penuh keripik
"Kalau hubungan Naru-chan sama Sasuke-kun gimana?" Ino mengalihkan pembicaraan.
"Biasa aja, Ino," sahut Naruto. "Teme itu kadang nyebelin, tapi terkadang romantis."
"Kamu memanggil Sasuke dengan sebutan Teme, Naru?" ujar Sakura mulai tertarik.
"Habis, dia duluan yang manggil aku dobe, Sakura-chan."
"Cocok itu," celetuk Ino.
"Maksud kamu apa, Ino?" tanya Naruto tersungging, weleh, tersinggung.
"Kamu kan memang blo'on, Naru! DOBE! Sebelas-duabelas dengan Tenten" ucap Ino dengan muka (sok) polos.
"Ya Jashin-sama, kutuklah orang yang sudah menyebutku 'Dobe'!" Naruto bersimpuh dengan tangan menengadah persis patung Gedo Mazo yang ada di markasnya Akatsuki
"Berarti, Sasuke juga bakal kena kutuk dong, kalo doa kamu sampai dikabulkan Jashin-sama?" ucap Ino masih dengan muka (sok) polosnya.
Naruto menepuk jidatnya. "Jashin-sama, aku menarik kata-kata yang tadi," ralat Naruto.
(Berapa Hari Kemudian)
"Selamat siang!" Sebuah suara mengagetkan Kyuubi yang sedang asik mencuci motor kesayangannya. "Selamat siang!" ulang suara itu setengah berteriak. Kyuubi lalu menoleh ke arah suara.
'Ah, dia lagi,' umpat Kyuubi dalam hati. Naruto yang saat itu sedang duduk santai sambil membaca majalah remaja di teras, ikut melihat ke asal suara.
"Siapa tuh?" tanya Naruto lalu menghampiri orang yang tadi mengucap salam. "Maaf, anda siapa, ya?" tanya Naruto pada orang itu.
"Aku Uchiha Itachi," ujarnya. Naruto lalu membukakan pintu pagar untuk Itachi. "Aku teman kakakmu, Kyuubi!"
"Oh, temannya Onii-san. Nii-san sedang nyuci motor, itu orangnya." Naruto menunjuk Kyuubi yang sedang menyiram motornya yang penuh dengan busa.
"Onii-san?" Itachi mengangkat kedua alisnya. "Kamu memanggil Kyuubi dengan panggilan Onii-san?"
Naruto mengangguk. "Memangnya kenapa?"
"Bukankah Kyuubi itu perempuan? Kenapa kamu memanggilnya Onii-san?"
Kini giliran Naruto yang kaget. "Kok Nii-san tau?"
"Aku ini pacarnya Kyuubi."
"Mantan," potong Kyuubi yang tiba-tiba sudah ada di hadapan Itachi dan Naruto. "Ingat senpai, hubungan kita sudah lama berakhir. Dan untuk apa senpai ke sini?" tanya Kyuubi ketus.
Itachi menghela nafas, sebelum menjawab pertanyaan Kyuubi. "Please, Kyuu. Apalagi yang harus aku lakukan supaya kamu percaya? Kalau aku dan Deidara itu hanya sahabat."
"Senpai lupakan semua yang sudah terjadi antara kita. Gampang kan?" sahut Kyuubi dengan nada yang menusuk di hati Itachi. Naruto pengen ikut campur, cuma ia takut kena semprot dari kakaknya itu.
"Duduk dulu, Nii-san. Ngga enak kan, ngobrolnya sambil berdiri!"
"Terima kasih, eng, namamu siapa?" tanya Itachi setelah duduk di tempat yang tadi ditunjuk Naruto.
"Aku Naruto, adiknya Kyuu-nii. Aku buatkan minum dulu untuk Nii-san." Naruto lalu pergi kedalam meninggalakan Kyuubi dan Itachi di teras. Kyuubi memandang Itachi dengan tatapan membunuh. Sedangkan Itachi memasang wajah stoicnya. Cukup lama mereka berdua hanya saling melihat. Akhirnya Itachi memecah kebisuan di antara mereka.
"Apa yang terjadi di sini, Kyuu? Kenapa adikmu memanggilmu dengan sebutan 'Nii-san', bukan 'Nee-san'?"
Masih dengan nada yang ketus, Kyuubi menyahut. "Apa urusannya denganmu, Senpai?"
"Aku hanya ingin tau saja, memangnya tidak boleh." Itachi mulai kesal karena terbawa suasana yang agak panas itu. Yang diajak bicara malah makin ngeselin.
"Senpai ngga perlu tau. Lagi pula ngga penting kan, buat Senpai?"
"Lalu kenapa semua orang bisa menganggapmu sebagai laki-laki, apa mereka sudah gila?"
"Mungkin?" sahut Kyuubi asal.
"Terus, kenapa kamu masih membenci diriku, apa karena masalah dengan Deidara? Oke aku akan jujur sejujur-jujurnya. Dulu aku pernah berpacaran dengan Deidara. Tapi saat aku berpacaran denganmu. Kami sudah tidak berpacaran. Aku dan dia hanya sebatas sahabat saja. Lalu, foto yang kamu kasih liat ke aku itu adalah foto-foto lama saat aku masih berpacaran dengan Deidara?"
Kyuubi pura-pura cuek mendengar Itachi berceloteh panjang-lebar. "Lalu, kenapa harus dia yang mendampingimu ke Paris. Bahkan aku dengar dia sudah menjadi sekretarismu," ujar Kyuubi dengan nada agak mencibir.
"Itu karena kami sama-sama diterima di Universitas yang ada di Paris. Lalu ayahku yang menunjuk Deidara untuk menjadi sekretarisku karena Deidara sudah kenal dan dekat dengan keluargaku."
"Ya, lagi pula aku tidak perduli dengan semua itu. Apa pun alasannya, aku tidak akan pernah menerimamu lagi, Uchiha Itachi-sama!"
Saat Itachi akan berbicara lagi, Naruto muncul dengan membawa nampan minuman. Dengan sopan cewek pirang itu meletakkan minuman di hadapan Itachi. "Silahkan, Nii-san."
Ketika Naruto akan pergi lagi, Itachi menahannya. "Tunggu, Naruto."
"Ada apa, Nii-san?"
"Kenapa kamu memanggil Kyuubi 'Nii-san'?"
"Eh?" Naruto kaget dan reflek melirik Kyuubi. Yang dilirik keliatan cuek. "I-Itu…."
"Karena paksaan Kyuubi?" tebak Itachi.
"Kalau iya, memangnya kenapa, senpai?" potong Kyuubi.
(Flashback)
Pulang dari sekolahnya, wajah Kyuubi terlihat kusut persis benang layangan. Ia tidak menyangka bahwa foto-foto yang dikirim kepadanya ,entah siapa yang mengirimnya, tenyata terbukti. Padahal saat pertama kali ia melihat foto-foto itu ia sempat tidak percaya bahwa pacarnya itu akan berselingkuh. Tapi kejadian tadi jelas membuat ia yakin apa yang ada dalam foto-foto itu memang benar. Itachi juga berpacaran dengan kakak kelasnya, Deidara. Kyuubi terus menangis dalam kamarnya. Kushina sebagai ibu, khawatir dengan keadaan si sulung.
"Kyuu, kamu kenapa?" tanya Kushina sambil mengetuk pintu kamar Kyuubi yang terkunci. Namun tak ada suara jawaban dari dalam kamar. "Kamu lagi ada masalah, Nak?"
Usaha Kushina tampaknya akan sia-sia. Karena Kyuubi tak juga membuka pintunya. Kushina akhirnya memutuskan untuk membuka paksa pintu kamar Kyuubi menggunakan kunci cadangan. Setelah mengambilnya dari gudang, Kushina membuka pintu lalu masuk ke dalam kamar Kyuubi dan mendapati anaknya itu sedang menangis di atas tempat tidurnya. Kushina mendekati Kyuubi lalu duduk di samping anaknya itu. Dengan lembut, Kushina mengusap-usap punggung Kyuubi mencoba untuk menenangkan hatinya.
"Kamu kenapa, Kyuu?"
Kyuubi hanya menggelengkan kepala merahnya. "Ceritakan saja sama Kaa-san. Siapa tau Kaa-san bisa membantu."
Kyuubi langsung memeluk ibunya itu dan menangis dalam pelukan Kushina. "Sakit, Kaa-san. Sakit," lirih Kyuubi dalam tangisnya. Kushina heran. Setaunya, anak sulungnya itu bukan anak yang cengeng. Bahkan saat Kyuubi jatuh dari pohon saat ia berumur 13 tahun, ia tidak menangis. Tapi sekarang anaknya mengeluh sakit dan menangis. Kushina masih mencoba menenangkan tangisan Kyuubi.
"Kamu sakit apa?"
Kyuubi tidak mau memberi jawaban. Ia hanya terisak. Mata Kushina lalu fokus pada sobekan-sobekan kertas yang berantakan di lantai. 'Foto siapa itu, yang dirusak Kyuubi?' batin Kushina. "Itu foto siapa nak, yang telah kamu rusak?"
Kyuubi masih tidak mau memberi jawaban, malah makin mengeratkan pelukannya."Kyuu, kalau begini, Kaa-san jadi bingung, nih!"
"Kaa-san, apa Tou-san pernah menanyakiti hati Kaa-san?" tanya Kyuubi setelah tangisnya sedikit mereda.
"Kenapa kamu bertanya seperti itu?"
Kyuubi menggelengkan kepalanya. Akhirnya Kushina menyadari apa yang membuat Kyuubi menangis."Jangan-jangan kamu menangis karena disakiti pacarmu, ya?"
"I-itu?"
"Jadi karena masalah dengan pacarmu? Sudahlah, Kyuu. Kaa-san sudah tau kalau kamu berpacaran dengan seniormu di sekolah."
"Darimana Kaa-san tau?" tanya Kyuubi dengan muka kagetnya.
"Sahabatmu yang memberi tahu Kaa-san, Shukaku. Kaasan sudah tau semua dari cerita Shukaku."
Kyuubi langsung mengumpat sahabatnya itu. "Dasar Sabaku bermulut ember!"
"Sebenarnya Kaa-san tidak mengizinkan kamu untuk berpacaran, Kyuu. Umurmu baru 16 tahun. Utamakan dulu masalah sekolahmu."
"Tadinya ia baik pada Kyuu, Kaa-san. Tapi ternyata dia juga berpacaran dengan orang lain." Kyuubi udah mau nangis lagi. Namun dengan sekuat tenaga, ia menahan agar airmatanya tidak keluar.
"Lalu?" Kushina mulai mencermati setiap perkataan anak sulungnya.
"Kemarin ada yang menaruh beberapa foto senpai bersama gadis lain dalam tas Kyuu. Tadinya Kyuu ngga percaya kalau senpai menyukai gadis selain Kyuu. Karena ia sudah berjanji pada Kyuu. Tapi apa yang Kyuu lihat tadi pagi menunjukan bahwa semua yang ada di foto-foto itu benar. Senpai berpacaran dengan Dei-senpai juga."
"Lalu sekarang kalian bagaimana?"
"Kyuu udah mutusin senpai," geram Kyuubi. "Pokoknya Kyuu ngga mau lagi melihat muka senpai yang playboy itu."
(Skip Time)
Para siswa-siswi kelas XII di SMA Konoha 3 merayakan acara kelulusan mereka. Uchiha Itachi lulus dengan nilai tertinggi. Di saat siswa yang lainnya sedang merayakan lulus-lulusan dengan muka bahagia, berbanding terbalik dengan Itachi. Ia sedih karena kekasihnya tidak muncul untuk memberinya selamat atas kelulusannya. Ia sadar, kekasihnya itu marah besar. Semenjak kejadian dimana ia dan Deidara tertangkap basah sedang bergandengan mesra, ia kesulitan untuk menghubungi Kyuubi, kekasihnya. Mungkin sudah ratusan kali Itachi mencoba menghubungi nomor ponselnya. Namun tidak pernah diangkat. 'Besok adalah hari terakhirku di Konoha. Aku harap kamu mengantar keberangkatanku, Kyuu,' batin Itachi lalu melangkah dengan lesu menuju mobil sedannya.
Sebenarnya Kyuubi tau kalau dua hari lagi Itachi akan berangkat ke Paris untuk melanjutkan kuliah. Namun ia menyimpan dendam pada Itachi. Terlihat, Kyuubi sedang menatap bayanngan dirinya di depan cermin. 'Akan ku buat kau menyesal, Senpai.' Kyuubi lalu memukul cermin itu hingga hancur. Membuat tangan mungilnya terluka karena pecahan kaca.
(End Flashback)
"Cuma karena alasan itu, kamu merubah dirimu menjadi laki-laki, dan memaksa keluargamu untuk mengakuimu sebagai laki-laki? You're really crazy!" kata Itachi kesal.
"Setuju sama Itachi-nii, Kyuu-nii memang agak-agak gila," celetuk Naruto. Dan celetukannya itu berbuah jitakan manis yang mendarat di kepala pirangnya.
"Dasar baka imouto, kamu itu adikku apa adiknya, heh?" bentak Kyuubi.
"Tapi aku heran, kenapa keluargamu bisa menerima semua ini?"
"Jangan meremehkan aku, Senpai. Cukup dengan mengancam akan mogok sekolah dan tidak akan melanjutkan kuliah, semua dapat terjadi. It's so easy for me. Apalagi Tou-san dan Kaa-san sangat menyayangiku."
Itachi berniat untuk berbicara lagi pada mantannya yang keras kepala ini. Tapi tertunda karena dering dari hapenya. "Iya, ada apa, Otouto?" tanya Itachi saat gadget canggih itu sudah menempel di pipinya.
"Heh, dari adiknya yang sama sepertinya," cibir Kyuubi.
"Memangnya Kyuu-nii kenal dengan adiknya Itachi-nii?"
"Jelas saja, baka. Adiknya itu pacar kamu!"
"Jadi, Itachi-nii kakaknya Sasuke?" seru Naruto dengan mata membesar. Tanda kalau dia itu sedang kaget.
"Dan aku yakin, mereka berdua itu tidak jauh berbeda. Sama-sama suka menyakiti hati perempuan," seru Kyuubi.
Itachi menyudahi acara telpon-telponannya dengan adiknya. Kemudian ia beralih pada Kyuubi dan Naruto lagi. "Maaf, sepertinya aku harus pulang. Ayahku ingin membicarakan sesuatu yang penting."
"Justru malah bagus dong, senpai pergi dari sini," sahut Kyuubi kasar.
"Kyuu-nii apa-apaan sih," tegur Naruto. "Kasar banget sama Itachi-nii!"
"Cih!" decak Kyuubi kesal.
"Baiklah, Naruto, Kyuu-chan, aku permisi dulu." Itachi pun pergi. "Tapi ingat ya, aku ngga akan berhenti untuk mendapatkan kamu kembali, Kyuu-chan."
"Setuju….." pekik Naruto bersemangat dan kembali mendapat jitakan manis dari kakaknya hingga kepala pirangnya benjol sebesar telur.
"Hush, hush," Kyuubi mengusir Itachi seperti mengusir kucing.
Yang di usir sudah menghilang dari pandangan mereka berdua.
(In Other Place)
Shikamaru terlihat lesu. Sudah beberapa hari ini ia uring-uringan terus. Di kampus ataupun di rumahnya. Juga beberapa hari ini ia menghindar terus dari seseorang, yaitu Sasuke. Ia tidak ingin bertemu dengan pemuda pantat ayam itu bukan karena mereka sedang bermusuhan. Shikamaru merasa malu pada sahabatnya itu karena ia kalah telak darinya. Seperti pada hari ini. Ia begitu malas untuk pergi kuliah. Sebenarnya sih, memang ciri khasnya, malas untuk melakukan sesuatu. Ketukan di pintu kamarnya sempat mengagetkannya. "Masuk saja, tidak di kunci!" ujar Shikamaru.
Setelah pintu itu terbuka, muncullah seorang pria paruh baya yang penampilannya mirip dengan Shikamaru. Orang itu tak lain dan tak bukan adalah Shikaku, ayahnya Shikamau.
"Ada apa ayah?"
"Ada yang ingin ayah bicarakan denganmu, Shikamaru. Ini menyangkut masalah Temari."
'Ah, sial. Gadis merepotkan itu pasti sudah melapor yang bukan-bukan pada ayahku,' umpat Shikamaru dalam hati.
Shikaku mengambil sebuah kursi lipat untuk tempat duduknya. "Ayah sudah merencanakan pertunanganmu dengan Temari. Ayah dan ibunya sudah menyetujuinya. Bagaimana denganmu, Shikamaru? Ayah harap kamu tidak menolaknya."
Shikamaru jelas kaget dengan apa yang sudah ayahnya katakan itu. 'Pertunangan? Dengan Temari?' bati Shikamaru seperti tidak menerima. "Apa maksudnya ini? Mengapa tiba-tiba seperti ini?"
"Apanya yang tiba-tiba? Kalian sudah lama saling kenal. Lagipula keluarga Sabaku sudah setuju dengan pertunangan ini. Jadi, apa lagi yang kau ragukan?"
Shikamaru mulai gusar. Ia mengutuki nasibnya yang sial. Gadis impiannya direbut sahabatnya sendiri. Dan sekarang, ia dijodohkan dengan seorang gadis yang sama sekali ia tidak cintai. "Jawab aku, Shikamaru," ujar Shikaku setengah berteriak. Ia kurang suka jika ia berbicara tidak ditanggapi. "Jika kau diam, itu tandanya kau setuju dengan pertunangan ini," seru Shikaku lalu berdiri dari posisi duduknya dan berniat untuk pergi. Shikamaru masih diam, tidak bersuara. Shikamaru kini benar-benar down. Semua yang telah menimpa dirinya, seperti ingin menjerumuskan dirinya ke dalam kubang keputus-asaan lebih dalam lagi. Jashin-sama kali ini tidak berpihak padanya.
Kita tinggalkan dulu Shikamaru yang sedang frustasi sejenak. Kita beralih pada keluarga pemilik mata Onyx. Di rumah mewah milik keluarga Uchiha, Itachi and the families sedang mengadakan rapat internal dalam keluarganya di ruang kerja Fugaku. Fugaku selaku kepala keluarga ingin membicarakan sesuatu masalah menyangkut tentang perusahaan besar miliknya. "Jadi, PT. Rashengan Jaya Abadi sudah menyetujui surat tender itu?" tanya Fugaku yang kini sudah 80% pulih dari penyakitnya. "Berarti perusahaan kita dengan perusahaan milik Namikaze group itu resmi bekerja sama."
Itachi mengangguk. "Iya, Tou-san. Menurut laporan Obito Ji-san, mereka siap mengucurkan dana segar untuk proyek yang sedang kita kerjakan."
"Hoaaamm." Sasuke hanya menguap ngga jelas mendengar pembicaraan ini. Ia sungguh tidak tertarik dengan masalah perusahaan. Padahal, Fugaku berencana akan menjadikan Sasuke sebagai pemimpin perusahaan jika ia sudah menamatkan kuliahnya. Tapi dasar Sasuke, ia malah ogah-ogahan mendengarkan Ayah dan kakaknya berdiskusi. Ia pun memainkan ponselnya. Membuka-buka album foto kekasihnya yang ia simpan dalam ponselnya itu. "Sekarang kamu sedang apa, Naru?" gumam Sasuke sembari memandangi wajah Naruto yang sedang tersenyum. "Kangen, nih!" Jiah, lebaynya kumat. Padahal baru satu hari ngga ketemu udah kangen. Sasuke lalu mengelus-elus wajah Naruto yang tergambar di layar ponselnya. Mungkin Naruto sedang berumur panjang. Lagi di omongin sama Sasuke, orangnya tau-tau nelepon. Melihat ada nama Naru Cute Abieezz di layar ponselnya, dengan kecepatan tinggi ia langsung kabur keluar ruangan. Itachi dan Fugaku cuma menatap heran.
"Ada apa Naru-chan," ucap Sasuke selembut mungkin pada orang terkasihnya. Ce'ileeh!
"Kamu lagi sibuk ngga, Teme? Eh teme, maksudnya Suke-kun," ujar Naruto agak latah saat mengucap kata 'Teme'. Takut Sasuke tersinggung. "Ada sesuatu yang mau aku omongin sama kamu."
"Apa sih yang ngga buat kamu, Dobe-koi!" sahut Sasuke manis manja grup. "Aku jemput ke rumah kamu?"
"Ja-jangan, langsung ketemuan aja di Lista café," seru Naruto mengecilkan volume suaranya. Seperti tidak ingin pembicaraannya dengan Sasuke didengar orang lain.
"Oke, kamu duluan aja ke sana. Nanti aku menyusul," sahut Sasuke.
"Jangan lama ya, tapi kalo bisa, ajak Itachi-nii juga ya?"
"Kamu kenal dengan kakakku?" tanya Sasuke surprise. "Untuk apa mengajak dia?"
"Karena ini memang ada hubungannya dengan Itachi-nii, sudah ya, Teme, eh, Suke-kun. Jaa~" Naruto menutup sambungan telepon.
"Huft, kali ini ada masalah apa ya dengan Naru-chan," gumam Sasuke.
(Lista Café)
Sasuke berhasil mengajak kakaknya Itachi ke tempat janjian setelah adu mulut terlebih dahulu. Begitu mereka tiba di dalam café, kedua cowok tampan ini disambut tatapan lapar dari beberapa pasang mata kaum hawa yang ada di sana. Dari arah pojok, Naruto berteriak nyaring. "Sasuke, aku di sini!" Tanpa pikir panjang, Duet Uchiha ini segera menghampiri meja Naruto. Takut ditelan hidup-hidup sama beberapa pengunjung perempuan yang terlihat sedang memainkan lidah di bibir masing-masing.
Setelah mereka memesan makanan dan minuman pada pelayan café, Naruto lalu mulai berbicara. "Maaf ya, Itachi-nii, Sasuke. Aku sampe ngerepotin kalian untuk datang ke sini. Ini menyangkut masalah Kyuu-nii."
"Memangnya ada apa dengan Kyuubi?" sambar Itachi cepat saat nama pujaan hatinya disebut.
"Sebenarnya, Kyuu-nii itu masih cinta sama Itachi-nii, lho!"
"Uhugh!" Sasuke yang lagi minum jus tomatnya, langsung keselek. "Hah, kakakmu cinta sama Baka Aniki ini?" Sasuke menunjuk-nunjuk muka Itachi kayak ngga punya dosa. "Ternyata, yang selama ini nuduh gue homo, dirinya sendiri yang Homo!"
"Bisa diam ngga, baka Otouto!" bentak Itachi agak tersinggung dengan tuduhan Sasuke. "Biarkan Naru-chan menyelesaikan ceritanya dulu."
"Dari dulu Kyuu-nii itu emang galak dan kasar juga agak tomboy. Tapi sejak kejadian yang dia alami waktu SMA membuatnya berubah total. Kyuu-nii mulai suka berantem di jalanan. Nongkrong-nongkrong dengan geng motor. Setiap pulang ke rumah, mukanya penuh dengan luka lebam. Bahkan yang lebih gawatnya lagi, ia mengaku kalau dirinya itu laki-laki. Padahal dia kan perempuan."
"Kalau kakakmu perempuan, kenapa kamu memanggilnya dengan sebutan 'Nii-san'?" tanya Itachi dengan wajah cemasnya. Ia tidak menyangka, akibat ulahnya, seorang Kyuubi jadi berubah seperti itu. Menjadi beringasan.
"Kebiasaan, Itachi-nii. Soalnya dulu, kyuu-nii ngga mau dipanggil Nee-san. Kalo Naru manggil dia Nee-san. Kepala Naru langsung dipukul!"
"Mungkin, karena kepalamu sering dipukul, makanya sekarang kamu jadi agak-agak o'on ya, Dobe?" celetuk Sasuke. Tanpa ragu, Naruto melempar sendok dan garpu ke arah wajah kekasihnya itu. "Ittai, Dobe!"
"Hn," balas Naruto menirukan gaya Sasuke.
"Naru pengeeeeen banget, Kyuu-nii kembali seperti dulu. Naru pengen memanggilnya 'Nee-san' lagi?" ujar Naru memelas.
Itachi tampak tersentuh menatap adik iparnya itu. Sedangkan Sasuke hanya mengusap-usap jidatnya yang berjeplak lambang restoran, sendok dan garpu menyilang. "Apa kamu mau membantuku, Naru-chan?"
"Untuk?"
"Menyikat W.C, motongin rumput di taman, terus bersihin ka- ITTAAII!" Kali ini satu set peralatan makan mendarat sempurna di wajah tampan Sasuke.
"Memfeminimekan kembali Kyuubi," ujar Itachi sambil mengacungkan tinju ke udara. Kayaknya Itachi sudah ketularan Lee sama Guru Guy, deh?
"Caranya?" tanya Sasuke yang sedang bersusah payah keluar dari tumpukan alat-alat makan yang tadi dilempar kekasihnya. Yang ditanya cuma tersenyum, optimis dengan rencana yang sudah ada di kepalanya.
BERSAMBUNG LAGI
Author merasa, kayaknya makin ngga nyambung aja sama judulnya? Betewe, terimakasih banyak untuk yang udah mau baca, meskipun ngga nyambung dengan judul. Author bodoh ini masih butuh masukan agar ceritanya jadi nyambung. Oke Minna-san, kita ketemu lagi ya di chapter depan….
To Next Chap : Itachi, Sasuke dan Naruto saling bahu membahu untuk menjalankan misi "Feminisme untuk Kyuubi". Sedangkan Shikamaru sedang bingung menghadapi acara pertunangannya dengan Temari. Menurut readers, Shikamaru lebih baik menerima pertunangan itu apa tidak? Kasih masukannya ya Readers, untuk chapter depan….