Author: Yo minna! Makasih yang review dan senangnya ad ayang bilang tulisan author makin rapih huhuhuhuhu *saia terharu*. Oh, ya isi chap ini saia akui sungguh gaje….Author juga gak tau, kenapa sih otak author nista begini, tapi kalau gak di keluarin rasanya gak enak, jadi yah author tulis aja deh. Gomen ya kalau makin gaje *getokin pala pake palu karet*.
Warning: Di jamin yang di bawah umur bakal ikutan nista otaknya seperti saia.
Pairing: Hidan & Kakuzu ( bukan YAOI!).
Disclaimer: Masashi kishimoto, saia pinjem bentar yah akatsukinya *sujud-sujud sama yang empunya akatsuki dan Naruto cs*.
Ada Apaan Sih?
Chap 3
FLASHBACK
"Oi Hidan, ayo lagi ! Nanggung banget setengah-setengah!" teriak Kakuzu dari dalem, bikin orang curiga aja.
"Tapi jangan kasar dong lu!" bales Hidan teriak dan kembali masuk kedalem kamar.
Begitu Hidan ngilang kedalem kamar, akatsuki yang tadi asik ber'alibi' kembali nempel di depan pintu kamar Hidan. Deidara yang sebenernya masih malu abis, tetep semangat 45 untuk mengungkap misteri ada apakah antara Hidan dan Kakuzu.
"Tapi kali ini beneran pelan-pelan ya! Kalo gak awas lu!" terdengar suara Hidan seperti mengancam Kakuzu.
"Sebenernya mereka ngapain sih?" Sasori penuh tanda tanya begitu juga yang lain.
END FLASHBACK
"Aduh Tobi, jangan dempet-dempetan gini un!" protes Deidara yang di senderin sama Tobi dengan seenak jidat.
"Kelamaan bediri, Tobi capek nih senpai…" kata Tobi setengah merajuk (?).
"Bikin susah aja un…".
"Lu berdua bisa diem sedikit gak sih" omel Pein kepada kedua kohainya (tersayang?).
"Lu gak bisa diem banget sih Dan" terdengar suara Kakuzu dari dalam seperti sedang memprotes Hidan.
"Geli tau…." Jawab Hidan membuka aib, ternyata sang immortal bisa kegelian juga.
"Hidan-senpai aneh ya, tadi aja kesakitan sekarang malah kegelian" komen Tobi gak nyadar kalau ucapannya bikin otak KisaItaPeinKo (anggota trio mesum nambah satu sama Konan jadi empat deh ck ck ck) makin 'nista' sejadi-jadinya.
"Iya tuh un, aneh bener.." timpal Deidara.
"Kebanyakan gerak lu! Susah nih bawahnya!" Kakuzu kembali ngomel. "Udah deh lu tiduran aja, biar enak".
"Kayaknya mereka pindah posisi tuh" bisik Pein ke Sasori yang ada di sebelahnya.
"Ngomongnya jangan deket-deket kuping gue dong lo" bales Sasori yang risih ada orang ngomong deket kupingnya.
"Hahahahah…..Udah…Stop…Udah oi! Hahaha.." ini suara Hidan yang terdengar makin mencurigakan.
"Kenapa sih tuh anak, kok malah ketawa gaje?" Sasori tertular penasarannya Deidara yang makin akut. Sementara Sasori sibuk bertanya-tanya dan akatsuki lain lagi sibuk berimajinasi (aneh-aneh pastinya), Deidara malah di buat sibuk sama Tobi.
"Tobi jangan senderan dong un!" kata Deidara nyaris teriak, ngeliat Tobi udah beneran nyender ke punggung Deidara.
"Abis….Punggung Deidara-senpai kaya kasur sih, bikin Tobi ngantuk" jawab Tobi polos.
"Aduh…Lo kan berat! Senderan ke Kisame-san aja un!" omel Deidara pelan (pelan lah, kalo kenceng-kenceng bisa ketauan).
"Tobi maunya sama Deidara-senpai aja" kata Tobi ngotot, Deidara Cuma pasrah di jadiin 'kasur' sementara Tobi.
"Kakuzu elo gila ya! Sakit banget sih, lu mau bunuh gua!" kembali Hidan menjerit kesakitan.
"Ke-kenapa lagi tuh un?" Deidara yang kaget langsung gigitin jempol.
"Gak salah lagi, pasti lagi 'itu' " kata Pein ke Sasori sambil bisik-bisik biar gak kedengeran Deidara dan Tobi.
"Hah? Itu?" tanya Sasori gak mudeng.
"Iya 'itu' " Pein menjelaskan sambil memperagakan tanda kutip dengan tangannya dan pasang muka mesum sejadi-jadinya.
Sasori cengo beberapa saat….Kemudian mendadak mukanya merah pertanda Sasori kena demam! *geplaked* maksudnya pertanda dia udah ngerti maksud omongan Pein (selamat Sasori anda masuk kedalam anggota mesum bersama KisaItaPeinKo dan kini menjadi KisaItaPeinKoSas).
"O-oh…Ja-jadi mereka lagi 'itu' ?" Sasori ngomong dengan nada tidak percaya, masa sih iya Hidan dan Kakuzu…..
"Lagi itu apa sih un?" tanya Deidara ke Sasori dengan muka yang…Polos. Bikin Sasori gak tega meracuni Deidara yang polos (Ciehhh! *author di sambit boneka*).
"Errr….La-lagi main" jawab Sasori asal.
"Main apa senpai?" tanya Tobi yang kali ini ikutan ngedenger omongan Sasori.
"Main…" Sasori keringet dingin gak bisa jawab, sementara dia ditatap oleh wajah polos Deidara dan wajah abstrak (pake topeng sih tuh!) Tobi yang lagi penasaran menunggu jawaban.
"Main kuda-kudaan!" Sasori asbut (asal nyebut).
"Tobi juga mau main dong senpai…" Tobi malah merengek minta main kuda-kudaan sama Deidara. Kisame sama Itachi udah nepok jidat pasrah.
"Gak mau un! Sama ketua aja sana!" omel Deidara yang lagi-lagi di bikin repot.
Akhirnya akatsuki yang lagi nguping di luar malah grasak-grusuk sendiri, dan bikin Kakuzu sama Hidan yang lagi didalam merasa risih dengan keributan yang terjadi di luar.
"Ada apaan sih? Kok di luar berisik banget" tanya Kakuzu heran, menghentikan aktifitasnya sesaat.
"Gak tau tuh, udah dari tadi pada berisik" bales Hidan malas.
"Gua liat dulu dah" Kakuzu berjalan menuju luar kamar.
"Siaga satu kawan-kawan target menuju kemari !" kata Zetsu memperingati temen-temennya yang lagi gak jelas ngapain.
BRAK!. Kali ini pintu kembali dibuka oleh Kakuzu yang udah banjir keringet. Kakuzu melongo ngeliat tingkah temen-temennya di depan kamar.
"Hari ini begitu indah ya Konan….Liat deh langit biru yang cerah serta awan putih yang mengumpul seperti kapas" Pein sama Konan langsung bergaya ala di Titanic gitu (pada tau dong gaya Jack sama Rose yang diatas kapal itu?).
"Iya, Pein, Indah banget" kata Konan asal nyambung-nyambung aja. Kakuzu sweatdrop sambil membatin 'ini kan didalem markas mana ada langit biru sama awan putih'.
Males ngeliatin Pein dan Konan (yang sepertinya tertular) jadi sableng, Kakuzu memilih untuk melihat Tobi yang ternyata lagi muter-muter sendiri.
"Tobi ingin begini, Tobi ingin begitu, ingin ini-itu banyak sekali! Semua semua semua dapat Tobi lakukan, dapat di lakukan dengan senpai-senpai Tobi! Tobi ingin main kuda-kudaan sekarang juga, Hai Deidara-senpai!" celoteh Tobi dengan tingkat keautisan stadium akhir sambil melambai-lambai kearah Deidara yang nyuekin Tobi. Kakuzu geleng-geleng dan membatin 'ini anak kapan warasnya'.
Kemudian Kakuzu ngeliatin Deidara yang lagi mainan kertas Koran dengan nikmatnya sambil bergumam "Un..Un…Un" . Kakuzu Cuma bisa berpikir 'sejak kapan si Deidara demen mainan lipet kertas? Bukannya itu kebiasaan Konan ya'.
Lain Deidara, lain juga Zetsu dan Kisame, entah kenapa dua bocah itu malah ketuker alibinya. Zetsu saking paniknya langsung ngacir ke aquarium Kisame (lagi-lagi dia lupa kalau dia itu bisa nyelem ck ck ck), dan sekarang posisinya dia lagi ngobok-ngobok aquarium Kisame sambil berkata "Juju udah makan belom?". Kakuzu sweatdrop.
Kemudian Kisame, sebenernya sih dia tadi mau ngibrit ke kekasihnya tercinta (baca: aquarium yang di dalemnya ada si Juju). Tapi berhubung tadi kakinya ke cekal (jah, emang bola!) sama Deidara dan sempet ngegubrak juga, jadilah dia dengan perjuangan 45 ngesot-ngesot menuju meja dan megang taneman (lebih tepatnya bunga pajangan) punya Zetsu.
"Lu ngapain Kis, melototin pot kembang?" tanya Kakuzu heran, gak biasanya hiu yang satu ini memperhatikan tanaman, biasanya juga ikan yang dia pelototin.
"Ngggg…..Pot….Eh salah…." Kisame langsung ngambil pot kembang tersebut dan berkata "Ini kembang bagus banget ya! Be-beli dimana ya kira-kira?".
"Itukan metik dari kebunnya si Zetsu, kan elu yang bantuin metiknya!" kata Kakuzu bingung sambil mikir sejak kapan Kisame jadi pikun? Apa gara-gara kelamaan jadi partnernya Itachi?.
"Oh…Hehehehe" Kisame ketawa garing.
"Sas? Lu tidur?" Kakuzu melihat sosok boneka merah *author di kugutsu sama Sasori* tengah berbaring kaku di atas sofa. Tak ada jawaban…..yang ada hanyalah wajah Sasori yang sepertinya kesakitan….Ini lah saudara-saudara azab bagi orang-orang yang berbuat jahat, matinya akan seperti Sasori !. (Sasori : Author gendeng! Gue belom mati kampret! Bikin cerita yang bener dong lo! *ngejar-ngejar author sambil bawa boneka teddy bear o_0').
Maap, tadi kesalahan otak author yang koslet. Maksud saia, pas Kakuzu buka pintu, Sasori langsung –sok- lompat ke sofa dan dengan secepat kilat pasang pose tidur, tapi karena gak hati-hati, kepalanya itu ke pentok tangan sofa yang terbuat dari kayu jati (readers : ouch, pasti sakit banget itu!). Walhasil sekarang Sasori tiduran kaku dengan tampang nahan sakit, gak mungkin kan dia teriak, wong lagi pura-pura tidur.
Kakuzu sekarang ngeliat Itachi yang keliatannya lagi meratapi sesuatu dengan di iringi air mata *sweatdrop*.
"Kenapa lu Itachi?" tanya Kakuzu bingung liat Itachi nangis Bombay.
Nasib Itachi pun juga gak kalah naas dari Sasori (yang kepalanya kepentok) dan Kisame (yang ke cekal kaki Deidara plus ngegubrak). Pas yang lain lagi lari, Itachi berinisiatif untuk kabur ke sofa juga, buat pura-pura baca, Tapi saking bingungnya dia lupa kalo itu kaca dia umpetin di belakang bajunya. Jadi pas dia duduk CRACK! Retaklah sudah harapan Itachi eh maksudnya retaklah itu kaca.
"Kaca gue…..Kaca gue retak!" kata Itachi histeris masih gak percaya kaca kesayangannya retak.
"Ya elah, kaca jelek gitu di tangisin!" sindir Kakuzu ngeliat kelakuan Itachi persis kaya Tobi yang lagi minta permen.
"Tapi ini kan hadiah dari adek gue! Huhuhuhuh…malang nian Nasibmu kacaku, semoga dirimu di terima di alam sana" Itachi nyium-nyiumin itu kaca dengan penuh perasaan.
"Wakakakakak ! Gua bilang juga apa itu kaca kalo kelamaan di buat ngaca sama lu bakalan retak! Wakakakak". Hidan tertawa nista dari dalem kamar begitu denger kaca Itachi retak.
"Jangan-jangan kaca gua elo kutuk ya!" tuduh Itachi masih meratapi nasib malang kacanya.
"Udah lah Zu, jangan di urusin! Buruan masuk, gua kedinginan nih lama-lama!" teriak Hidan dari arah dalam yang entah mengapa di telinga PeinItaKisa, suara Hidan barusan seperti suara mau 'itu'.
Setelah Kakuzu kembali masuk kedalem kamar akatsuki lainnya kembali beraksi ke 'area pertempuran' yang banyak memakan korban, seperti kepala Sasori yang benjol, kaki Kisame kesemutan, tangan Zetsu bengkak di gigit si Juju berkat aksi 'ngobok-ngoboknya', Deidara pundung kena deathglare Konan gara-gara ngabisin kertas milik si gadis kertas tersebut, dan Itachi yang kini lemas akibat kaca pemberian Sasuke (adik tercintanya) udah gak berbentuk akibat kedodolannya sendiri. Kelihatannya yang selamat hanya Pein, Tobi dan Konan.
"Kurang asem, pala gue sakit banget ini" Sasori mencak-mencak sendiri.
"Sssssstt…!" komen akatsuki yang lain ke Sasori.
"Gua penasaran dah, di dalem itu ngapain?" tanya Zetsu yang akhirnya berkomentar juga! (lemot kali dirimu).
PeinItaKisa saling pandang dengan muka serius. Gak lama kembali terdengar rintihan dan jeritan serta sesekali di iringi tawa (?) Hidan dari arah dalam, sedangkan Kakuzu hanya terdengar seperti mengomentari "Sorry", "Diem lu", "Jangan banyak gerak" serta komentar-komentar 'nista'lainnya bagi Pein cs (kecuali Deidara, Tobi dan Zetsu).
"Udah ah, Gua udah cape!" kata Kakuzu dari arah dalam, yang entah mengapa membuat PeinItaKisaKoSas lega mendengarnya. Tak ada jawaban dari Hidan.
"Gua cuci tangan dulu" Kakuzu langsung ngeloyor dan buka pintu.
BRAK! Keluarlah sosok Kakuzu dengan tampang puas yang di ikuti oleh Hidan dengan wajah lemas yang tumben-tumbenan dia pake baju dengan bener, rapih, kemeja putih lengan panjang. Akatsuki lainnya hanya menatap mereka berdua dengan curiga.
"Ada apaan sih? Kok ngeliatin gua dengan tatapan aneh begitu?" tanya Hidan yang risih di liatin, sedangkan Kakuzu dengan sukses ngacir ke belakang buat cuci tangan.
"Ja-jadi lu tiap sabtu begini sama Kakuzu?" tanya pein hati-hati, dia takut salah ngomong, bisa-bisa di bacok ntar.
"Iya, emangnya kenapa?" jawab Hidan cuek sambil duduk di sebelah Itachi.
"Gimana rasanya sama Kakuzu?" tanya Itachi yang langsung di geplak sama Kisame, sambil memperingati jangan ngomong sembarangan kalau ada dua bocah akatsuki (Deidara dan Tobi).
"Rasanya gimana? Ya sakitlah! Tapi lumayan enak sih…." Jawab Hidan yang membuat KisaItaPeinKoSas jawdrop.
"Ja-Jadi lo beneran 'begini' tiap sabtu?" kali ini giliran Sasori yang nanya dengan tampang –tak kusangka Hidan-.
"Iya, kalau gak begini gak enak. Kenapa sih? Kok kayanya lu pada jadi aneh begini?" giliran Hidan yang balik nanya. Tak ada tanggapan dari yang lain, mereka Cuma bengong dengan mulut mangap.
"Ada apaan sih?" tanya Hidan lagi dengan muka merah, gara-gara ngeliat muka temennya yang lain pada merah.
"Gue gak sangka kalau kalian berdua hubungannya sudah sedekat ini" kata Pein gak jelas, bikin Hidan bingung.
"Sama, gua kirain selama ini lo berdua Cuma sekedar partner biasa….Tapi rupanya…" Itachi ikut menimpali.
"Tapi sebagai temen, kita Cuma bisa mendukung lu!" kali ini Kisame yang berkomentar bikin Hidan tambah bingung.
"Aduh…Lu pada ngomong apaan sih, gua gak ngerti dah" kata Hidan berusaha mikir maksud omongan temennya itu apaan.
"Lah, lu kan tadi sama Kakuzu udah 'begitu' " kata Pein dengan nista.
"Begitu?" tanya Hidan, Tobi, Deidara, dan Zetsu (yang ikutan kagak ngerti maksudnya si Pein).
"Iya…Ya 'begitu' " sekali lagi Pein mempertegas maksudnya ke Hidan, Keliatannya Zetsu yang baru ngerti langsung menutup diri pake venusflytrapnya. Pein geleng-geleng kepala pasrah gak nyangka ternyata Hidan lumayan lemot soal ginian.
"Apaan sih Sas maksud si Pein?" Hidan nanya ke Sasori yang mukanya udah merah, semerah darahku.
"Hhhhhh…Maksudnya ini nih!" Sasori menghela napas sebentar dan mencoba memperagakan maksud Pein pake bahasa isyarat, tapi ajaib Hidan langsung ngerti.
"Kurang ajar lu!" omel Hidan begitu ngeh sama pikiran Pein dkk.
"Lho…Tapi bener kan?" tanya Pein bingung.
"KAGAK!" semprot Hidan kesel.
"Lagian kalo gua mao kaya 'gitu' gak bakal sama Kakuzu lah, mendingan gua sama…" kata-kata Hidan terputus gak dia lanjutin, dia Cuma melirik Sasori (wakakakaka author nista nih, pairing ajaib…..).
"A-apa?" tanya Sasori masih dengan muka merah.
"Gak kok" kata Hidan nyengir.
"Jadi lu berdua di kamar ngapain?" tanya Kisame penasaran sambil mikir kok bisa tebakan dia salah.
"Sebenernya gua sama Kakuzu di dalem itu tadi…" belum selesai Hidan menjawab tiba-tiba ada orang sableng yang seenak jidat teriak-teriak.
"CUT! CUT!" rupanya orang sableng itu author sendiri.
"Apaan seh ini, main cut, cut aja!" omel Pein kesel.
"Bawel loe! Pokoknya CUT!".
"Kenapa emang?" tanya Kisame dengan feeling gak enak.
"Karena penjelasannya next chapter aja! Saia selaku author cape nulis chap ini, banyak banget! Jadi di potong buat chapter depan!".
"YAHHHH!" teriak akatsuki yang kecewa dengan kompak.
"So bersambung next chap! Ja matta!" author langsung ngilang.
TBC…
Author: Maap yah, saya beneran cape nulis chap ini kebanyakan *sigh*.
Hidan: Kan fic ini panjang gara-gara kegajean otak lu!
Author: Iya...Otak dan ide saya gaje...*pundung*.
Deidara: Padahal sedikit lagi tuh un *Deidara ikutan pundung*.
Kisame: Gimana sih, gue kan penasaran.
Author: iyahhhh! Maap minna! Ok, thanks buat reviewnya dan yang udah nebak mereka ngapain! Maap yah chap ini kepanjangan dan gaje. Isi chap ini sebagian besar berasal dari kenistaan otak author aja (yang memang sepertinya bener-bener gaje). Gomen yah kalau chap ini kurang bagus…Huhuhuhu. Yosh! See ya next chap.