disclaimer: Naruto © Masashi Kishimoto
details: Naruto/Sakura. drama/angst. drabble.


.

Caesura

[ —aku adalah jeda. ]

.


Dia adalah sebuah jeda.

Naruto adalah jeda di antara puisi cinta Sakura Haruno. Biar saja begitu.

Tidak. Dia bukan penghalang. Naruto hanya ingin melengkapi puisi Sakura yang begitu—ehm, menyedihkan?

Karena dia hanya ingin Sakura bahagia. Gembira tanpa dirinya pun Naruto sudah puas. Biar saja. Biarkan saja Sakura mengembangkan cintanya pada Sasuke. Mau bagaimanapun, puisi cinta Sakura hanya untuk Sasuke—bukan, bukan dirinya.

(Menjadi sebuah jeda yang menolong puisi itu saja sudah cukup baginya.)

"Aku akan membawanya pulang. Aku berjanji!"

Itulah sebagian jeda darinya.

Naruto hanya ingin Sakura gembira, bahagia bersama rasa cintanya pada Sasuke—bukannya melarat seperti ini!

(Lalu Sasuke tidak pernah melirik lagi kemari, ke tempat Sakura, atau dirinya.)

Bait-bait puisi romantis itu seakan mati. Seakan tidak bisa diapa-apakan lagi. Sunyi. Tiada keindahan. Yang Naruto lihat dari Sakura ketika membicarakan Sasuke hanya satu; senyuman paksa.

Kemudian di atas tanah berbalut salju ini ia berdiri. Menghadap Sakura. Tidak bicara apa-apa. Tidak mampu bergerak. Membelalakkan mata.

Pada kata-kata Sakura, Naruto bukan jeda pelengkap puisi lagi—melainkan tema utama di puisinya. Tapi pada kenyataannya (dan pada hati Sakura), tema utama tetap saja Sasuke. Naruto tahu itu—sangat tahu.

Kau tahu mengapa?

Karena Sakura ingin menyempurnakan puisi itu, bersama Sasuke dan Naruto. Menyempurnakannya dengan satu hal lagi; membuat tema utama berhenti mendadak dan terus saja jeda terjadi. Lalu berhenti.

Puisi itu benar-benar telah berubah konsep. Menjadi runyam.