Title:
4 in 1
Disclaimer:
Masashi Kishimoto
Rated:
T
Genre:
Spiritual & Friendship (slight humor)
Summary:
Sasuke, Shino, dan Shikamaru, atau yang lebih dikenal Trio S, mengalami kecelakaan tragis. Karena suatu hal, arwah mereka bertiga tidak diterima di akhirat. Dan karena sebuah alasan aneh, mereka bertiga terpaksa merasuki tubuh Naruto yang notabene adalah teman karib mereka bertiga. Bagaimana kehidupan Naruto setelah itu? RnR please...
Warning: OOC, Gaje, OC, AU, Abal, bisa bikin bingung *mungkin* jika menemukan penulisan kata 'yg' dalam fic ini harap dimaklumi karena saya baru saja mencoba merubah cara penulisan saya.
Ok, seperti biasa, mari kita awali fic ini dengan membaca Al-Fatihah, dan bagi penganut agama selain Islam, silahkan baca do'a masing-masing, berdoa mulai... selesai, baiklah mari kita mulai fic ini
Don't Like Don't Read Don't Flame...
Not Understand Don't Read...
Sebelumnya di 4 In 1
"Whaat, kelewatan," kata Sasuke yang terus terbang tanpa mengerem dan akhirnya masuk ke tubuh Naruto yang tepat di belakang Minato.
"Eh tunggu-tunggu, bagaimana mengeremnya? Gyaaa," kata Shino yang tak bisa mengerem dan akhirnya masuk ke tubuh Naruto juga.
"Mendokusei sekali, mereka berdua masuk ke tubuh Naruto, ya sudah ikutan sajalah," kata Shikamaru kemudian masuk ke tubuh Naruto juga.
"Ukh, aku merasa tubuhku tambah berat dan melemah," kata Naruto. Dan tiba-tiba saja pandangannya kabur dan menyebabkan Naruto pingsan.
ooOOoo
"Hey Dobe," sapa Sasuke.
"Te-Teme," sapa Naruto balik.
"Jangan lupakan aku," ucap Shino yang muncul di belakang Sasuke.
"Shi-Shino!" sapa Naruto lagi.
"Groook," dengkuran panjang terdengar di bawah kaki Sasuke dan Shino. Secara cepat dan tanpa aba-aba, Sasuke dan Shino pun segera menginjak-injak Shikamaru yang sedang tertidur. Dan seperti biasanya pula, Naruto hanya dapat sweetdroop melihat tingkah gaje ketiga sahabatnya itu.
"Mendokusei. Eh, Naruto?" panggil Shikamaru sambil memegangi bagian tubuhnya yang sakit.
"Hey Shikamaru, sedang apa kalian di sini?" tanya Naruto to the point.
"Kami tidak diterima di surga maupun neraka, semua itu gara-gara pangeran sok keren yang ada di sana itu," ucap Shino sambil menatap tajam ke arah Sasuke.
"Apa salahku, sudahlah, kau itu selalu mengungkit-ungkit masa lalu," ucap Sasuke cuek bebek, padahal dari tadi ada dua pasang deathglare yang terus menatapnya dengan tajam.
"Jadi apakah itu maksudnya kalian dihidupkan lagi seperti L-Kun?" tanya Naruto bingung.
"Tidak, jasad kami sudah dikubur, kami arwah gentayangan yang tidak diterima di akhirat maupun di bumi, jadi kami tidak bisa masuk kembali ke tubuh kami," jelas Shikamaru.
"Lalu kalian ke sini untuk minta bantuanku supaya menggali kubur kalian agar kalian bisa masuk kembali ke jasad kalian?" tanya Naruto.
"Tentu saja tidak, kami datang ke sini bukan ingin meminta bantuanmu, tapi kami ke sini untuk menolongmu," jawab Sasuke.
"Menolongku? Dari apa?" tanya Naruto lagi.
"Dari segala hal sampai kau bisa mandiri, begitulah syarat yang diajukan oleh malaikat pada kami supaya kami bisa kembali ke surga," jawab Shino.
"Jadi, kalian akan ada di sekitarku dengan wujud hantu kalian itu untuk menolongku?" tanya Naruto dengan tampang horror.
"Tidak, kami tidak akan di sekitarmu, tapi kami akan di…"
"Naruto!"
"Gyaaaaa," Naruto yang berada dalam alam mimpi pun ahirnya terbangun karena suara keras nan melengking plus cempreng milik L-Kun. "Apa-apaan kau L-Kun, barusan aku mimpi tentang Trio S tau!" hardik Naruto.
"Mau bagaimana lagi, kau tidak bergerak. Kukira kau sudah mati, jadi kuteriaki saja, rupanya kau bangun," kata L-Kun innocent.
"Kalau masalah meneriaki saja aku bisa mentoleransi. Tapi, bagaimana caramu masuk ke sini?" tanya Naruto.
"Oh, aku kan perpanjangan tangan Author, jadi aku punya wewenang khusus untuk keluar masuk atau muncul hilang dimanapun aku mau dan kapanpun aku inginkan," jelas L-Kun.
"Kalau begitu," ucap Naruto yang berdiri dari ranjangnya. "Tolong sampaikan pada Author yah!" ucap Naruto dengan senyum menyeramkan sambil memegangi kerah baju belakang dan celana L-Kun. "Kalau kau mau memberi wewenang khusus, berikanlah pada orang yang waras!" teriak Naruto seraya melempar L-Kun keluar dari jendela dengan kecepatan tinggi.
Sementara itu L-Kun malah ketawa-ketawa kegirangan karena dilempar jauh oleh Naruto. "Yee, dengan kecepatan tinggi seperti ini, aku mungkin akan mati lagi dan akan masuk surga lagi!" ucap L-Kun girang dengan senyum gila dan tidak waras. *kayaknya Author benar-benar memerlukan tokoh OC baru yang lebih waras. Ada saran?*
Kembali ke Naruto.
"Huh, dasar kurang diajar tuh anak, selalu muncul tiba-tiba dan tanpa pemberitahuan. Padahal kalau aku tidak bangun tadi, mngkin aku tau di mana Trio S berada sekarang. Dasar L-Kun kurang diajar!" teriaknya ke arah jendela tempat L-Kun dilempar tadi.
"Woi berisik! Ini masih jam 3 pagi tau, jangan berisik!" teriak Pein yang rumahnya tidak jauh dari rumah Naruto.
"Ah, iya maaf bang Pein!" teriak Naruto lagi untuk meminta maaf.
"Sudah gue bilang jangan teriak!" teriak Pein sambil melempar setumpuk pierching ke arah Naruto.
"PEIIIIIN! Jangan berisik!" teriak seseorang dari dalam rumah Pein.
"I-iya emak," ucap Pein memelankan nada suaranya pada seseorang di rumah itu yang belakangan ini diketahui adalah emaknya Pein.
'Anaknya sangar, tapi ibunya lebih sangar lagi,' batin Naruto. "Haah~ kalau sudah jam segini aku tidak bisa tidur lagi," ucap Naruto. "Ngomong-ngomong, yang mau dikatakan oleh Sasuke tadi apa yah? Aku jadi penasaran," ucap Naruto sambil memegangi dagunya dan menggunakan pose berpikir.
"Dobe."
Siing, "Glek," tiba-tiba saja Naruto merinding karena sempat terdengar olehnya suara dari Sasuke. "Te-Teme, ka-kau kah i-itu?" tanya Naruto gugup.
"Ya."
Glek, Naruto menelan ludahnya sesaat, kemudian Naruto pun mengangkat suara lagi. "Ka-kau tidak da-datang untuk me-mengganggu ku ka-kan?" tanya Naruto lagi dengan gugupnya.
"Dasar baka, sudah dibilang kan, kami datang untuk menolongmu."
"Shi-Shino, apakah itu kau?" tanya Naruto masih takut. Bayangkan saja kalau kau di posisinya sekarang ini, kau berbicara pada sesuatu yang tidak terlihat, dan diketahui beberapa hari yang lalu telah meninggal.
"Jangan lupakan aku."
"Shikamaru? Tumben tidak tidur?" tanya Naruto kali ini dengan nada kebingungan.
"Mau bagaimana lagi, 2 menit yang lalu aku sudah diinjak-injak oleh dua orang ini. Mendokusei."
"A-anu, kalian di mana? Tidak enak bicara dengan orang yang tidak kelihatan," ucap Naruto.
"Kami ada di dalam tubuhmu Dobe!"
"Be-benarkah?" ucap Naruto bingung plus kaget.
"Yap, kami berada di dalam sini karena sebuah kecelakaan, nanti kami jelaskan. Padahal kami bisa keluar dari tubuhmu dan mencari tubuh lain untuk digunakan untuk menolongmu. Tapi, setelah dipikir-pikir, lebih baik tetap di dalam tubuhmu saja, dengan begini kami bisa mengawasimu 24 jam per minggu."
"Jadi begitu yah," ucap Naruto mengerti. "Lalu bagaimana cara kalian menologku? Tidak mungkin kan hanya membisiku seperti ini?" ucap Naruto.
"Tidak, kami sudah tau bagaimana caranya. Ada satu cara agar kami bisa mengendalikan seluruh pergerakan tubuhmu, caranya begini."
Zrush, Naruto pun berubah sesaat, mata safirnya kini berubah mnejadi onyx lesu milik Shikamaru. "Begini lah caranya," ucap Shikamaru yang mengambil alih tubuh Naruto.
"Aku juga mau coba."
Zrush, kini onyx lesu milik Shikamaru telah berubah menjadi black pearl milik Shino. Tunggu, itu bukan mata aslinya, melainkan kacamata hitam bulatnya yang tiba-tiba muncul begitu saja entah dari mana.
"Waah, rupanya begini cara mengendalikan tubuh orang lain, menarik sekali," ucap Shino yang merasuki Naruto.
"Giliranku."
Zrush, black pearl telah berubah menjadi onyx legam milik Sasuke, tentu saja kharisma seorang Uchiha pun melekat di iris matanya tersebut.
"Hn, tak buruk," ucap Sasuke.
Tok tok tok. "Naruto, kau baik-baik saja?" ucap seseorang dari luar kamar Naruto, dan diketahui itu adalah Kushina.
"Ga-gawat, itu Kaasan," pekik Naruto. "Biarkan aku mengambil alih tubuhku sendiri," ucap Naruto yang berusaha mengambil alih tubuhnya kembali, tapi terlambat, Kushina sudah keburu masuk ke dalam kamar Naruto.
"Kau tidak apa-apa kan?" tanya Kushina khawatir karena mendengar anaknya berbicara sendiri dari tadi, takutnya kalau Naruto sudah gila.
"Hn, aku baik-baik saja Kaasan, Kaasan kembali lah tidur," ucap Naruto yang tentunya dengan kharisma seorang Sasuke Uchiha. Dan tentu saja itu membuat Kushina terlongo melihat anaknya yang berubah drastis seperti ini.
"E-eh baiklah, kalau ada apa-apa panggil.."
"Panggil Kaasan kan? Tenang saja pasti akan kupanggil kalau ada apa-apa," ucap Naruto masih dengan kharisma seorang Sasuke Uchiha.
"Ti-tidak, Kaasan mau bilang, kalau ada apa-apa hubungi 911," ucap Kushina meneruskan kalimatnya yang terpotong oleh Naruto.
"Eh? I-iya," ucap Naruto yang cengo dan kehilangan kharisma Uchihanya. Kushina pun akhirnya menutup pintu kamar Naruto, dan dari langkah kakinya sepertinya Kushina sudah kembali ke kamarnya.
"Hmpp Hahahahaha," Naruto yang sudah tidak tahan untuk menahan tawanya akhirnya melepaskan tawaan itu. "Seorang Uchiha dibuat cengo oleh ibuku," sambung Naruto "U-ups aku lupa, jangan keras-keras," kata Naruto.
'Tenang saja, tidak ada yang bisa mendengar suaramu saat ini kecuali kami, dan kalau kau ingin berkomunikasi dengan kami, kau hanya perlu berbicara dalam pikiran seperti ini, tidak perlu bicara seperti bicara pada umumnya,' batin Sasuke.
"Oh, baiklah, sekarang biarkan aku kembali mengendalikan tubuhku," dan zrush, sekejap saja onyx itu berubah menjadi safir kembali. 'Kukira aku akan kehilangan kalian bertiga selamanya,' batin Naruto.
"Tidak, kami malah akan berada di dekatmu selama yang kami bisa," ucap Sasuke.
ooOOoo
"Ohayou Gozaimasu!" sapa Naruto pada seluruh penghuni kelas 2-1.
Semua hanya menatapnya sebentar, kemudian kembali lesu dan tidak bersemangat.
'Hey, sepertinya mereka masih dalam masa-masa berkabung,' batin Naruto.
"Hn, biarkan saja mereka, lama-lama juga kembali ceria," ucap Sasuke.
'Tapi kasian tau!' batin Naruto lagi.
"Tidak ada yang bisa kau lakukan Naruto," kata Shino.
'Benar juga, mungkin lambat laun mereka akan lupa dengan hal ini,' batin Naruto.
"Hn," respon Sasuke singkat.
Naruto pun menuju tempat duduknya, agak jauh dari tempat duduknya, terlihatlah gadis pinky dengan dahi lebar yang kini sedang bermuram durja. Naruto pun akhirnya memutuskan untuk menemuinya dan menghiburnya.
"Sakura," sapa Naruto.
"Hn," jawab Sakura singkat seperti Sasuke.
"Haha, lucu sekali, kau terdengar sangat mirip dengan Sasuke," kata Naruto sambil tersenyum lebar.
"…." tak ada respon apapun dari Sakura.
'Keterlaluan, sepertinya dia sudah kelewatan sedih,' batin Naruto.
"Hey Naruto, biarkan aku mengambil alih tubuhmu sebentar," pinta Sasuke.
'boleh saja sih,' dan zrush seketika tanpa aba-aba apapun, Sasuke mengambil alih tubuh Naruto.
"Sakura," panggil Naruto dengan kharisma seorang Uchiha. Dan entah kenapa, saat Sakura mendengar sapaan itu, kali ini Sakura berpaling menghadap Naruto.
"A-ada apa lagi, Naruto?" tanya Sakura yang masih terkesimak dengan kharisma Uchiha yang keluar dari Naruto.
"Apa kau merindukan Sasuke?" tanya Naruto.
"He-eh, kau juga?" tanya Sakura dengan murung.
"Kalau aku, aku tidak akan terlalu merindukan mereka," ucap Naruto pada awalnya, dan sukses membuat Sakura melongo bingung. "Karena mereka bertiga akan selalu ada di hatiku, begitu juga denganmu, Sakura. Selama kau masih memikirkan Sasuke, maka dia akan selalu bersamamu, jadi kau tidak perlu sedih lagi," lanjut Naruto.
"Begitu yah," Sakura merenungkan kalimat Naruto sejenak kemudian melanjutkan berkata. "Terima kasih Naruto, kau membuatku kembali ceria," ucap Sakura yang tersenyum bahagia.
SKIP TIME
Bel istirahat berbunyi, pelajaran Sejarah pun diakhiri dengan lemas dan lesu. Naruto merasa sangat kasihan pada teman-teman di sekolahnya, lebih tepatnya di kelasnya. Semua orang terlihat prustasi dan depresi, tak ada seutas senyuman dari mereka semua, mungkin tidak semua. Karena Sakura kini sudah bisa kembali bahagia.
'Hey, aku tau kalian bertiga itu seorang idola, tapi walaupun seorang idola, tidak mungkin bisa membuat hampir seluruh orang di Central Konoha City bersedih seperti ini kan?,' batin Naruto menanyakan pada Trio S.
"Entahlah, kami juga kurang tau kenapa, tapi yang pasti untuk sekolah ini jasa kami lumayan banyak, mungkin itulah yang menyebabkan hampir seluruh orang di sekolah ini merasa sedih dan sangat kehilangan," jawab Shino.
'Jasa? Contohnya?' tanya Naruto lagi.
"Hn, juara olimpiade Matematika se-Konoha 6 kali medali emas, 3 kali medali perak, 1 kali perunggu. Juara olimpiade Sains se-Konoha 9 kali medali emas, 7 kali medali perak, dan tidak pernah dapat perunggu. Juara debat bahasa asing 8 kali medali emas, 4 kali perak, 2 kali perunggu. Juara orang tertampan se-Negara Persatuan 5 Daerah Serikat. Juara judo se-Konoha 4 kali berturut-turut dan tidak pernah kalah. Juara karate se-Negara Persatuan 5 Daerah Serikat 6 kali berturut-turut dan tidak pernah kalah juga. Murid teladan selama 1 tahun penuh. Ketua OSIS, Wakil 1 OSIS dan Wakil 2 OSIS, itu baru beberapanya," kata Sasuke.
'Menyesal aku bertanya, aku tidak akan bisa mengingat itu semua,' batin Naruto.
"TRIO S! KELUARLAH!"
"Su-suara itu," ucap Naruto segera melihat ke jendela. "I-itu kan Akatsuki," kata Naruto kaget.
"GAWAT, AKATSUKI MENYERANG!" teriak beberapa murid histeris.
"Bagaimana ini? Apa yang harus kita lakukan?" tanya Ryu.
"Aku tau, mari kita sembunyi," usul Wataru.
"Huh, pengecut kalian semua, biar aku yang hadapi mereka," ucap Genta sambil menggulung pergelangan tangan bajunya.
Naruto hanya dapat melihat ke luar jendela saat Genta keluar menuju lapangan untuk menantang Akatsuki yang aggotanya 8 orang itu. Dan kemudian Naruto hanya dapat melihat Genta dipukuli habis-habisan oleh 7 anak buah Pein. Kotetsu dan Izumo yang seharusnya bisa melindungi warga sekolah, malah hanya bisa menatap nanar pada Genta.
"Mana Trio S? Kami cuman mau melawan mereka, bukan sampah seperti dia yang sok jagoan!" teriak Pein sang leader dari lapangan.
"Hey Naruto," panggil Shino.
'Ada apa?' tanya Naruto dalam hatinya.
"Kau ingin menolong orang-orang di sekolah ini agar tidak bersedih lagi kan?" tanya Shino.
'Ya, tentu saja, tapi bagaimana caranya?' tanya Naruto bingung.
"Caranya dengan memberikan mereka idola baru, dengan begitu mereka akan melupakan kami, dan mereka tidak akan sedih lagi," jelas Shino.
'Benar juga, bagaimana caranya jadi idola baru disaat seperti ini?" tanya Naruto. 'Tu-tunggu dulu, kau tidak bermaksud untuk…'
"Ya, tentu saja aku bermaksud untuk melakukannya," ucap Shino dengan seringaian kecil.
.
.
.
"Hey Akatsuki!" teriak Naruto.
Teriakan Naruto itu berhasil membuat Pein dan siswa-siswi di sana menatapnya heran, bahkan 7 anak buah Pein ikut berhenti memukuli Genta untuk menatap si empunya teriakan.
"Eh? Anak baru ingusan yang ganggu tidur gue pagi tadi tuh, ngapain lo?" tanya Pein. "Apa lo juga mau sok pahlawan seperti sampah yang ada di sana?" tanya Pein sambil nunjuk Genta yang terkulai lemas tak bertenaga.
"Aku hanya ingin memberitahu kalian sesuatu," ucap Naruto gantung. Kemudian Naruto kembali mengingat rencana yang dijelaskan oleh Shino tadi padanya.
'Katakan saja pada Pein, bahwa kami sudah meninggal, dia pasti akan prustasi dan pulang ke rumah, dengan mengusir mereka, kau akan jadi seorang pahlawan,' usul Shino.
'Emh, ya itulah caranya,' batin Naruto. "Aku ingin memberitau pada kalian, bahwa Trio S sudah meninggal, jadi pulanglah," ucap Naruto mengusir Akatsuki.
"Apa yang dia lakukan?" tanya Ryu.
"Dengan memberitahukan kalau Trio S sudah meninggal itu malah akan memperburuk keadaan," ucap Sora.
"Sepertinya ini akan berakhir buruk," ucap Shin.
"Apa? Jadi Trio S sudah meninggal?" ucap Pein kaget.
"He-eh," ucap Naruto sambil ngangguk-ngangguk.
"Berarti sekolah ini sudah gak ada yang ngejaga lagi dong?" tanya Pein lagi dengan seringaian maut.
"He-eh," ucap Naruto lagi sambil ngangguk-ngangguk lagi. "Tapi sebenarnya masih ada om Kotetsu sama om Izumo yang jaga sekolahan," sambung Naruto sambil nunjuk ke arah orangnya yang sedang gemetaran di pos satpam.
"Baguslah kalau begitu. Guys!" panggil Pein pada anak buahnya.
"Ada apa?" tanya Gay-sensei.
"BUKAN LO, SANA PERGI!" usir Pein sambil lempar sandal ke muka Gay-sensei. "Ayo Guys, kita obrak abrik sekolah ini!" perintah Pein pada anak buahnya.
"A-AAPAAAA!," teriak Naruto kaget karena tidak sesuai rencana Shino tadi.
"Sudah kuduga ini akan terjadi," ucap Shino. Zrush, safir berubah menjadi black pearl, Naruto kini memiliki aura seorang petarung sejati yang siap menghajar semua musuhnya.
"SERANG!" perintah Pein.
"Jangan bergerak!" ucap Naruto pada Akatsuki.
"Eh? Kenapa?" tanya Pein. Dan pertanyaan Pein tadi pun dijawab dengan tunjukan tangan ke arah kakinya Pein. "NANI!" teriak Pein histeris. "Sejak kapan ada bom buku di tempat ini?" tanya Pein.
"Eh? Bom buku? Jangan-jangan buatan lo yah Dei?" tanya Kisame pada Deidara yang berada di sampingnya.
"Eh? Bukan un, bom Dei biasanya berbentuk hewan un, mana mungkin Dei bikin bom bentuknya buku gitu, gak elit banget gitu loh," ucap Deidara faseh dengan logat alay bin lebaynya.
"Tenang Pein, gue panggilin penjinak bom dulu," ucap Sasori. "Suit, suit," seketika datanglah petugas penjinak bom dengan sehelai handuk yang menutupi bagian pusar ke bawah.
"Woi, gue masih mandi, panggil-panggil aja lo," ucap petugas itu.
"Eh? Masih mandi? Gomen om, balik mandi lagi gih, saya manggil teman saya yang lain aja lagi," ucap Sasori kemudian memanggil teman penjinak bomnya yang lain. Dan kali ini datanglah petugas asli dengan pakaian khusus untuk penjinak bom.
"Hati-hati, angkat kaki anda perlahan-lahan," ucap petugas itu
Pein pun menangkat kakinya perlahan-lahan sampai setinggi 15 cm dari buku itu, setelah merasa cukup aman, Pein pun mengambil langkah mundur ke belakang.
"WOI! Kamus Bahasa Jepangku kok ada disini?" ucap L-Kun yang tiba-tiba datang.
"Ini bukan kamus Bahasa Jepang, ini bom buku tau," jelas petugas itu pada L-Kun.
"Bom buku kepala lu peyang, ini kamus biasa tau," ucap L-Kun kemudian memperlihatkan bagian dalam buku tersebut.
"Jadi itu kamus biasa yah?" ucap petugas itu cengo.
"Yaiyalah, sudahlah gue mau balik dulu," ucap L-Kun seraya berlalu dari lokasi.
"Woi, kapan gue mau berantem sama anak baru itu kalau kalian berisik begini," omel Pein
"Hey Pein!"
"Apa?"
Buagh!
Sebuah tampolan super keras mendarat di pipi Pein, menyebabkan Pein jatuh tersungkur seketika.
"Siapa berikutnya?" tantang Naruto.
"Kurang ajar, rasakan ini!" Kisame pun berlari menerjang ke depan, ke arah Naruto. Tapi, Naruto hanya diam saja. Dan saat Kisame hendak melontarkan pukulannya, Naruto berkata.
"Hey Kisame, kau tau? Ada kedai kaitenzushi yang baru dibuka di perempatan jalan besar, kudengar dalam sehari saja menghabiskan 1 ton ikan lo," ucap Naruto.
"APA! Benarkah itu? Kurang ajar kau Kaitenzushi yang baru, akan kubunuh kau!" teriak Kisame seraya lari ke kedai Kaitenzushi yang antah berantah.
Berikutnya majulah Hidan dengan sabit mata tiganya. Hidan mengayunkan sabitnya ke kiri dan ke kanan secara membabi buta, tapi Shino tidak kehabisan akal untuk mengalahkannya.
"DJ ON THE STAGE!" teriak Naruto.
"Eh? Mana? Di mana DJ?" tanya Hidan sambil mencari-cari ke kiri dan ke kanan.
"Di mimpimu," ucap Naruto kemudian melesatkan 1 pukulan super ke perut Hidan yang sedang lengah. Hidan pun akhirnya pingsan dibuatnya.
Tanpa basa-basi, ketika Hidan ambruk, Sasori segera menyerang Naruto. Namun perhatiannya teralihkan gara-gara melihat boneka Barbie yang akan ditabrak kereta api mainan.
"Akan kuselamatkan kau darling," ucap Sasori pada boneka Barbie tersebut. "Hup," Sasori pun segera melompat ke arah Barbie itu, kemudian melepaskan ikatan tali yang melilit tubuh Barbie itu. Dan setelah selesai menyelamatkan Barbie itu, Sasori pun berkata "Ada yang punya perban dan obat merah?" tanya Sasori. *tunggu dulu, apaan ini? oh rupanya salah script*
STAND BY PLEASE
Dan setelah selesai menyelamatkan Barbie itu, Sasori pun berkata. "Kurang ajar, siapa yang berani membuat Barbie ini menderita?" tanya Sasori penuh amarah.
"KAKUZU!" tuduh Naruto sambil menunjuk Kakuzu yang siap menerjang Naruto. Namun, sebelum Kakuzu berhasil menerjang Naruto, Sasori sudah mencegatnya dan menghajar Kakuzu habis-habisan. Merasa tak bersalah, Kakuzu pun balas menghajar, dan akhirnya mereka berdua pun terlibat perkelahiannya sendiri.
Kini hanya tersisa Zetsu, Tobi, dan Deidara. Zetsu tidak tinggal diam, dengan teknik venus flytrap-nya, dia menangkap Naruto. Namun sebelum itu terjadi, Naruto sudah mengeluarkan racun tanaman dan mengarahkannya pada Zetsu. Zetsu pun tak berkutik, dia hanya bisa lari dan bersembunyi di belakang Deidara dan Tobi.
"Tobi, ayo hadapi anak baru itu, un!" perintah Deidara pada Tobi.
"Tobi kan anak baek, jadi Tobi gak boleh berantem, lagipula Naruto kan tetangganya Tobi," ucap Tobi.
"Halah Tobi, coba lihat kakakmu, un," tunjuk Deidara ke arah Pein yang sedang tepar. "Kau harus bisa menolong kakakmu dengan cara mengalahkan anak baru itu, un!" ucap Deidara layaknya iblis, dengan bujukan dan rayuannya dia menyuruh Tobi untuk menghajar Naruto.
"Jangan Tobi, ingat, anak baek gak boleh berantem," ucap Naruto yang tiba-tiba berada di samping Tobi kemudian membisiki Tobi layaknya malaikat.
"Jangan dengarkan dia Tobi, ayo balaskan kekalahan kakakmu, un," bujuk Deidara lagi-lagi layaknya iblis.
"Kalian bisa diam bentar nggak? Tobi anak baek mau mikir nih," omel Tobi pada Naruto dan Deidara yang ada di sebelahnya. *aku ragu anak satu ini bisa mikir*
"AAAH! Tobi anak baek bingung!" teriak Tobi prustasi karena tidak bisa menentukan apa yang harus diperbuatnya sekarang ini. *tuh kan, nih anak gak bisa mikir*
"Ayolah Tobi, kau hanya perlu meninju orang yang di sebelah kanan mu itu, un. Sangat mudah. un!" perintah Deidara.
"Jangan yang kanan, yang kiri aja," Ucap Naruto. *kenapa Deidara gak langsung mukul Naruto aja yah? Kan bersebelahan tuh*
"Aduh, Tobi bingung!" ucap Tobi.
"Gak usah bingung, un. Cuman nampar orang di sebelah kanan aja, un. Gak usah mikir lagi," ucap Deidara mulai emosi pada Tobi.
"Masalahnya Tobi gak tau kanan itu yang mana?" tanya Tobi.
"Tuh, di sebelah sana," tunjuk Naruto ke arah Deidara yang ada di samping kiri Tobi.
"Jadi ini kanan, Tobi baru tau."
"Tu-tunggu Tobi, kanan itu bukan di sini tapi di-"
Bletak, Buagh, Buk, Meong
Seketika Deidara pun tepar karena dihajar Tobi.
"Sekarang Tobi mesti gimana? Semuanya sudah kalah," ucap Tobi kebingungan.
"Mudah Tobi, kau hanya perlu pulang ke rumahmu," ucap Naruto dan mempersilahkan Tobi untuk pulang
"Baiklah, Tobi anak baek pulang dulu yah," pamit Tobi kemudian berlari pulang ke rumah.
"Woi! Bagi Akatsuki yang masih sadar, angkut nih anggota-anggota lo yang pada tepar!" perintah Naruto.
Dan mereka pun hanya bisa nurut. Sasori yang babak belur mengangkat Deidara yang tepar, Kakuzu yang juga babak belur menyeret Hidan yang pingsan, dan Zetsu yang masih bertahan utuh membopong Pein untuk pergi.
"Fiuh, kukira aku akan mati," ucap Naruto.
'Hey Naruto, ayo ambil alih tubuhmu sekarang!' batin Shino memerintahkan Naruto.
"Baiklah," zrush. Blackpearl itu kini kembali menjadi safir.
Naruto pun berniat kembali ke kelasnya, tapi…
"Kau hebat Naruto!" teriak seluruh penghuni sekolah, mulai dari orang-orang yang dikenalnya, sampai yang tidak dikenalnya pun memujinya. Mereka pun datang berbondong-bondong bagaikan fans yang sedang mengerubuti seorang idolanya.
"Ah, haha itu biasa saja, aku belajar dari Shino," ucap Naruto kemudian mengusap belakang kepalanya.
'Sepertinya dengan bantuan kalian bertiga, aku bisa membuat sekolah ini kembali ceria dengan menjadi idola baru,' batin Naruto pada Trio S.
"Hn, tentu saja," ucap Sasuke.
Tsuzuku
Pengenalan Tokoh OC.
Shin: Siswa kelas 2-2. Pria dengan kulit sawo tua, bermata hitam serius, berambut kebiru-biruan malam, tinggi 175 cm, berat 65 kg, skills American Footbal.
Pojok bales review.
L-Kun: "Loha All," lambai-lambai gaje.
Naruto: "Yang bener itu halo, bahkan aku yang dibilang dobe aja tau," geleng-geleng kepala.
L-Kun: "Kan sengaja Dobe!"
Sasuke: "Oi, reviewnya sudah semua nih," nunjukin review-review yang ada.
L-Kun: "Baiklah, mari kita mulai balas reviewnya."
Shikamaru: "Grook."
L-Kun: "Bangun woi, dari pertarugan Naruto sama Akatsuki tadi kau tidur mulu. Kapan mau bangun?" emosi tingkat akut.
Shino: "Kayak gitu nggak bakal ampuh untuk Shikamaru, Sasuke!"
Kicked Shikamaru.
Shikamaru: "Mendokusei, apaan sih?" tampang innocent.
L-Kun: "Bales review pertama!"
Shikamaru: "Hoaam, baiklah, untuk Wulan-chan. Terimakasih atas pujiannya walaupun pujiannya tidak pantas buat fic satu ini."
APA KAU BILANG! SEBAGAI AUTHOR AKU MERASA TERHINA. TAKKAN KUAMPUNI, KUBUAT KAU YANG PALING MENDERITA DI CHAPTER BERIKUTNYA, LIHAT SAJA! *suara dari alam seberang*
Shikamaru: "Apa-apaan itu? Emang bener kan pujiannya gak pantas buat fic ini."
JBLAR *petir dari alam seberang*
Naruto: "Baiklah, arigatou buat Wulan-chan, tapi updatenya gak bisa cepet-cepet nih, gomen yah."
Shino: "Selanjutnya, untuk Hikaru Kin. Arigatou atas pujiannya dan sudah ngereview. Updatenya rada lama nih, gomen yah."
Sasuke: "Hn, dari Namikaze Hoshi-kun. Ini sudah diupdate."
Naruto: "Terakhir, dari Runa Elric Angelusweet. Menurutku L-Kun itu gak pantas dihidupkan lagi!"
L-Kun: "Mau gimana lagi, Author sudah berkehendak."
ENTAR ADA BAGIAN SAAT KAU TIDAK AKAN DIHIDUPKAN LAGI! *suara dari alam seberang lagi*
L-Kun: "Apa-apaan itu, nanti siapa perpanjangan tangannya?"
SIAPA AJA BOLEH. HUAHAHAHAHA *Tawa nista dari alam seberang*
Naruto: "Sudahlah. Arigatou untuk reviewnya Runa."
Shino: "Selamat yah, kali ini pujian semua dan gak ada flame-nya."
L-Kun: "Mungkin karena aku sudah semakin baik kali yah."
WOI! PUJIANNYA BUAT AKU TAU! BUKAN BUAT KAMU! KAMU ITU HANYA CHARACTER DI SINI! *omelan dari alam seberang*
L-Kun: "Dasar Author egois, flame aja kemarin nggak ngaku ditujuin buat dia, pas pujian cepet nyahut ditujuin buat dia."
NGGAK PAHAM, BISA JELASKAN LAGI? *kecengoan dari alam seberang*
L-Kun: "LOLA! TELMI!"
JANGAN MACAM-MACAM YAH, LOLA-LOLA GINI AKU AUTHOR LOH! *fakta dari alam seberang*
Naruto: "Baiklah, daripada ikutan terlibat pembicaraan gaje antara Author dan character perpanjangannya sendiri lebih baik kita sudahi saja. Kritik dan saran akan diterima di sini. Dan sekedar info, untuk yang bingung sama cerita di atas akan dijelaskan terlebih dahulu."
L-Kun: "Jadi, jika ada nama Naruto dengan bold, itu artinya tokoh Naruto sedang dikendalikan oleh salah satu dari Trio S."
BAIKLAH SEKIAN DULU, ARIGATOU GOZAIMASU FOR READING, AND GOMENASAI IF I HAVE SOME MISTAKE. STORY-NYA SENGAJA DIPERPENDEK KARENA INGIN MEMPERLAMBAT KLIMAKS PUNCAK. *kata-kata dari alam seberang*
ALL Chara: "Sampai jumpa di chapter berikutnya."