Disclaimer: Okay, Eyeshield 21© is not mine, never was, never will. *pundung di pojok*
Warning: Sho-ai, typo dan kegajean seorang Hiruma.
A/N: Okeh! Dengan ini saya dengan resmi menyatakan kalau saya keluar dari hiatus! *plok plok plok*
Ini adalah HiruSena saya yang… pertama kayaknya. Lupa juga saya. Oh well. Go on and enjoy the read! ^^
It All Comes Down to Luck
Hiruma Youichi.
Seorang yang apabila namanya disebutkan akan menyebabkan histeria bagi mereka yang mendengarnya. Ia bisa menakuti banyak orang hanya dengan membuka buku hitam kecilnya. Penampilannya eksentrik, menambah ketakutan di hati para budak—maksudnya di hati para manusia lainnya. Ditambah dengan koleksi senjata apinya yang luas, hampir tak ada seorang pun yang berani menentangnya.
Hiruma Youichi.
Seorang quarterback luar biasa dengan IQ tinggi yang bisa memikirkan lebih dari 10 trik dan strategi dalam 1 detik. Cara bermainnya menantang dan berani. Melawan batas kewajaran yang diterapkan dalam masyarakat. Menyalahi aturan dengan memaksa para anggotanya melewati batas mereka. Tak banyak yang bisa menandingi kesembronoannya dalam memainkan American Football dan masih meraih kemenangan.
Hiruma Youichi.
Seorang pelajar SMA yang sedang frustrasi akibat masalah remaja yang sedang populer.
Cinta.
_.:o0O0o:._
Hiruma menghela nafas panjang, jemari kurus menyisir rambut pirangnya dengan kesal. Pandangan matanya tertuju pada satu orang.
Kobayakawa Sena namanya.
Sena adalah adik kelasnya di Deimon. Adik kelas yang awalnya ia blackmail untuk bergabung dengan Deimon Devil Bats. Adik kelas yang sekaligus merupakan ace runningback tersayangnya, Eyeshield 21. Adik kelas yang tanpa ia sadari ia sukai.
Helaan nafas berat kembali keluar dari bibirnya.
Entah sejak kapan ia jadi menyukai pemuda satu itu. Memang, sejak awal ia sudah menganggap Sena imut, seperti anak kucing apalagi dengan model rambutnya itu. Tapi dia tak menyangka kalau ia akan jatuh cinta.
Heh. Dia, Hiruma Youichi, jatuh cinta. Betapa bodohnya.
Tapi tak bisa dipungkiri, ia sudah jatuh terlalu keras. Mencoba bagaimana pun ia tak bisa lagi mengacuhkan perasaannya. Ia harus mengeluarkannya. Karena perlahan tapi pasti, perasaan itu mulai mengonsumsi dirinya dari dalam.
Tapi...
Bagaimana caranya?
Hei, dia ini Hiruma Youichi. Seorang yang dianggap iblis tiran oleh banyak orang lainnya. Tak mungkin dia bisa berubah begitu saja menjadi seorang kasanova yang romantis dalam waktu singkat. Kan...?
Menggigit bibirnya kesal, Hiruma mengutuk dirinya dalam hati. 'Che... kenapa aku harus begini bodoh saat berurusan dengan romance? Sial...'
Mata hijau emeral bergeser dari lantai yang entah sejak kapan dipandanginya ke sasaran cintanya. Sena sedang berlatih drill di lapangan. Ia memperhatikan bagaimana kakinya yang kurus namun kuat bergerak ke kanan, kiri, kanan, dan terus berulang. Ia lalu memandangi wajah serius si runningback. Ia memandang dengan cemburu seraya sebulir keringat menetes dari dahi Sena, ke lehernya, dan masuk ke dalam seragamnya.
Menelan ludah, Hiruma menahan naluri liarnya untuk mengambilnya saat itu juga.
Ia melirik ke jam tangannya. Sebentar lagi waktu latihan selesai. Mungkin ia akan mengakhirinya lebih cepat. Lagipula, ia perlu memikirkan siasat untuk mengutarakan perasaannya pada Sena.
Mengangguk pada dirinya sendiri, ia keluar dari ruang klub menuju lapangan.
Beberapa orang mungkin berpikir mengapa ia tak berlatih dengan yang lain, kan? Jawabannya mudah. Dia sudah kelas 3. Sekolahnya tak mengizinkannya mengikuti kegiatan klub lagi. Tapi Hiruma bukanlah Hiruma kalau ia tak membangkang. Ia berhasil mem-blackmail sang kepala sekolah untuk mengizinkannya melatih anggota baru DDB. Dengan syarat ia tak boleh terkait secara langsung dengan latihan mereka.
Kembali ke Hiruma...
"Woi, kuso gaki! Kita selesai lebih cepat. Bereskan barang-barang kalian dalam waktu lima menit! Mulai dari, sekarang!" teriaknya dengan seringai gilanya.
Para anggota DDB buru-buru masuk ke ruang klub untuk mengganti pakaian mereka. Dalam waktu singkat, tempat itu sudah kosong oleh manusia kecuali Hiruma.
Hiruma menghela nafas panjang seraya beristirahat di bench di pinggir lapangan. Ia benci tak bisa menjadi quarterback lagi. Ia ingin melanjurkan melakukan olahraga kesukaannya tanpa larangan, tapi ia juga menyadari kalau ia harus berkonsentrasi pada pelajarannya untuk sementara. Setelah itu, ia akan bebas.
"Hi-Hiruma-san?" suara halus Sena memanggil dari arah ruang klub. Alis kiri Hiruma berkedut kesal.
"Bukankah kubilang kau sudah harus meninggalkan lapangan dalam 5 menit, kuso chibi?"
Ia mendengar tapak kaki ringan mendekatinya dan menutup matanya. Betapa inginnya ia berbalik dan memeluk pemuda di belakangnya itu erat-erat dan tak melepasnya lagi.
Sena tertawa kecil. "Ehehe. K-kau bilang membereskan barang-barang, Hiruma-san. B-bukan pergi dari sini..." ujarnya malu-malu.
Bahkan setelah satu tahun berada di spotlight Sena masih belum terbiasa berbicara di umum.
Hiruma hanya menggerutu pelan. Ia tahu kalau kali ini si cebol benar.
"A-anu, Hiruma-san?" suara lembut Sena kembali terdengar di telinganya. Betapa seringnya sudah ia mengkhayalkan suara itu meneriakkan namanya dengan ekstasi.
"Hn?" sahut Hiruma pelan. Ia masih tak mempercayai suaranya untuk menjawab dengan benar tanpa tiba-tiba mengatakan sesuatu yang akan menakuti runningback-nya.
"E-eh, itu… anu… a-aku punya t-ti-tiket bioskop lebih. M-Mamori-neechan tak bisa p-pergi karena ada urusan keluarga. Eh, itu… m-maukahkaupergidenganku?"
Hiruma membeku sepermilidetik sebelum seringai senang menghiasi bibir tipisnya. 'Heh, ternyata tanpa perlu repot aku sudah bisa dapat kencan. Kekekekeke!'
"Hn? Kenapa kau tanya aku? Bukan si kuso skater itu?"
Yup. Hiruma Youichi memiliki harga diri yang sungguh tinggi sehingga ia tak bisa begitu saja menerima tawaran Sena. Sebenarnya, dalam hati ia ingin memeluk chibi itu dan berkata, 'oke aku terima!' dengan nyaring. Tapi hal itu akan membuatnya sangat out of character, bukan?
Ia mendengar suara kaki menggeser lantai di belakangnya.
"E-eh, S-suzuna? Ti-tidak… d-dia sedang… kencan dengan seseorang…" jawabnya malu-malu.
Hiruma berbalik menghadapnya, satu alis tipis terangkat dengan elegan. "Oh?" suaranya terdengar penasaran. 'Possible blackmail material!' pikirnya. Seekor devil bat merah tertawa di background.
Sena mengangguk pelan, tak yakin untuk menjawab pertanyaan tak terujar Hiruma. "I-iya… dengan center Poseidon itu… Mizu-Mizugashi eh, bukan. Mizu…Mizumachi, ya itu dia…" suaranya mengecil di akhir, seperti ia merasa bersalah sudah memberi tahu Hiruma tentang kencan Suzuna.
Hiruma menyeringai lebar. Heh, siapa sangka Suzuna yang terlihat begitu terpaut dengan Sena berkencan dengan Mizumachi Kengo yang sifatnya sungguh berkebalikan dengan si runningback.
Tanpa pikir panjang, dikeluarkannya buku hitam kecil miliknya, Akuma Techõ.
Ia melihat dari ujung matanya iris cokelat Sena melebar. Ah….
"H-hiruma-san! To-tolong, jangan ditulis! A-aku mohon! Suzuna bisa marah padaku!"
Suara memelas Sena membuat Youichi jr. hampir terbangun dari tidurnya. Hiruma menghela nafas dalam hati.
"Che," ia menyepat tapi menyimpan kembali bukunya. Sena menghela nafas lega dan alis kembali Hiruma berkedut kesal. 'Bisa-bisa aku gila kalau berada di samping kuso chibi ini terus-terusan…'
"Oke, aku pergi," ucapnya tiba-tiba.
Sena terlihat bingung sebelum ia menyadari apa yang dikatakan Hiruma. "Ah! Te-terima kasih, Hiruma-san!" serunya senang.
Hiruma hanya mengangguk lalu beranjak meninggalkan lapangan. 'Huh… dasar kuso chibi…'
_.:o0O0o:._
Hiruma Youichi.
Seorang yang selalu dihubung-hubungkan dengan kegiatan yang tidak berperikemanusiaan. Banyak yang berkata kalau dia adalah reinkarnasi dari Lucifer, sang raja neraka. Ide-ide di kepalanya selalu saja membuat orang-orang berteriak ketakutan. Tak jarang ia melakukan sesuatu yang sungguh mengerikan untuk mendapatkan apa yang diinginkannya.
Hiruma Youichi.
Seorang pelajar yang koleksi senjata apinya melebihi koleksi seorang agen SWAT. Jarang ada yang tak bergetar ketakutan melihat M4 yang selalu dibawanya kemana-mana. Meski hanya berpelurukan peluru karet, senjata-senjata api itu sukses membuat devil image-nya meyakinkan.
Hiruma Youichi.
Seorang pelajar SMA yang sedang kebingungan.
_.:o0O0o:._
Hiruma memandang pakaian-pakaian yang terbaring berhamburan di ranjangnya. Gigi-gigi tajamnya bergemeretakan karena kesal. Mata hijau emeraldnya seakan berusaha membakar kain-kain terjahit itu.
"Cih. Apa-apaan sih?" umpatnya kesal.
Mau tahu apa yang sedang dilakukannya?
Yak, benar sekali. Hiruma Youichi, sang Jenderal Iblis, sedang kebingungan memilih pakaian untuk dipakainya pergi kencan bersama Sena.
Memalukan, memang.
Mengacak rambutnya yang sudah berantakan, Hiruma mengambil handphone-nya—Sungsang Galaksih tipe terbaru—dan menelepon seseorang. Siapa lagi yang lebih ditanya tentang masalah pakaian selain si fashionable linebacker yang bernama Akaba Hayato?
"Fuu~ siapa ini?" suara Akaba yang khas terdengar dari speaker.
"Oi, kuso akame, ini Hiruma. Bisa bantu aku?" ujar Hiruma dengan menahan rasa kesal karena perlu meminta bantuan orang lain.
Hei, dia ini Hiruma Youichi. Dia tak pernah meminta bantuan orang lain. Ia memaksa orang lain membantunya. Tapi ia tahu, kalau ia mem-blackmail sang ace Bando Spider, ia tak akan mendapat bantuan.
"Fuu~ Hiruma-san. Tumben sekali kau meminta bantuan. Ada apa?"
"Aku punya kencan dan—"
_.:o0O0o:._
Hiruma memandang bayangannya di cermin. Ia menaikkan satu alis pirang dan menyeringai.
"Heh…. Tidak jelek juga, kuso akame. Sekarang aku harus pergi. My little chibi is waiting~"
Ia terkekeh seraya ia berjalan keluar dari apartemennya.
To be continued~
Me: Yak! Sebenarnya bagaimanakah penampilan Hiruma setelah mendapat bantuan dari pacar saya, Hayato-kun? ;D
Akaba: Fuu~ tentu saja dia akan terlihat seperti model, May. Karena aku ini smart. Fufufu~
Kotarou: Hei! Itu catchphrase-ku, Akabaka! *nunjuk-nunjuk pake sisir*
Akaba: Fuu~ *ngacuhin Kotarou dan berjalan pergi*
Kotarou: OOOOIIII! *ngikutin Akaba*
Me: Yah, dia pergi. Baiklah, pemirsa—eh, pembaca, review ya! Karena review itu adalah bayaran para author FFn. ^^