RATE : T

PAIRING

SASUSAKU MAYBE SLIGHT SASOSAKU

DISCLAIMER

MASASHI KISHIMOTO

WARNING

OOC , GAJE , TYPOS, ABAL, NEW AUTHOR

DON'T LIKE DON'T READ

Oke tanpa banyak omong lagi !

Happy Reading ^^

.

It's Begin

SASUKE POV

Kami-sama, itu kan gadis pink yang ada di sekolah pikirku. Akhirnya aku memutuskan untuk tidak melihatnya saja. Ku lihat ada raut kecewa dari wajahnya saat aku melihat dari sudut mataku. Ya, apa peduliku. Siapa suruh dia memiliki rambut dengan rambut yang warnanya norak itu. Ya aku tahu itu bukan sepenuhnya salah gadis itu jika dia memiliki rambut yang aneh itu. Memikirkan gadis itu membuatku muak. Ah, handphoneku berbunyi. Aku pun mengangkatnya.

"Moshi-moshi Sasuke-kun, kau dimana? Aku sedang di rumahmu tahu,"seru seorang wanita di seberang sana.

"Di jalan,"balasku singkat.

"Apa yang kau lakukan? Cepat kembali ke rumah. Aku merindukanmu,"balas wanita itu dengan manja.

"Hn, aku akan pulang,"balasku.

Aku hampir lupa kalau aku punya janji dengan Karin. Lebih tepatnya sih bukan. Karena Karinlah yang memaksa untuk datang ke rumahku nanti saat di sekolah. Memang sih dia agak menyebalkan dengan membuat janji sesukanya saja. Tapi dialah orang selalu mengerti diriku.

SAKURA POV

Pikiranku tidak berkonsentrasi saat sedang memilih belanjaanku. Ya itu semua gara-gara si pantat ayam itu. Pikiran kesal, malu, dan sedih pun berkecamuk di benakku. Ya aku kesal karena dia sama sekali tidak mau membalas sapaanku. Aku malu karena aku terlanjur menyapanya sedangkan dia tidak membalasnya. Yang paling aku sedihkan adalah aku takut kalau dia membenciku.

Seringkali aku berpikir apakah aku pernah bertemu dengannya dulu atau tidak. Setelah ku pikir-pikir sepertinya aku tidak pernah mengalami amnesia. Jadi, kurasa aku baru bertemu dengannya saat awal aku masuk ke sekolah itu. Jadi, apa ya yang membuat dia kurang menyukainya.

Sudahlah, aku malas memikirkan sesuatu yang membuat hatiku sesak seperti ini. Aku bergegas mengambil barang yang aku perlukan kemudian membayarnya di kasir.

NORMAL POV

Hari ini hari yang sangat cerah. Ya karena sekarang adalah pertengahan musim semi. Sehingga matahari pun tidak terlalu panas. Sedangkan suhu juga tidak terlalu dingin. Pelajaran saat ini adalah pelajaran olahraga yang diajar oleh Gai Sensei. Para siswa dan siswi bergegas untuk mengganti baju mereka menjadi baju olahraga.

"Sakura dan Hinata, ayo kita ganti baju,"ajak Ino.

"Iya tunggu sebentar Ino,"jawab Sakura.

"Hei boleh aku ikut?"tanya Naruto dengan cengirannya.

Buk.

"Rasakan itu Naruto,"seru Ino setelah meninju Naruto dengan keras.

"Aw, kau galak sekali Ino-chan,"seru Naruto sambil meringis kesakitan.

Hinata hanya tersenyum malu melihat kelakuan Naruto. Akhirnya gadis-gadis itu pergi ke ruang ganti untuk mengganti baju mereka.

Seluruh siswa sudah berkumpul di lapangan sekolah. Sakura menyuruh Ino dan Hinata untuk duluan kesana karena dia ingin mengambil sesuatu di kelas. Gadis itu berpapasan dengan Sasuke di koridor. Tapi dia tidak berani untuk menatap Sasuke karena kejadian kemarin. Dia hanya tetap menundukkan kepalanya kemudian berlari ke lapangan.

"Ohayou minna!"seru Gai Sensei dengan semangat masa mudanya.

"Ohayou sensei,"balas siswa-siswi itu dengan lemas.

"Hei, kalian ini masih muda tapi sudah begitu. Kalian itu harusnya seperti matahari terbit yang siap menyongsong hari,"seru Gai Sensei dengan menggebu-gebu.

"GAI SENSEI ANDA KEREN SEKALI!"seru Lee berkaca-kaca.

"LEE!"seru Gai sensei.

"GAI SENSEI!"

"LEE!"

"GAI SENSEI!"

"LEE!"

"GAI SENSEI!"

30 menit kemudian.

Para siswa tampak sedang bermain basket. Sementara para siswi tampak menyemangati siswa yang bermain basket. Saat itu terbagi dua kubu yaitu kubu yang mendukung Sasuke dan kubu yang mendukung Gaara. Ya, mereka berdua adalah pangeran tampan di sekolah.

SAKURA POV

Wah dia tampan sekali saat bermain basket. Rambutnya yang tertiup angin itu. Keringat yang membasahi wajahnya. Ah, sudah-sudah. Apa sih yang aku pikirkan. Aku kan sudah mempunyai Sasori yang imut itu. Tapi, aku tidak bisa memalingkan mataku darinya. Permainan basketnya mampu menghipnotisku. Tiba-tiba sesuatu dengan cepat mengenai kepalaku. Yang kurasakan adalah duniaku berubah menjadi hitam seketika.

NORMAL POV

Bruk.

"Sakura!"seru orang-orang yang ada di sekitar itu.

"Hei kalian yang merasa laki-laki, cepat sini bantu angkat ke UKS,"seru Ino.

"Teme, itu semua salahmu jadi kau saja yang mengangkat Sakura."sahut Naruto.

"Kenapa aku?"tanya Sasuke dengan polosnya –alias dinginnya.

"Sudahlah cepat sana,"balas Naruto sambil mendorong Sasuke.

Akhirnya dengan terpaksa Sasuke mengangkat Sakura menuju UKS. Dia berat juga ternyata pikir Sasuke. Dan sekali lagi Sasuke merasa kehadiran gadis itu hanya menyusahkan hidupnya.

"Loh itu kan Sasuke. Siapa yang digendongnya?"tanya Karin pada dirinya sendiri saat mereka melalui kelasnya.

"Eh, itu kan anak baru yang cantik itu,"seru teman-teman di kelas Karin.

Sesampainya di UKS Sasuke menaruh Sakura di salah satu tempat tidur yang tersedia. Petugas UKS itu kemudian menyuruh yang lain keluar agar tidak mengganggu pernapasan gadis itu.

"Aku tidak mau tahu pokoknya kau harus minta maaf nanti,"kata Naruto kepada Sasuke.

"Untuk apa aku minta maaf."

"Kau.. Aku tak habis pikir kenapa kau punya harga diri yang tinggi sekali,"ucap Naruto dengan kesal.

"Cih… Karena aku seorang Uchiha. Aku tak akan pernah minta maaf pada siapapun."

"TEME!"seru Naruto hendak menghajar Sasuke namun ia ditahan oleh Kiba dan teman-teman.

Sasuke pun segera meninggalkan tempat itu menuju kelas. Sebenarnya ia merasa sedikit bersalah. Namun, berkat marga Uchiha yang menempel di namanya dia pun melupakan rasa bersalahnya itu.

Pelajaran pun berlanjut dengan pelajaran yang lain. Sakura masih berada di UKS karena dia masih belum sadarkan diri. Sebenarnya jauh di lubuk hati Sasuke dia mengkhawatirkan Sakura. Namun, dia sama sekali tidak menyadarinya.

"Sakura, kau sudah baikan?"tanya Hinata saat Sakura sudah bangun.

"Eh iya, cuma sedikit pusing. Apa yang terjadi?"

"Tadi kamu terkena basket yang di lempar oleh Uchiha pantat ayam itu,"balas Ino kesal.

"Oh, tidak apa-apa kok Ino, kamu tidak perlu kesal begitu,"kata Sakura dengan lembut.

"Sakura, kamu ini terlalu baik,"balas Ino.

Mereka bertiga pun kembali ke kelas untuk mengikuti pelajaran setelah memastikan kalau Sakura sanggup mengikutinya atau tidak. Tentu saja Sakura bersikeras untuk mengikuti pelajaran selanjutnya.

"Permisi sensei,"ujar Ino kepada Anko Sensei yang sedang mengajar itu.

"Ya silahkan duduk. Bagaimana keadaanmu Sakura?"tanya Anko Sensei.

"Sudah baikan kok sensei,"balas Sakura tersenyum.

"Syukurlah. Baik kita lanjutkan pelajarannya."

"Kau lihat teme, dia masih bisa tersenyum setelah kejadian tadi,"bisik Naruto pada Sasuke.

Sasuke hanya diam tidak merespons perkataan Naruto. Dia gadis yang lumayan tegar pikir Sasuke.

"Baiklah, untuk nilai praktek semester ini sensei akan mengambilnya dari praktek drama. Ada yang keberatan?

"Dramanya bertema apa sensei?"tanya seorang gadis berambut pirang yang tidak lain adalah Ino.

"Temanya bebas, kalian boleh mengambilnya dari sebuah dongeng ataupun membuatnya sendiri. Ada pertanyaan lain?"

"Satu kelompok berapa orang sensei?"tanya gadis bercepol dua yang bernama Tenten.

"Mengenai masalah itu nanti sensei umumkan. Baiklah, kalau tidak ada pertanyaan lain sensei akan keluar dari kelas ini.

Bel tanda pelajaran habis pun berbunyi. Anko Sensei segera meninggalkan ruangan kelas tersebut. Seperti biasa, para siswa kelas itu ada yang rebut dan ada juga yang duduk tenang di tempat duduknya.

"Sakura, kau baik-baik saja?"tanya Lee khawatir.

"Ya aku sudah baikan kok."jawab Sakura sambil tersenyum.

Melihat senyuman Sakura yang manis itu membuat jantung Lee berdebar kencang. Laki-laki beralis tebal dan berambut mangkuk itu terlihat senang karena Sakura tersenyum kepadanya. Sementara di sudut kelas itu tampak seorang laki-laki raven sedang termenung. Dia hanya menatap ke luar jendela kelas itu. Tidak ada satu orang pun yang tahu apa isi pikirannya saat itu.

SASUKE POV

Syukurlah kalau dia baik-baik saja. Kalau dipikir-pikir lagi perlakuanku kepadanya selama ini agak keterlaluan. Memang tidak wajar kalau aku membenci seseorang hanya karena warna rambutnya. Well, sebenarnya aku tak tahu kenapa aku bisa membencinya.

Hanya saja waktu pertama kali aku melihat matanya aku merasakan jantungku berdegup kencang dan aku benci itu. Aku sudah berjanji untuk tidak serius pada apapun. Karena bila kau serius pada suatu hal, kau hanya akan merasa sakit pada akhirnya.

NORMAL POV

"Teman-teman, ini kertas yang diberikan oleh Anko Sensei. Biar aku bacakan saja pembagian kelompoknya."ucap sang ketua kelas yang bernama Kiba.

"Kelompok pertama yaitu Shikamaru, Naruto, Chouji, Hinata, dan Tenten"

"Kelompok kedua yaitu Gaara, Sai, Lee, Ino, Temari, dan Sakura."

3 menit kemudian…

"Oke, bagi yang merasa tidak dipanggil namanya silahkan melapor pada Anko Sensei."jelas ketua kelas untuk yang terakhir.

"Yatta, kita sekelompok Sakura."ucap Ino sambil memeluk Sakura.

"Tapi sayangnya kita tidak sekelompok dengan Hinata,"ucap Sakura.

"Tidak apa-apa kok Sakura, kalian tidak usah mengkhawatirkanku."tambah Hinata lembut. Setidaknya aku bisa satu kelompok dengan Naruto gumam Hinata senang.

"Hei Naruto, aku sekelompok dengan Sakura-chan loh."pamer Lee bangga.

"Kau curang Lee! Apa yang kau katakan pada Anko Sensei sampai dia mengelompokkanmu dengan Sakura."ucap Naruto tidak mau kalah.

"Itu kan sudah nasibku bisa sekelompok dengan Sakura. Sudahlah terima saja nasibmu itu."

"DASAR ALIS TEBAL!"

"DURIAN!"

"ALIS TEBAL!"

"DURIAN!"

Begitulah seterusnya sampai mereka berhenti sendirinya karena lelah. Sementara siswa yang lainnya hanya bisa geleng-geleng kepala melihat tingkah laku mereka.

"Teme, kau curang sekali bisa sekelompok dengan Sakura-chan."ucap Naruto.

"Aku juga tidak mau sekelompok dengannya. Kalau kau mau kau saja yang menggantikanku di kelompok itu."balas Sasuke.

"Teme, aku tidak jadi bertukar tempat denganmu. Biar saja kau sekelompok dengan Sakura supaya kau jatuh cinta dengannya nanti!"ujar Naruto kesal. Dia cukup sabar menghadapi temannya yang keras kepala itu. Entah apa salah Sakura sampai temannya itu begitu dingin pada gadis itu pikir Naruto.

"Hal itu tak akan pernah terjadi."balas Sasuke lagi.

Tanpa sengaja pembicaraan mereka sampai ke telinga gadis itu. Dia hanya menundukkan kepalanya dan menahan bulir-bulir air mata yang ingin keluar dari mata emeraldnya. Sebegitu bencinya Sasuke padaku pikir Sakura.

Beberapa hari berlalu setelah pembagian kelompok itu. Pada hari ini semua kelompok berdiskusi tentang tema dan cerita yang akan mereka jadikan drama itu.

"Ada yang punya ide tentang drama kita?"tanya Gaara memimpin diskusi.

"Gimana kalau Cinderella?"tanya Ino.

"Itu sih udah biasa,"potong Sai cepat.

"Jadi, apa kau punya pendapat lain Sai?"tanya Gaara.

"Untuk saat ini… Belum."

"Sasuke, apa kau punya pendapat?"

"Tidak."

"Baiklah, masing-masing kalian harus memikirkan idenya. Besok baru kita diskusikan lagi."

Dengan begitu diskusi hari ini ditutup oleh Gaara tanpa membuahkan hasil apa-apa.

Beberapa hari setelah itu mereka berkumpul lagi. Diskusi kali ini mereka akan membicarakan tema drama yang sampai sekarang belum diputuskan.

"Sekarang siapa yang punya ide?"tanya Gaara memulai diskusi.

"Beauty and the beast."ucap Sai.

"Ada ide lain?"tanya Gaara.

"Ideku sih Cinderella yang kemarin itu."sambung Ino.

"Baiklah, karena kalian tidak ada yang memberikan ide lagi kita akan memerankan drama Beauty and The Beast."ujar Gaara.

Diskusi kali ini kembali ditutup oleh ketua kelompok. Setidaknya diskusi kali ini membuahkan hasil. Meskipun hanya judul drama saja yang akan mereka perankan nantinya. Masalah naskah mungkin Gaara sudah punya rencana tentang hal itu. Yang jelas dia tidak mau pusing-pusing lagi seperti halnya mendiskusikan tema drama tadi.

Sepertinya yang dijelaskan di atas benar-benar terjadi. Pada keesokan harinya Gaara datang sambil membawa beberapa lembar kertas. Sepertinya itu adalah naskah drama Beauty and the Beast. Hal itu dapat terlihat dari beberapa kata yang tercetak cukup besar di lembaran pertama kertas itu. Entah dari mana dia mendapatkan itu semua, yang jelas kini tugas membuat naskah mereka selesai.

Anggota kelompok lainnya cukup terlihat heran dengan Gaara. Sepertinya ada beberapa pertanyaan yang melayang-layang di pikiran mereka.

"Ohayou, minna!"sapa Gaara.

"Ohayou, sebentar, jangan bilang kalau kau sudah menyelesaikan naskahnya."ucap Sai.

"Loh kenapa? Bukannya lebih cepat lebih baik."jawab Gaara.

"Bukan begitu. Kami agak terkejut karena dalam 1 hari kau sudah bisa membuat naskahnya."sambung Temari.

"Sudahlah. Yang penting naskah sudah selesai. Sekarang aku menentukan peran kalian."tegas Gaara.

"Sakura menjadi Belle dan Sasuke menjadi Beast. Lee menjadi Ayah Belle. Ino dan menjadi kakak Belle. Sai dan Temari menjadi pelayan Beast dan Lee menjadi peri."sambung Gaara lagi.

"Tunggu, aku tidak mau menjadi Beast."potong Sasuke.

"Ya kenapa bukan aku yang menjadi Beast?"tanya Lee.

"Jadi kau mau menjadi peri Sasuke? Dan Lee kau tidak cocok dengan Sakura."ujar Gaara.

"Jawabanmu sungguh menusuk hatiku."sahut Lee plus dengan gaya lebaynya.

"Setidaknya aku bisa menjadi pelayan Beast."tambah Sasuke.

"Tidak bisa. Menurutku Sai sudah cocok dengan perannya. Dan menurutku kau cukup cocok bila kupasangkan dengan Sakura."jawab Gaara.

Sesaat kemudian trdengar riuh di kelas itu. Ya, beberapa dari mereka mendengar percakapan Gaara. Mereka juga tampaknya setuju apabila Sakura dipasangkan dengan Sasuke.

"Aku tidak mau menyakiti Karin."ucap Sasuke dingin.

"Hei santai sajalah. Ini kan hanya drama."ujar Sai.

"Etto.. Bagaimana kalau aku jadi bertukar peran dengan Temari, Gaara-san?"tanya Sakura.

"Gomen Sakura, aku sudah memutuskan. Ini juga demi nilai kita. Oke minna?"

"Ya baiklah."sahut anggota kelompok yang lain.

Sasuke terpaksa menerima perannya sebagai Beast. Dia berpikir tidak ada salahnya mencoba untuk menjadi teman Sakura. Toh, sebenarnya dia juga merasa sedikit bersalah pada Sakura. Tapi egonya yang selalu berhasil menguasai dirinya.

SASUKE POV

"Uchiha-san, tolong panggilkan Haruno-san ke ruanganku,"ujar seorang guru berambut perak lengkap dengan masker yang selalu dipakainya itu.

"Aa, baik sensei."jawabku.

Aku terpaksa menerima permintaan guruku ini. Ya, karena ku akui aku agak sedikit takut dengan guru misterius satu ini. Selain itu, tak ada alas an bagiku untuk menolaknya. Akhirnya aku kembali berjalan di kelas. Saat ini adalah jam istirahat. Kelihatannya tak ada orang di kelas ini. Tunggu, aku menangkap bayangan gadis pink itu di sudut kelas. Dia terlihat tidur di mejanya. Jadi langsung saja aku mendekatinya.

"Haruno-san, kau di panggil Kakashi-sensei ke ruangannya."ucapku.

Suaraku yang terlalu pelan atau memang dia tidak mendengarnya. Ku lihat dia sama sekali tidak menunjukkan gerakan apapun. Karena tidak sabaran aku memanggilnya lagi tapi kali ini dengan cukup keras. Dia belum menunjukkan reaksi apapun. Sampai pada akhirnya naluriku tiba-tiba membuatku menyentuhkan jari-jariku ke punggung tangannya.

Panas. Itulah kesan pertama yang kudapatkan. Namun sepertinya ini bukan panas suhu manusia yang biasa. Aku melihat sekeliling kelas yang kosong. Pada akhirnya aku memutuskan untuk membawanya ke UKS. Karena itu aku menggendongnya lagi dengan bridal style. Tampaknya sudah 2 kali menggendongnya seperti ini. Semoga saja Karin tidak melihat hal ini.

SASUKE POV END

Sasuke menggendong Sakura menuju UKS. Dia terlihat begitu khawatir terhadap keadaan Sakura. Setahunya Sakura baik-baik saja tadi pagi. Sepertinya doa Sasuke tadi tidak terkabul. Ya, karena sepasang bola mata tampak mengawasi mereka. Kobaran api cemburu pun sepertinya mulai membara. Namun sayangnya Sasuke tidak menyadari keberadaan gadis berambut merah itu. Yang ada di pikirannya sekarang adalah cepat sampai di UKS.

.

#AUTHOR NOTE

Selesai satu lagi chapter! :D Meskipun agak lama apdetnya. Berhubung udah kelas 3 semua jadi super sibuk. Kayaknya natsu cuma sanggup bikin skitar 2000an aja tiap chapnya -,-

Review dulu yaaa :D

Kuraudo umika yamachii jump : Panggil natsu-chan aja :3 Lohh dai-kun kok gak pernah bilang yaa #plak . Iya saku-chan udah punya pacar, sasu juga. Trus pacarnya saku-chan punya pacar lagi. Aduh ribet yaa -_- RnR lg yaa

Kikyo Fujikazu : Iya soalnya natsu gak berbakat bikin yang panjang2 :D Trus natsu juga disibukin oleh brbagai macam tugas n kgiatan -,- #abaikan . RnR lagi yaa

Uchiha Dea Ryoma : Hm, bisa d bilang bgitu sih #plak . Iya JUMPer jugaa :D *toss* daiki ga ichiban desu Loh adeknya daiki? Minta restu deh kalo gitu (iya aku restuin kok) #slapped

kitsune murasaki is a little monster : Gomen juga baru apdet -,- Hm, mungkin dari psikologisny Sasu uda kena gitu akibat shock liat ibunya gitu xD Jadi dia agak trauma aja sama pink. Iya kan sasu-chan? *lirik2 sasuke* (dichidori)

Mori : Sapa yang bunuh Mikoto natsu juga belum tau siapa xD *slapped* Awas aja kalo Saso sampe slingkuh ama Dai-chan . Udah natsu jadiin boneka tuh anak! #abaikan . Ryutaro bakalan sibuk lg tuh bentar lg :D Hihi.. iyaa natsu srg nongkrong disitu juga :D Cuma belum buat fic.. Kapan2 deh di buat :D Okee RnR lagii

Hany-chan DHA E3 : Iyaa aku juga kelamaan apdetnya -,- Okee ini udah aku apdet . RnR lagi yaa

.

Aduh, makin lama makin nyimpang yaa ficnya? Tapi, tetep natsu lanjutin kok :D

Jadi review yaaa Natsu juga pengen tahu apa yang reader sekalian pikirkan..

R

E

V

I

E

W