kayaknya Author kelamaan Hiatus (padahal ngga ada niatan buat Hiatus kemarin). Duh jadi ngga enak nih sama readers sekalian. Terimakasih ya buat yang review di chapter 1 :

fujiwara eimi

Heart of SnowIce

CCloveRuki

ChaaChulie247

Yashina Uzumaki

Dobe siFujo

Uchy-san


DISCLAIMER : NARUTO MASIH MILIK MASASHI KISHIMOTO

-NO PAIN, NO LOVE-

Chapter 2 : Aku Menyukaimu!


(Kediaman Keluarga Namikaze)

Naruto POV

Mengingat kejadian kemarin, hatiku jadi berbunga-bunga. Tampaknya Sakura-chan sudah mau membuka hatinya untukku dan mulai melupakan si Teme itu. Mudah-mudahan saja ini bukan hanya khayalanku. Tapi jika melihat dari sikap Sakura-chan, sepertinya ia sudah merasa nyaman denganku. Ah, mudah-mudahan saja. Terdengar suara ketukan dari pintu kamarku.

"Naruto, ada telepon untukmu!" ujar Ibuku dari balik pintu.

"Dari siapa?"

"Dia hanya bilang, dari temannya," sahut Ibuku.

Aku segera menuju ruang keluarga untuk menerima telepon. 'Siapa sih pake nelpon segala? Kan bisa nelponnya ke nomor hapeku saja!' gerutuku.

"Halo," ujarku saat gagang telepon sudah menempel di pipiku.

"Dobe!"

Aku langsung tau siapa yang sedang meneleponku saat ini. "Mau apa kau, Teme?" tanyaku ketus.

"Kau masih marah padaku?" tanya Sasuke dari ujung sana.

"menurutmu?" Aku balik bertanya.

"Masih," sahutnya datar. "Ada sesuatu yang penting, yang harus aku katakan padamu, Dobe!"

"Hhh, Sekarang saja!"

"Mungkin lebih baik jika kita bertemu langsung," kata Sasuke. "Aku akan menunggumu di taman, sekarang."

"Aku sedang malas melihat wajahmu," ujarku kasar.

"Ya sudah, mungkin memang lebih baik jika kau tidak usah ku beri tahu tentang masalah yang penting itu."

Dia mulai memancing rasa penasaranku. "Oke-oke. Aku berangkat sekarang."

"Hn, itu lebih baik." Teleponnya langsung di matikan.

End Naruto POV


(Konoha City Park)

Sasuke sesekali melirik arlojinya. Ia agak jenuh menunggu sahabatnya itu yang terkenal 'lelet'. Sudah 15 menit ia duduk di sebuah bangku taman yang tepat menghadap ke arah air mancur. "Lama sekali kau, Dobe!" protes Sasuke Saat pemuda pirang yang di tunggunya itu sudah hadir di depannya.

"Gomen," sahut Naruto pendek. Kemudian ia duduk di samping Sasuke. "Sekarang cepat katakan apa hal penting itu?" todong Naruto.

"Baiklah," ujar Sasuke lalu menghela nafas sebelum melanjutkan ucapannya. "Aku ingin kau mengetahui perasaanku, Dobe."

"Aku sudah tau, kok?" potong Naruto cepat. "Kau tidak mencintai Sakura."

"Dasar Dobe!" ejek Sasuke.

"Apa kau bilang,dasar Teme!" teriak Naruto.

"Ini bukan tentang si gadis Pingkie itu." Sasuke menatap tajam ke arah Naruto. "Aku mencintaimu!"

Naruto langsung tergelak. Ia tertawa keras. "Lucu. Kau sungguh lucu Sasuke!"

"Apanya yang lucu?" kata Sasuke agak tersinggung. Wajahnya memerah. Karena kata-kata yang barusan ia ucapkan itu secara spontanitas terlontar dari mulutnya. Saat ia mengutarakan perasaannya.

"Kau mencintaiku?" tanya Naruto di sela tawanya. "Hei, apa aku ini sungguh 'Cantik' di matamu?"

"Aku tidak bercanda, Bodoh! Aku benar-benar suka padamu, Namikaze Naruto!" Kali ini Sasuke yang berteriak. Ia tak bisa menahan emosinya.

Naruto langsung terdiam. Matanya membesar. "Ka-kau gila, Sasuke!" ujarnya terbata.

"Aku memang gila. Aku tergila-gila padamu."

Mulut naruto terkatup rapat. Ia merasa sahabatnya itu sudah sinting. Bagaimana bisa sahabatnya itu mencintai sahabatnya sendiri. Apalagi ia merasa dirinya itu masih normal. "Aku masih normal, Teme! Kau gila ya, mencintai sesama jenis?" hardik Naruto sarkastik.

"Aku tidak meminta makianmu, yang aku minta adalah jawabanmu. Apa jawabanmu!"

"Tidak. Dan buang cintamu itu." Naruto berdiri dari posisi duduknya. "Aku mencintai Sakura. Dan satu lagi yang akan aku tekankan padamu. Aku laki-laki Normal!" Tanpa membuang waktu. Naruto pun meninggalkan Sasuke. Cowok bermata onyx itu hanya bisa memendam rasa sakitnya. Ia lalu menghubungi Gaara. "Temui aku!" ujarnya pada Gaara. Ia langsung mematikan hubungan telepon sebelum Gaara menyahut.


"Kenapa kau, Uchiha?" ujar Gaara dengan muka khawatir. "Ah, biar ku tebak, Uke mu menolak mentah-mentah pernyataan cintamu, correct me if I wrong?"

"Yeah, you right, Panda Boy!" sahut Sasuke. "Malah ia menganggap ku gila."

"Hm." Gaara memekjamkan matanya. Seperti tengah berpikir. "Sulit ya, tapi bagaimana perasaanmu saat ini?"

"Ternyata penyakit Dobe Naruto juga sudah menularimu, Panda. Jelas saja saat ini aku patah hati!" geram Sasuke.

Gaara menepuk pelan bahu Sasuke. "Maksudku, apa kau sudah lega setelah menyatakan perasaanmu padanya, idiot!" balas Gaara sambil tersenyum kecil. "Selanjutnya ada pada pilihanmu. Menyerah atau kau terus memperjuangkan perasaanmu padanya."

Sasuke makin terpuruk dalam pikirannya. Ia ingin menyalahkan takdir Tuhan, mengapa ia menghadiahi dirinya cinta, cinta yang menurut orang-orang dianggap Tabu, hina, dan tidak bermoral. Sekarang ia baru mengerti, kenapa banyak orang mengatakan kalau cinta itu buta. Cinta merangkul siapa saja, tanpa memandang usia, gender, status sosial, atau apapun.

"Apa kau akan kau akan tetap membantuku, Panda?"

"For?" Gaara balik bertanya.

"Aku akan tetap memperjuangkannya."

"Sure, aku akan selalu mendukungmu, Uchiha!" ujar Gaara.


Di kamarnya, Naruto sedang gelisah. Apa yang telah Sasuke katakan padanya tadi sore sungguh membuatnya terkejut. Bagaimana mungkin sahabatnya itu yang ia kira biasa saja, ternyata menyukai dirinya. Dan kenyataan sebenarnya yang membuat ia kecewa, ia mencampakan Sakura karena mencintai dirinya. Apa jadinya jika Sakura sampai mengetahuinya. Dengan gemas, Naruto mengacak-acak rambut jabriknya hingga makin terlihat berantakan. "Siaaaalll!" jeritnya.

Naruto memandang dirinya di cermin besar yang ada di kamarnya. "Apa yang kau lihat dariku, Teme? Mengapa kau bisa mencintaiku?" ujarnya lalu menatap kosong bayangan dirinya di kaca. Hape berwarna orangenya tiba-tiba berdering. Saat melihat nama Sasuke tertera di layar gadgetnya, wajahnya berubah menjadi suram. "Mau apa dia meneleponku?" geram Naruto.

"Moshi-moshi, mau apa kau menghubungiku, Teme?" ujar Naruto judes.

"Aku hanya ingin tahu keadaanmu Dobe. Dan aku mau minta maaf atas kejadian tadi sore."

"Hn," sahut Naruto acuh tak acuh.

"Tapi aku tulus mencintaimu."

"Sekali lagi aku katakan padamu, Sasuke. Aku ini cowok normal, dan aku tidak menyukai sesama jenis. Aku masih suka wanita!" seru Naruto menegaskan setiap kata-kata yang ia ucapkan.

"Lihat saja Dobe, akan ku buat kau bertekuk lutut padaku. Kau akan mencintaiku seperti halnya diriku," kata Sasuke sedikit sesumbar.

"Oh ya?" ejek Naruto. "Lihat saja nanti, Teme!"

Naruto langsung menutup hubungan telepon dengan Sasuke. Mukanya memerah. "Jika di benar-benar serius dengan ancamannya, apa yang harus ku lakukan?" ujarnya. Naruto makin gusar dalam pikiran-pikirannya tentang apa yang akan ia lakukan terhadapnya. Ia sangat tahu, Sasuke selalu serius dengan apa yang ia katakan. Naruto jadi agak paranoid untuk datang ke sekolah.


(Konoha High School)

Pagi di Konoha High School, Naruto agak terburu-buru menuju kelasnya. Takut bertemu dengan Sasuke. 'Jika aku sudah ada di kelas, Teme tidak akan berbuat macam-macam padaku. Apalagi di depan anak-anak yang lainnya,' pikir Naruto. Begitu ia sampai di kelasnya, ia melihat Sasuke sudah ada di sana. Ternyata pemikiran Naruto salah. Sasuke menatap dirinya dengan tatapan misterius, seperti ingin menelannya hidup-hidup. Naruto jadi bergidik ngeri untuk melangkah ke arah mejanya.

"Pagi, Dobe?" sapa Sasuke dengan mimik stoic andalannya.

"Pa-pagi juga, Tem-Me?" balas Naruto lalu meletakkan tasnya dengan takut-takut.

"Ada apa denganmu? Sepertinya kau begitu takut untuk bertatap muka dengan ku?"

"Ti-tidak, kok. Memangnya tampangku seperti itu ya?"

"Hn!" sahut Sasuke lalu melanjutkan acara membaca bukunya.

Dari arah pintu kelas, Hinata tampak baru tiba. Naruto lalu memperhatikan Hinata. Mata Naruto dan hinata lalu beradu pandang. Wajah Hinata tampak memerona, sedangkan Naruto hanya menatap Hinata dengan tatapan kosong. Sasuke yang tanpa sengaja melirik Naruto yang sedang bengong, lalu menegurnya. "Kenapa kau melamun, Dobe?"

Naruto langsung terkesiap. "Eh, tidak, kok!"

Sasuke lalu mengikuti arah mata Naruto. 'Ternyata ia sedang memperhatikan Hinata,' batin Sasuke. 'Apa si Dobe ini suka dengan gadis itu?'

"Ada yang aneh ya dengan gadis pemalu itu?" tegur Sasuke pada Naruto yang masih saja memperhatikan Hinata yang sudah duduk di tempat duduknya. "Apa kau sedang jatuh cinta dengan Hinata?"

"Mungkin?" sahut Naruto sekenanya. Ia lalu melirik Sasuke. "Kau cemburu?"

"Hn," gumam Sasuke tidak jelas. Namun dari sorot mata Sasuke yang menatap tajam Hinata, terlihat jelas kalau ia cemburu. Naruto pun menyadarinya. Ia lalu mendapat akal untuk membuat Sasuke agar tidak menyukainya lagi.

Naruto bangkit dari tempat duduknya lalu beranjak ke tempat duduk Hinata. "Hay, Hinata-chan?" sapa Naruto. Hinata kaget. Lalu dengan gugupnya ia membalas sapaan Naruto.

"A-da apa Naruto-kun?"

"Pulang sekolah kamu ada acara nggak?" tanya Naruto lalu duduk di samping Hinata. Gadis itu jelas makin gugup berada di samping cowok idamannya.

"Me-mangnya ad-a apa, Naruto-kun?" tanya Hinata yang sudah memerah lalu menundukan kepalanya.

"Aku ingin jalan berdua denganmu ke Konoha Dreamland. Kau mau?" tawar Naruto sembari mencuri pandang ke arah Sasuke. Ia dapat melihat jelas, pemuda bermata oniks itu sudah mengeluarkan aura membunuhnya.

'Apa ini mimpi, Naruto-kun mengajakku ke Konoha Dreamland?' batin Hinata berbinar.

"Bagaimana Hinata? Apa kau mau?" Naruto ingin memastikan jawaban Hinata. Hinata cuma mengangguk malu-malu.

"Baiklah, Hina-chan, berhubung nanti malam minggu, Aku ingin menghabiskan malam minggu ini bersamamu. Hanya berdua saja. Kau mau, kan?"

Hinata cuma membalasnya dengan anggukan. Namun dari lubuk hati Hinata, ia sangat bahagia. Karena kata orang-orang, malam minggu itu adalah malam yang sangat spesial bagi orang yang sudah mempunyai kekasih. Ya meskipun Hinata tau, ia bukan siapa-siapanya Naruto, namun ia percaya cintanya tidak bertepuk sebelah tangan.

Sasuke mendengar semua percakapan Naruto dengan Hinata. Hatinya terasa panas. Baru kali ini Sasuke merasakan perasaan cemburu. Ya, Sasuke cemburu berat pada Hinata. 'Apa Dobe itu benar-benar menyukai Hinata? Sial!'

'Aku akan membuatmu menjauh dariku Teme!' batin Naruto. Lalu ia tersenyum pada Hinata. "Sampai jumpa nanti ya, Hinata-chan? Jaa~"

Wajah Hinata terlihat sangat bahagia lalu mengangguk antusias pada naruto.


(Konoha Dreamland)

Seperti yang sudah di rencanakan, Setelah pulang sekolah, Naruto dan Hinata pergi berdua ke Konoha Dreamland. Sebuah taman hiburan yang banyak sekali terdapat wahana permainan. Jujur saja, Naruto belum pernah sekalipun pergi ke tempat itu hanya berdua saja dengan seorang gadis. Makanya, selama disana, keduanya tampak canggung. "Kau mau ke wahana yang itu Hinata?" tanya Naruto sambil menunjuk ke arah wahana Bianglala. Wahana berbentuk kincir raksasa

"Terserah kau saja, Naruto-kun!" sahut Hinata. Saat itu Hinata terlihat sangat cantik. Naruto pun mengakui itu. Tanpa sadar, Hinata memeluk lengan Naruto. Cowok pirang itu pun sepertinya tak menyadarinya juga.

Tidak terasa hari sudah sangat malam. Sudah berbagai macam wahana permainan yang ada di Konoha Dreamland telah mereka coba. Hinata tampak sedikit lelah. Naruto lalu mengajak Hinata untuk duduk-duduk di salah satu stand es krim. "Kau mau rasa apa, Hinata-chan?"

"Terserah kau saja, Naruto-kun!" sahut Hinata.

"Yang rasa Green teanya dua!" pesan Naruto pada penjual es krim. Setelah apa yang di pesan sudah ada di tangannya, Naruto kembali ke tempat Hinata. Ia pun menyerahkan es krim yang ada di tangan kanannya. "Aku tahu kau sangat suka Green tea, makanya aku pesan es krim rasa Green Tea untukmu."

Muka Hinata merona mendengar penjelasan dari Naruto. Ia tidak menduga kalau cowok pirang itu tahu akan kesukaannya. "Darimana kau tahu, Naruto-kun?"

Naruto duduk tepat di hadapan Hinata. "Yah, aku sering melihat kau memesan Green tea di kantin sekolah. Aku hanya menduganya, Kau sangat suka Green Tea."

Hinata tertunduk. Mukanya makin terasa panas. "Boleh aku mengatakan sesuatu padamu, Hinata?" tanya Naruto.

"Apa?"

"Aku menyukaimu!"

-TBC-

Author minta maaf pada readers sekalian atas keterlambatan saia dalam mengupdate chap ini, compi saia terkena virus dan semua file yang saia simpan hilang (ToT) dan sekarang saia harus membuat back-up annya dari ulang =.="
Bagi yang menunggu fic saia yang berjudul "At The Hospital With You" sabar ya, sedang dalam proses, masih 30%. Tapi pasti akan saia update.
Arigatou minna-sama, atas pengertiannya.

Nah kali ini saia bakalan melibatkan readers dalam chapter depan. Caranya, saia mau voting …
Menurut Readers Pair yang harus jadian yang mana :
1. SasuNaru
2. NaruHina
3. NaruSaku

Voting lewat review ya, sekalian dengan flame atau kritikannya atas chap/fic ini. 5 nama yang ikutan voting bakalan ikut main dalam chap² yang akan datang ...
Jaa~