"Sebelum menang di Christmast Bowl, kau harus 'menang' yang ini dulu, cebol!"

.

.

Eyeshield 21 jelas banget punyanya Riichiro Inagaki sama Yuusuke Murata. Walaupun udah ngesot dari Tanah Abang ke Monas, ES21 nggak bakal jadi punya saya!

Untuk meramaikan event Eyeshield 21 FanFiction Award, Agustus; Run To Win.

Note; .

.

.

EHYAAA WARNINGNYA LUPAAAA 8D

WARNING(s); OOC, gajelas, humor garing, laknat, bahasa ancur dan ndak baku, typo, MULTICHAP yang nggak ngerti kapan di apdet. Muehehe.

.

"Mulai bulan depan, saya akan pindah ke dari Prefektur Mie ke Tokyo! Saya sudah setengah mati belajar supaya lulus ujian masuk SMA Deimon! Saya pasti akan bergabung di Devil Bats!"

.

.

"EBUSEEEEEET!" Chubo teriak kegirangan di hadapan dinding pengumuman, kayak harga cabe yang meroket.

"Iiih norak banget sih lu! Keterima di sini aja seneng banget!" teman Chubo sambil jambak rambutnya.

"BUSETNYA BUKAN BUAT YANG ITU!" sanggah Chubo, "TAPI YANG ITUH, LIAT TUH!" Chubo menunjuk ke dinding pengumuman. Teman Chubo segera mendekatkan wajahnya ke dinding itu untuk memperjelas tulisannya.

Dzing. Wajah temannya memucat.

PENGUMUMAN UNTUK SELURUH SISWA BARU SMA DEIMON.

Besok pagi jam tujuh di lapangan SMA Deimon akan diadakan Masa Orientasi Siswa Baru. Diwajibkan semua harus ikut. ANAK KELAS SEBELAS JUGA HARUS IKUT.

Yang tidak mengikutinya, siap-siap membawa Yasin.

Sincerely, H.Y

pria tampan yang wajahnya 12 banding 11 sama Robert Pattinson.

Note; pemberitahuan lebih lanjut, sihlakan lihat official web-nya Robert Patt—uhm, maksudnya official web-nya SMA Deimon.

"Tuh kan! Buset 'kan? Gawat bro!" ujar Chubo mengingatkan temannya yang sedang mangap tidak percaya.

"Itu... Ituh," teman Chubo gelagapan sendiri.

"Itu gawat 'kan? Ya 'kan?" tanya Chubo meyakinkan.

"Enggak," ucap temannya, "tulisannya... Kayak cacing kremi, pfft,".

Oh, ya Tuhan. Ada yang sudah siap mati rupanya.

.

.

"Pokoknya gue GAK SETUJU! Kasihan siswa barunya tahu!" sentak Mamori marah sambil menggebrak meja. Siscomnya kumat deh.

"Lu kasihan sama siswa barunya? Gue kasihan ama rakyat miskin, week!" balas Hiruma yang berperikemanusiaan tinggi ternyata.

"Ooh, gitu ya sekarang? Oke, low? Gue? Enth!" teriak Mamori yang muncrats sampe-sampe kena wajahnya Hiruma.

"DAMNNIT! ASSHOLE! WAJAH GUE GAK GANTENG LAGI NIH ELU CIPRATIN!" sentak Hiruma marah sambil mengelap wajahnya.

"IIH MAMO-CHAN AKU MAU DILUDAHIN JUGA DONG!" Monta request ke Mamori dengan begonya.

"MAU NIH?" teriak Mamori yang lagi esmosi. Akhirnya, Mamori ngeludahin Monta. Si Monta hanya senang karena baru kali ini permintaannya dikabulin sama Mamori. Walaupun sebagian orang ada yang kasihan dengan Ibunya Monta karena memiliki anak sebego ini.

"Udah! Aku mau pergi aja!" ucap Mamori mengalah.

"Ngapain, monster cream puff? Copot pengumuman itu, hah?" sindir Hiruma sambil nyengir ala kuda meuseum.

"Nggak," jawab Mamori, "hanya mengganti tulisan cacing kremi-mu," Mamori senyum malaikat.

.

.

Keesokan harinya, pukul tujuh tepat.

Jam tujuh, siswa baru SMA Deimon berkumpul tepat di tengah lapangan. Yap, karena pengumumuman laknat itu, siswa-siswa baru itu harus berkumpul. Entah kejadian gila apa yang terjadi, yang penting nyawanya tidak pergi hanya karena masalah sepele.

Siswa baru disini memakai pakaian yang aneh. Yak, itulah yang tertulis di pengumuman itu.

Contohnya Chubo. Hari ini dia harus memakai kebaya milik emaknya yang bewarna pink. Dihiasi dengan pernak-pernik gak penting. Untuk tasnya, yak, seperti kebanyakan pedagang semanggi. Memakai baskom—yang entah apa itu namanya. Rambut Chubo yang pendek harus dipakaikan sanggul. Sedangkan topinya adalah topi bundar yang biasanya pergi ke pantai.

Sebagian orang yang melihat Chubo akan berpikiran; 'ini orang habis dari pantai apa baru keluar dari Rumah Sakit Jiwa ya?'.

Chubo cuma bisa... Pasrah.

.

Meanwhile.

"Iih Eneng cantik banget deh. Main sama abang yuk?" goda Kuroki yang tiba-tiba mencolek Jumonji dengan pakaian kebaya.

"Mati aja lu sana," sentak Jumonji marah. Mukanya memerah, Kuroki dan Togano tertawa terbahak-bahak.

"Iya sinih, nanti abang beliin permen loh!" goda Togano.

"GUE GAMPAR BARU MAMPUS LU,"

"Sialan... Gara-gara Hiruma-san, kita harus berpakaian seperti ini!" gerutu Monta sebal.

"Tapi lumayan loh. Cantik dan menawan," ucap Sena yang sepertinya terpesona. NAH LOH ADA APA INI?

"Ahaha~ Daku serasa seperti penari balerinaaa~" Taki muter-muter dengan kebanyanya. Nggak sadar, kalo kebaya itu—

BREEET.

—ketat. Bisa-bisa sobek.

"AHAHAHAH CELANANYA GAMBAR HELLO KITI!" teriak Jumonji sambil menunjuk celana Taki.

"IIH SEMPAK BOLONG MASIH DIPAKE!" teriak Kuroki kegirangan.

"KELAMNYA DUNIA INI TANPA ADA SEMPAK HELO KITI!" teriak Togano yang ternyata adalah fans berat Helo Kiti.

"MOENSIUR! INI CELANA HELO KITI YANG LIMITED EDITION LOH! KUBELI DARI DESA!" ucap Taki sambil memperlihatkan gambar Helo Kiti-nya yang tepat berada di pantat Taki dengan bangganya.

Dengan bloonnya, keenam sahabat itu tak menyadari bahwa ada seseorang yang memotret celana Helo Kiti Limited Edition itu di belakang.

.

.

"Untuk siswa kelas sepuluh, berbaris di sebelah kiri," ucap pak Kepala Sekolah yang tercinta. Barisan Chubo geser ke kiri.

"Untuk siswa kelas sebelas, berbaris di sebelah kanan," ucap pak Kepala Sekolah itu lagi. Barisan Sena dkk menuju ke kanan. Lalu, pak Kepala Sekolah memberikan mic-nya kepada Kurita, selaku MC.(yang entah kenapa sebuah MOS ada juga MC-nya).

"YA-HA! Jamaah!" teriak Kurita gendeng.

"IIH!" semuanya sahut-sahutan.

"Oh JAMAAH!" Kurita memutar-putarkan tangannya.

"IIH!" jawab semuanya semangat.

"ALHAMDU?" mata Kurita melotot.

"LILAH!" jawab semuanya lagi. Semua mengelap dahi.

...

"ANJIR LU YANG BENER KALO JADI MC DODOL!" teriak Hiruma sambil menyembur api di tubuh Kurita.

Zzzt. Kemprang.

Oh, sepertinya ada saraf otak yang putus.

BRUAK!

...

"INNALILAHI GAJAH BLEDUG TEWAS!" teriak salah satu siswa kelas sepuluh.

"SUBHANALLAH GEMPA BUMI!" teriak salah satu siswa kelas sebelas.

"YASIN! YASIN! YASIN!" teriak salah satu guru yang kepanikan.

Dokcil datang dengan membawa pertolongan untuk si MC yang entah kenapa sudah tepar duluan.

Para penonton—siswa kelas sepuluh, sebelas dan guru-guru ikut prihatin. Bukan kepada Kuritanya, tetapi kepada dokcil-nya. Kasihan mereka, harus membawa gajah itu sampai ke UKS.

"Ya Tuhan, mimpi apa gue semalem," batin salah satu dokcil itu yang sepertinya ingin nangis.

.

Mamori datang, mengisi tempat MC yang kosong.

"Ehm, berhubung MC-nya kesambet, saya Mamori Anezaki dari kelas dua belas dan juga ketua komite kedisiplinan akan memimpin acara ini sebagai MC," ucap Mamori memperkenalkan diri.

"Yah, intinya, MOS akan dilaksanakan bersama Timnas Jepang Amefuto," Mamori menunjuk ke arah timnas Jepang.

"Aselekedep ini MOS apa OSPEK sih," pikir salah satu siswa sambil bergidik ngeri.

"Kita akan melakukan upacara pembukaan MOS yang dipimpin oleh Timnas Jepang dan juga beberapa siswa kelas sembilan," sambung Mamori. Semua anggota Timnas-pun bersiap-siap.

.

.

.

"Pemimpin barisan menyiapkan barisannya," ucap Mamori selaku protokol.

"SIAP GRAAAAAK!" teriak Yamato garang kepada adik kelas sepuluh. Tapi yang cewek malah tepar di tempat.

"SIAP GRAAAAAK!" Kakkei mengatur barisan kelas sebelas. Yang cewek juga tepar disini.

"SIAP-SIAP GRAAAAAK!" tiba-tiba Mizumachi datang dengan perkataan yang aneh.

"Hush! Jangan korupsi, siapnya cuma satu doang!" bisik Kakkei kepada Mizumachi. Mizumachi cuma ngangguk-ngangguk.

"Pemimpin upacara memasuki lapangan upacara," ucap Mamori.

Yamato, Kakkei dan Mizumachi segera berlari ke arah pemimpin upacara.

Drap! Drap! Drap!

"Lapor! Kelas sepuluh siap melaksanakan upacara!" seru Yamato.

"Lapor! Kelas sebelas siap melaksanakan upacara!" seru Kakkei.

"Lapor! Bapak saya ilang!" seru Mizumachi yang langsung dipelototin Kakkei.

"Laporan diterima! Kembali ke tempat!" suruh Banba. Yamato dan Kakkei kembali ke tempat semula. Sementara Mizumachi malah ngacir ke WC.

"Hei, tuh anak kok gak kembali kesini?" tanya Kakkei yang udah pasrah.

"Katanya pemimpin; 'kembali ke tempat'. Mungkin tempatnya Mizumachi ya ada di WC," jawab Yamato enteng.

"Iya deh. Malah untung, sarap,"

.

"Laporan pemimpin upacara kepada pembina upacara," ucap Mamori.

"Lapor! Upacara hari Senin tanggal sekian, bulan sekian, tahun sekian siap dilaksanakan!" teriak Banba garang.

"Laksanakan!" teriak Musashi ikut-ikutan garang. Banba segera berlari ke tempat semula.

"SATU KOMANDO SIAP GRAAAAK!" teriak Banba keras, sampe muncrat.

"Wih, gerimis!" ujar teman Chubo yang ndeso.

"Ngawurmu. Ini muncratannya Banba-san," jawab Chubo, yang langsung diiringi kepergian teman Chubo ke UKS.

"Janji siswa," ucap Mamori. Datanglah Taka dengan gagahnya.

"Janji siswa," kata Taka, "satu, saya akan berbakti kepada bangsa dan negara," ucap Taka.

"Dua, saya janji nggak akan beli komik bokep," tambah Taka lagi.

"NGGAK AMIN!" jawab siswa laki-laki yang meuseum.

"Tiga! Saya janji akan beli buku pelajaran,"

"AMIN AMIN AMIN!" jawab pak-pak penjual buku pelajaran.

"Ketiga, semoga saya bisa beli novel Harpot ke tujuh. Selesai," Taka mundur dua langkah.

"Laporan dari pembina upacara," ucap Mamori. Musashi digantikan oleh Agon karena Musashi udah tepar, menemani sahabat tercintanya Kurita.

"Keh, gue ngomong apaan nih?" pikir Agon bingung. Agon disogok Hiruma ternyata.

"Pemberitahuan!" teriak Mamori kepada Agon. Agon punya ide cemerlang.

"Selamat pagi semua siswa sampah disini. Gue mau ngumumin beberapa hal yang penting buat sampah sekalian," ucap Agon garang.

"Pertama yang gue umumin, gue barusan ditembak sama cewek," ucap Agon. Mamori langsung nepok jidat. Memberikan kode rahasia kepada Agon kalo itu salah.

"Salah terus, cih," gerutu Agon, "oke. Pemberitahuan yang sebenernya. Hari ini Syahrini pake baju batik. Terus tadi emak gue nyuruh gue beliin. Setelah gue beli, eh, batiknya ilang. Gue jadi dimarahin sama emak gue. Pemberitahuan selesai," Agon kembali ke tempat semula. Guru-guru bermuka masam.

"Pengibaran bendera dilakukan oleh paskibra!" ucap Mamori. Riku, Akaba dan Unsui menjadi paskibra.

Riku berada di tengah-tengah. Unsui membuka bendera tersebut.

"Bendera siap!" teriak Unsui

"Semuanya, hormaaaaaaaaat grak!" teriak Banba. Semuanya langsung hormat. Akaba menarik tali bendera.

"EEEH BATIK EMAK GUE TUH DIPAKE BENDERA WOI!" teriak Agon yang kaget bahwa batiknya dijadikan bendera. Agon manjat di tiang bendera.

"IIH KETEK LU BAUK!" sahut Kuroki terhadap ketek Taki.

"Bau? Gue semprot lagi ya!" Taki mengambil bau-bau-an dan menyemprotkannya di keteknya.

"EBUSET BAUKNYA KETOPRAK NEH!" seru Togano.

"AHAHA~" Taki malah muter-muter. Jumonji yang udah sebel dengan kelakuan Taki punya ide.

"WOI SEMUANYA! CABUT BULU KETEKNYA TAKI HAYOK!" sahut Jumonji riang. Semuanya pada setuju agar bau keteknya Taki tidak menyebar.

"SERANG!"

"HIEEE HENTIKAN MOENSIUR~!"

Mamori hanya geleng-geleng. Taki dan Agon dibawa ketempat aman agar tidak menyebabkan perang dunia ke seribu.

"Doa," ucap Mamori pelan. Mamori agak bingung memilih siapa yang menjadi pembina upacara.

Mamori melirik satu orang yang tidak dapat bagian apa-apa.

"Eh? Nglirik aku semua, aku ganteng ya?" tanya Kotaro sambil menyisir rambutnya. Yang lain pada muntah.

"Sst, doa sana," bisik Julie.

"OGAH," jawab Kotaro tegas.

"Kotaro!" bentak Julie.

"NDAK ENYAK!"

"Abang?" Gaou mendadak OOC; bermuka imoets serta memegangi pipinya. Semua yang ada di situ muntah.

Akhirnya Kotaro ngalah, takut kalo Gaou memakannya nanti dengan wajah gakkuat-nya. Kotaro garuk-garuk kepala.

"Doa apaan nih... Gue cuma inget doa buka puasa!" pikir Kotaro bingung.

Kotaro mengadahkan tangannya, "Ya Tuhan Ya Rabbi," Kotaro mulai berbicara, "TOLONG TUKAR WAJAH SAYA MENJADI WAJAHNYA LIONEL MESSI!"

"DOA GUE TUH!" protes salah satu murid.

"GOBLOK DOANYA BUKAN KAYAK GITU!" Julie melempar sandal kepada Kotaro. Kotaro tampak berpikir lagi.

"YA TUHAN YA RABBI!" Kotaro menaikkan volumenya, "BERIKAN AMBO RUMAH BESAR, MOBIL MEWAH!"

"Minggir lu sarap," sentak Julie sambil menyeret Kotaro keluar.

"YA TUHAN KENAPA SAYA SELALU JADI ORANG YANG BLAK-BLAKKAN? YA TUHAN BERIKAN DAKU JAWABAN YA TUHAN!" Kotaro tereak-tereak kayak pedagang sayur.

"Kotaro enak dijadiin apa nih?" tanya Gaou yang udah siap satu set perlengkapan makanan praktis.

"DIBIKIN LALAP!"

"Ya Tuhan gue salah makan apa sih," pikir Chubo yang sepertinya salah masuk SMA.

"Ehm, laporan pembina upacara," ucap Mamori yang masih bersikap tenang. Semua bertemu pandang, 'ini-siapa-yang-gantiin-semuanya-pada-sarap'. Akhirnya, Akaba maju ke depan.

"READY MAS BRO? YEAAAH!" JRENG! Entah kenapa penggantinya ikutan sarap. Akaba segera dibawa ke UGD. Mamori-pun pasrah, harus berjabat sebagai MC, Protokol sekaligus Pembina upacara.

"Ehem, karena sepertinya upacaranya makin ancur kayak pasar, dan penggantinya udah kayak kerasukan gembel, saya akan mengakhiri upacara," ucap Mamori, lalu ia turun dari podium.

"Pemimpin upacara melaporkan," ucap Mamori. Banba berlari ke arah pembina upacara—yang sekaligus adalah Mamori.

"Lapor! Upacara hari Senin tanggal sekian, bulan sekian tahun sekian telah dilaksanakan!"

"Bubarkan!"

Banba berlari kembali ke tempatnya.

"SIAP GRAK! HORMAT GRAK! TEGAK GRAK!" teriak Banba semangat.

"Pembina upacara, staff dan guru meninggalkan upacara," ucap Mamori. Para staff dan guru pergi dengan girangnya.

"Upacara selesai, barisan dibubarkan."

.

.

"ANJIR KETEK GUE BAU ASEM!" ujar Kuroki yang menciumi bau keteknya sendiri.

"Wah, sudah selesai ya? Terlihat menyenangkan, sayang aku tidak ikut," ujar Kurita yang sedang baikan.

"MENYENANGKAN DARI KETEK MBAHMU," sentak Jumonji marah.

"GUE BELOM SELESEI DOA WOI!" ucap Kotaro yang diikat oleh Julie.

"Lu mau dibikin lalap hah?" tanya Julie memasang death glare.

"YIHA! READY MAS BROH? ROCK AND ROLL YEAAAH!" Akaba masih bisa teriak-teriak walaupun mulutnya udah dibekep kulitnya durian.

"Kembalikan ketekku, kembalikan ketekku, kembalikan ketekku," Taki mencari-cari bulu keteknya yang telah Jumonji cabut.

"UDAH DIBILANGIN KALO DIPAKE BENDERA AMA TEMEN SAMPAH GUE MAK! SUMFEH ANE ZUZUR DAH! EH? IIH, GAK MUNGKIN AGON PAKE BUAT CEBOK! AGON UDAH PAKE PEMPERS KOK!" Agon mencoba meyakinkan Ibunya yang tengah berbicara di handphone.

Kurita mengangkat alisnya, "Kotaro, Akaba, Taki dan Agon kenapa?" tanya Kurita bingung.

Suzuna tersenyum manis, "Gangguan kejiwaan alias sarap,".

"Oooh," Kurita manggut-manggut, "yah, yang penting MOS-nya udah berjalan dengan baik!" ucap Kurita senang.

"Hah? Berjalan dengan baik? Maksud lu udah selesai?" tanya Hiruma. Kurita mengangguk.

"ENAK AJA! MASIH DUA HARI LAGI! BESOK, BAKAL ADA YANG LEBIH SARAP LAGI DIBANDING INI!" teriak Hiruma antusias.

Semua yang mendengar itu, tepar. Rasanya ingin membuang Hiruma ke got.

"YA TUHAN! MAAFKAN SEGALA DOSA-DOSA SAYA YA TUHAN! AMPUNILAH DOSA-DOSA SAYO YA TUHAN!" Kotaro tiba-tiba nimbrung.

"Mati aja lu, sesat,"

.

TBC

.

"Pembacaan teks UUD 1945!" teman Salma selaku protokol berteriak. Salma maju dua langkah mendekati mic.

"Ehm," Salma berdehem, "Undang-, , olehsebabitumaka penjelejahan—eh! Penjajahan di atas muka bumi... EH SALAH DING EH APA NIH YANG BENER?" Salma panik sendiri karena gak apal teks UUD dan bener-bener ndak bawa teks UUD.

Salma mundur. Lalu teman Salma selaku pembaca doa berkata, "lain kali, kalo dikejar polisi sembunyi dulu. Biar bacanya gak keburu-buru kayak tadi,"

Flashback selesai.

HAI HAI SALMA KEMBALI BAWA ODONG-ODONG LOH!

HAI HAI INIH BUAT FIC AWARD YANG SERATUS PERSEN IDENYA MONOTON BANGET GALAKU HAHAHAH!

Bedasarkan kejadian nyata! Diatas adalah momentum paling hancur sepanjang sejarah SMP Salma! MUAHAHA!

Ancur? EMANG, WONG DIBIKIN CUMA SATU HARI DOANG KOK! Habis sepedaan dari rumah teman buat ngerjain tugas, terlahirlah fic biadap ini! HAHAHA!

Sebenarnya Salma mau bikin fic Angst SenaSuzuRiku. Tapi entah kenapa Salma rasanya kurang sreg kalo bikin Angst :|

Daaan, terjadilah fic biadap ini! MUAHAHAH!

Insyaallah tiga chapter. Doakan Salma bisa u.u

Review, flame ato concrit diterima dengan lapang dada! See ya in next chapter! =]