Title: Ichigo's Story

Pairing: HibarixOCmale.

Genre: Adventure/Family.

Rating: T

Previous:Berkat bantuan dari Kirikazu Kirio, sang ketua Seitokai. Ichigo dan yang lainnya bisa terlepas dari amarah Hibari. Lalu, tanpa sepengetahuan Ichigo, Reborn sudah mengetahui identitasnya berkat bantuan dari kenalannya dan Reborn berencana memasukkan dirinya ke dalam 'Keluarga Tsuna'.

Warnings: kisah ini YAOI, penuh para OC, kemungkinan adanya OOC dan ada sedikit typo!

Disclaimer: Amano Akira owns Katekyo Hitman Reborn! Tapi ide fanfic ini dan para OC didalamnya adalah milikku. Huehehe~


AN: Huh, pembuatan chapter ini sungguh melelahkan. Soalnya setiap adegan di chapter ini bisa lebih 3 versi bentuk adegannya. Hal ini yang membuatku jadi kena WB dan moodku berubah menjadi jelek untuk melanjutkan cerita ini (jadi, aku minta maaf aas keterlambatannya). Aku sungguh kesal, padahal ini baru chapter ke 5, tapi sudah susah begini. Memang, untuk membuat fanfic yang bagus itu menyulitkan, walaupun sangat menyenangkan pada akhirnya.

Nah, sekarang saya ucapkan beribu terima kasih kepada :

Ileyra, meilina. putri. 79, seiya aya yang telah memberikan review.

Lalu kepada meilina. putri. 79 dan seiya aya yang juga telah bersedia memberikan Alert dan favorite list padaku dan cerita ini.

Serta kepada Saphire Castor yang memberikan Alert list pada kisah ini.

Nah, sebelum menuju ke cerita mari saksikan jawaban review chapter sebelumnya.

~Review Time~

Ileyra:

Terima kasih sudah mengreview cerita ini lagi. Aku minta maaf sudah bikin kamu nunggu lama.

Soal Kirikazu dan Kuroudo, mereka pada dasarnya tidak 100% memperintah Hibari. Secara Hibari mau nurut hanya untuk sekolah tercintanya. Walaupun, aku tidak pungkiri kalau mereka kelak mendapatkan peran yang tidak biasa. Lalu bicara status Ichigo & Vongola aku pikir beberapa chapter kedepan akan terungkap, tapi tidak seluruhnya.

Ps: aku usahakan untuk tidak mengupdate setahun sekali. Secara aku berniat membuat cerita ini lebih dari 50 chapter dan aku harap kamu terus menanti kelanjutan cerita ini.

seiya aya:

Maaf menunggu lama, silahkan menikmati kelanjutan cerita ini.

meilina. putri. 79 :

Halo, Mei-chan. Makasih udah menyukai kisah ini. Soal OCnya bikin ampe 20 itu mungkin saja (berharap semuanya tidak ada yang Gary stu and Mary sue). Lalu, soal Shinji-chan, aku rasa aku tidak bisa menampilkannya. Aku tidak sedang buka OC, maaf. Tapi, terima kasih untuk tawarannya. Mungkin lain kali aku tertarik menampilkannya di fanficku yang lain ^^.

Yap, itulah balasan review dariku, semoga Ileyra, seiya aya dan meilina. putri. 79 puas dengan jawabannya. Aku mohon dukungannya buat kisah ini. Semoga aku bisa membuat kisah ini semakin menarik. Nah, saya ucapkan selamat membaca~.


Daily Life Arc –Story 003 Part II-

- The Secret of Azzerare University -

:::

"But, if we are together with Hibari, we'll never feel sleepy, right?"[Yamamoto Takeshi]


Di SMP Namimori, Kelas 1-A, Jam 12.00 siang, waktu istirahat siang.

[Ichigo PoV]

-Riiiiiiiiiinnnnggg-

"Pelajaran cukup sampai di sini, jangan lupa lanjutkan tugas mengarangnya di rumah." Perintah Yamada-sensei, guru bahasa jepang ku sebelum pergi dari kelas dan meninggalkan kami muridnya yang mengerang kesal karena mendapatkan pekerjaan rumah.

'Ah, akhirnya waktunya istirahat. Aku sungguh tidak tahan dengan tatapan semua orang yang menatapku dengan tatapan yang menjengkelkan.' Pikirku kesal sambil memasukkan kembali buku-ku ke dalam tas.

Ya, aku kesal dengan tatapan yang aku dapatkan dari 'teman sekelasku' sejak aku masuk ke kelas ini. Mereka semua menatapku diam-diam dengan tatapan penuh dengan nafsu (para murid laki-laki) dan tatapan kagum bercampur iri (para murid perempuan). Aku hanya bisa bersyukur, karena masih ada yang normal di antara mereka. Seperti Tsuna, Gokudera dan Yamamoto serta dua anak perempuan yang ketika insiden di pelajaran kimia memuji Tsuna, karena mereka mengira dia bisa menjawab pertanyaan dengan benar.

'Aku harap selama 3 tahun kedepan aku bisa tahan dengan semua ini.' Harapku sambil mengeluarkan peta sekolah yang aku dapatkan bersamaan dengan jadwal pelajaran ku tadi pagi bersama Tsuna dan yang lainnya yang menawarkan diri menemaniku mengambil jadwal pelajaran di Ruang Administrasi (lebih tepatnya Tsuna dan Yamamoto yang menawarkan diri. Gokudera hanya ikutan demi Juudaime-nya yang berharga.). 'Sekarang lebih baik, aku habiskan waktuku untuk mengingat seluk-beluk sekolah ini, sebelum bel masuk berbunyi. Toh, aku sedang tidak ada uang untuk jajan, karena uangku di sita Shinya-kun dan aku juga lupa bawa bekal. Ngomong-ngomong, aku juga harus mendapatkan peta kota ini supaya lain kali aku tidak tersesat lagi.' Pikirku sambil menghapal isi peta sekolah.

"…Kau tidak keberatan 'kan, Ichigo-chan?" Yamamoto bertanya yang membuatku kembali dari alam pikiranku.

'Huh? Apa maksudnya dengan tidak keberatan?' Tanyaku dalam hati sambil menatap pemuda easy going yang ada di sebelahku .

"Aku yang keberatan Baseball idiot!" Bentak Gokudera yang tiba-tiba muncul dan memukul mejaku dengan tangan kirinya karena tangan kanannya sibuk dengan menenteng plastik belanjaan yang sepertinya berisi makanan.

"Hiiiiee, Gokudera-kun. Jangan membuat keributan di kelas." Minta Tsuna dengan panik pada Gokudera.

"Kenapa? Bukankah dengan mengajak Ichigo-chan belajar bersama akan semakin meriah? Lagipula, aku yakin Ichigo-chan akan membantu kita dengan tes Kimia minggu depan." Kata Yamamoto yang keheranan dengan ketidaksetujuan Gokudera.

"Kalau itu, aku juga bisa! Lagipula, aku tidak suka Cewek Crossdressing ini datang ke rumah Juudaime. Entah apa yang akan dia rencanakan pada Juudaime." Kata Gokudera sambil mendeath glare diriku yang membuatku keringat jatuh.

'Eto, sepertinya tadi Yamamoto berniat mengajakku ke rumah Tsuna untuk belajar bersamanya dan Tsuna serta Gokudera untuk tes Kimia minggu depan. Akan tetapi, Gokudera tidak setuju mengingat aku pernah kuliah di universitas Azzerare.' Pikirku sambil menyimpulkan dari percakapan Yamamoto dan Gokudera. 'Akan tetapi, barusan Gokudera memanggilku dengan Cewek Crossdressing?' tanyaku penasaran dalam hati.

"Tapi, aku sering tidak mengerti dengan penjelasanmu, Gokudera." Kata Yamamoto lemas dan Gokudera kesal.

"Itu karena kau saja yang payah! Sedangkan Juudaime sangat mengerti dengan apa yang aku jelaskan. Benar 'kan Juudaime?" Gokudera bertanya pada Tsuna dengan penuh percaya diri.

"Iie, sejujurnya aku setuju dengan Yamamoto, Gokudera-kun." Kata Tsuna pelan yang membuat Gokudera syok. "Aku juga sering tidak mengerti dengar cara mengajarmu. Lagipula, aku tidak keberatan jika Ichigo-san datang ke rumahku untuk belajar bersama. Aku yakin, okaa-san akan senang jika aku menambah orang untuk diundang ke rumah."

"Be-be-begitu y-ya. J-jika Ju-Juudaime berpendapat seperti itu, aku juga t-tidak keberatan." Kata Gokudera terbata-bata karena syok mendengar perkataan Tsuna, sebelum mendeath glare ku kesal. "Hoi,berterima kasihlah pada Juudaime yang membiarkan cewek sepertimu datang ke rumahnya."

"Maa maa, jangan begitu Gokudera." Kata Yamamoto yang berusaha menenangkan Gokudera yang menatapku dengan kesal. "Ne, Ichigo-chan. Kau setuju 'kan kalau sehabis pulang sekolah kita berempat belajar bersama di rumah Tsuna?"

Sebelum aku bisa membuka mulut untuk menjawab ajakan tersebut, aku langsung teringat sesuatu yang sangat penting dan fatal. 'Tunggu! Jika aku menyetujuinya. Bisa-bisa Reborn mengetahui identitasku dan menyeretku masuk ke 'keluarga Tsuna' dan jika hal ini diketahui Shinya-kun, aku bisa tamat!' Pikirku panik. 'Bagaimana ini?! Castor, tolong aku!' Pintaku dengan harap kepada anak serigala kutub yang merupakan guardian ku itu datang menolongku.

"Permisi, apa Niwa Ichigo ada?" Tanya seseorang yang mengalihkan perhatianku dan semua orang dan membuat kami semua melihat ke depan pintu kelas.

'Hn? Apa dia penggemar Elvis?' Tanyaku dalam hati tanpa pikir setelah melihat model rambut orang yang mencariku seperti Elvis Presley yang merupakan penyanyi rock 'n' roll legendaris dari Amerika Serikat yang telah lama tiada.

"Ah, itu Kusakabe-san! Kenapa dia datang mencari Niwa-chan?"

"Sudah pasti karena Hibari-san yang memerintahnya. Dia 'kan tangan kanan Hibari-san. Lagipula, Niwa-chan 'kan anggota baru Komite Disiplin."

'Hn, jadi begitu. Dia Kusakabe Tetsuya yang merupakan wakil dari Kyou-chan yang aku dengar dari Ren.' Pikirku yang langsung mengingat informasi Komite Disiplin yang kemarin aku dapatkan dari sepupuku setelah mendengar pembicaraan semua orang. Kemudian dalam sekejap aku langsung mendapatkan ide bagus. 'Aku tidak mengerti kenapa Kyou-chan menyuruh dia ke mari, tapi aku bisa menggunakan ini untuk kabur dari pertanyaan Yamamoto.'

"Ano, aku Niwa Ichigo. Ada apa, ya?" Tanyaku sambil berpura-pura kebingungan dan menarik perhatian semua orang.

"Hibari-san menyuruhku untuk membawa mu menemuinya di ruangan Komite Disiplin sekarang juga." Kata Kusakabe menjelaskan padaku. "Oh, sekalian juga, kau bawa tasmu. Karena Hibari-san sudah mendapatkan izin pada guru jam berikutnya agar kamu bisa melewati pelajaran mereka."

"Eh, maksudnya Hibari-san membiarkan Ichigo-chan hanya mendapatkan setengah hari di hari pertamanya? Kau sungguh beruntung Ichigo-chan. Aku jadi iri." Kata Yamamoto sambil menepuk punggungku dengan cueknya tanpa melihat tatapan semua orang yang menganggapnya sudah gila, sedangkan Kusakabe hanya keringat jatuh.

"Cih, apa yang beruntung. Lebih baik, aku menghabiskan waktu di kelas bersama Juudaime dari pada bersama si Hibari." Kata Gokudera yang langsung mendapat dukungan dariku, Tsuna dan teman sekelas.

"Tapi, jika kita bersama Hibari, kita tidak akan pernah akan merasa ngantuk 'kan?" Tanya Yamamoto dengan polosnya yang membuat semua orang disekitarnya merasa ingin membenturkan kepala mereka ke dinding atau memukul kepala pemuda penggila baseball itu dengan benda keras.

"Idiot, jelas saja tidak akan mengantuk! Sebelum kita bisa merasakan kantuk, si Hibari keburu menghabisi kita dengan tonfa nya itu!" Bentak Gokudera yang sekali lagi mendapatkan dukungan dari yang lainnya, kecuali kali ini Kusakabe juga ikut setuju.

'Apa sih yang diinginkan Kyou-chan sampai dia membuat semua orang ketakutan padanya?' Tanyaku keheranan dalam hati. 'Ah, masa bodohlah. Yang penting aku pergi saja dari sini sebelum kepalaku tambah sakit karena kepolosan Yamamoto.' pikirku yang beranjak pergi dari kelas sambil membawa tasku dan berjalan menuju Kusakabe yang menyadari aku berjalan menghampirinya.

"Sudah siap, Niwa-san?" Tanya Kusakabe yang langsung aku jawab dengan anggukan dan dia langsung menyuruhku untuk mengikutinya.

Sebelum aku menjauh dari kelas, aku mendengar Tsuna memanggil namaku. Hal ini membuatku dan Kusakabe berhenti dan sedikit membalikkan badan untuk menatap pemuda berambut coklat yang berlari keluar kelas.

"Ada apa, Tsuna?"

"Eto, aku hanya ingin menanyakan jawabanmu soal ajakan belajar bersama di rumahku hari ini. Ah, tapi jika kau tidak bisa, aku tidak memaksa."

'Geh, aku pikir aku bisa kabur dari hal ini.' Pikirku sambil menahan untuk mendesah kesal. Ketika aku mencoba mencari alasan untuk menolak ajakan tersebut. Aku melihat sinar penuh harap dari mata coklat bulat besar dari pemuda yang ada di hadapanku yang langsung membuatku seperti melihat seekor anak anjing yang terbuang dan mengharapkan diriku memungutnya agar bisa mendapatkan belas kasih dariku.

"Ano, Ichigo-san. Kau tidak apa-"

"Apa kau punya handphone, Tsuna?" Tanyaku yang memotong perkataan Tsuna yang sepertinya ingin menanyaiku apa aku baik-baik saja. Secara dia terlihat cemas setelah melihat wajahku yang pucat karena berusaha untuk tidak memeluknya detik ini juga. 'Aku yakin, jika Tsuna adalah karakter anime, dia akan menjadi Ratu dari para karakter uke yang pernah ada.' Pikirku sambil mengeluarkan Smartphone dari dalam tas.

"Eh, ya. Aku punya, tapi untuk apa?"

"Supaya aku bisa memberitahu mu, apa aku bisa ikut belajar bersama atau tidak. Secara aku tidak tahu berapa lama aku akan berurusan dengan Kyou-chan." Kataku sambil menyerahkan Smartphone ku pada Tsuna.

"Ah, benar juga." Seru Tsuna yang langsung menyerahkan handphone miliknya yang dia keluarkan dari saku celananya dan menyerahkannya padaku.

Setelah aku memasukkan data diriku (No hp, rumah dan Email), aku langsung mengerutkan alisku ketika melihat dataku termasuk daftar ke 15 di memorinya. 'Sedikit sekali daftar nomor kontaknya. Seharusnya jika dia akan menjadi Vongola Decimo, dia harusnya memiliki banyak nomor kontak.' Pikirku heran. 'Yah, mungkin ini handphone yang baru dibelinya atau mungkin Reborn melarangnya untuk memberikan nomor handphone-nya ke sembarangan orang. Walaupun aku tidak yakin dengan yang kedua.'

Ketika aku akan mengembalikan handphone Tsuna, aku melihat pemuda itu terlihat panik sambil membolak balikkan smartphone ku.

"Tsuna, kau tidak tahu cara menggunakan smartphone, ya?" Tanyaku sambil keringat jatuh melihat kepanikan Tsuna.

"Su-sumimasen. A-aku sungguh tidak tahu cara menggunakan ini." Katanya panik dengan wajah memerah.

"Tenang saja, Juudaime. Aku akan membantumu mengerti cara menggunakan Smartphone!" Seru Gokudera yang tiba-tiba muncul dari dalam kelas. "Oi, Cewek Crossdressing! beraninya kau membuat Juudaime kesusahan!" Geramnya sambil mendeath glare ku.

'Apa, sih? Aku 'kan tidak tahu kalau dia tidak tahu cara memakai smartphone.' Pikirku keringat jatuh melihat sifat over-protektif dari pemuda tersebut ke Tsuna.

"Maa maa, Gokudera. Ichigo-chan 'kan baru mengenal Tsuna. Jadi dia tidak tahu kalau Tsuna tidak mengerti cara memakai Smartphone." Kata Yamamoto yang berusaha menenangkan Gokudera. "Tapi, jika kau mau mengajarkan Tsuna cara memakai Smartphone. Bisa ajarkan aku juga? Ichigo-chan juga tolong ajari aku dan Tsuna, ya."

Sebelum aku bisa menjawab permintaan Yamamoto, Gokudera langsung memarahinya kalau cukup dia seorang yang mengajari Juudaime yang berharganya dalam segala hal, kecuali Reborn yang tentunya tutor resmi dari Tsuna.

"Ano, Niwa-san. Lebih baik kita segera ke ruang Komite Disiplin sebelum Hibari-san marah." Kata Kusakabe yang sedari tadi terdiam dan hanya melihat saja.

"Ah, benar juga. Tsuna, lebih baik nanti setelah usai sekolah, kau hubungi aku saja untuk menanyai soal belajar bersama, sudah, ya. Sampai nanti, Tsuna, Yamamoto dan Gokudera." Kataku sambil mengembalikan handphone Tsuna dan mengambil kembali Smartphone ku yang kemudian aku langsung mengikuti Kusakabe menuju tempat Kyou-chan berada.


[Normal PoV]

Setelah melihat Ichigo pergi bersama Kusakabe, Tsuna, Gokudera dan Yamamoto menuju ke atap sekolah untuk makan siang. Saat perjalanan menuju ke atap sekolah, Tsuna menyibukkan dirinya di alam pikirannya dengan perasaan sedikit kecewa dengan sikap Ichigo yang tidak bisa menjawab ajakannya dan kedua temannya (lebih tepatnya Yamamoto. Karena Gokudera hanya mengikuti Tsuna (itu juga dengan setengah hati)) belajar bersama untuk ujian Kimia minggu depan. Walaupun pada dasarnya dia tahu penyebab Ichigo tidak bisa menjawab adalah karena Ichigo tidak mau membuat janji yang tidak bisa dia tepati dan hanya mengecewakan dirinya dan yang lain. Secara, selama beberapa jam ke depan Ichigo akan menghabiskan waktunya bersama Hibari dan hanya tuhan yang tahu apa yang akan terjadi padanya.

'Moo, kenapa aku jadi mengharapkan Ichigo-san datang ke rumahku? Padahal aku baru mengenalnya, tapi anehnya aku ingin menghabiskan waktu dengannya.' Pikir Tsuna bingung sambil membuka kotak makan siangnya setelah tiba di atap sekolah dan duduk di depan Yamamoto yang duduk bersandar di pagar pembatas dan Gokudera duduk di sebelah kanannya. 'Aku tidak mungkin jatuh cinta pada Ichigo-san 'kan?' Tanyaku yang langsung membuatku panik. 'Iie iie. Aku hanya suka pada Kyoko-chan! Perasaan yang aku rasakan pada Ichigo-san bukan perasaan suka.' Pikirnya sambil berusaha menyakinkan dirinya sendiri.

"Cih, apa susahnya cewek itu memberikan jawaban yang pasti kepada Juudaime. Padahal dia cukup menjawab ya atau tidak." Gerutu Gokudera kesal yang mengembalikan Tsuna dari alam pikirannya.

"Maa maa, aku rasa Ichigo-chan ingin belajar bersama dengan kita. Hanya saja, karena Hibari memanggilnya dan membuatnya hanya bisa belajar setengah hari di hari pertama, makanya dia jadi sulit memberikan jawaban yang pasti. Secara mungkin dia tidak mau membuat Tsuna kecewa ketika dia tidak jadi ikut." Kata Yamamoto yang berusaha membela Ichigo yang belum lama dikenalnya.

"Kenapa kau membelanya? Padahal kau baru mengenalnya."

"Eto…, aku hanya merasa Ichigo-chan orang yang baik dan peduli dengan Tsuna." Kata Yamamoto yang terlihat agak gugup tapi perkataannya justru telah membuat Tsuna merasa senang dan lega mengetahui Ichigo peduli padanya.

"Memangnya kau punya bukti kalau dia peduli pada Juudaime? Bisa saja kalau dia seperti semua orang di sekolah ini yang kerjanya hanya bisa meremehkan Juudaime atau mungkin saja dia adalah musuh yang hanya menginginkan nyawa Juudaime." Kata Gokudera kesal. "Tapi, jangan khawatir, Juudaime. Aku tidak seperti semua orang di sini. Sebagai tangan kanan Juudaime, aku selalu tahu kehebatan yang dimiliki Juudaime! Dan aku akan selalu melindungi Juudaime dari segala musuh yang datang mengincar nyawa Juudaime!"

"Ta-tapi, Gokudera-kun. A-aku pikir Ichigo-san tidak berasal dari dunia mafia!" Kata Tsuna gugup, karena tidak percaya dengan yang dikatakan oleh temannya yang berusaha sebagai tangan kanannya. Secara entah bagaimana, Tsuna merasa kalau Ichigo bukan orang jahat yang mengincar nyawanya ataupun tipe orang yang suka menghina kekurangannya. Mengingat Ichigo pernah menunjukan wajah peduli padanya ketika Nezu-sensei mencoba menghukumnya.

Bicara soal Nezu-sensei, Tsuna masih penasaran dengan status orang yang menirukan suaranya untuk menggantikannya menjawab pertanyaan tadi pagi.

"Tapi, kau juga tidak punya bukti kalau Ichigo-chan hanya meremehkan Tsuna atau berbuat baik demi mengincar nyawanya, bukan?" Kata Yamamoto. "Secara, jika dia ingin membunuh Tsuna, kenapa dia tidak membunuh Tsuna ketika Tsuna menggendongnya ke sekolah? Lalu, jika dia tidak peduli pada Tsuna, kenapa tadi pagi dia-!" Katanya sebelum tiba-tiba berhenti dan terlihat gelisah dan membuat kedua temannya keheranan dengan sikapnya.

"Tadi pagi apa, Baseball idiot?"

"Ada apa, Yamamoto? Kamu terlihat gelisah." Kata Tsuna yang mengkhawatirkan Yamamoto. 'Kenapa Yamamoto menjadi gelisah? Memangnya tadi pagi terjadi sesuatu antara Yamamoto dengan Ichigo-san?' pikirnya bingung.

"I-iie,tidak ada."

"Yang dia mau katakan adalah saat Ichigo menggantikan Tsuna untuk menjawab pertanyaan dari Nezu-sensei. Bukan begitu Yamamoto?" Kata Reborn entah dari mana dan membuat Yamamoto menegang. Karena janjinya dengan Ichigo ketahuan.

"Re-Rebon!" Pekik Tsuna yang langsung melihat sekeliling dengan panik untuk mencari asal suara guru privatnya berasal. Akan tetapi, dia tidak menemukan keberadaan sang Hitman nomor satu di dunia tersebut. 'Huh, di mana dia?'

"Sebelah sini, Dame-Tsuna." Kata Reborn yang tiba-tiba muncul dari belakang Gokudera dan menendang pipi pemuda berambut coklat tersebut.

"Ju-Juudaime!" Kata Gokudera yang langsung mendekati Tsuna dengan penuh kekhawatiran.

"Sakit, Reborn!" Rintih Tsuna sambil mengelus pipi kanannya yang baru saja ditendang oleh guru privatnya.

"Salahkan dirimu yang kurang waspada." Kata Reborn sambil memakan bekal makanan milik Tsuna yang belum tersentuh.

"Akh, lagi-lagi kau merebut makananku!"

"Ini hukuman karena kau tidak bisa menggunakan Smartphone, Dame-Tsuna." Kata Reborn cuek tanpa mempedulikan Tsuna yang kesal karena makanan nya direbut.

"Maa maa, biarkan saja kozo mengambil makananmu, Tsuna. Kau 'kan bisa mendapatkan sebagian bekalku dan Gokudera." Kata Yamamoto yang berusaha menenangkan Tsuna.

"Itu benar Juudaime, bahkan anda bisa mengambil semua bekal milikku, Juudaime!" Kata Gokudera yang menyerahkan seluruh bekalnya yang berupa berbagai macam roti pada Tsuna.

"I-iie, kau tidak perlu menyerahkan semua bekal mu, Gokudera-kun." Gumam Tsuna sambil mengembalikan bekal milik Gokudera.

"Bukankah kau beruntung, Tsuna? Kau memiliki 2 anak buah yang begitu peduli padamu." Kata Reborn sambil memasang senyum yang membuat Tsuna kesal.

"Sudah aku bilang, mereka berdua bukan anak buahku dan aku tidak mau menjadi Bos Mafia! Lagi pula, Apa maksudmu dengan Ichigo-san menggantikan ku untuk menjawab pertanyaan dari Nezu-sensei?" Tanya Tsuna penasaran.

"Benar, Reborn-san! Mana mungkin Cewek Crossdressing itu bisa menjawab pertanyaan yang bisa dijawab dengan mudah oleh Juudaime. Benar 'kan, Juudaime?" Tanya Gokudera dengan penuh kepercayaan kalau Juudaime-nya yang telah menjawab pertanyaan mudah tadi pagi.

"Maaf Gokudera-kun. Tapi, tadi pagi itu bukan aku." Tsuna mengakui dengan pelan, yang langsung membuat Gokudera syok. "Sejujurnya aku sama sekali tidak bisa menjawab pertanyaan itu. Tapi, ketika aku berniat memberikan jawaban asal tebak, tiba-tiba ada yang menggantikanku menjawab pertanyaan. Akan tetapi, aku tidak tahu siapa yang melakukannya."

"Ya, orang itu adalah Ichigo. Aku melihatnya dari salah satu kamera pengawas tersembunyi yang aku pasang di kelasmu. Dia dengan mudahnya meniru suaramu tanpa bantuan alat pengubah suara." Kata Reborn menjelaskan sambil meminum kopi Espresso yang entah muncul dari mana.

"Hiiiiee, kenapa kau memasang kamera di kelasku, Reborn?!" Tanya Tsuna yang terkejut dengan yang dikatakan guru privatnya. "Tapi, kenapa Yamamoto bisa mengetahui hal ini? Dan tidak langsung memberitahukannya padaku?"

"Itu karena Yamamoto duduk di sebelah Ichigo, otomatis dia mengetahui apa yang Ichigo lakukan dan alasan dia tidak memberitahukannya adalah karena dia hanya berusaha menepati janjinya pada Ichigo untuk tetap diam. Jadi kita tidak bisa menyalahkannya." Kata Reborn. "Lalu, soal kamera yang aku pasang di kelas adalah untuk mempermudah diriku untuk mengawasi mu. Lagipula, aku juga memasang kameranya di seluruh sudut sekolah. Jadi kau tidak perlu khawatir."

"JUSTRU AKU PERLU MENGKHAWATIRKANNYA!" Teriak Tsuna kesal dengan perkataan Reborn yang terdengar santai, tanpa menyadari dia telah menghilangkan privasi pribadi milik muridnya di sekolah. "*Mendesah* Bagaimana caranya kau bisa seenaknya seperti itu tanpa berurusan dengan Hibari-san?" Tanyanya dengan nada lemas.

"Kalau soal itu, kau tidak perlu khawatirkannya. Aku sudah menerima stample persetujuan dari Hibari. Bahkan Kepala sekolah dan Kirikazu." Kata Reborn dengan menyeringai dan menunjukkan secarik kertas yang berisi perjanjian untuk memasang Kamera pengawas di seluruh sudut sekolah dengan ditambahkan cap resmi sekolah, Seitokai, dan Komite Disiplin yang langsung membuat Tsuna tidak percaya dengan yang dilihatnya. "Mereka berpikir dengan memasang kamera pengawas di sekolah akan mempermudah pengamanan di sekolah ini." Katanya menambahkan.

"Huuu, mendengar hal ini membuatku yakin, kalau aku tidak bisa lagi sekolah dengan tenang." Rengek Tsuna sambil mengacak-acak rambutnya. [Vikuppy : Kasihan Tsuna XD. Tsuna: Jangan mengasihaniku dengan memasang wajah senang, Vikuppy-san T_T]

"Maa maa, tenanglah Tsuna. Aku yakin kozo tidak bermaksud buruk." Kata Yamamoto yang berusaha menenangkan Tsuna sedang menangis sambil menepuk punggung pemuda berambut coklat tersebut. "Lagipula aku merasa bersalah karena aku merahasiakan soal tadi pagi darimu. Aku hanya merasa berterima kasih pada Ichigo-chan yang telah menolongmu. Jadi, maafkan aku, Tsuna." Katanya pada Tsuna dengan memasang ekspresi bersalah.

"Ah, daijoubu, Yamamoto. Aku tidak menyalahkanmu jika kau diminta seperti itu oleh Ichigo-san. Aku mungkin juga akan melakukan hal yang sama jika aku di posisimu." Kata Tsuna yang berusaha menyemangati temannya tersebut.

"Okay. Tenkyu, Tsuna."

"Ju-juudaime…"

Ketika semuanya mendengar suara Gokudera yang sedikit gemetaran, semuanya menoleh kearahnya dan mereka melihat pemuda tersebut menundukkan kepalanya yang membuat wajahnya tidak terlihat dan tubuhnya sedikit gemetar.

"Ah, ada apa Gokudera-kun? Kenapa kau gemetaran begitu?"

"Sumimasen, Juudaime!" Teriak Gokudera yang langsung melakukan sujud di hadapan Tsuna yang langsung Tsuna kaget. "Padahal aku adalah tangan kananmu, tapi aku malah tertipu dengan suara tiruan yang dibuat 'Cewek Crossdressing' itu dengan suara indah milik juudaime. Sumimasen, Juudaime!" Katanya sambil terus sujud berulang kali tanpa menyadari kalau dahinya telah berdarah karena terbentur keras dengan lantai. "Juudaime boleh menghukumku! Aku akan menerimanya dengan senang hati."

"He-hentikan, Gokudera-kun! Kau sama sekali tidak bersalah! Aku juga akan sama denganmu jika yang ditiru Ichigo-san bukan suaraku. Jadi, kau tidak usah merasa bersalah dan aku tidak akan menghukummu." Kata Tsuna yang berusaha menenangkan Gokudera dengan panik.

"Sungguh, Juudaime? Anda sungguh rendah hati. Aku bangga menjadi tangan kananmu." Kata Gokudera dengan mata berbinar-binar dengan kedua tangan didekap di depan dadanya, tanpa menyadari adanya darah segar yang mengalir dari dahinya menuju hidungnya dengan perlahan. Hal ini langsung membuat Tsuna ketakutan dengan pemuda tersebut dan membuat Yamamoto khawatir.

"Ano, Gokudera-kun. Lebih baik hentikan luka di dahimu sebelum bertambah parah." Kata Tsuna yang mulai menjauh dari pemuda yang mengklaim menjadi tangan kanannya. 'Kenapa dia masih tetap tenang setelah mengalami pendarahan seperti itu?' Tanyanya pada dirinya sendiri sambil menatap Gokudera dengan tatapan tidak percaya.

"Ya, aku setuju dengan Tsuna. Lebih baik, aku bantu pakaikan hansaplast ini, ya?" Tanya Yamamoto yang mendekati Gokudera dan berniat memasangkan hansaplast yang sering dibawanya sebagai persedian cadangan jika dirinya terluka.

"Tidak usah. Aku bisa melakukannya sendiri." Geram Gokudera yang berusaha menyingkirkan tangan Yamamoto darinya.

"Tapi, akan jauh lebih mudah jika aku memasangnya, bukan?" Yamamoto bertanya dengan wajah polos yang membuat Gokudera makin kesal.

"Cerewet! Aku bisa memakainya sendiri, Baseball idiot!" Geram Gokudera sambil merebut hansaplast dari tangan Yamamoto.

"Hn, kelihatannya kalian jadi akrab." Kata Reborn yang melihat keakraban Gokudera dan Yamamoto.

Mendengar perkataan Reborn, membuat Tsuna hanya tertawa kering dan keringat jatuh. Sedangkan Yamamoto hanya tertawa riang dan Gokudera mengajukan protes kalau dia tidak akrab dengan si maniak Baseball.

"Aku ingin kalian menggunakan keakraban ini untuk menyelidiki Niwa Ichigo." Kata Reborn yang memerintahkan 'Trio Vongola' tanpa mempedulikan protes dari Gokudera.

Mendengar perintah Reborn, membuat ketiga pemuda dihadapannya langsung terkejut sekaligus keheranan.

"Hiiiiieee! Untuk apa kami menyelidiki Ichigo-san, Reborn?!" Pekik Tsuna dengan tidak percaya dengan apa yang didengarnya.

"Karena aku ingin memasukkan nya ke dalam keluargamu, Tsuna. Begitu juga dengan Kirikazu Kirio sang ketua Seitokai dan wakilnya, Kuroudo Jun." Kata Reborn sambil meminum kopinya lagi tanpa mempedulikan keterkejutan ketiga pemuda yang ada di hadapannya. "Dan aku ingin memulainya dari Ichigo dulu setelah melihat kemampuannya."

"Hiiiieee, tapi kenapa mesti mereka, Reborn?! Mereka 'kan hanya seniorku dan teman seangkatan ku! Bahkan Ichigo-san baru saja menjadi murid di sekolah ini!" Protes Tsuna kesal. "Lagipula, aku sudah bilang, jangan seenaknya saja memaksa masuk murid di sekolah ini dalam urusan mafi-ITAAIII!" Protesnya lagi sebelum dihajar Reborn dengan palu raksasa dari perubahan wujud Leon.

"Jangan coba mengaturku, Dame-Tsuna." Kata Reborn sebelum kembali menikmati kopinya tanpa mempedulikan muridnya merintih kesakitan akibat kepalanya dipukul. "Lagipula, mereka berpontensial dan tidak mungkin kita menghiraukan orang yang memiliki potensial yang bagus, bukan?" Tanyanya sambil memasang wajah cemberut yang imut.

"Jangan memasang wajah cemberut seperti itu! Itu tetap tidak mengubah keputusanku menolak mereka memasuki dunia mafia."

"Aku juga setuju dengan Juudaime, Reborn-san! Terutama dengan masuknya 'Cewek Crossdressing' yang berasal dari Keluarga Azzerare itu!" Protes Gokudera kesal yang membuat Tsuna dan Yamamoto keheranan mendengar istilah 'Keluarga Azzerare'.

"Ke-keluarga Azzerare? Bukannya Azzerare itu tempat universitas Ichigo-san berasal? Kenapa kau menyebutnya sebagai 'Keluarga Azzerare'?" Tanya Tsuna yang penasaran. 'Dan kau menjuluki Ichigo-san dengan 'Cewek Crossdressing'? entah kenapa aku merasa itu julukan yang salah.' Pikir Tsuna keringat jatuh setelah sadar dengan panggilan Gokudera untuk pemuda yang sepertinya sama jeniusnya dengan Gokudera.

"Jelaskan pada Tsuna dan Yamamoto, soal Universitas Azzerare, Gokudera!"

"Ba-baiklah, Reborn-san" Kata Gokudera sebelum menjelaskan. "Sebenarnya Juudaime, Universitas Azzerare merupakan salah satu universitas swasta ternama di Italia yang sangat dikagumi dan diincar oleh semua orang di dunia. Karena universitas itu sudah banyak melahirkan banyak mahasiswa dan mahasiswi berprestasi dan sukses." Katanya yang menjelaskan identitas universitas tempat Ichigo berasal.

"Sugoi! Kalau begitu, Ichigo-chan pasti sangat pandai sampai bisa lulus dari universitas itu dalam usia muda, ya." Kata Yamamoto yang kagum dengan Ichigo.

"Y-ya. Akan tetapi, apa hubungannya dengan 'Keluarga Azzerare'?"

"Itu karena pendiri sekaligus pemilik universitas itu adalah Bos Mafia yang memimpin Keluarga Mafia bernama Azzerare." Kata Gokudera yang membuat Tsuna dan Yamamoto terkejut. "Bukan hanya itu saja. Berdasarkan informasi yang aku dengar, sebagian besar orang yang berasal dari universitas itu adalah anggota Keluarga Azzerare."

"Eeeeeehhhh! Jadi kalau begitu, Ichigo-san seorang mafia?!"

"Eh, sugoi! Kalau begitu Ichigo-chan bisa membantu kita dalam permainan Mafia." Kata Yamamoto yang langsung membuat Gokudera kesal, sedangkan Tsuna menjadi lemas.

'Huh, Yamamoto masih saja menganggap Mafia sebagai permainan.' Pikir Tsuna keringat jatuh.

"Sudah aku bilang berkali-kali, kalau dunia Mafia bukan permainan, Baseball-idiot! Lagi pula, dia itu bisa saja musuh, tahu!" Bentak Gokudera kesal pada Yamamoto yang masih berpikir dengan santai soal identitas Ichigo setelah mendengar ceritanya.

"Eh, Mu-musuh?!" Tanya Tsuna tak percaya dengan apa yang di dengarnya. "Apa Vongola dan Azzerare saling bermusuhan?"

"Dulu mereka memang musuh. Akan tetapi, sekarang aku kurang yakin, Juudaime." Kata Gokudera yang membuat Tsuna dan Yamamoto kebingungan.

"Berdasarkan catatan sejarah dunia Mafia, sejak masa Vongola Primo, Azzerare sangat membenci Vongola. Bahkan beberapa kali Azzerare menyerang Vongola dan hal ini hampir memakan banyak korban nyawa. Akan tetapi, suatu hari, Vongola Primo dan Azzerare Primo melakukan kesepakatan rahasia yang menghasilkan perjanjian damai antara mereka. Walaupun begitu, Azzerare tetap menolak keberadaan Vongola dan memilih untuk tidak mencampuri hal-hal yang berhubungan dengan Vongola. Hal ini, menyebabkan 'Keluarga Azzerare' memiliki status sebagai Keluarga Mafia Non-blok,." Kata Reborn menjelaskan pada Tsuna dan Yamamoto.

"Eh?! Memangnya di dunia mafia ada istilah golongan Mafia Non-blok?" Tanya Tsuna yang tidak percaya dengan yang didengarnya. Mengingat dunia Mafia sangat begitu keras, kejam, mengerikan dan dunia yang paling utama mementingkan kekuatan dan nafsu. Jadi sangat sulit untuk dibayangkan oleh Tsuna, kalau di dunia Mafia bisa ada Keluarga Mafia yang mengikuti gerakan Non-blok yang berarti tidak menganggap dirinya beraliansi dengan atau terhadap blok kekuatan besar apapun.

"Tentu saja ada. Walaupun di dunia Mafia prinsip Non-blok adalah prinsip pengecut dan lemah. Akan tetapi, pergerakan yang pertama kali dilakukan oleh Keluarga Azzerare justru memiliki banyak dukungan oleh berbagai pihak dan sampai sekarang masih terus berkembang. Karena hal inilah yang membuat Vongola tidak menurunkan kewaspadaannya pada Keluarga Azzerare yang merupakan pemimpin dari gerakan ini." Kata Reborn "Karena hal ini jugalah, aku menginginkan kalian berusaha mendekati Ichigo untuk mencari tahu segara informasi yang ada di dirinya. Jika seandainya dia adalah anggota Keluarga Azzerare dan dia bersedia bergabung dengan Vongola, maka dengan sendirinya kekuasaan Vongola akan semakin besar ketika kau menjadi Bos Vongola yang baru, Dame-Tsuna." Katanya sambil memasang seringai yang mengerikan.

"Aku sudah bilang berkali-kali kalau aku tidak mau menjadi Bos Mafia!" Protes Tsuna "Lagipula, aku tidak mau melakukan hal ini! Ini sama saja seperti mempermainkan Ichigo-san. Jadi jangan harap aku mau melakukannya."

"Tapi, bukankah kau penasaran dengan perasaan aneh yang kau rasakan dari Ichigo?"

"Eh, apa maksudmu?" Tsuna bertanya keheranan dengan pertanyaan yang diajukan Reborn. Sampai dia teringat dengan perasaan aneh yang didapatnya sejak pagi.'Benar juga. Sejak aku bertemu Ichigo tadi pagi, aku sudah merasakan perasaan aneh. Seolah-olah aku sudah mengenalnya sejak dulu.' Pikirnya sambil mengingat perasaan yang timbul setiap kali dia melihat pemuda berambut merah tersebut.

"Juudaime, biarkan aku membantumu mencari tahu identitas Cewek Crossdressing itu! Aku tidak akan tenang sampai aku mencari tahu sendiri kebenaran mengenai cewek itu!" Kata Gokudera yang mengembalikan Tsuna dari alam pikirannya.

"Aku juga boleh ikut 'kan, Tsuna? Aku ingin membuat Ichigo-chan sebagai teman kita." Kata Yamamoto sambil memasang senyum riangnya.

Sebenarnya ketika mendengar permintaan dari kedua temannya, membuat Tsuna ingin memprotes mereka. Akan tetapi, dia melihat kesungguhan di dalam mata mereka kalau mereka tidak akan menyakiti perasaan Ichigo dalam hal ini. Secara mereka ingin mengenal Ichigo agar bisa berteman dengannya, kecuali dalam kasus Gokudera, dia hanya berusaha agar Tsuna aman berteman dengan Ichigo. Karena pemuda tersebut mengetahui kalau juudaime-nya ingin berteman dengan Ichigo dan sebagai tangan kanan Tsuna, dia harus memastikan identitas pemuda tersebut.

"Huh, apa boleh buat. Walaupun sebenarnya ini tidak sopan pada Ichigo-san. Tapi, ayo kita lakukan." Kata Tsuna yang membuat kedua temannya tersenyum begitu juga dengan guru privatnya.

"Kalau begitu, nanti sepulang sekolah. Kalian bertiga tunggu Ichigo di depan gerbang sekolah untuk mengajaknya ke rumahmu, Dame-Tsuna. Aku sudah memberitahukan Mama kalau Ichigo akan datang." Kata Reborn menyeringai. "Jadi kalian tinggal mencari stategi untuk memancing Ichigo memberikan segala informasi mengenai dirinya."

"Eh?! Kau sudah merencanakannya sampai ke sana!" Kata Tsuna terkejut.

"Tentu saja. Sebagai gurumu aku selalu mempersiapkan segalanya."

"Sasuga, Reborn-san!" Puji Gokudera. "Kalau begitu, biar aku yang mencari strateginya, Juudaime." Katanya dengan penuh semangat.

"Haha. Kalau begitu, aku juga akan bantu." Kata Yamamoto dengan riang yang membuat Gokudera kesal.

"Kau sebaiknya diam saja. Ini tugas dari seorang tangan kanan dari Juudaime untuk menentukan strategi untuk menjatuhkan musuh."

"Benarkah? Kalau begitu sebagai seorang lengan kanan Tsuna, aku juga berhak membantunya." Kata Yamamoto yang membuat Gokudera semakin kesal.

"Teme, apa kau bermaksud bersaing denganku, Baseball idiot?!" Bentak Gokudera yang langsung menyiapkan dinamitnya.

"Maa maa"

"Hiiiieee, hentikan Gokudera-kun! Jangan gunakan dinamit di sekolah!" Pekik Tsuna yang berusaha menghentikan Gokudera.

"Hn, bukankah kau bahagia, Tsuna? Kau memiliki anak buah yang begitu semangat untuk menjadi terbaik di matamu." Kata Reborn sambil meminum kopinya lagi.

"Aku sama sekali tidak bahagia! Lagipula, aku sudah bilang berkali-kali tidak ingin menjadi Bos Mafia!" Protes Tsuna kesal.

Tanpa sepengetahuan Tsuna dan yang lainnya, sepasang mata berwarna kuning keemasan sedang mengawasi mereka di balik tangki air sebelum menghilang pergi memasuki gedung sekolah.

.

..

TBC

..

.


Vikuppy : Horee! Akhirnya Chapter 003 bagian kedua selesai! BTW, kali ini aku ingin memperkenalkan Alter-ego ku yang bernama Gemini Slacker. Mini-chan masuklah dan perkenalkan dirimu pada para pembaca setiaku.

Gemini : Hai~. Hallo semuanya *Tiba-tiba muncul entah dari mana* perkenalkan aku Gemini Slacker, Alter-ego Vikuppy. Kalian bisa memanggil Mini-chan dengan Mini-chan.

Vikuppy : Btw, para pembaca sekalian. Mini-chan ini punya akun FFN, loh dan dia juga sudah mempublish 1 cerita untuk Fandom KHR! Ne, Mini-chan kasih tahu sedikit tentang cerita fanfic-mu ke kita semua, dong.

Gemini : Okay, Mini-chan kasih tahu. Di cerita fanfic yang Mini-chan buat adalah fanfic tipe reader-insert. Tapi, ini bukan sembarang reader-insert biasa, loh!

Vikuppy: Huh, memangnya ada yang beda dengan cerita Reader-Insert yang sudah pernah ada?

Gemini : Tentu saja! Di fanficku Reader adalah seorang gadis yang memiliki tubuh gemuk.

Vikuppy : *Syok* EEEHHHH! Kamu membuat reader jadi gemuk?!

Gemini : Yap! Soalnya dari kebanyakan cerita fanfic di berbagai tempat termasuk FFN, pasti semua karakter utamanya manis, cantik sekaligus punya body yang langsing. Gak peduli itu OC atau Reader-insert sekalipun. Dan Mini-chan bosan melihat itu semua. Jadi Mini-chan memutuskan membuat karakter gadis gemuk, tapi tetap bisa memikat pria tampan. Seperti di kisah 'Big is Cute' yang sedang Mini-chan buat.

Vikuppy: Wao, aku tidak menyangka kamu berani juga membuat sesuatu yang beda begitu. Tapi, nantinya si reader mau dijodohkan sama siapa? Dia bakal dijodohin sama salah satu karakter KHR! 'kan?

Gemini : Tentu saja Mini-chan bakal jodohin Reader sama salah satu karakter KHR!. Tapi itu tergantung Voting pilihan pembaca.

Vikuppy : Heh, jadi para pembaca bisa menentukan pasangannya. Ini menarik, kalau begitu aku ingin Reader jadian sama Tsuna atau Hibari, ya.

Gemini : Boleh. Tapi, kamu Cuma boleh pilih salah satu dari mereka, loh. Soalnya 1 orang hanya boleh pilih satu.

Vikuppy : Huh, tidak adil…*Tiba-tiba muncul ide gila* kalau gitu nanti aku bakal voting Hibari, terus aku juga bakal voting untuk Tsuna melalui anonymous, aaahh~.

Gemini : *syok* Hei, itu curang namanya, tahu!

Vikuppy : Gak apa. 'kan jadinya kamu bisa dapat banyak review~. Nah, para pembaca ku yang paling keren silahkan mengunjungi akun Gemini Slacker dan langsung membaca kisah 'Big is Cute' untuk memberikan Review voting. Tapi, sebelum itu jangan lupa berikan Review untuk kisah ini, ciao~ *Langsung kabur untuk melakukan rencana gilanya*

Gemini : Vikuuuuupppy! Jangan kabur, kau! *Teriak sambil mengejar Vikuppy*