Author : Hy semua! Setelah sekian lama tidak ke fanfic, akhirnya aku bisa kesini lagi. Banyak sekali urusanku selama aku pergi. Megang HP saja jarang, atau malah tidak pernah. Pokoknya aku sangat sibuk sampai-sampai tidak bisa melakukan apa yang biasa kulakukan.
Zoro : Oi, kau itu mau curhat atau apa? Percuma saja kau kesal disini, kami tidak akan peduli.
Author : Oohh~~ kebetulah aku ingin mencoba bubur cokelat terbaruku padamu Zoro. #shinigami aura.
Zoro : Ogah! Mendingan aku kena tebas sama Mihawk!
Author : Kalu begitu mau coba kena tebasan pedang terbaruku? Kebetulan aku lagi bosan.
Zoro : ...
Luffy : Wew... author masih tetap galak. Atau mungkin tambah galak.
Author : Mau makan sayur-sayur di rumahku? Biar kubantu kau memakan tiga ton sayur yang ada di rumahku.
Luffy : ...
Ace : Sibuk banget. Emangnya kau punya rencana kemana lagi?
Author : Aku hanya libur beberapa hari saja. Karena aku sudah SMP, jadi punya banyak tugas. So, aku sama sekali tidak bisa libur lama.
Ace: Gak kusangka kau ternyata orangnya serius juga. Padahal kau itu pemalas.
Author : Mau coba air super dinginku? Kebetulan aku ingin sekali memadamkan apimu itu.
Ace : ...
Sanji : Aaaaaahhhhhh~~~~ akhirnya Author-chwan pulang kembali~~~ aku rindu sekaliiiii~~~~
Author : Kumohon jangan panggil aku Author. Aku juga punya nama.
Sanji : Kalau begitu baby-chan~~
Author : Anu, Sanji, bisa yang lebih-
Sanji : Baiklah kalau begitu. Aku panggil baby-chan saja yaaa~~~
Author : Mau kusita semua rokokmu? Supaya untuk selamanya kau tidak bisa merokok
Sanji : ...
Author : Apa-apaan ini? Tidak satupun diantara kalian yang menjadi dewasa.
LuffyAceZoroSanji : Author sendiri? Umur kami semua ini sudah dewasa. Author sendiri yang masih anak-anak. Sukanya marah-marah melulu. Yang anak kecil sebenarnya siapa?
Author : OK! LANGSUNG AJA KE TKP! Ingat! Typo, GaJe, OOC, OOT, DLL #pura-pura gak dengar.
First Love in 2 Gank
Disclaimer : Eiichiro Oda
Rated : T
Genre : Romance/Humor
Pair : AceLu slight ZoSan
Don't Like Don't Read
-Chapter 7-
.
.
Pagi hari di Universitas Grand Line.
Kelas Luffy.
BRAK.
Suara bantingan meja.
"Cepat jelaskan. Kenapa kalian membuntutiku?"
"Eeehh... itu..."
Kini berdirilah Luffy di hadapan kawan-kawannya. Pemuda itu terlihat sangat marah. Teman-temannya jadi ketakutan melihatnya. Mereka berpikir 'kenapa Luffy bisa semarah itu?'
Haha, kenapa bisa semarah itu?
Tentu saja Luffy marah. Karena kemarin Zoro, Nami, Usopp, Sanji, dan Vivi, lima orang teman geng Luffy yang gemar dengan yaoi, membuntuti Luffy saat sedang kencan dengan Ace. Ditambah lagi Usopp, Nami, dan Vivi mempunyai foto-foto mesra Luffy dan Ace. Bagaimana Luffy tidak marah? Justru ajaib kalau Luffy tidak marah. Saat itu, dengan cepat, Luffy langsung mengambil kamera Usopp, Nami, dan Vivi lalu merusaknya.
"Ayo jelaskan!" kata Luffy sambil menatap teman-temannya dengan deathglare-nya. Zoro, Nami, Usopp, Sanji, dan Vivi tidak menjawab. Mereka takut kalau penjelasan mereka akan membuat Luffy lebih mengeringkan dari ini.
"Baiklah kalau begitu. Sepertinya kalian tidak mau menjelaskannya padaku. Jadi istirahat nanti siap-siap saja."
"CHO-CHOTTO! BUKANNYA KAMI TIDAK MAU MENJELASKAN TAPI KALAU DIJELASKAN AKAN MAKAN WAKTU YANG SANGAT LAMA!" teriak mereka berlima sangat panik.
"Aku tidak peduli kalau makan waktu yang sangat lama. Asalkan penjelasan dari kalian ada. Kalau memang lama, istirahat nanti jelaskan padaku," kata Luffy.
'INI ANAK NGOTOT BANGET SICH!' batin Zoro, Nami, Usopp,Sanji, dan Vivi sedikit kesal.
Bukannya tidak mau menjelaskan. Tapi yang jadi masalahnya sekarang kalau Luffy mendengar penjelasan mereka, Luffy pasti bakal marah 100 kali lipat dari yang tadi. Pemuda itu bisa saja lebih mengerikan dari Nami jika ia mau. Dan mereka berlima sama sekali tidak mau menanggung resiko dihajar sampai sekarat sama Luffy. Bisa-bisa mereka masuk rumah sakit dan dirawat selama beberapa tahun. Pernah ada korban yang terkena hajar Luffy. Yaitu Buggy. Gara-gara Buggy mengejek Luffy yang benar-benar membuat Luffy naik pitam. Sangkin marahnya Luffy, tanpa segan-segan Luffy menghajar Buggy sampai Buggy tidak bisa menggerakkan tubuhnya lagi.
Untung saja ada yang menghentikan Luffy saat itu, kalau saja tidak ada, Buggy sudah tewas di tempat. Dan akibat pukulan super dari Luffy, Buggy dirawat di rumah sakit selama 2 tahun (BUSET!). Teman-teman Luffy yang melihat kejadian itu membuat catatan di hati, 'jangan pernah membuat Luffy marah kalau tidak mau dirawat di rumah sakit selama setahun lebih'. Dan keadaan Luffy sekarang hampir sama dengan kejadian waktu itu! Jelas mereka takut setengah mati.
"Kalian beneran tidak mau menjelaskannya?"
Zoro dan yang lainnya tetap diam. Mereka berpikir, penjelasan apa yang bagus mereka katakan agar Luffy tidak marah lagi. Awalnya Nami mau menyuruh Usopp untuk menjelaskannya, tapi Usopp malah tidak bisa bicara sangking ketakutannya.
"Ok, aku mengerti. Kali ini aku biarkan, tapi jangan pikir aku menyerah. Istirahat nanti aku tanya kalian kembali. Sementara itu, pikirkanlah," kata Luffy kemudian pergi meninggalkan teman-temannya. Begitu Luffy pergi, Zoro dan yang lainnya jadi sedikit lega. Untunglah Luffy tidak terlalu ngotot.
"Gila! Ini benar-benar gila! Tidak kusangka kita bakal ketahuan! Coba saja kita tidak pergi menyusul Luffy, pasti hal ini tidak akan terjadi," kata Usopp.
"Sudahlah, yang terjadi biarkan saja terjadi. Protespun juga percuma. Memang sudah takdir kita dimarahi Luffy," kata Sanji.
"Benar. Sekarang kia harus pikirkan penjelasan apa yang bagus kita katakan pada Luffy agar dia tidak marah lagi," kata Zoro.
"Bilang saja kita penasaran dengan apa yang dilakukan Luffy dan Ace," usul Usopp.
"Pass. Kalau jawab itu, bisa-bisa marahnya tambah besar," jawab yang lainnya kompak.
"Kalau begitu apa?"
Semuanya berpikir lagi. Beberapa detik kemudian Usopp mendapat usul lagi. "Bagaimana kalau kita ingin lihat apa yang dilakukan Luffy dan Ace?" usul Usopp.
"Itu sama saja dengan yang Usopp."
"Jadi apa? Masa kita harus bilang yang sebenarnya? Tidak mungkin kita bilang kalau kita ma mengambil foto Luffy dan Ace yang ciuman, gandengan, pelukan dan adegan romantis yang lainnya. Lalu foto itu kita jual ke orang-orang yang penggemar yaoi," jelas Usopp panjang lebar.
"Ng... Usopp..."
"Sebenarnya memang itu 'kan tujuan kita? Tapi kita takut menjelaskannya ke Luffy," kata Usopp tiada hentinya.
"U-Usopp..."
"Kalau kita jelaskan ke Luffy, dia pasti marah besar. Kalian tahu sendiri 'kan Luffy kalau marah seperti monster? Kalian mau kena hajar dia? Aku sich ogah banget. Jadi istirahat nanti Luffy mencari kita, lebih baik kita kabur saja. daripada terkena pukulannya yang sangat mematikan itu. kalian mengerti 'kan?"
"Ka-kami mengerti... ta-tapi..." kata Nami yang tengah berusaha menyadarkan Usopp.
"Tapi kenapa?" tanya Usopp kebingungan.
"Lu-Luffy..." Nami tidak dapat melanjutkan kata-katanya. Terlalu takut untuk mengatakannya.
Begitu mendengar kata 'Luffy' Usopp menjadi sangat ketakutan. "Ke-kenapa dengan Luffy?" tanya Usopp gemetaran. Pemuda itu merasakan firasat yang sangat buruk. Dan seprtinya, firasatnya ini sangat tepat.
"Be-belakangmu..."
Wajah Usopp sukses pucat pasi begitu merasakan hawa pembunuh yang ada di belakangnya. Keringat dingin bercucuran di pelipisnya. Jantungnya berdetak 1000 kali perdetik. Bulu kuduknya berdiri semua. "Be-belakangku?"
"I-iya..." jawab Nami yang kini menangis.
"Be-belakangku..." dengan perasaan amat sangat takut, Usopp menoleh ke arah belakang. Dan yag dilihat oleh Usopp adalah...
...
Luffy...
...
Yang kini benar-benar terlihat seperti monster. Begitu melihat Luffy, Usopp membatu di tempat. Sepertinya Usopp akan dibunuh oleh ketua mereka.
"Oohh... jadi itu alasan kenapa kalian tidak mau menjelaskannya kepadaku. Haha, pintar sekali," kata Luffy memasang wajah 'senyuman orang baik' yang sangat mengerikan. Lebih mengerikan dari yang biasa Luffy perlihatkan.
"Tu-tunggu dulu..."
"Tidak ada alasan. Lebih baik kalian siapkan diri kalian. Karena bisa saja kalian masuk rumah sakit selama lima tahun lebih kalau kena pukulanku ini (wah, sadis)."
Glek
Zoro, Nami, Usopp, Sanji, dan Vivi menelan ludah.
Nyawa mereka berlma diujung tanduk.
Kata-kata Luffy sama sekali tidak main-main. Mereka berlima bisa saja masuk rumah sakit dan dirawat selama lima tahun lebih.
'HIIIIII! KAMI-SAMAAAAAA!' batin Usopp.
'Ampuuunnnn!' batin Zoro.
'Aku tobaaaatt!' batin Sanji.
'Kyaaaaa! Tidaaaaakkkk!' batin Nami.
'Aku tidak mau masuk rumah sakit!' batin Vivi.
'Benar-benar mengerikan,' batin anak-anak yang ada di kelas yang ikut membatu karena melihat wajah Luffy yang begitu menakutkan. Padahal biasanya wajah Lufy begitu manis dan polos, tapi sekarang raut wajahnya benar-benar berubah 100%.
Luffy semakin mendekati Zoro, Nami, Usopp, Sanji, dan Vivi. mereka berlima semakin menjauh.
Luffy maju, mereka berlima mundur.
Maju, mundur.
...
Maju, mundur.
...
Maju, mundur.
...
(readers: sampai kapan maju, mundurnya? Kalau begini terus, kapan mukulnya?")
OK, lanjut.
Buk.
Raut wajah Zoro, Nami, Usopp, Sanji, dan Vivi berubah ketika punggung mereka menyentuh tembok. Keringat dingin bercucuran di pelipis mereka. Bulu kuduk mereka berdiri semua. Janung mereka berdetak 1000 kali perdetik. Ini benar-benar gawat.
'Sial! Habislah sudah!'
"Kenapa? Tidak bisa kabur lagi ya~~?" kata Luffy dengan senyuman kemenangan plus senyuman mengerikan dan suara yang mengerikan.
'HIIIIIIII!'
Jarak antara Luffy dan Zoro, Nami, Usopp, Sanji, dan Vivi tinggal 3 meter. Zoro, Usopp, dan Sanji semakin menempel ke tembok layaknya cicak. Terutama Usopp. Luffy mendekati mereka sambil menutup mata. Meskipun Luffy menutup matanya, pemuda itu tahu kalau mereka tetap tidak punya kesempatan kabur, selihat apapun mereka. Toh, Luffy masih tetap bisa melihat meski menutup matanya.
...
Tinggal 2 meter lagi.
Zoro, Nami, Usopp, Sanji, dan Vivi semakin ketakutan. Mereka berlima terus berdoa di dalam hati.
...
Tinggal 1 meter lagi.
Zoro, Usopp, dan Sanji berusaha memanjat tembok, sedangkan Nami dan Vivi berpelukan satu sama lain.
...
...
Daaaannnn...
...
...
"TERIMALAH INI!"
"GYAAAAA!"
DUAAAARRR.
Benar-benar pukulan yang mengenaskan. Sampai-sampai bukan suara pukulan yang terdengar, melainkan suara ledakan (author sendiri bingung, kenapa suara ledakan yang terdengar).
Hari itu, Zoro, Nami, Usopp, Sanji, dan Vivi, kelima anggota geng Mugiwara tewas ah salah, sekarat (atau semacamnya) di tempat. Mereka pingsan dalam kondisi yang mengenaskan. Anak-anak di kelas yang menyaksikan kejadian (mengerikan) itu secara langsung hanya dapat berduka cita kepada kelima anggota geng Mugiwara itu. Mereka berima bukannya langsung dibawa ke rumah sakit, justru dibiarkan begitu saja. Toh, luka mereka juga tidak terlalu parah (menurut Luffy).
Benar-benar ketua yang sadis (sebenarnya pembalasan karena dia selalu dipukul).
Kelas Ace.
Kini pemandangan di kelas Ace sangat... lucu? Atau mengerikan?
Mungkin juga.
Kalau lucunya sich, tampang Sabo dan Marco yang sangat lucu. Wajah mereka berdua sangat babak belur sampai tidak bisa dikenali lagi. Sebagian anak menahan tertawa melihat mereka berdua. Kalau yang menyeramkannya... tentu saja Ace, memangnya siapa lagi. Wajahnyanya sangat menyeramkan. Aura hitam pekat mengelilinginya. Tentu saja itu membuat anak-anak di kelas ketakutan. Bahkan sabagian ada yang kabur.
"Ace, aku benar-benar minta maaf. Ini semua idenya Marco," kata Sabo sambil menunjuk Marco.
Yang ditunjuk langsung protes. "Enak saja main nunjuk-nunjuk. Bukannya kau yang punya ide?" protes Marco.
"Apa aku tidak salah dengar? Bukannya kau sendiri yang bilang begini. 'Hei kita buntuti Ace dan Luffy yuk. Aku sudah tahu tempat yang ingin mereka kunjungi.' Tidak ingat ya?" kata Sabo sambil meniru gaya bicara Marco.
"Haaahh?! Apa gak salah? Aku tidak pernah mengatakannya."
"Iya kok! Kau bilang begitu!"
"Tidak kok!"
"IYA!"
"TIDAK!"
BUAGH!
Pertempuran berakhir hanya dengan satu pukulan dari Ace.
"Apakah kalian tidak bisa diam? Jangan pikir amarahku mereda hanya mendengar dengan ocehan tidak jelas kalian," kata Ace sambil meniup tangannya yang berasap.
"Gomenasai."
"Mood-ku sekarang lagi jelek. Jadi kalau tidak mau kupukul, jangan bicara sedikitpun."
"Iya."
...
Siiiiinnnnnngggg.
Hening.
Sabo dan Marco sama sekali tidak mengucapkan satu katapun. Bahkan anak-anak di kelas juga diam karena tidak mau mengambil resiko dihajar oleh Ace. Sedikit saja mengeluarkan suara, habislah nyawa mereka.
...
Satu menit berlalu.
Mereka masih tetap diam.
...
Dua menit berlalu.
Marco berusaha menahan kesalnya
...
Tiga menit berlalu.
Marco mulai merasa kesal karena diam terus.
...
Empat menit berlalu.
Suasana semakin canggung.
...
Lima menit berlalu.
Aahh, Marco sudah tidak bisa bersabar lagi. Secara tidak sengaja, dia berbicara blak-blakan. "Aahh! Kau ini kenapa sich Ace?! Padahal kemarin kau sudah asyik-asyiknya kencan dengan Luffy. tapi sekarang malah marah-marah apalagi yang kurang menyenangkan dari kencan kemarin? Menurutku menyenangkan."'
"SSSTTTTTT! Marcooooooooo!" kata Sabo. Benar-benar kaget karena Marco berbicara seperti itu.
Marco langsung menutup mulutnya dengan kedua tangannya. Dia benar-benar sudah keceplosan! Dan yang paling parah, aura hitam yang mengelilingi Ace semakian bertambah pekat. Hawa pembunuh yang luar biasa sangat terpancar darinya. Beberapa anak yang ada di kelas ketakutan ketika merasakan hawa pembunuh yang luar biasa dahsyatnya.
"A-pa-ka-ta-mu?" Ace menoleh dengan tatapan pembunuh dan suara yang amat sangat menyeramkan.
'HIIIIIIIIII!'
"Senang sih senang, tapi itu hanya awalnya saja. Akahirnya tetap saja saja tidak menyenangkan sama sekali. Ditambah lagi saat pulang aku malah ketemu orang yang tidak jelas asal usulnya. Ditabrak sedikit saja sama Luffy dia langsung marah-marah. Padahal Luffy yang jatuh. Ok, memang bukan aku yang dimarahi dan bukan juga aku yang jatuh, tapi tetap saja bikin aku kesal. Dengan entengnya dia meminta uang 5 juta sama Luffy. Benar-benar seenaknya saja! Lalu setelah itu kalian datang tiba-tiba. Dan ternyata kalian memotret kami saat kencan! Dan gara-gara foto yang kalian potret, Luffy jadi pulang cepat karena ada urusan sama teman-temannya! Dan masih banyak kejadian sial yang kualami sebelum dan sesudah kencan! APA ITU YANG KAU SEBUT MENYENANGKAAAANNN?!" teriak Ace dengan taring-taring bermunculan seperti hiu. Plus wajahnya yang benar-benar irip dengan iblis.
Siiiiiinnnnggg.
Sebagian anak-anak di kelas pingsan dengan mulut berbusa (wah, Ace menggunakan haki) dan sisanya langsung kabur ke pojok. Lutut mereka terasa lemas. Mereka tidak sanggup berdiri lagi.
"A-ampun Ace-sama (dalam hati : 'Sabar Sabo. Ini semua cobaan yang harus kau hadapi')," kata Sabo sambil bersujud (cuma akting kok).
"Gomenasai Ace-sama (dalam hati : 'HUEK! Kenapa aku harus melakukan hal ini?'), " kata Marco sambil bersujud juga (cuma akting).
"Huh! Kalian pikir aku bakal tertipu dengan akting kalian? Jangan harap!" kata Ace. Yaahh, pada dasarnya Ace memang tidak pernah tertipu oleh akting Sabo dan Marco. Jadi, berapa kalipun mereka ingin menipu Ace, tetap tidak akan bisa. Sangar-sangar kayak gini, Ace itu sebenarnya pintar sekali, terlalu malah. Dari kelas 1 SD sampai sekarang Ace juara 1 terus. Ah salah, bukan juara 1 lagi, tapi juara 1 umum. Walaupun malas belajar, entah kenapa Ace tetap saja pintar (Author iri banget). Mungkin sudah takdir Ace jadi orang pintar.
GLEK
Sabo dan Marco menelan ludah. Mereka berdua tidak dapat berbuat apa-apa lagi. Nyawa mereka diujung tanduk!
"A-ampun Ace," kata Marco (nah, ini baru bukan akting).
"Hah? Ampun apanya? Bukannya tadi aku sudah bilang, jangan bicara kalau tidak mau kupukul. Tapi ternyata kau memang ingin sekali kupukul. Sampai-sampai bicara seperti itu."
"A-Ace, aku tidak dipukul 'kan?" tanya Sabo penuh harapan.
"Tentu saja kau kupukul juga," jawab Ace dengan kata-kata setajam pedang. Kata-katanya benar-benar membuat harapan Sabo hilang dalam sekejab.
"Ke-kenapa?"
"Malah nanya. 'Kan kau yang memotret aku dan Luffy! Jadi kau juga siap-siap ya~" kata Ace sambil tersenyum. Senyuman itu malah menambah ketakutan Sabo dan Marco.
Aahh, sepertinya Sabo dan Marco benar-benar bakal masuk rumah sakit dalam keadaan luka parah. Atau mungkin bakal tewas di tempat dalam keadaan mengenaskan. Ace tidak pernah bercanda kalau dia sedang marah, terutama sekarang. Dan Ace akan menghajar siapapun yang sudah berani menganggu mood-nya.
Haha. Benar-benar menakjubkan.
"Dengar ya, sejak kemarin aku kena sial terus. Pertama pinggangku hampir patah karena harus ngeberesin baju, kalian malah kabur dan tidak membantuku. Kedua, malamnya aku sangat lapar dan sama sekali tidak ada persedian makanan di rumahku. Ketiga akhirnya aku keluar rumah untuk makan di restoran. Aku telepon kalian tapi tidak diangkat-angkat. Ketiga, karena semua tempat makan disini tutup semua, terpaksa aku jalan kaki ke kota sebelah karena sama sekali tidak ada taksi yang lewat. Kelima bla bla bla bla bla bla bla bla bla (disingkat. Terlalu panjang untuk dijelaskan). APA HARUS KUJELASKAN BERIBU-RIBU KALI AGAR KALIAN BERDUA MENGERTI HAH?!" teriak Ace sambil mencengkram kerah baju Sabo dan Marco. Sudah bersiap-siap untuk memukul mereka berdua.
Sabo dan Marco sudah tidak dapat kabur lagi. Mereke berdua hanya dapat berdoa dalam hati agar selamat dari musibah ini. Dan doa mereka terkabulkan. Saat Ace hendak memukul mereka, entah karena beruntung atau apapun itu, bel masuk berbunyi dengan kerasnya.
"Be-bel sudah berbunyi Ace, pelajaran sudah dimulai," kata Sabo.
"Mau dimulai atau mau berakhir, aku tidak peduli. Jangan harap kalian bisa kabur kali ini!"
"Ta-tapi, hari ini Hina-sensei yang mengajari kita Ace. Kau mau dihukum sama dia?" kata Marco.
"Sudah kubilang, aku tidak pedu-" Ace berhenti sejenak. Dia berpikir. Benar juga sich apa yang dikatakan Marco. Kalau dia bikin keributan sekarang, dosennya pasti akan menghukumnya. Bukannya dia takut sama Hina-sensei sich, tapi kalau mencarai masalah dengan wanita sinting itu, bakal makan wanktu yang sangat lama. Dosennya yang satu ini sama sekali tidak mau mengalah. Itulah yang bikin repot. Bisa-bisa waktunya yang berharga jadi terbuang dengan sia-sia. Lebih baik Ace biarkan saja Sabo dan Marco. istirahat nanti Ace baru menghajar Sabo dan Marco.
Selesai berpikir, Ace melepaskan cengkramannya dari kerah Sabo dan Marco. Sabo dan Macro bisa bernapas lega kembali. Andai saja bel tidak berbunyi, mereka berdua pasti sudah dihabisi di tempat dalam waktu singkat.
"Jangan pikir aku sudah selesai. Istirahat nanti, kalian siap-siap saja," jleeb. Sungguh menohok. Pernyataan itu bagai sebuah tombak tajam yang menembus tepat di jantung Sabo dan Marco. Sepertinya mereka tak akan bisa keluar dari neraka semudah itu (haha).
Sabo dan Marco saling memandang. Mereka berbicara lewat tatapan mata (mungkin itulah namanya). Dan keputusanpun telah didapatkan.
'Saat istirahat nanti, kaburlah secepatnya.'
Begitulah...=='
"SEMUANYA DUDUK DI KURSI MASING-MASING. KITA AKAN MEMULAI PELAJARAN!" teriak Hina-sensei ketika membuka pintu kelas. Dan masuk dengan gaya jalannya yang sangat sombong (huek). Lalu Fullbody sang asisten mengikutinya dari belakang (sebenarnya Jango juga asistennya, tapi dia lagi dirawat di rumah sakit. Pekerjaannya Jango ada dua, jadi satpam dan asisten).
"Baiklah anak-anak, sebelum kita memulai, aku akan memperkenalkan murid baru. Silahkan masuk," kata Hina-sensei yang sedetik kemudian seorang pemuda memasuki kelas.
Pemuda itu beramut cokelat, tinggi, dan bisa dibilang ganteng (menurut author). Cewek-cewek langsung terpesona begitu melihat pemuda itu. sedangkan cowok-cowoknya menatap cowok itu dengan kagum (atau apalah).
"Waaah, cowok itu keren banget," kata salah satu murid cewek.
"Dia memang keren, tapi masih lebih keren lagi Ace-sama," kata murid cewek yang satu lagi.
"Kalau itu sich aku juga tahu. Ace-sama tetap nomor satu bagiku."
"Ace-sama yang paling keren di seluruh dunia ini."
Marco yang mendengar pembicaraan kedua cewek itu hanya dapat menggelengkan kepalanya. Inilah pembicaraan para cewek kalau melihat cowok keren. "Sudah kuduga. Posisi Ace pasti tidak akan berubah semudah itu. walau orang itu memang keren, tapi para cewek-cewek itu pasti tetap memilih Ace," kata Marco.
"Ace, coba lihat orang itu. Sepertinya kau punya saingan sekarang," kata Sabo.
Ace sama sekali tidak menjawab perkataan Sabo. Dia masih marah tentunya. Peduli amat kalau orang itu lebih keren darinya atau apapun itu. mau punya saingan atau semacamnya, Ace juga tidak peduli sama sekali. Justru Ace bersyukur punya saingan. Supaya posisinya sebagai orangterkeren nomor satu di kampus menurun.
Meskipun begitu, sebenarnya ada satu hal yang lebih Ace syukuri.
Karena dia tidak bertemu lagi dengan cowok yang bernama...
Shuraiya Bascud.
"Ohaiyo minna-san. Namaku Shuraiya Bascud. Senang bertemu dengan kalian."
...
Hah?
Siapa tadi namanya?
Shuraiya... Bascud...?
...
Hei hei, ini bukan lelucon 'kan?
'Ma-masa sich?' batin Ace. Dengan perasaan dag dig dug, Ace melihat ke arah murid baru itu. dan ternyata murid baru itu adalah...
...
...
...
Shuraiya Bascud. Cowok yang Ace temui semalam.
"KAAAAAAUUUUU!" teriak Ace sangat keras. Secara spontan, Ace berdiri sambil membanting meja. Dia benar-benar sangat syok. Bola mata sukses membulat persis seperti piring. Mulutnya menganga dengan lebar sampai dagunya jatuh ke lantai.
Porang-orang di kelas jadi berjatuhan di kursinya masing-masing. Sebagian ada yang menutupi telinga mereka dengan tangan. Teriakan Ace benar-benar membuat gendang telinga mereka hampir hancur.
Shuraiya melihat Ace. Diperhatikannya Ace dengan seksama, begitu dia mengetahui siapa Ace sebenarnya, dia juga sama syoknya dengan Ace. "KAAAAAAUUUUUU!" teriak Shuraiya tidak kalah besar dengan teriakan Ace. Membuat kesakitan telinga orang-orang yang ada di kelas jadi berlipat ganda.
Ace dan Shuraiya saling menunjuk. Penampakan mereka kini seperti anak-anak yang baru melihat kehancuran dunia. Tidak ada yang bisa menandingi syoknya mereka berdua sekarang. Orang-orang di kelas yang masih sadar memandang Ace dan Shuraiya secara bergantian dengan heran.
"Ke-kenapa kau ada disini?" tanya Shuraiya.
"Justru akulah yang seharusnya bertanya seperti itu. Aku kuliah disini, kenapa kau tiba-tiba ada disini?"
"Apa?! Kau kuliah disini?! Sejak kapan?!" tanya Shuraiya syok. Dia benar-benar tidak menyangka kalau Ace kuliah disini. Padahal Universitas Grand Line ini terkenal dengan universitas terbaik karena isinya murid-murid teladan semua (kalau Luffy dan temannya bisa masuk kesini karena kakeknya). Kenapa ketua geng seperti Ace bisa masuk kesini?
"Kau ini bego atau apa? Dari awal aku memang sudah kuliah disini."
"Bukannya universitas ini hanyalah untuk murid-murid teladan saja? Kenapa berandalan sepertimu bisa masuk kesini?!"
"Kau menghina kemampuanku dalam belajar ya? Dengar, nilaiku ujianku paling teratas di seluruh murid di sini! Lagipula aku mendapat beasiswa sehingga aku bisa masuk kesini! Walaupun aku masuk atas dasar paksaan."
"Tidak kusangka berandalan sepertimu ternyata mendapat nilai tertinggi," kata Shuraiya tidak percaya.
"Jangan melihat orang dari penampilannya saja!" kata Ace sangat kesal.
"Huh, andai saja aku tahu kalau kau kuliah disini, aku pasti tidak akan mau masuk kesini untuk seumur hidupku."
"Kalau memang itu keinginanmu, cepat keluar dari sini. Aku ogah sekelas denganmu."
"Tanpa disuruhpun, aku pasti akan keluar. Tapi sayangnya, aku sudah ditetapkan di kelas ini. Karena kelas ini adalah kelas dengan murid yang nilai yang terbaik. Dan nilai ujianku, termasuk yang terbaik," kata Shuraiya menyombongkan diri (mungkin).
"Kau..."
"Ehem."
Belum sempat Ace protes lebih jauh, Hina-sensei berdehem. Kalau sudah begitu, tandanya dia sudah marah karena muridnya tidak ada yang memperhatikannya. Ah, Ace lupa kalau dia sekarang lagi belajar.
"Apa pembicaraan kalian sudah selesai? Sekarang sudah waktunya belajar."
"Aah, maaf. Kami akan diam," kata Ace dan Shuraiya.
"Baiklah. Shuraiya, kau duduk di samping Ace."
"APAA?! YANG BENAR SAJA! AKU TIDAK SUDI DUDUK BERSEBELAHAN DENGANNYA! Ok, kalau satu kampus, aku masih bisa bersabar. Satu kelaspun aku jugsa masih bisa bersabar! TAPI KALI INI BERSEBELAHAN TEMPAT DUDUK! MANA MUNGKIN AKU BISA BERSABAR LAGI! AKU TIDAK TERIMA! CEPAT BATALKAN!" protes Ace sangat tidak terima.
"KAU PIKIR CUMA KAU SENDIRI YANG TIDAK TERIMA! AKU JUGA TIDAK TERIMA! MASIH UNTUNG AKU BERSABAR SATU KAMPUS DAN SEKELAS DENGANMU! TAPI AKU TIDAK AKAN BERSABAR KALAU DUDUK BERSEBELAHAN DENGANU! OGAH! MENDING AKU DUDUK BERSEBELAHAN DENGAN HEWAN!"
"Kalau kalian mau protes, silahkan saja. Aku tidak melarang. Tapi tanggung sendiri akibatnya kalau protes. Bisa saja kalian berjemur di tengah lapangan," kata Hina-sensei dengan evilsmile-nya.
"Ukh, baiklah," mau tak mau, Ace dan Shuraiya terpaksa bersabar lagi. Apaboleh buat, mereka berdua tidak mau membuat masalah sama sensei-nya itu. Shuraiya pun langsung duduk di sebelah Ace dengan sangat terpaksa. Ace pun dengan sangat terpaksa menerima Shuraiya duduk di sebelahnya. Benar-benar nasib bagi mereka berdua.
"Nah, masalah sudah selesai. Mari kita memulai pelajaran. Buka buku kalian semua."
Selama pelajaran, Ace dan Shuraiya bukannya memerhatikan. Mereka berkelahi melalui tatapan mata (entah bagaimana caranya. Author juga tidak mengerti). Sangking marahnya, buku pelajaran yang Ace dan Shuraiya pegang sampai tidak terbentuk lagi. Sabo dan Marco yang ada di belakang Ace dan Shuraiya pura-pura tidak melihat apa yang Ace dan Shuraiya lakukan. Meskipun Sabo dan Marco merasakan hawa bertarung yang dipancarkan Ace dan Shuraiya.
'Kenapa kau bisa pindah kesini hah?' bisik Ace.
'Karena prestasiku di kampusku yang dulu terlalu bagus, aku jadi dipindahkan kesini,' bisik Shuraiya.
'Ini semua benar-benar terjadi diluar dugaanku.'
'Seharusnya aku yang harus berkata seperti itu.'
'O iya, ngomong-ngomong aku boleh bertanya satu hal?'
'Apa?'
'Bocah berambut hitam kemarin malam kemana? Dia tidak kuliah disini ya?'
Ace sedikit terkejut dengan pertanyaan Shuraiya. Kenapa dia bertanya tentang Luffy? Untuk apa dia mencari Luffy? Apa dia mempunyai niat tersembunyi? Apa tujuannya? Apa ini ada hubungannya dengan kenapa dia masuk ke Universitas ini? Isi kepala Ace dipenuhi pertanyaan. Dia pusing memikirkan jawabannya.
'Untuk apa kau mencari Luffy?' tanya Ace curiga.
'Tidak ada apa-apa. Aku cuma penasaran,' jawab Shuraiya dengan santai. Kesantaian Shuraiya justru memperdalam kecurigaan Ace. Sepertinya Shuraiya memang mempunyai niat tertentu.
'Ya. Luffy memang kuliah disini.'
'Benarkah? Kelas berapa? Apa dia lebih muda dari kita?' tanya Shuraiya dengan wajah sangat senang. Ace semakin curiga padanya. Kenapa Shuraiya seseang itu begitu mengetahui bahwa Luffy kuliah di Universitas ini?
'Luffy di kelas A. Dia belum lama pindah ke Universitas ini. Yang jelas dia lebih muda dari kita.'
'Oh begitu ya. kalau begitu istirahat nanti bisa antar aku ke kelasnya?'
'Apa maunya sich?!' batin Ace. Tidak salah lagi, dugaan Ace memang tepat. Pasti Shuraiya mempunyai niat tersembunyi. Sampai-sampai dia ingin menemui Luffy. Tidak. Ace tidak mungkin membiarkan Shuraiya bertemu dengan Luffy. Jika Shuraiya ingin berbuat sesuatu kepada Luffy, mana mungkin Ace akan membiarkan Shuraiya. Sampai matipun, Ace akan melindungi Luffynya (dasar tukang mengklaim orang).
'Tidak. Aku tidak akan mengantarmu ke kelas Luffy.'
'Kenapa? Aku ingin mengatakan sesuatu kepadanya.'
'Kalau aku tidak mau ya tidak mau. Jangan paksa aku.'
'Memangnya kau siapanya Luffy? Jangan-jangan kau kekasihnya Luffy.'
Paras Ace kontan merah padam mendengarnya. Reflek, Ace berdiri dari bangkunya. "WTF! AKU BUKAN KEKASIHNYA! JANGAN ASAL BICARA!" teriak Ace.
"Ooohh, siapa yang bukan kekasihmu Portgas D. Ace?" tanya Hina-sensei yang kini bertampang seperti iblis.
"Eh, itu..."
"Ini sudah peringatan yang keberapa kalinya? Kau selalu saja membuat keributan di kelas ini! Jangan mentang-mentang nilaimu selalu seratus terus, kau jadi sombong!"
"Chotto matte Hina-sensei. Jangan salahkan aku saja, salahkan orang yang disebelahku juga," kata Ace sambil menunjuk Shuraiya.
Yang ditunjuk malah ikut-ikutan berdiri. "Kenapa nunjuk aku? Aku salah apa?" protes Shuraiya tidak terima.
"Buakannya kau yang membuatku berdiri tadi?"
"Aku 'kan cuma bertanya, kau sendiri yang heboh."
"Tetap saja kau juga ikut salah."
"Jangan seenaknya memutuskan!"
"Kalian... berani sekali ya," kata Hina-sensei yang kini tepat berada di depan Ace dan Shuraiya. Entah sejak kapan dia pindah ke situ. Sama sekali tidak ada yang tahu.
"Ah," hanya itulah komentar yang dapat diberikan oleh Ace dan Shuraiya. Kini Hina-sensei terlihat seperti iblis. Walaupun tersenyum, tetap saja terlihat menyeramkan. Ia meretakkan buku-buku jarinya. Tandanya dia sudah siap memukul Ace dan Shuraiya.
"Kalian berdua, cepat keluar dari kelas sebelum amarahku tambah besar," kata Hina-sensei dengan sangat bersabar.
"Kenapa aku juga ikut-ikutan? Aku tidak salah apa-apa!" kata Shuraiya.
"Yang seharusnya disalahkan itu dia," kata Ace sambil menunjuk Shuraiya lagi.
"Enak saja! Seharusnya kaulah yang dihukum!"
"Ogah!"
"KALIAN BERDUA KELUAR!" bentak Hina-sensei dengan taring-taring yang bermunculan. Dan hanya dengan satu perintah, Ace dan Shuraiya langsung keluar dari kelas dengan cepat.
-#-#-#-
Di luar kelas.
"Apa kubilang. Belum genap seminggu aku mengenalmu, aku kena sial terus. Aku baru saja pindah kesini dan tiba-tiba langsung dihukum. Dengar ya, sebelum aku mengenalmu, aku tidak pernah dihukum seperti ini. Baru kali ini aku dihukum sampai disuruh keluar kelas. Thanks banget Ace," omel Shuraiya begitu keluar dari kelas.
"Andai saja kau tidak bertanya tentang itu, hal ini pasti tidak akan terjadi," balas Ace.
"Memangnya kenapa kalau aku bertanya tentang itu? Jangan-jangan kau memang kekasihnya Luffy?"
Sekali lagi, rona merah menjalar di paras tampan Ace. Ternyata Shuraiya ini sama dengan Marco. Sama-sama tidak ada rasa simpatinya sama sekali. "Sudah kubilang, aku bukan kekasihnya Luffy."
"Lalau kenapa kau sampai seheboh itu?" Ace sama sekali tidak menjawab pertanyaan Shuraiya. Masa dia harus membongkar rahasianya kepada Shuraiya. Belum tentu Shuraiya itu penjaga rahasia orang. Siapa tahu saja, sifatnya Shuraiya sama persis dengan sifatnya Marco.
"Tunggu, biar kutebak. Jangan-jangan kau jatuh cinta kepada Luffy," jleeb. Tebakan Shuraiya benar-benar bagaikan sebuah tombak tajam yang menembus tepat di jantung Ace. Apa perasaanya terbaca sejelas itu? Sampai-sampai banyak yang mengetahui kalau Ace jatuh cinta sama Luffy.
"Eh... i-itu... eh..." Ace jadi panik setengah mati. parasnya masi memerah tentunya. Dia tidak tahu harus bilang apa.
Kepanikan Ace membuat Shuraiya tersenyum nista. Sepertinya ayik juga menjahili Ace. "Wah, kau panik. Jadi benar kalau kau jatuh cinta kepada Luffy."
Rona merah di paras Ace semakin pekat bak kepiting rebus. Ya ampun, bahkan dia harus membongkar rahasia ke orang macam Shuraiya? Sebenarnya, dosa apa yang dilakukan Ace sampai-sampai Ace harus mempercayakan rahasia ke Shuraiya? Ujian macam apalagi yang harus dia alami?
"Sudahlah Ace. Jujur saja. aku tahu kalau kau jatuh cinta kepada Luffy. Tidak usah disembunyikan lagi."
Kesal, akhirnya Ace mengatakannya. "Iya iya. Aku memang jatuh cinta kepada Luffy. apa kau puas sekarang?"
"Kau sudah bilang ke Luffy?"
"Belum. Aku masih belum berani."
"Baiklah kalau begitu. Kalau kau mau rahasiamu terjaga, antar aku ke kelasnya Luffy."
Ah, Ace lupa kalau Shuraiya punya niat tersembunyi. Kenapa tadi Ace membocorkan rahasianya ke Shuraiya? Kalau sudah begini, Shuraiya pasti bisa memanfaatkannya kapan saja.
Tapi daripada terbongkar, mau tak mau Ace harus menuruti permintaan Shuraiya. "Baiklah. akan kuantar kau ke kelas Luffy."
Kita percepat waktunya.
(skip time)
Di kafetarie kampus.
"Sanji, makanan kali ini lebih enak dari yang sebelumnya. Nanti masakan aku lagi ya," kata Luffy begitu menghabiskan piring yang ke-17.
"Baiklah. Tapi Luffy, bisakah kau berhenti makan sekarang? Kau sudah mau menghabiskan piring ke-18."
"Percuma Sanji. 18 piring itu bukanlah porsi makan Luffy. Porsi Luffy yang paling minimal itu adalah 30 piring. Jadi tidak ada gunanya kau memohon sekarang Sanji," kata Usopp sambil menepuk pundak Sanji yang sekarang sedang meratapi nasibnya (untuk kesekian kalinya).
"Usopp, kau bantu aku juga donk. Jangan diam saja begitu."
"Maaf, untuk masalah ini, aku tidak bisa membantumu. Soal makanan, selalu kuserahkan padamu."
"Sanji, aku tambah lagi!" Luffy memesan tiada hentinya. Sampai sekarang Sanji masih heran, perut sekecil ini kenapa bisa makan sebanyak itu? Dan anehnya juga, meskipun setelah makan banyak Luffy jadi gendut, tapi akhirnya juga Luffy jadi langsing kembali dengan cepat.
"Hai hai," jawab Sanji dengan nada loyo. Pemuda berambut pirang itupun langsung memberikan Luffy porsi jumbo. Luffy menatap makanan yang ada di depannya dengan mata berbinar dan banjir air liur.
"ITADAKIMASU~~" belum sempat Luffy melahap semua yang ada di depannya, tiba-tiba saja ada yang memeluk lehernya dari belakang.
"Wuaah." Luffy sedikit terkejut karena tiba-tiba ada yang memeluknya. Tidak seperti teman-temannya yang sampai sedikit syok. Tentu saja mereka sedikit syok, berani sekali orang itu memeluk Luffy. Dengan santainya dia melakukan hal itu di depan semua orang. Memangnya dia siapanya Luffy? Kekasihnya? Mana mungkin Luffy punya kekasih. Siapa sebenarnya orang itu? Rasa penasaran besar muncul di semua benak orang yang ada di kantin. Terutama yang jadi fans rahasia Luffy. Hal ini pasti sungguh mengejutkan mereka.
"Si-siapa?"
"Kutemukan juga kau, Monkey D. Luffy," bisik orang itu di telinga Luffy. Aksi yang silakukannya justru semakin membuat orang terkejut. Dasar gak tahu malu.
"Eh... suara ini... jangan-jangan..." Luffy yang merasa familiar dengan suara itu langsung menoleh ke belakang. Dan benar saja dugaannya. Ternyata orang yang memeluknya adalah cowok yang dia temui kemarin malam.
"Ah! Kau cowok yang kemarin malam 'kan?" tanya Luffy ketika melepas pelukannya dari Shuraiya.
"Yup. Ternyata kau masih ingat padaku." Orang-orang memandang Luffy dan Shuraiya secara bergantian. Siapa sebenarnya pemuda berambut cokelat itu? Kenapa dia bisa kenal dengan Luffy?
"Kenapa kau ada disini?"
Tanpa basa-basi Shuraiya langsung duduk di sebelah Luffy. Dan tentu saja aksinya itu membuat Ace amat sangat cemburu. Ace serasa berapi-api. Seenaknya saja Shuraiya memeluk Luffy di depan umum lalu duduk di sebelah Luffy. Tidak heran hawa pembunuh sangat terpancar dari Ace.
"Diaaaaa..." kata Ace yang kini sudah menghancurkan pinggiran meja. Sabo dan Marco masa bodoh melihat Ace. Mereka lagi malas mencari maslaah dengan Ace (lebih tepatnya lagi takut mencari masalah dengan Ace. Soalnya suasana hati Ace lagi jelek-jeleknya).
"Sebenarnya aku baru pindah kesini. Lalu begitu aku tahu kau kuliah disini, aku langsung pergi mencarimu," jawab Shuraiya.
"Memangnya kau ada perlu apa denganku?"
"Yah, cuma hal kecil kok. Aku cuma ingin inta sesuatu darimu."
"Apa itu?"
"Bisa pinjamkan aku uang tidak?"
...
...
"Hah?" orang-orang sweatdrop begitu mendengar permintaan Shuraiya. Terutama Ace. Karena permintaan Shuraiya benar-benar diluar dugaannya. Dikiranya Shuraiya mau meminta apa... ternyata yang diminta Shuraiya hanyalah... uang?
What the hell?
"Eh? Uang? Untuk apa? Bukannya kemarin malam aku sudah kasih 5 juta padamu?" tanya Luffy. Orang-orang yang mendengar perkataan Luffy tercengang. Luffy memberi uang kepada Shuraiya sebesar 5 juta? 5 JUTA? WTH! Bahkan jarang orang bisa mendapatkan uang sebanyak itu.
"Yah, uang itu sudah lagsung amblas dalam semalam," jawab Shuraiya dengan sangat santai.
"Apa? Kau gunakan untuk apa saja uang itu?" tanya Luffy yang agak terkejut. Uang 5 juta langsung amblas dalam semalam? Dia gunakan untuk apa saja? Boros amat.
"Rahasia. Yang jelas boleh aku pinjam uangmu lagi?"
"Boleh saja sich. Tapi aku cuma bawa sedikit. Kau maunya berapa?"
"3 juta. Soalnya kemarin kurang 3 juta lagi."
Untuk sekali lagi, orang-orang terkejut dengan permintaaan Shuraiya. Dia minta 3 juta? 3 JUTA?! Apa tidak kebanyakan?! Kenapa dia bisa sesantai itu memintanya?! Seperti sudah terbiasa meminta uang ke Luffy. Matre amat jadi cowok!
"Hah? 3 juta? Aku tidak bawa uang sebanyak itu sekarang."
"Kalau gitu pulang sekolah nanti aku minta lagi," kurang ajar banget. Seenaknya meminta uang kapada Luffy. Memangnya dia itu siapa? Bikin kesal saja.
Ace yang kesabarannya sudah habis jadi memarahi Shuraiya. "HEI! KAU PIKIR GAMPANG MENDAPAT UANG 3 JUTA?! SEENAKNYA SAJA KAU MINTA-MINTA!" protes Ace. Orang-orang yang ada di kantin mengangguk setuju.
"HAH! KENAPA KAU YANG JADI SEWOT?! AKU MINTA KE LUFFY, BUKAN KE KAU 'KAN?! LUFFY SAJA TIDAK MARAH!"
"TAPI SAMA SAJA! KAU ITU HARUS DINASIHATI! LAMA-KELAMAAN KAU JADI TERBIASA MEMINTA UANG KE LUFFY! JANGAN JADI PEMBOROS!"
"APA! AKU CUMA MINTA SEDIKIT! TIDAK BANYAK!" orang-orang sweatdrop begitu mendengarnya. 3 juta dibilang sedikit? Haha, memangnya Shuraiya orang kaya? Bagi Luffy saja yang kayanya minta ampun, 3 juta itu sudah termasuk banyak.
"KAU BEGO YA?! 3 JUTA ITU SUDAH BANYAK! PIKIR SEDIKIT PAKAI OTAK!"
"BAGI KALIAN YANG MISKIN-MISKIN (oi oi, Author juga miskin. Maaf ya para readers aku tidak bermaksud menyinggung) 3 JUTA ITU MEMANG BANYAK!"
"APA KATAMU?! KAMU MENGHINA KAMI YA?! MEMANGNYA KAU SENDIRI TIDAK MISKIN! KALAU KAU MEMANG KAYA, KENAPA KAU MEMINTA UANG KEPADA LUFFY?!"
"SUKA-SUKA AKU DONK!"
Dimulailah pertempuran lewat tatapan mata antara Ace dan Shuraiya. Orang-orang jadi sweatdrop melihat tingkah laku kedua cowok itu.
"Ng... maaf jika aku mengganggu pertempuran sinting kalian, tapi kali ini aku tidak bisa memberimu uang sebanyak itu Shuraiya. Maafkan aku," kata Luffy. Ace jadi tertawa bahagia tapi di dalam hati.
"Tapi bukannya kemarin kau bisa memberiku uang sebanyak 5 juta? Bahkan lebih ban banyak dari yang kuminta sekarang."
"Aku tahu. Tapi aku tidak mau memboroskan uangku. Meskipun banyak yang bilang kalau aku ini kaya, tapi tetap saja aku bukanlah orang yang suka menghamburkan uang," orang-orang langsung tepuk tangan begitu mendengarnya.
"Lalu kenapa kau kemarin bawa uang lebih dari 5 juta?" tanya Shuraiya tidak mau kalah.
"Oh soal itu. Untuk bayar utangku di Baratie dan untuk membeli persediaan makanan selama 1 bulan. Soalnya waktu aku makan sangat banyak di Baratie, aku lupa bawa uang. Lalu aku utang ke Sanji. Mumpung kemarin malam mampir di Baratie, aku sekaligus saja beli persediaan makanan. Sekaligus makan malam juga."
"Jadi... kau tetap tidak bisa? Padahal kau sudah setuju akan memberikanku uang."
"Memang, tapi aku tidak tau kau akan meminta sebanyak itu."
"Nah, kau sudah tahu 'kan? Luffy yang sangat kaya ini saja tidak mau memboroskan uang. Kau yang entah kaya atau tidak dengan santai memboroskan uang. 5 juta amblas dalam semalam? Bahkan kau menghabiskan uang itu tidak sampai 24 jam," kata Ace.
"Iya! Jangan boros donk!" kata seluruh orang yang ada di kantin.
Shuraiya mengepal tangannya dengan erat. Luffy sudah mempermalukannya di depan umum. Tentu saja dia tidak akan membiarkan hal ini. Jika Luffy mempermalukannya, Shuraiya akan membalas perbuatan Luffy juga. Shuraiya mengambil gelas yang berisi jus apel lalu menumpahkannya tepat di kepala Luffy.
Orang-orang terkejut ketika melihat Shuraiya melakukan hal itu. Terutama Ace. Perbuatan Shuraiya sudah melampaui batas. Padahal Luffy sudah mengajaknya bicara dengan baik-baik. Tanpa memakai cara kasar. Dan yang dilakukan Shuraiya sekarang ini benar-benar keterlaluan! Seenaknya saja meumpahkan jus di atas kepala Luffy.
"APA-APAAN KAU!" dengan cepat Ace langsung mencengkran kerah baju Shuraiya. Dia benar-benar terlihat sangat marah.
"CEREWET! YANG KUTUMPAHI JUS BUKAN KAU! JANGAN IKUT CAMPUR!" kata Shuraiya sambil melepaskan cengkraman Ace dari kerahnya.
"MESKIPUN BUKAN AKU YANG DITUMPAHI, TAPI TETAP SAJA TINDAKANMU INI SANGAT KETERLALUAN! TENTU SAJA AKU HARUS MEMBELA LUFFY YANG SAMA SEKALI TIDAK MELAKUKAN KESALAHAN APA-APA! JANGAN MARAH HANYA KARENA KAU TIDAK DIKASIH UANG!"
"DIA MEMPERMALUKAN AKU DI DEPAN UMUM! JADI TENTU SAJA AKU MEMBALASNYA!"
"BEGO! JUSTRU KAU SENDIRILAH YANG MEMPERMALUKAN DIRIMU SENDIRI! KARENA LUFFY TIDAK SALAH APA-APA, SUDAH PASTI KAU LAGI YANG DISALAHKAN!"
"IYA! KAU MENYIA-NYIAKAN JUS APEL YANG ENAK ITU!" teriak Usopp yang sama sekali tidak ada hubungannya.
"Oi." Zoro, Nami, Sanji, dan Vivi sweatdrop mendengar Usopp. Ngapain bocah ini ikut-ikutan berteriak. Bikin malu saja.
Dengan diam, Luffy berdiri dari kursinya. Wajahnya tidak terlihat karena tertutup dengan bayangan. Semua mata jadi tertuju kepada Luffy. Apa yang akan dilakukan Luffy?
Luffy mengambil jus melon milik Zoro (pemilik jus itupun protes. Tapi Luffy tidak mempedulikannya) lalu menumpahkannya di kepala Shuraiya juga. Semua orang di kantin yang menjadi penonton langsung terkejut juga. Sedangkan Ace hanya berbatin 'Good job Luffy.'
"Wari, tanganku licin," kata Luffy dengan wajah datar.
Shuraiya yang kesabarannya sudah habis langsung membentak Luffy. "APA YANG KALU LAKUKAN?!"
"Susu dibalas dengan tuba (sejak kapan Luffy hapal peribahasa?)."
"APANYA YANG SUSUUUU?!" Shuraiya mencengkram kerah baju Luffy. Ace yang hendak ingin memukul Shuraiya dihentikan oleh Luffy. Ace akhirnya segera menjauh dari Luffy dan Shuraiya. Walaupun dia khawatir juga.
"Kalau kau memang ingin menyelesaikan masalah ini dengan cara kekerasan, ayo. Aku terima dengan senang hati," kata Luffy.
"Baiklah kalau begitu," begitu mendengar perkataan Luffy, tanpa basa-basi Shuraiya langsung memukul Luffy hingga terlempar sejauh 5 meter.
BUAGH
"KYAAAAAAA!" teriak anak-anak cewek.
"GAAAAAHHH! SHURAIYAAAAA! TEMMEEEEE!" teriak Ace yang sekarang sudah super emosi. Saat Ace hendak memukul Shuraiya, dengan cepat Luffy melesat maju lalu memukul Shuraiya hingga terlempar sejauh 10 meter.
BUAGH
"GYAAAAAA!" teriak para cowok.
"MAJU KAU! JANGAN PIKIR AKU TIDAK BISA MELAWANMU! INGAT, AKU INI KETUA GENG MUGIWARA!" teriak Luffy yang kini benar-benar sudah sangat marah. Semua orang yang ada di dalam kantin langsung lari ke pojok untuk memberikan Luffy dan Shuraiya ruang untuk bertarung.
"SIALAN KAU!" Shuraiya juga tidak mau kalah dan dengan cepat dia maju ke arah Luffy sambil mengarahkan tinjunya tepat di wajah Luffy. Tapi namanya juga Luffy, tentu saja dia tidak akan mau semudah itu ditinju. Dengan cepat, Luffy menahan tinju Shuraiya dengan telapak tangannya.
Setelah itu Luffy mengarahkan tendangannya tepat di perut Shuraiya. Sayangnya, Shuraiya berhasil menahannya dengan lututnya. Begitulah yang terus terjadi. Jika Shuraiya menghajar, Luffy menahannya. Jika Luffy menghajar, Shuraiya menahannya. Terus seperti itu.
...
...
5 menit berlalu.
Sama sekali belum ada yang menang. Luffy dan Shuraiya sudah mulai kecapean. Napas mereka berdua tersenggal berat. Keringat membasahi tubuh mereka semua. Tangan dan kaki mereka sudah lebam semua. Bahkan ada beberapa yang luka lecet.
Luffy dan Shuraiya saling menatap. Tangan mereka terkepal dengan erat. Mereka berdua melesat maju sambil mengarahkan tinjunya ke lawan penentuan terakhir. Siapakah yang akan berhasil memukul? Jika keduanya tidak ada yang berhasil memukul, hasilnya akan seri karena waktu isirahat tinggal semenit lagi.
Para penonton menahan napas mereka semua. Jantung mereka berdetak dengan kencang. Siapakah yang akan menang? Luffy? Ataukah Shuraiya? Atau hasilnya seri?
...
20 detik lagi bel akan berbunyi.
...
Tinju Luffy dan Shuraiya sudah tepat di depan wajah. Siapakah yang berhasil mengenai tinjunya ke lawannya?
...
...
Dan ternyata yang berhasil mengenai tinjunya ke lawannya adalah...
...
...
Luffy...
BUAGH
Dengan sangat keras, Luffy meninju Shuraiya tepat diwajahnya. Tinju itu begitu keras sampai-sampai Shuraiya terlempar hingga 20 meter (kafetaria kampus panjangnya sampai 30 meter).
Para penonton hanya dapat membisu.
10...
9...
8...
7...
6...
5...
4...
3...
2...
1...
Waktu habis.
DING DONG (?)
Suara bel berbunyi dengan lantangnya. Tandanya pelajaran sudah dimulai dan juga menandakan akhir dari pertempuran.
Semuanya masih diam sampai Usopp membuka suara. "Ah, pemenangnya adalah... MONKEY D. LUFFY!" kata Usopp mengumumkan pemenangnya. Dia mengangkat tangan kanan Luffy. Kayak main tinju saja.
Penonton berteriak dengan gembira (atau apalah). Zoro, Nami, Sanji, dan Vivi hanya tersenyum. Ace, Sabo, dan Marco juga ikut tersenyum. Benar-benar pertempuran yang memuaskan.
Luffy pun menghampiri Shuraiya yang masih terbaring. Ditatapnya Shuraiya dengan dingin seraya berkata "Aku menang, Shuraiya Bascud." Shuraiya yang mendengar itu jadi sangat kesal. Dia tidak bisa menerima kekalahannya.
"Kau itu hanya beruntung saja."
"Terserah kau mau bilang apa. Yang jelas meskipun kaulah yang memukulku, aku akan cepat membalas pukulanmu dengan cepat," kata Luffy seraya meninggalkan Shuraiya.
"Kkhh..."
"Ah, ingatlah ini. Kau tahu aku pemimpin geng Mugiwara, ketua geng yang sangat keras kepala dan tidak mau mengalah (ngatain diri sendiri ya? ==). Jadi berapa kalipun kau menghajarku, aku akan tetap membalasnya sampai aku menang. Meski dengan tubuh yang penuh luka," Luffy pun pergi meninggalkan Shuraiya.
Yang ditinggal hanya dpat menggertakkan giginya. Kejadian hari ini benar-benar sudah mempermalukan harga dirinya. Dia mengepal tangannya seerat-erat mungkin.
"Lihat saja kau Monkey D. Luffy. Aku akan membalas perbuatanmu ini! Tunggu saja!"
...
TBC
...
Author : Hah... hah... akhirnya selesai juga. Ma-maaf kalau jelek.
Luffy : Tampangmu babak belur sekali.
Author : Tentu saja. Aku sampai begadang membuat fic ini.
Ace : Kalau begitu jadi balas reviewnya?
Author : Iya. Kalian semua, balaslah.
Zoro : ...
Sanji : Kenapa?
Zoro : Review kali ini aneh sekali. Ada dua username yang bernama Guest. Tapi cara penulisannya berbeda. Satu menginginkan ZoSan, dan yang satu lagi menginginkan AceLu.
Author : Itu sudah biasa. Aku juga pernah ngalami itu. Waktu aku review fic temanku, username-ku tiba-tiba berubah jadi Anon. Padahal aku sudah log in.
Zoro : Oh. Kalau begitu mari kita mulai saja.
Ciel-Kky30
Author : Hiks, makasih sudah mau menunggu Ciel-san. Aku sangat senang.
ZoSan : Eehh... siapa yang cemburu? Kami tidak cemburu #blush
Usopp : Alaaah, ngaku aja deh.
ZoSan : Usooooppp #evil smile #killingaura
Usopp : Aku diam aja deh #kabur
Ace : Tau tuh Author. Sudah senang-senangnya bisa kencan, malah aku dibuatnya tersiksa. Kencan kemarin kurang mesra! Tambahin romance-nya gih!
Luffy : Eeh Ciel-san, soal kenapa aku mau aja dicium sama Ace, itu karena Author. Dia maksa aku untuk menerimanya.
Ace : Eh, jadi kau gak rela ya? Hiks #pundung
Author : Soal itu, aku sengaja membuatnya seperti itu. Itu karena aku ingin melihat Ace tersiksa. Hohoho #nyengir nista
Guest
ZoSan : Oh, tenang saja. Di chapter depan ZoSan akan muncul kok. Chapter 7 bakal Full scene ZoSan.
Author : Makasih pujiannya. Semoga saja fic-ku banyak diminati.
All : Amin.
Shinji Tanaka
Author : Makasih pujiannya. Maaf ya kalau pair ZoSan sedikit. Soalnya ini fic AceLu. Aku baru cuma buat satu fic ZoSan (Umi Utsushi). Tapi tenang saja Shinji-san, jika aku libur lagi, akan kubuat fic ZoSan yang AU.
ZoSan : WOI AUTHOR! KAMI GAK MAU JADI KORBANMU LAGI!
Usopp : Kapan ya penyakit Author bakal hilang?
Guest (lagi)
Author : Fic-ku seru? ARIGATOU.
Ace : Kalau soal ada banyak halangan diantara hubunganku dengan Luffy, jangan ditanya lagi. SUDAH PASTI ADA! Dan aku akan benar-benar cemburu sama Shuraiya dan rival-rivalku selanjutnya. Hiks, kapan aku dan Luffy bisa bersatu? #pundung #nangisguling2
All : sweatdrop
Author : Fic ini baru aja dimulai. Masa sudah mau bersatu?
Luffy : Eh, aku manis, plos, dan imut? Arigatou pujiannya.
Ace : GRRR! INI SUDAH KEBERAPA KALINYA BILANG LUFFY MANIS, POLOS, DAN IMUT?! MEREKA SEMUA ITU MEMANG MAU DIHIKEN!
Sanji : Hentikan Ace. Jika kau marah, para readers tidak akan mau membaca fic ini lagi.
Widi orihara
Author : Maaf, kalau boleh tanya, diksi itu apa?
All : Aduh, kumat lagi penyakit Author.
Author : Maksud kalian aku punya penyakit bodoh? #shinigamiaura
All : ...
Author : Meski tidak begitu ngerti, aku sudah berusaha memperbaikinya. Maaf ya kalau masih jelek. Semoga chapter ini, Widi-san tidak bosan membacanya.
Luffy : Yosh, balas reviewnya sudah selesai. Arigatou untuk review kalian semua.
Ace : Seperti biasa, kata-kata yang selalu dikeluarkan Author. Yang mau review silahkan, yang tidak mau, tidak apa-apa. Author gak maksa kok.
Author : Begitu banyak rintangan dan halangan yang kuhadapi untuk membuat fic ini. Tapi semua itu tidak akan membuatku menyerah. Aku akan berusaha lebih giat lagi. O iya, soal fic 'Mortatily Numbers and Letters' aku tidak sempat bikin lagi. Bagi para readers yang membaca fic 'Mortatily Numbers and Letters', aku minta maaf sebesar-besarnya.
Hancock #tiba-tiba nongol entah darimana : Hai para readers, aku mau ngasih info. Tanggal 2 September nanti, aku akan ulang tahun. Jangan lupa kasih aku kado ya~~
All : Darimana kau datang? Dan kau datang hanya untuk memberitahu itu?
Hancock : Sudah ya. Daaahh~~ #hilang secara tiba-tiba
All : sweatdrop
Author : Ade sedikit keGaJe-an tadi. Ok, kalau begitu. Sampai jumpa.
Jaa~~Nee~~
Spoiler to next chapter
"Hore! Besok kita darmawisata!"
"HAH?! SATU KAMAR DUA ORANG?!"
"CHOTTO MATTE! KENAPA AKU HARUS SEKAMAR DENGAN MARIMO INI?!"
"Teman-teman, aku punya ide menarik."
"Siapa saja, buka pintunya!"
"Hah? Kemana perginya alis keriting itu?"
"ZORO GAWAT! SANJI TERKURUNG DI DALAM GUDANG!"
"Oi koki, apa yang kau lakukan disini?"
"KENAPA PINTUNYA TERKUNCI?!"
"Terima kasih sudah menolongku dan mengkhawatirkanku."
Apa yang akan terjadi di acara darmawisata nanti? Nantikan chapter selanjutnya.