DISCLAIMER : ALL CHARACTER BOLEH PINJEM SAMA MASASHI KISHIMOTO

WARNING : NaruFemSasu, Nggak Suka, Jangan Baca!

-Chapter 1-


Saat hari sudah tengah malam, Seorang gadis berkulit pucat tengah menajamkan pandangan matanya. Jika dilihat dari pakaian yang ia kenakan, gadis itu terlihat seperti seorang gadis biasa. Namun yang sebenarnya adalah, dia adalah seorang ANBU yang sedang menyamar. Ia tengah memperhatikan sebuah rumah yang diduga menjadi tempat persembunyian sekelompok penjahat kelas kakap yang tengah dicari-cari kepolisian kota Konoha. "Jangan bertindak gegabah seperti penyergapan kemarin, Sasu." Sebuah suara terdengar dari earphone yang ia kenakan di telinga kirinya. "Aku tidak mau misi kali ini gagal seperti minggu lalu!"

"Baik, Komandan!" sahut Gadis itu lalu memutus hubungan radio tadi. "Jangan harap kalian bisa lolos kali ini, Akatsuki Sialan!" geramnya. Ia mengedarkan pandangan ke sekelilingnya. Memberi aba-aba pada anak buahnya yang tengah bersiaga menerima komando darinya. "Persiapkan senjata masing-masing. Karin dan Suigetsu, kalian terobos pintu yang ada di arah barat. Aku dan Juugo akan masuk melalui atap," ujarnya melalui earphone.

"Siap kapten," seru Karin, Juugo dan Suigetsu berbarengan.

"Move!" perintah Sasuke, gadis yang menjadi kapten di Tim Hebi. Sesuai dengan perintah Sasuke, Karin dan Suigetsu menuju ke sebuah pintu tua yang terbuat dari kayu. Suigetsu bersiap untuk mendobrak pintu itu. Namun ia masih menunggu aba-aba dari kaptennya.

Sasuke dan Juugo sudah berada di atap. Sasuke sudah bersiap dengan Dessert Eagle di tangannya. Begitu Juga dengan partnernya, Juugo. "Sekarang!" perintah Sasuke.

Dengan sekali tendang, pintu kayu itu hancur. Karin dan Suigetsu langsung menerobos ke dalam. Anggota Akatsuki yang berada di dalam gedung itu terkejut bukan main. Mereka langsung menembakan secara membabi-buta peluru dari Ak-47 mereka ke arah Karin dan Suigetsu. Namun dua anggota ANBU ini sudah sangat terlatih dalam hal ini. Karin segera berlindung dibalik sebuah lemari besi yang ada di ruangan itu. Menunggu kesempatan yang bagus untuk membalas tembakan brutal dari para Anggota Akatsuki menggunakan M-16 SOPMODnya.

"Bumm!" Dari arah atas terdengar ledakan sangat keras. Rupanya Juugo sudah meledakkan salah satu sisi atap menggunakan C-5. Di balik api dari ledakan itu, Sasuke segera berlari sambil menembakan pistol Dessert Eaglenya ke arah Akatsuki. Salah satu penjahat itu ada yang terkena peluru Sasuke.

"Arrgghhh!" jerit Deidara. Salah satu anggota Akatsuki yang terkena peluru dari Sasuke. "Sialan, ANBU Sialan!" makinya di tengah-tengah erangan kesakitannya. Kemudian ia roboh. Temannya, Sasori terlihat panik saat melihat Deidara ambruk. "Dei!" teriaknya. "Mati kalian, ANBU!" Sasori kembali memberondong Tim Hebi dengan AK-47nya. Namun tak ada satupun peluru yang mengenai sasarannya. Malah bahu kirinya yang kini tertembus peluru dari Juugo dari atap yang tadi sudah hancur. "Bingo!" desis Juugo yang masih membidikan Sniper SVD Dragunovnya ke arah anggota Akatsuki yang lainnya. Sasori juga roboh ke lantai, sama seperti rekannya, Deidara.

Anggota Akatsuki yang tersisa mulai terdesak. "Dimana Nagato, pemimpin kalian?" teriak Sasuke sambil membidik Kisame yang tengah terduduk sambil memegangi betisnya yang tertembus peluru Sasuke. Kisame hanya meringis menahan luka di kakinya dan tidak berniat menjawab pertanyaan dari Sasuke. "Apa kau salah satu simpanannya, Nona?" ejek Kisame.

"Bad answer!" Dengan wajah dinginnya. Sasuke menembak kaki Kisame yang satu lagi. Kontan saja Kisame berteriak kesakitan. Tanpa ragu-ragu, Sasuke menginjak kaki Kisame yang tadi tertembak. "Dimana pemimpin kalian, Tuan Keras Kepala?" tanya Sasuke lalu menguatkan tenaga injakannya di kaki Kisame.

"Argghh, baik-baik, akan aku beri tahu!" teriak Kisame. "Dia ada di Uzugakure bersama istrinya, Konan-sama!"

Sasuke menghentikan perbuatan kejinya. "Bagus, itu baru jawaban yang benar!" kata Sasuke sambil menepuk-nepuk pipi Kisame. Pria berwajah mirip Hiu itu sudah takut setengah mati menghadapi Sasuke, Anggota ANBU yang terkenal paling kejam itu. Mata ikannya lalu melirik ke arah tiga temannya yang sudah tergeletak tidak berdaya di lantai. Tak terasa, air hangat sudah membasahi selangkangannya. Ia pipis di celana.

"Karin, hubungi pusat. Katakan, target berhasil di lumpuhkan," perintah Sasuke lalu memasangkan borgol ke tangan Kisame, salah satu tangan kanan Nagato a.k.a Pein, pemimpin kelompok Akatsuki.


"Aku kasihan juga melihat para anggota Akatsuki itu," seru Karin di tengah-tengah obrolannya bersama para anggota ANBU yang lainnya, termasuk Suigetsu dan Juugo. "Terutama si muka Hiu itu, ia di interogasi kapten hingga kakinya yang terluka itu di injak. Kalian tau kan, meskipun kapten itu seorang wanita tenaganya seperti seekor Banteng."

"Jadi kau mau menyamakan aku dengan Banteng, Karin!" seru Sasuke tiba-tiba dari arah belakang Karin. Gadis berkacamata itu langsung tercekat. Mukanya pucat pasi saat tau kaptennya yang super galak itu mendengar semua ucapannya tadi. Para anggota ANBU yang tadi ikut merumpi bersamanya sudah kabur,melarikan diri. "Memangnya aku mirip Banteng ya?" seru Sasuke lagi lalu memegang bahu kanan Karin. Gadis berkacamata itu makin bergemetar ketakutan.

"Ma-ma-…."

"Apa? Apa yang ingin kau ucapkan, hm?" tanya Sasuke lalu mendekatkan telinganya di wajah Karin yang sudah berkeringat dingin.

"Ma-ma-af k-kap-ten…" seru Karin terbata-bata.

"Sehabis ini, kamu push-up 50 kali. Lalu lari keliling lapangan tembak 5 kali," bisik Sasuke menyeringai lalu pergi dari hadapan Karin. Setelah Sasuke menghilang dari pandangannya, Karin langsung pingsan di tempat.


NARUTO POV

Perkenalkan, namaku Uzumaki Naruto. Usiaku sudah 18 tahun, dan masih kuliah di Konoha University. Aku terlahir dari keluarga yang sangat kaya. Ayahku, Namikaze Minato, seorang pengusaha sukses dan terkenal di Konoha. Sedangkan ibuku, Uzumaki Kushina, wanita yang juga sukses sebagai seorang pebisnis. Jangan pernah berpikir kalau hidupku itu menyenangkan. Keluargaku memang terlihat harmonis, pada kenyataannya tidak. Ayah dan Ibuku sudah bercerai. Hak asuhku jatuh ke tangan Ibuku. Sedangkan Ayahku mendapat hak asuh atas Kakakku, Kyuubi. Dan ibuku juga yang membuang marga Ayahku pada namaku, menggantinya dengan marga Uzumaki. Tapi untungnya aku masih mempunyai teman-teman yang baik, yang bisa ku jadikan curahan hati jika aku sedih karena masalah dalam keluargaku.

"Hoy, Naruto, kenapa lo, dari tadi bengong aja?" tegur Kiba, salah satu teman baikku.

"Enggak kok, gue cuma lagi pusing mikirin tugas kuliah," kilahku.

"Ck, paling juga lagi mikirin Ibunya yang jarang pulang!" sambar Shikamaru lalu membenarkan posisi tidurnya yang tengah terlentang di atas kursi panjang taman Kampus.

"Udahlah Naruto, Ibumu kan memang sibuk. Aku yakin kok, kalau dia udah nggak sibuk pasti bakalan pulang." Sakura mencoba menghiburku.

Ah, Ibuku akhir-akhir ini jarang pulang ke Jepang. Sibuk mengurus Hotelnya yang ada di Indonesia. Aku kesal dengannya. Sesibuk apa sih, hingga jarang menghubungi anak kandungnya? Apa jangan-jangan aku ini anak pungut? Sial, pikiranku jadi ngelantur kemana-mana.

"Mendingan lo nyari pacar, biar nggak kesepian," ujar Ino. "Wajah lo kan ganteng tuh, apalagi fans lo juga banyak, jadi gampanglah, nyari pacar!"

"Ck, jadian sama cewek-cewek yang setiap hari ngejar-ngejar gue dengan tatapan membunuhnya? Lo sinting ya, Ino?" sahutku kesal.

"sabar sob, masih ada kok cewek yang nggak keganjenan kayak fans-fans lo. Salah satunya Hinata, anak seni lukis. Gue denger-denger dari pacar gue, Temari, Hinata suka sama lo!" ujar Shikamaru bangkit dari kuburnya, eh, dari tidurnya.

"Hinata?" Aku mencoba mengingat-ingat nama itu. Ah, aku ingat. Hinata kan Gadis super pemalu itu. Aku akui, Hinata cantik, tapi Kakaknya kan galak. Aku dengar-dengar, kakaknya itu bekerja di kepolisian. Menjadi anggota ANBU. Apa jadinya kalau ia tau adiknya berpacaran denganku yang setengah berandalan ini. Bisa-bisa aku dijadikan sasaran tembak senapan mesinnya.

"Nggak," gelengku. "Pacaran nomor sekian dalam kamus kehidupan gue."

"Lo takut ya, sama Neji-san? Yang jadi anggota ANBU itu?" tebak Kiba.

Aku cuma memonyongkan bibir menanggapi perkataan Kiba. "By the way, di tivi ada penyergapan gerombolan teroris. Ternyata eh ternyata, lokasi penyergapannya masih di daerah perumahan gue, lho!" seru Kiba mengalihkan pembicaraan.

"Oh ya, Gerombolan Akatsuki itu ya?" timpal Ino menanggapi.

Shikamaru dan aku tampak tidak tertarik dengan obrolan dari pasangan kekasih yang aneh ini. Aku pun pamit pada teman-temanku untuk segera pulang.

END NARUTO POV


"Aku akui pekerjaanmu kali ini cukup memuaskan, Sasu!" puji seorang Pria bermata Lavender yang di kenal bernama Hyuuga Neji, Komandan di kesatuan ANBU. "Meskipun Nagato gagal untuk di tangkap, tapi kita berhasil menangkap salah satu pion terpenting Akatsuki."

Sementara itu, sosok yang sedang diajak bicara itu tampak ogah-ogahan mendengar ocehan dari komandannya. "Informasi yang ku dapatkan kali ini, Akatsuki itu ada yang memback-up!" seru seorang pria bermata oniks berambut raven. Matanya masih menatap layar LCD laptopnya.

"Apa maksudmu, Itachi?" tanya Neji, tertarik dengan perkataan Itachi.

"Aku berhasil meretas data-data perusahaan NC, dan ternyata perusahaan inilah yang selama ini mendanai semua pergerakan Akatsuki." Itachi menerangkan lalu menatap ke sebelahnya. "Hm Imouto, tampaknya kau akan semakin sibuk!"

"Hn!" gumam Sasuke tidak jelas. Ia hanya memainkan rambut biru dongkernya yang panjang sepunggung itu. Seperti tidak begitu tertarik untuk membahas misi kali ini.

"Apa rencanamu kali ini, Itachi?" tanya Neji pada salah seorang andalan di kesatuannya itu yang terkenal dengan kejeniusannya. Itachi tersenyum lalu menyerahkan sebuah berkas kepada Neji.

"Kita akan memanfaatkan kelemahaan dari pemilik perusahaan ini, dan aku yakin orang inilah yang menjadi dalang dari semua aksi Nagato dan anak buahnya."

Neji membaca dengan teliti isi dari berkas tadi. Dalam berkas itu juga ada beberapa foto-foto yang mungkin akan di jadikan target operasi. "NN, anak dari NM. Kuliah di KU. Jadi maksudmu anak ini yang akan kita gunakan sebagai …"

"Tiket untuk mendapatkan hadiah utama," potong Itachi.

"Oke," angguk Neji. "Sepertinya untuk tugas ini, aku serahkan padamu, Sasuke!" tunjuk Neji.

"Apa tugasku kali ini?" sahutnya.

"Dekati anak ini lalu korek segala informasi tentang persembunyian ayahnya. Aku yakin Ayahnyalah yang mengendalikan Nagato dan Akatsukinya. Kau akan menyamar sebagai mahasisiwi di Universitas ini," terang Itachi pada adiknya itu.

Sasuke lalu mengambil salah satu foto. Di foto itu terlihat gambar seorang anak yang tengah memperlihatkan senyum lebarnya. 'Anak ini ya?' batinnya. "Harus aku apakan anak ini?" tanya Sasuke. "Apa aku harus interogasi dengan cara yang biasa? Anak ini terlihat lemah!"

"Pertanyaan yang bagus Imouto, dekati saja seperti seorang gadis tengah pedekate terhadap seorang laki-laki. Kalau perlu, kau juga bisa berpura-pura berpacaran dengannya," jawab sang kakak kalem.

Sasuke langsung terlonjak dari posisi duduknya. "Apa!" teriaknya. "Jangan bercanda ya? Berpacaran dengan anak bertampang bodoh ini?"

"Hahaha!" Itachi tertawa melihat reaksi adiknya itu. "Kau tadi bertanya, kan? Dan aku hanya memberi saran. Yeah, mungkin bisa kau terapkan, nanti."

"Aku rasa ide dari Itachi cukup brilian," tambah Neji. "Apa jangan-jangan, kau ini sudah tidak normal, dan menjadi penyuka sesama jenis?" Neji ikutan menggoda Sasuke yang memang asyik untuk dilecehkan, ups, keceplosan.

Sasuke langsung mendeath-glare atasannya itu. "Komandan dan Asistennya sama-sama sialan!" umpat Sasuke sarkastik. Ia pun lalu pergi meninggalkan ruangan itu dengan wajah merah, pertanda kalau ia menahan amarah.

Neji langsung tertawa laknat setelah Sasuke menghilang dari pandangannya. "Hahaha, ternyata adikmu itu lucu ya!"

Itachi yang diajak bicara juga terlihat agak terkekeh menyingkapi sikap adik satu-satunya itu. "Itulah kenapa, aku suka sekali menggodanya!" sahut Itachi. Kedua cowok gondrong ini lalu melanjutkan acara tertawa massal mereka. Padahal yang jadi bahan tertawaan mereka sudah tidak ada. Sekarang mereka malah saling menertawakan satu dengan yang lainnya. Saling tunjuk, persis pasien kejiwaan di Rumah Sakit Jiwa.


'Ah sialan, masa gue harus jadi anak kuliahan? Disuruh ngedeketin salah satu mahasiswanya lagi, argh!' Sasuke misuh-misuh dalam hati. Tangan mungilnya yang bertenaga kuli itu tengah asyik mencorat-coret sebuah kertas kosong. Menggambar wajah kakaknya yang ia bikin sketsa. Terlihat bagus, sih, hanya saja wajah Itachi itu ia gambar memiliki taring di senyumnya. Tak lupa ia menggambar dua tanduk yang mencuat di samping kepala. Di bawahnya tertera tulisan [BAKA ANIKI, SOMPRET!]. 'Dasar duet gondrong sialan,' umpatnya lagi dalam hati. "Mungkin ini bakal menjadi Misi terberat selama gue menjadi ANBU!" gumamnya lesu lalu menelungkupkan kepala di mejanya.

-TBC-


Chara in Story :

Uchiha Sasuke (20) : Ketua di tim Hebi yang beranggotakan dirinya, Suigetsu, Juugo dan Karin. Tim Hebi merupakan salah satu tim yang bergerak di bawah Komando ANBU. Menjalankan misi-misi super duper sulit alias level S mission, seperti menangkap teroris. Sasuke gadis yang galak, pendiam, dan terkenal sadis. Suka sekali menyiksa tersangka kalau sedang menginterogasi demi mendapatkan informasi dari tersangka itu.

Uzumaki Naruto (18) : Salah satu mahasiswa di Universitas Konoha jurusan Komputer. Cowok ganteng ini punya segudang FG di kampusnya itu. Namun anehnya sampe sekarang Naruto masih jomblo. Itu karena Naruto terlalu pengecut jika berhadapan dengan seorang perempuan, kecuali dengan sahabat-sahabatnya. Berasal dari keluarga Broken Home.

Reviewer (?) : Nah kalau yang ini saya lagi nyari satu tokoh inti lagi yang bakal membuat rusuh hubungan Sasu-Naru. Kalau ada yang berminat, review ya, baik yang ngeflame, mengkritik, ngasih ide ke Author, jadi maaf ya kalau tiba-tiba ada pen namenya di dalam story.

Silahkan tinggalkan jejak dengan reviewnya ...