Naruto ⓒ Masashi Kishimoto
This story pure is mine
`°•.¸¸.•°` `°•.¸¸.•°` `°•.¸¸.•°``°``°•.¸¸.•° `°•.¸¸.•°` `°•.¸¸.•°` `°•.¸¸.•°``°``°•.¸¸.•° `°•.¸¸.•°` `°•.¸¸.•°` `°•.¸¸.•°``°``°•.¸¸.•°
Please Read n Review..!
I don't accept flame in my fict!
Chapter 7: Mistakes
Gaara pulang ke rumahnya, sendiri, berbeda seperti sebelumnya. Ia tak semangat lagi ke Library Cafe. Namun sepertinya pilihannya untuk pulang adalah salah.
"Selamat datang Gaara! Perkenalkan, ini temanku, namanya Sakura" seru Temari.
Gaara menatap Sakura.
Sakura tersenyum.
"Mau apa kau kemari?" Tanya Gaara.
Sakura menarik lengan Gaara namun ditangkisnya dan ia pun pergi ke kamarnya.
Gaara duduk di kursi meja belajarnya, ia menatap desain pakaian yang ia buat dan akan ia tunjukkan pada Sakura. Digumpalnya desain tersebut dan dilemparnya.
'Cklek! Kreeeekkk...'
Sakura masuk dan mendapati segumpal kertas di lantai. Diambilnya dan dilihatnya, "desain yang bagus. Pakaian musim gugur ala barat" ucap Sakura dan duduk di ranjang Gaara.
"Siapa yang mengizinkanmu masuk!" Seru Gaara.
"Aku sudah dengar semuanya dari Sasori. Aku datang kemari karena kau bilang kau adik Temari" jelas Sakura.
"Pergilah! Tak ada gunanya kau di sini!" Bentak Gaara dan menyeret Sakura keluar.
"Tunggu dulu, Gaara!" Seru Sakura.
'Brak!'
"Pergilah!" Seru Gaara.
"Kau selama ini salah paham. Aku tidak ada hubungan apapun dengan Sai. Namun aku tak bisa memberi harapan padamu. Aku kuliah, juga bekerja. Tak ada waktu memikirkan tentang cinta. Aku harus mengurus Sasori juga. Aku sudah menganggapmu seperti adikku sendiri.. Maafkan aku jika sudah melukaimu, tapi aku tak berniat seperti itu.." Ucap Sakura di depan pintu kamar Gaara yang terkunci rapat.
Gaara terduduk di lantai di depan pintu kamarnya.
"Aku hanya berusaha, mencintai sesamaku seperti aku mencintai diriku sendiri..." Sambung Sakura, terdengar suara isakkan darinya.
Kemudian Sakura pamit pulang, walau dengan berat hati.
Kemudian Sakura pergi ke Uchiha Restaurant untuk bertemu dengan Hana. Siapa tahu Hana bisa membantunya bertemu dengan Kiba.
Kiba datang dengan wajah angkuh dan duduk berhadapan dengan Sakura.
"Maafkan aku, aku tidak ingin menyakiti perasaanmu. Jujur, aku tidak ada hubungan apapun dengan Sai. Akan tetapi, aku juga tak bisa memiliki hubungan lebih denganmu. Kau sudah ku anggap seperti adikku sendiri, dan.."
"Dan seenaknya melukai perasaan orang?" Bentak Kiba dan menggebrak meja.
"Tenanglah... Aku hanya ingin meluruskan masalah ini. Kau dan sahabat-sahabatmu tak perlu saling meng-"
'Brush! Prang!'
Kiba pergi meninggalkan Sakura dengan lengan yang merah melepuh dan darah karena serpihan kaca.
Sakura menitikkan air matanya. Ia tak tahu harus berbuat apa lagi. Bukan karena luka di lengannya. Tapi cara untuk mempersatukan kelima sahabat yang terpencar karenanya.
Dengan tangan yang masih terluka, ia pergi ke GOR. Berharap bisa bertemu Neji.
Setelah dijelaskan seperti yang ia lakukan pada Gaara dan Kiba. Perlakuan yang sama didapatnya dari Neji. Bahkan Neji mendorongnya hingga terjerembab dan membuat beberapa luka di tubuh Sakura.
Sakura pergi ke taman, berharap dapat bertemu dengan Naruto. Ia berkeliling taman hingga kakinya lecet. Dengan keadaan yang menyedihkan ia duduk di bangku taman. Memegangi lengannya yang melepuh dan berdarah, serta goresan-goresan akibat terjerembab, dan harus menahan rasa perih di kakinya yang lecet.
Tiba-tiba sosok yang Sakura cari dapat ia temukan. Sakura melihat Naruto berjalan dengan wajah datar dan tatapan kosong.
"Naruto?" Sapa Sakura.
Naruto menatap Sakura dari atas hingga bawah. "Pergilah! Kau tak akan membuatku iba!" Bentak Naruto.
"Aku bukan berharap kau iba! Aku hanya ingin kau dan teman-temanmu, oh tidak! Maksudku sahabatmu bersatu kembali! Dan melupakan tentangku! Hanya itu! Hanya itu!" Seru Sakura dan berlari. Ia tak dapat lagi membendung air matanya, dengan keadaan kaki yang perih ia terus berlari entah kemana.
Sasori terus memandangi jam tangannya. "Sudah jam 9 malam, kenapa kakak lama sekali pulangnya?" Tanya Sasori pada dirinya sendiri.
Sasori pun menghubungi Gaara.
"Ia pergi jam 3" jawab Gaara.
Kemudian Sasori menghubungi Kiba.
"Aku tak mau membahas tentangnya. Ia pergi kemana aku tak perduli! Matipun aku tak akan perduli!" Sahut Kiba kasar.
Lalu menelpon Naruto.
"Jam 4 tadi aku bertemu dengannya di taman, keadaannya sangat menyedihkan. Aku pikir ia sudah di rumah" jawab Naruto.
Tak kehabisan akal, Sasori menghubungi Neji.
"Aku tak tahu" sahut Neji dan memutuskan sambungan telpon.
Sasori kemudian menghubungi Sasuke.
"Apa? Ia belum pulang?" Seru Sasuke setelah mendengar kabar dari Sasori.
"Apa dia mendatangimu?" Tanya Sasori.
"Ia mana tahu tentangku. Terakhir ia kemana?" Tanya Sasuke di telpon.
"Taman" jawab Sasori.
"Kita ke sana, cari dia bersama-sama" ucap Sasuke dan telpon itu terputus.
"Satu-satunya yang masih perduli pada Sakura adalah Sasuke. Walau Sasuke yang duluan mundur" gumam Sasori kemudian ia pergi menuju taman kota.
Sesampainya di taman, Sasori dan Sasuke berpencar mencari Sakura.
Seruan Sasuke membuat Sasori menghampiri suara Sasuke. Betapa terkejutnya Sasori ketika mendapati kakaknya menggigil dengan keadaan memprihatinkan.
"Hati-hati!" Seru Sasori saat Sasuke menggendong Sakura.
Mereka pun membawa Sakura ke rumah sakit. Setelah beberapa menit, dokter keluar dan mengatakan "gadis itu mengalami infeksi, maka dari itu tubuhnya panas, ia pingsan pasti karena faktor kelelahan. Kakinya untuk sementara tak dapat digerakan karena lecet di kakinya sangat parah. Apa yang terjadi padanya, aku harap tak akan terulang lagi".
Sasori mengangguk dan berterima kasih pada dokter. Kemudian ia masuk ke ruangan Sakura untuk menjenguknya.
Sakura masih tak sadarkan diri.
"Ia hanya ingin kalian berlima menjadi sahabat seperti sebelumnya. Hanya keinginan sederhana, namun sulit sekali mewujudkannya. Bahkan ia harus terluka seperti ini dulu. Pada akhirnya tak merubah apapun" gumam Sasori terisak.
Sasuke menatap Sasori, kemudian Sakura yang terbaring tak berdaya. Dengan kesadaran yang diambang batas. Sasuke pun memutuskan untuk mengumpulkan teman-temannya malam itu juga.
Malam itu, di persimpangan terdapat lima remaja lelaki dengan pakaian yang sejenis, yaitu t-shirt serta jeans panjang.
"Siapa? Siapa yang sudah melukai Sakura hingga tangannya melepuh dan terluka?" Tanya Sasuke emosi.
"Jika aku kau mau apa?" Sahut Kiba.
"Lalu yang membuat tubuhnya tergores, apakah juga kau?" Tanya Sasuke lagi.
"Itu aku, kau mau apa?" Sahut Neji.
"Aku tak mau berdebat dengan kalian. Tapi semuanya harus diluruskan!" Ucap Sasuke.
Naruto merunduk, "benar.. Aku merasa apa yang kita lakukan adalah salah.." Gumam Naruto.
"Ya. Sakura tak salah. Keegoisan kita yang membuat persahabatan kita rusak" ucap Gaara.
"..." Neji dan Kiba merunduk.
Sasuke mengulurkan tangannya, "kita bersahabat?" Ucap Sasuke.
Naruto meletakkan tangannya di atas tangan Sasuke lalu tersenyum, "sahabat!" Serunya pasti.
Diikuti oleh Gaara, lalu Kiba dan Neji.
"Best Friend Forever!" Seru kelimanya serempak. Lalu tertawa bersama-sama.
"Aku harus meminta maaf pada Sakura" ucap Gaara.
"Ya, aku juga" sambung Kiba.
"Hn" sahut Neji.
"Ya, sepertinya aku juga" ucap naruto. "Ayo, kita ke rumah Sasori" ajak Naruto.
"Kalian tidak akan menemukannya di sana" ucap Sasuke.
Keempatnya menatap Sasuke.
"Ia ada di rumah sakit" jawab Sasuke.
"Kak... Sadarlah... Aku ada di sini menemanimu.." Gumam Sasori dan menggenggam tangan Sakura erat.
Tiba-tiba pintu ruangan terbuka dan masuklah kelima remaja lelaki.
"Sasori..." Panggil Naruto.
"Hay" sapa Sasori ramah.
"Maafkan aku, aku sudah membuatnya seperti ini" ucap Kiba menyesal.
"Aku juga. Aku sudah mendorongnya hingga ia terluka" ucap Neji.
"Aku mencampakannya, padahal ia hanya ingin kami berlima bisa bersahabat lagi seperti sebelumnya" ucap Naruto.
Sasori tersenyum, "jikalau Sakura tak akan sadar, dan tak akan pernah bangun lagi. Ia pasti bahagia, kalian sudah kembali menjadi sahabat" ucapnya.
"Apa yang kau bicarakan? Sakura pasti sadar!" Seru Gaara.
Kemudian Sasuke berdiri di sisi ranjang Sakura, lalu membisikkan sesuatu.
Setiap hari, setelah kejadian itu Sasuke terus menjenguk Sakura yang tak sadarkan diri, dan selalu membisikkan sesuatu di sisi telinga Sakura.
Ujian berlangsung, Sasuke masih saja dengan senantiasa menemani Sakura. Tak perduli jika harus belajar di rumah sakit.
Sasori mengintip Sasuke yang terlihat lelah sedang memegang bukunya, dan sesekali kepalanya terjatuh menunduk. Ia terlihat mengantuk. "Sasuke sepertinya sangat mencintai Sakura" gumam Sasori.
Suatu ketika, saat Sasuke sedang tak ada di rumah sakit dan hanya ada Sasori di sana sebuah keajaiban muncul, Sakura sadar. Senyum manis Sakura yang penuh dengan kepolosan dan keluguan senantiasa menghiasi wajahnya walau keadaannya sangat buruk.
"Kakak! Kau sudah sadar!" Seru Sasori bahagia.
Sakura tersenyum, "berapa lama aku tidur sampai kau sebahagia itu?" Tanya Sakura.
"Lama, sangat lama. Bahkan ujianku sudah selesai.." Sahut Sasori.
Sakura terbelalak, "masa' iya?" Serunya terkejut.
"Kau terlalu lama! Sangat lama.. Aku merindukanmu.." Gumam Sasori dalam dekapan Sakura.
Sakura tersenyum. "Kau selalu menemaniku?" Tanya Sakura.
"Seperti kau yang selalu menemaniku saat aku terluka waktu itu. Oh ya, jangan lupakan Sa-"
"Malam, Sakura? Kau sudah sadar?" Tiba-tiba Sai muncul dan masuk dengan senyum innocentnya.
"Sai?" Ucap Sakura terkejut.
"Tak menyangka, saat aku kemari ternyata kau sadar. Sungguh keajaiban ya?" Ucap Sai.
"Ya, keajaiban" sahut Sasori malas.
Keesokkan harinya, sepulang sekolah seperti biasanya Sasuke datang ke rumah sakit untuk menjenguk Sakura.
"Hay, Ke!" Sapa Sasori. "Kau ingin menjenguknya?" Tanya Sasori.
Sasuke mengangguk.
"Dia ada di taman belakang rumah sakit" ucap Sasori.
Sasuke mematung, "dia? Sudah sadar?" Tanya Sasuke terkejut.
Sasori tersenyum, "puji tuhan ya?" Sahut Sasori.
Sasuke kemudian berlari menuju taman belakang, ia genggam erat lukisannya yang mendapat nilai A+. Gambar gadis yang selama ini menjadi putri tidurnya, gambar gadis yang 10 tahun lalu mempertemukannya dengan orang tua serta kakaknya, gadis yang membuatnya jatuh hati, dan gadis yang membuatnya jatuh cinta.
Saat Sasuke hendak menghampiri Sakura, namun seorang pemuda berkulit pucat lebih dulu menghampirinya. Sebuah kanvas berlukiskan gadis itu dengan indah terpampang seperti potret aslinya.
Sasuke menatap gambarannya. Kemudian mendecih. Lalu menggumpal dan membuang gambarnya ke bak sampah dan pergi meninggalkan rumah sakit tersebut.
Sasori yang mengintip Sasuke hanya bisa menggeleng prihatin. Dipungutnya kertas yang Sasuke buang tadi, lalu dilihatnya dengan seksama. "Indah.. Sangat indah.." Gumam Sasori. "Cinta Sasuke pada kakakku lebih besar daripada siapapun. Aku yakin itu. Dan akan aku pastikan, yang mendapatkan hati kakakku adalah Sasuke" ucap Sasori yakin.
XXX TBC XXX
Apakah rencana Sasori untuk mempersatukan Sasuke dan Sakura?
Apakah mantra yang Sasuke bisikkan pada Sakura?
Dan apakah hubungan Sai dan Sakura sebenarnya?
Penasaran?
Tunggu kelanjutannya ya? ;)
Thanks to reviewer::
Zkukito Zen
Sung Rae Ki
greenshe- Rizka Dian Puspita
uchiharuno phorepeerr
Kakaru niachinaha
1momijy-kun
Gha mika chiiyamada
Chini VAN