Summary : Pertengkaran antara dua anak manusia berbeda karakter dan kehidupan. Rival sejati, itulah mereka…/Aku tak pernah dapat menyelesaikannya. Bahkan selalu mengacaukan semuanya/Kami memang tak punya dasar berbicara seperti ini, tapi … kami akan menang/Mulai sekarang akulah … THE TRUE WINNER

Naruto Masashi Kishimoto

Warning : AU, Sangat OOC (terutama untuk main characters), maybe typo,

romance sedikit di awal chap

THIS CHAP IS ONLY THE PROLOGUE

Don't Like?

Don't Read

The Courage Needed on the Field

(PROLOGUE)

Washington D.C 07:45:44 pm

"Persiapkan dirimu. Besok kau akan berangkat dari bandara pukul lima sore."

Seorang pria paruh baya tampak sedang duduk di sebuah kursi putar sambil mengangkat sebelah kakinya lalu ditopangkannya pergelangan kaki kirinya di paha sebelah kanan. Pria bersurai putih panjang itu duduk menghadap jendela kantornya yang berada di lantai teratas salah satu gedung pencakar langit Kota Washington D.C. Matanya bergerak searah dengan gerakan lampu-lampu kendaraan yang berlalu-lalang di bawah sana; yang jika diamati dari atas, keindahannya bahkan dapat menyaingi keindahan jutaan bintang di angkasa.

Di ruangan berukuran sedang dengan dinding dan langit-langit yang seluruhnya dilapisi oleh corak serba putih ini, terlihat hanya ditempati oleh dua orang anak manusia berbeda gender dan berbeda generasi–tentunya. Yang satunya seorang pria berumuran sekitar 50 tahunan yang sedang duduk bertopang dagu membelakangi meja serta seorang gadis remaja yang juga tengah duduk bersandar sambil membolak-balik halaman sebuah majalah ber-cover merah dan bergambar bola berbentuk lonjong–yang entah apa namanya–di salah satu kursi di pojok ruangan tersebut.

Gadis berambut indigo sepinggang itu hanya menoleh sekilas ketika si pria mengajaknya bicara. Ia tidak mengucapkan sepatah kata pun dan hanya menatap bagian belakang kursi si pria dalam diam. Wajahnya sangat sulit–bahkan hampir tak bisa–diartikan atau lebih tepatnya tanpa ekspresi sama sekali. Sungguh, tanpa ekspresi! Bukanlah ekspresi dingin maupun tatapan tajam menyeramkan, namun ia hanya menampilkan sebuah siluet wajah tanpa guratan sedikit pun.

Karena tak kunjung mendapatkan tanggapan yang diinginkan, akhirnya si pria memutar kursinya 180⁰ ke belakang–menghadap langsung ke arah si gadis.

"Bagaimana?" tanya si pria sambil menaikkan sebelah alisnya menunggu jawaban dari bibir mungil si gadis.

"Apanya?" si gadis justru balik bertanya dengan polosnya tanpa mengalihkan pandangannya dari majalah yang masih setia berada di tangan kanannya.

"Mengenai kontrak kerja dengan salah satu perusahaan perfilman Jepang, Uchiha Corp."

Bersabar. Si pria mencoba untuk menjelaskan sekali lagi. Walau sebenarnya, hatinya saat ini benar-benar sudah sangat dongkol mendengar tanggapan atau lebih tepatnya disebut pertanyaan balik dari aktris kesayangannya. Ia sadar ia sudah tua, namun ia dapat memastikan 100% kalau ingatannya masih bekerja dengan semestinya. Pria ini ingat betul kalau ia pernah menerangkan perihal ini dari jauh-jauh hari, bahkan sebelum perusahaannya menanda tangani kontrak kerjasama dengan perusahaan raksasa Jepang tersebut.

Lalu, bagaimana bisa anak ini tidak mengingatnya? Padahal ia baru berumur 16 tahun, namun penyakit lupanya benar-benar sudah dalam tahap akut.

"Oh, itu. Saya serahkan semuanya kepada anda," jawab Hinata sembari meletakkan majalah kesayangannya di atas meja dan melipat kedua tangannya di bawah dada.

"Baiklah, kalau begitu … sampai jumpa enam bulan lagi dari sekarang … Hinata."

"Hn," sahutnya dengan gumaman tak jelas sambil beranjak menuju pintu keluar.

"Tunggu sebentar!" sergah si pria cepat bahkan sebelum si gadis sempat menarik knop pintu.

"Ada apa?" tanya Hinata Hartwin pelan sembari sedikit menolehkan kepalanya ke belakang–ke arah pria yang tengah berjalan menghampirinya.

"Apa aku sudah pernah mengatakan bahwa kau akan bersekolah untuk sementara waktu di salah satu sekolah di prefektur Tokyo selama kau berada di Jepang?"

"Sekarang sudah kau katakan," jawab Hinata santai.

"Haha … dasar kau ini," ucap si pria sambil mengacak-acak pelan rambut indigo Hinata.

"Oh, ia, hampir lupa. Bawa ini!" sambungnya sambil menyerahkan sebuah gulungan kertas dengan pita merah sebagai pengikatnya di bagian tengah.

Hinata yang tidak paham akan maksud untuk membawa 'benda' yang menurutnya terlihat aneh ini hanya menatap wajah keriput Mister Jiraya dengan alis yang saling bertaut. Mister Jiraya yang paham dengan tatapan Hinata yang seolah minta penjelasan ini langsung saja melanjutkan kalimatnya, "Ini adalah berkas-berkas persyaratan yang dibutuhkan untuk kepindahanmu di sekolah barumu."

"Terimakasih, ," ucap Hinata sambil membungkukkan tubuhnya, persis seperti kebiasaan orang-orang Jepang.

"Wah, aktrisku memang hebat. Belum apa-apa tapi kamu sudah paham betul adat orang-orang Jepang," puji Mister Jiraya dengan mata yang berbinar-binar.

" Ayahku memang keturunan Jepang," jelas Hinata.

"Oh, ia, aku lupa. Sudah, cepat siap-siap sana! Jangan sampai besok kau ketinggalan pesawat," perintah Mister Jiraya.

"Hmb, baik bos," sahut Hinata sambil sedikit menyunggingkan senyum simpulnya. Ia lalu berbalik dan berjalan cepat menjauh dari ruangan itu. Namun, lagi-lagi suara berat menghentikan langkah kakinya.

"Setelah di Bandara Tokyo, kau akan dijemput oleh seorang pemuda seumuranmu bernama … emb … Sa-Sa-Su … Su-ke … ah, Sasuke!"

–To Be Continued–

A/N:

(Disini Hinata memakai nama belakang ibunya yang keturunan asli Amerika ...)

Sebenarnya fic ini dari berasal dari cerita 'tantangan' yang harus diselesaikan selama kurun waktu 2 minggu antara aku dengan salah satu temanku yang juga punya hobi menulis… Tapi gara-gara kemarin dia bilang udah lupa ama perjanjian nulis cerita ini, yah jadinya mendingan nih cerita aku edit sedikit sama diganti karakternya .. yah itung-itung buat Menuhin list story-ku di ffn / hohoho

Inti ceritanya memang belum tergambar di awal-awal… Karena saya memang berniat memberi kejutan di akhir kisah… Yah, walaupun kejutannya gak terlalu mengejutkan sih ^^ tapi semoga kalian menyukainya …

Jadi, bagaimana menurut kalian tentang fic ini? Jika ada yang salah mohon diberi masukan. Agar saya bisa memperbaikinya kelak…

Please, Review …

Agar saya tahu bagaimana tanggapan kalian tentang tulisan saya ^^

Sekedar info: Fic ini terinspirasi dari sebuah manga shonenjump (saya sendiri gak tahu persis apa artinya) … Tapi dijamin guarantee 100% alurnya akan sangat berbeda … Saya hanya meng-adopt semangat juangnya saja … Apa ada dari kalian yang bisa menebak judul manga ini? ^.^