Author : Chapter 2 update. Maaf kelamaan.
Luffy dan Ace : WARNING! Typo, GaJe, OOC, DLL
Mortality Numbers and Letters
Disclaimer : Eiichiro Oda
Rated : K+ to T
Genre : Tragedy/Horror/Mystery/Adventure/Friendship/Humor
Pair : No pair
Don't Like Don't Read
-chapter 2-
-Perjalanan ke istana kegelapan-
.
Pagi hari di kediaman Monkey D.
"Peta?"
"Sudah."
"Senjata?"
"Sudah."
"Makanan?"
"Sudah."
"Semuanya sudah siap?"
"Sudah."
Hari kedua liburan musim panas.
Seharusnya orang-orang liburan ke pantai atau santai-santai. Hari libur harus dipenuhi dengan bermain. Tapi tidak bagi Luffy, Ace dan teman-temannya. Bagi mereka, liburan ini seperti neraka. Karena mereka harus berjuang mati-matian untuk mengambil roh Hancock. Apalagi istana si Serei sangat jauh dari rumah Luffy dan Ace. Harus jalan kaki lagi. Jalan kaki di terik matahari begini? Bisa-bisa kulit mereka gosong.
"Di mana Luffy?" tanya Ace.
"Dia masih tidur. Kami sudah berusaha membangunkannya, tapi dia tidak mau mendengar. Bahkan Nami tidak bisa membangunkannya."
"Si bego itu..."
Ace pergi ke kamar Luffy dengan muka sangar. Asap muncul di kepalanya. Adiknya itu benar-benar harus dihajar dulu baru bisa bangun.
Tok tok tok.
Ace mengetuk pintu kamar Luffy dengan (sangat) keras. Supaya Luffy bangun dari tidurnya.
Tok tok tok.
Masih belum ada jawaban dari Luffy. Ace sudah bosan menunggu. Dia sudah menunggu selama semenit. Satu menit menunggu baginya sudah seperti bertahun-tahun. Pembuluh vena sudah muncul di pelipisnya. Tidak sabar dengan kelakuan Luffy, ia langsung menendang pintu kamar Luffy hingga hancur.
BRAK.
"HEY, BAKA OTOTOU! KAU MAU TIDUR SAMPAI KAPAN HAH?"
"Sampai hari berganti," jawab Luffy sejujur-jujurnya. Sama sekali tidak ada semangat hidup seperti biasanya.
Ace mendekati ranjang Luffy. Tanpa basa-basi, ia langsung menarik kaki Luffy hingga ia jatuh ke lantai.
"Sakiiittt..." Luffy menoleh ke arah Ace yang kini menatapnya dengan tatapan iblis. Aura pembunuh terpancar darinya. Luffy menelan ludah. Takut dengan tatapan Ace yang tak kalah seramnya dari Nami. Bahkan lebih seram dari Nami.
"Cepat siap-siap. Kita harus pergi ke istana si brengsek itu."
"I-iya." Luffy bergegas menuju kamar mandi.
"Dasar adik merepotkan." Ace menghela napas panjang. Kenapa dia punya adik yang sangat merepotkan seperti ini? Sungguh nasib.
Di dapur.
"Bagaimana? Dia sudah bangun?"
"Sudah. Dia lagi siap-siap."
"Pasti repot punya adik seperti dia."
"Memang. Tapi aku sama sekali tidak menyesal punya adik seperti dia." Ace tersenyum bangga. Baginya Luffy sudah seperti nyawanya sendiri. Karena Luffylah orang yang pertama kali menerima keberadaannya. Meskipun kakak beradik, mereka tidak ada hubungan darah sama sekali. Ace hanya kakak angkat Luffy. Ayah Ace adalah seorang kriminal paling berbahaya di seluruh dunia. Tentu saja tidak ada yang mau menerima anak dari iblis itu. Disaat itu, Luffy memintanya sebagai kakaknya. Lagipula kakek Luffy, Garp, sahabat ayah Ace. Jadi Ace diangkat menjadi anak sulung di keluarga Monkey D.
"Aku bangga punya adik seperti dia." Ace tersenyum. Teman-temannya juga ikut tersenyum. Luffy memang sangat spesial.
"Hei, kalian membicarakanku ya?" tanya Luffy yang tiba-tiba muncul.
"Yang kami bicarakan tidaklah penting. Lebih baik kau makan. Habis kau makan, kita pergi."
"Ini dagingnya." Kata Sanji sambil menghidangkan Luffy menu spesial. Yaitu ribuan daging. Karena ia yakin, Luffy pasti akan kelaparan di tengah perjalanan. Mata Luffy langsung berubah menjadi daging. Tanpa basa-basi, dia langsung memakan ribuan daging yang ada di hadapannya.
"ITADAKIMASUUUUUU~~" Luffy makan seperti babi#ditinju Luffy.
"Jangan makan cepat-cepat. Nanti kau tersedak," kata Ace.
"Twidak apwa-apwa. Akwu swudah twerbiaswa. (tidak apa-apa. Aku sudah terbiasa)"
"Jangan makan sambil bicara! Dagingnya tersembur keluar!"
"OGWE!" Luffy langsung melahap habis semua daging.
"Ya ampun. Dia manusia atau apa?"
"Wuuuuaaaaaaaa, kenyaaaaaaaaaannnnnnggggg~~~"
"Kalau begitu ayo kita berangkat."
"Tunggu dulu. Perutku sakit nih," kata Luffy terbaring lemas sambil memegang perutnya yang buncit. Kebanyakan makan ya. Hati-hati, nanti obesitas lho.
"ITU SALAHMU SENDIRI! BUKANNYA AKU PERNAH BILANG, JANGAN MAKAN TERLALU BANYAK! PERUTMU BISA SAKIT! AHOU!" kata Ace sambil memegang gergaji. Melihat kesangaran kakaknya, Luffy langsung berdiri tegak. Walau jatuh kembali.
"KITA TIDAK PUNYA WAKTU UNTUK BERMAIN! AYO BERANGKAT!" kata Ace sambil menyeret Luffy keluar. KAKAK YANG SADIS!
'Ada apa dengan dua bersaudara ini?' batin semua orang sweatdrop.
Dimulailah perjalanan Luffy dan Ace pergi ke istana si Seres#dihajar Serei. Maksudku Serei.
Di perjalanan.
Luffy, Ace dan teman-temannya pergi ke istana si Serei. Baru beberapa menit mereka berjalan, mereka sudah banjir keringat. Apalagi istana si Serei terletak di pedalaman hutan yang sangat jauh dari rumah Luffy dan Ace. Mereka harus berjalan kaki kesana karena tidak bisa memakai kendaraan. Barang yang mereka bawa juga banyak dan berat. Perjalanan yang penuh penyiksaan.
"Haaaaaaahhhh...panas banget," kata Luffy sambil menjulurkan lidahnya.
"Tentu saja panas. Kalau kau merasa kedinginan, berarti kau sudah gila," kata Ace.
"Enak saja. Aku masih waras," protes Luffy.
"Hah? Waras darimananya? Waktu musim salju, kau sama sekali tidak merasa kedinginan. Itu yang disebut waras?"
"Tapi ujung-ujungnya aku kedinginan juga kok."
"Terserah kau saja."
"Bisakah kalian berhenti berdebat?"
"Ini gara-gara Ace," kata Luffy sambil menunjuk Ace. Yang ditunjuk langsung protes.
"Apa? Kenapa gara-gara aku?"
"Pokoknya gara-gara Ace."
"Alasan tidak logis macam apa itu? Jangan seenaknya menuduh orang."
"Aku tidak menuduh. Kenyataannya memang begitu."
"Jelas-jelas kau menuduhku."
"TIDAK!"
"IYA!"
"BISAKAH KALIAN SEHARI SAJA TIDAK BERKELAHI?" teriak Nami marah. Dan tentu saja Luffy dan Ace menerima hadiah pukulan dari Nami.
"Gomenasai," keduanya langsung membungkuk minta maaf.
"Dasar."
"Nami-swaaaannnn~~ kau tampak cantik saat marah~~" Sanji melakuakan tarian love hurricane-nya lagi.
"Makasih atas pujiannya Sanji-kun."
"Dasar bodoh," sudah tentu Zoro yang mengatakannya.
"Kau tadi bilang aku bodoh ya?"
"Sudah lupa tuh."
"Dasar marimo."
"Alis keriting."
"Alga hijau."
"Alis papan dart."
"Lumut busuk."
"Koki genit."
"Jablay laknat."
"Playboy jahanam,"
"KAU MAU BERKELAHI?" disaat ingin berkelahi, Nami langsung menghadiahi Zoro dan Sanji sebuah pukulan.
"BERHENTI BERKELAHI!" alhasil Zoro dan Sanji tewas di tempat.
"Nami seram ah," kata Usopp.
"Haaaaahhh?" Nami menatap Usopp dengan sangar nan keji. Seolah berkata kalau tidak mau utang lo naik, diam saja.
"Maafkan aku." Usopp meminta maaf dan langsung berlindung di belakang Robin.
"Ingat. Jika kalian ribut, utang kalian akan kunaikkan."
"Baik."
Di istana Serei.
Serei duduk di kursinya (Jelaslah. Masa duduk di batu) sambil mendengar musik-eh, salah. Main internet-eh, salah lagi. Makan pagi-eh, salah lagi. Nonton TV-eh, salah lagi. Bela(Serei : HEY AUTHOR! SERIUS SEDIKIT!) Baiklah, maksudku menatap jam.
"Sekarang baru jam 9, berarti 4 jam lagi. Masih lama."
Tiba-tiba ada roh yang menghampiri Serei. "Lapor bos Serei. Mugiwara dan Hiken sudah berangkat bersama teman-temannya. Sekarang mereka dalam perjalanan," kata roh itu. Kenapa ada roh yang memberi laporan? Kayak mau mengikuti perang saja.
"Hmmm, mereka sudah berangkat ya. Kalau begitu sampaikan surat ini ke mereka," kata Serei sambil memberikan surat ke anak buahnya. Memangnya anak buahnya tukang pos?
"EH? BOS SEREI MAU MEMBUNUH MEREKA SEKARANG? 'KAN BELUM JAM 13.20!" teriak roh syok(gak tahu siapa namanya).
"BUKAN BODOH! INI HANYA SURAT BIASA!" teriaknya marah. Ternyata anak buahnya yang satu ini sama saja dengan Luffy. Sama-sama bodohnya#ditinju Luffy.
"Oh, Cuma surat biasa toh. Bilang dong dari tadi."
"Baka. Cepat sampaikan surat ini pada mereka," perintah Serei. Si roh langsung protes.
"Eeeehhh? Kenapa mesti aku? Aku bukan tukang pos."
"GAK USAH BANYAK NGOMONG! CEPAT ANTAR! ATAU KAU MAU JADI SANTAPANKU?" ancamnya keras dengan taring-taring bermunculan.
"Ba-baiklah," si roh langsung pergi mengantarkan surat.
"Kenapa aku bisa punya anak buah sebodoh ini? Bikin kesal saja."
Serei kembali menatap jam.
'Jam 09.15, tidak lama lagi kalian berdua akan melihat kematian teman kalian. Bersiap-siaplah. Kematian teman kalian akan lebih ganas dari yang kemarin. Nikmati siksaan yang akan kalian hadapi,' batin Serei.
Sebenarnya, siksaan seperti apa yang akan terjadi? Dapatkah Luffy dan Ace menghentikannya? Dan seganas apa kematian yang akan dihadapi mereka semua?
Di dalam hutan.
Terik matahari yang sangat panas sungguh menyiksa Luffy, Ace, dan teman-temannya. Ditambah lagi mereka harus naik gunung. Benar-benar neraka.
"Aaaaaaahhhhhh..."
"Sudah kubilang hentikan 'Aaaahhh'mu itu. Itu hanya buang-buang energi."
"Aaaaaaahhhhhh, panas sekaliiiiiii..."
"Hentikan 'Aaaahhh'mu."
"Air..."
"Minum secukupnya Luffy," bukan secukupnya. Justru Luffy hampir meminum semuanya. Setidaknya sisa seperempat.
"ITU TERLALU BANYAK!" Usopp dan Nami memukul Luffy hingga air yang sama sekali belum diteguknya langsung tersembur keluar.
"KAU SUDAH MINUM BERKALI-KALI! BERIKAN PADAKU LAGI!" kata Sanji.
"AKU TIDAK ADA MINUM TADI! KALIAN TIBA-TIBA MEMUKULKU! AIRNYA TERSEMBUR KELUAR TAHU!"
"SIAPA YANG PEDULI? KAU SUDAH MINUM DARI TADI! KAMI JUGA MAU MINUM TAHU! TIDAK BISAKAH KAU MENGHEMAT AIR?"
"Sudahlah. Berkelahi hanya membuang tenaga kalian." Robin menasehati mereka semua.
"Benar," kata Ace.
"Iya," akhirnya merekapun tenang kembali.
-#-#-#-
Mari kita lihat keadaan si roh.
"Dasar bos Serei, seenaknya saja menyuruhku mengantarkan surat. Aku ini bukan tukang pos," kata si roh yang terus-terusan protes.
"Ngomong-ngomong, di mana Monkeydan Portgasya?" tanya si roh pada dirinya sendiri(bego banget sich).
"Gawat. Aku kehilangan jejak mereka(lebih tepatnya, dari awal dia sama sekali tidak tahu di mana mereka sebenarnya. Asal terbang saja)," si roh semakin panik. Dia keliling kesana kemari, tapi sama sekali tidak menemukan Luffy dan Ace.
Kalau keadaannya seperti ini, sudah bisa ditebak.
Dia...
...
...
Tersesat.
"GAWAT! AKU TERSESAT! KALAU BEGINI TERUS, BOS SEREI AKAN MEMAKANKU!" si roh panik setengah mati. Dasar bodoh.
Gak nyangka, si roh sifatnya sama seperti Zoro juga.
Pertama sama-sama bodoh dengan Luffy#ditinju Luffy. Kedua sama-sama buta arah dengan Zoro#ditebas Zoro. Ketiga apa lagi ya? jangan-jangan sama-sama matre dengan Nami#di thunder bolt sama Nami.
...
...
Kenapa genre fic ini berubah jadi humor?#pundung #nangis ala anime style. (readers : MANA AKU TAHU!)
Di tempat Luffy dan Ace.
"Kapan kita akan sampai? Aku sudah capek."
"Kita baru saja jalan 1 km. Istananya masih sangat jauh. Sabarlah sedikit."
"Memangnya jaraknya berapa km?"
"Kira-kira 14 km lebih."
"HAH? BERARTI MASIH 13 KM LAGI!"
"Memang."
"Kakiku sudah pegal nih. Ayo istirahat dulu."
"Jadi cowok kok loyo begitu? Semangat sedikit donk. Biasanya kau yang paling semangat."
"Kalau panas begini aku tidak bisa bersemangat."
"Bilang saja kalau kau ini kelaparan."
Dan benar saja apa yang Ace katakan. Sedetik kemudian perut Luffy berbunyi dengan lantangnya.
Gruyuuuukkk.
"Sudah kuduga." Ace hanya dapat menghela napas panjang.
"Hehe, gomen. Soalnya aku lapar banget sih. Jadi tidak bisa bertenaga," kata Luffy sambil menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal.
"Lapar? Kau bilang lapar? Tadi pagi aku sudah memberikanmu puluhan porsi daging, dan kau masih bilang lapar? Muatan perutmu sebesar apa sih?" Sanji frustasi. Dia menepuk jidatnya sendiri sambil menggeleng miris.
"Ayolah. Kita istirahat. Aku lapar nih."
"Tidak. Aku akan menunggu perintah dari para ladies."
"Nami, Vivi, Robin kumohon." Luffy akhirnya mengeluarkan jurus puppy eyes andalannya. Nami, Vivi, dan Robin jadi tidak tega melihatnya.
"Tapi Luffy-san, kita baru saja jalan sebentar. Masa kau sudah lapar?" tanya Vivi.
"Hey Vivi, apa kau tidak pernah mendengar peribahasa ini? Makanlah saat kau lapar."
"Itu 'kan kau sendiri yang bikin."
"Baiklah. Kau begitu kita istirahat di sana," kata Vivi seraya menunjuk tebing yang ada di depannya.
Usopp ketakutan tempat yang ditunjuk oleh Vivi. Di sana banyak sekali batu-batu besar yang tampaknya akan segera jatuh. Pohon-pohon di sana besar-basar dan terlihat mengerikan. Ada juga pohon yang kayunya sudah sangaat lapuk. "Vi-Vivi, kenapa istirahat di sana? Di sana menakutkan sekali," kata Usopp. Badannya bergemetar dengan hebatnya.
"Me-memangnya tempat itu kenapa Usopp?" tanya Chopper yang ikut-ikutan takut.
"Kau tidak lihat? Banyak batu besar di sana. Batu itu juga terlihat akan segera jatuh. Pohon-pohon di sana besar-besar dan terlihat mengerikan. Bisa saja saat kita istirahat di sana, batu-batu itu jatuh dan menimpa kita semua. Ada juga pohon yang kayunya sudah sangat lapuk. Bisa saja, kayunya jatuh menimpa kita," jelas Usopp panjang lebar yang sanggup membuat Chopper ketakutan.
"Ka-kalau begitu, kita jangan istirahat di sana. Bisa jadi yang dikatakan Usopp benar," kata Chopper yang sekarang badannya bergetar sama seperti Usopp.
"Ada-ada saja pikiranmu Usopp. Hal itu mana mungkin terjadi. Jangan bikin takut para ladies," kata Sanji.
"Tapi mungkin saja aku benar. Soalnya si Serei itu akan membunuh kita semua 'kan? siapa tahu dia mau membunuh kita semua saat kita istirahat di sana."
"Hey, ini masih jam 9 lewat. Di kertas, korban selanjutnya akan mati tepat pada jam 13.20. Mana mungkin dia membunuh kita pada jam 9. Kita Cuma istirahat sebentar. Paling selesainya jam 10."
"Ta-tapi bisa saja dia menipu kita semua dan langsung membunuh kita semua."
"Jangan berpikiran negatif Usopp. Dia tidak mungkin membunuh kita semua. Luffy dan Ace akan tetap hidup. Lagipula Luffy dan Ace dapat melihat masa depan, jadi mereka berdua akan memberitahu kita kapan salah satu diantara kita akan mati," kata Zoro.
"Baiklah kalau begitu, kita buktikan. Luffy, Ace apa kalian bisa tahu kejadian apa yang terjadi kalau kita istirahat di sana?" tanya Usopp. Luffy dan Ace hanya menunduk. Sama sekali tidak menjawab pertanyaan Usopp.
"Luffy? Ace? Kalian kenapa diam saja?" tanya Usopp sedikit panik.
Tidak ada jawaban. Luffy dan Ace masih tetap menunduk. Sikap mereka berdua membuat teman-temannya panik.
"Hey, Luffy, Ace. Kalian kenapa diam? A-apa masa depan yang kalian lihat sangat buruk? Ayo beritahu kami." Usopp semakin panik. Yang lainnya pun semakin panik. Wajah mereka semua pucat.
"He-hey, ja-jangan bilang kalau..." Usopp tidak dapat melanjutkan kata-katanya. Dia semakin ketakutan.
Hening.
Tidak ada yang menguntaikan satu kata pun.
Semuanya semakin ketakutan. Keringat dingin mencucur di pelipis mereka. Jantung mereka berdetak kencang. Semuanya menunggu jawaban.
Deg
Deg
Deg
...
Grrrooookkkk
Hah?
Tunggu dulu.
Kenapa ada suara dengkuran?
Semuanya menaikkan sebelah alis mereka. Mereka tampak keheranan. Semua saling pandang. Mencoba berpikir darimana asal suara tadi.
Akhirnya mereka menemukan jawabannya.
"Kalian pasti berpikiran sama denganku." Sanji membuka pembicaraan.
"Tentu saja," semuanya mengangguk.
"Mari kita lihat," mereka semua mendekati Luffy dan Ace yang dari tadi masih menunduk. Dan benar saja dugaan mereka. Pantas saja Luffy dan Ace tidak menjawab pertanyaan mereka dan terdengar suara dengkuran. Karena mereka berdua...
Tertidur dengan nyenyaknya.
"Hahaha," semuanya tertawa ringan.
Diam kembali.
Semuanya tersenyum. Mereka menarik napas dalam-dalam sambil mengepalkan tangan mereka erat-erat. Pembulug vena bermunculan di pelipis mereka. Masih tetap tersenyum. Mereka semua mengangkat tangan dan...
BUAGH
"JANGAN TIDUR DI SAAT KEADAN SEPERTI INI! BAKAAAAAAAAA!"
Mereka semua menghajar Luffy dan Ace tanpa belas kasihan. Semoga mereka berdua tidak mati.
Istana Serei.
"Grrr...kemana perginya dia? Apa dia sudah menyampaikan suratku? Benar-benar menyebalkan," Serei ngomel-ngomel terus. Maklum, orangnya memang tidak pernah sabaran.
"Lapor bos Serei." Salah satu roh mendatangi Serei.
"Ada apa?"
"Ini soal roh(tidak tahu siapa namanya) yang membawa surat bos Serei."
"Memang dia kenapa?"
"Kami juga tidak tahu. Kami kehilangan kontak dengannya(ternyata roh bisa menggunakan hp). Ketika kami mencoba menghubunginya lagi, tidak diangkat sama sekali. Kami mencobanya berkali-kali, tapi tetap tidak diangkatnya."
"Si brengsek itu..."
"Apa yang harus kita lakuakan bos?"
"Ngomong-ngomong, sebelum kontaknya terputus? Apa yang dia katakan?"
"Hmm...kalu tidak salah..." si roh memasang pose berpikir.
...
Satu menit kemudian.
Si roh masih berpikir.
3 menit kemudian.
Serei sudah tidak sabaran. Si roh masih berpikir.
5 menit kemudian.
Serei menguap dengan sangat lebar.
7 menit kemudian.
Serei akhirnya tertidur. Si roh masih terus berpikir. Asap sampai muncul di kepalanya.
10 menit kemudian.
"AAAHHH! AKU INGAT!" teriak si roh tiba-tiba. Sungguh mampu membuat Serei bangun. andai saja Serei sudah tua sekali, dia pasti akan mati akibat serangan jantung.
"JA-JANGAN BERTERIAK SEKERAS ITU! KAU MAU MEMBUATKU MATI AKIBAT SERANGAN JANTUNG?" Serei menghajar anak buahnya sampai babak belur(memangnya roh bisa dipukul?).
"Baiklah...apa yang kau tahu?" tanya Serei yang sudah tenang sekarang.
"Eeehhh, sebelum kontak terputus, si roh itu mengatakan..."
~~...FLASHBACK : ON...~~
"Hey! Kau di mana sekarang? Bos Serei marah besar!" kata si roh melalui Hp(HEBAT).
"Ma-maaf."
"Apa yang kau lakukan? Apa suratnya sudah disampaikan kepada Monkey dan portgas?"
"Eeehh...so-soal itu..."
"Hey hey hey. Jangan bilang kau belum menyampaikan surat itu."
"I-iya. Aku belum menyampaikannya."
"APA! KAU ITU BODOH YA? KALAU BOS TAHU KAU BELUM MENYAMPAIKAN SURAT ITU, KAU BAKAL DIMAKAN OLEHNYA!"
~~...FLASHBACK : PAUSE...~~~
"WAITAMINUTE! JADI DIA BELUM MENYAMPAIKAN SURAT ITU?" tanya Serei berapi-api. Kini dia terlihat sangat menyeramkan.
"I-iya bos."
"GRRR! SUDAH KUDUGA KALU BAKAL BEGINI JADINYA! KENAPA HARUS DIA YANG MENGANTARKAN SURAT ITU?(bukannya kau sendiri yang menyuruhnya?) AWAS SAJA KAU! BEGITU KAU BALIK KEMBALI KE SINI, AKU AKAN MENELANMU HIDUP-HIDUP!" ancam Serei keras dengan taring-taring bermunculan.
"DIMANA DIA SEKARANG?"
"Eeehh...soal itu..."
~~...FLASHBACK : ON...~~
"A-aku tahu. Tapi masalahnya aku sedang dalam keadaan gawat."
"Keadaan gawat apa?"
"Eeeehh...aku ter...sat..."
"Hah? Kau bilang apa? Suaramu tidak kedengaran dengan jelas."
"Aku..."
"Kau kenapa? Cepat katakan."
"Aku...AKU TERSESAT! JANGAN BILANG SAMA BOS! SUDAH YA!" teriak si roh(yang mengantarkan surat) sekeras-kerasnya lalu menutup telpon. Membuat si roh(yang menelepon) kontan jatuh ke tanah. Benar-benar suara yang luar biasa keras. Hampir roh ke II itu kehilangan indra pendengaran.
"He-hey! Kenapa ponselnya dimatikan? Dasar bodoh!"
~~...FLASHBACK : OFF...~~
"Begitulah ceritanya. Setelah itu, dia sama sekali tidak mengangkat telponnya," jelas si roh ke II.
Si Serei hanya diam. Wajahnya tidak kelihatan karena dia menunduk. Si roh ke II heran melihat sikap bosnya yang mendadak berubah itu.
"Bos Serei? Anda kenapa?"
"Kkkhhh..."
"Eh? Bos kenapa? Tidak enak ba..."
BUAGH
Belum sempat si roh menyelesaikan kata-katanya, Serei memukul kepalanya dengan sangat keras.
"JADI DIA TERSESAT? KENAPA TIDAK BILANG DARI TADI?"
"So-soalnya kami baru menelponnya tadi.(dalam hati : Marahnya sama dia, lalu kenapa harus aku yang dipukuli?" kata si roh kesakitan sambil memegang benjolnya.
"CARI DIA SEKARANG JUGA! CEPAT! KALAU KALIAN LAMBAT SEDETIK SAJA, AKU AKAN MENELAN KALIAN HIDUP-HIDUP!" ancam Serei.
"Ba-baiklah." Si roh ke II langsung keluar dari ruangan.
Tinggallah Serei sendiri dalam ruangannya. Masih tetap marah.
"DASAR ANAK BUAH BODOH! AKAN KUMAKAN KAU!" teriak Serei seraya memecahkan kaca jendela dengan tangannya(tangannya tidak berdarah).
"Baiklah. Santai saja dulu. Tidak perlu semarah itu." Serei mengelus dadanya. Akhirnya ia tenang kembali dan duduk di kursinya.
"Hmm, 15 menit lagi jam 10. Tidak lama lagi, kalian akan melihat kematian teman kalian."
Di hutan.
"Dengar! Jika sekali lagi kalian tidur, kami tidak akan segan-segan menghajar kalian lebih dari ini! Mengerti?" ancam Nami disusul anggukan Luffy dan Ace yang kini babak belur.
"Kami mengerti."
"Ingat! Jangan ulangi lagi!"
"Iya iya."
"Ngomong-ngomong, kalian mau tanya apa? Sepertinya pertanyaan serius," tanya Ace.
"Sebenarnya kami hanya ingin memastikan tempat itu aman atau tidak. Soalnya tempat itu terlihat menakutkan," kata Usopp seraya menunjuk tebing yang ada di depannya.
"Kalian bisa melihat masa depan 'kan? Coba pastikan," kata Nami.
"Hmmm..." Luffy dan Ace memasang pose berpikir dan menutup matanya.
"Bagaimana?" tanya semuanya. Mereka agak deg-degan dengan jawaban Luffy dan Ace.
Luffy dan Ace membuka matanya. Ekspresi wajah mereka berdua tampak kecewa. "Maaf, Kami sama sekali tidak bisa melihatnya."
"Apa maksudnya? Katanya klian bisa melihat masa depan. Jangan-jangan itu bohong."
"Kami tidak berbohong. Kami sendiri juga heran kenapa kami tidak bisa melihatnya. Sepertinya masa depan itu akan terlihat kalau sudah mau jam 13.20," jawab Ace.
"Kalau begitu, berarti tempat itu aman. Kau tidak perlu takut lagi Usopp," kata Sanji.
"Baiklah kalau begitu," jawab Usopp. Tapi dia masih saja khawatir dan ketakutan.
Mereka pun beristirahat di tebing itu. Luffy dan Ace memperhatikan tempat itu dengan seksama. Benar apa yang dikatan Usopp, tempat itu memang mengerikan. Mereka berdua juga merasa bahwa yang dikatakan Usopp itu benar. Tapi, yang bisa mereka lakukan hanya melihat apa yang akan terjadi nantinya.
Deg
'Eh? Firasat apa ini?' batin Luffy dan Ace.
Tiba-tiba mereka merasakan firasat buruk. Ekspresi wajah mereka terlihat mereka pucat. Keringat dingin bercucuran di pelipis mereka. Bulu kuduk mereka terasa berdiir semua. Badan mereka bergetar.
'Ke-kenapa ini? Entah kenapa, aku merasakan ada sesuatu yang mengatakan bahwa tempat ini berbahaya. Aku ingin bilang kepada mereka, tapi... kenapa mulutku tidak mau mengeluarkan suara? Mulutku sulit digerakkan. Aku serasa membisu.'
Luffy dan Ace saling pandang. Pandangan mereka seolah mengatakan 'kau pasti merasakan hal yang sama denganku'. Kini pandangan mereka ke teman-temannya. Mereka terlihat sangat khawatir.
Apakah tempat ini menjadi tempat kematian teman mereka atau tempat ini aman?
Apa boleh buat. Mereka hanya akan menunggu jawaban dari pertanyan mereka.
'Sepertinya hal ini tidaklah semudah yang kukira.'
.
TBC
.
Author : Saatnya balasan review.
Luffy : Pertama dari Shinahoshi 1. Makasih reviewnya. Author senang sekali lho.
Ace : Tau tuh Author. Rencananya mau bikin fic horror malah berubah jadi humor. Aku sendiri juga bingung, kenapa si Seres memberikan kami peta. Memang kayak kasih menu.
Author : Masih ada typo ya? Maklum, aku selalu mengetik terburu-buru.
Luffy : Hee? Shina-san sudah tahu arti 'H.10.15'? Sugoooiii!
Ace : Soal Luffy bisa hafal semua nama temannya yang menginap itu adalah keajaiban. Aku sendiri juga kaget. Padahal daya ingat Luffy sangat parah.
Luffy : HEI!
Ace : Selanjutnya FuyukiAi0. Fic ini memang Author ambil dari film 'Final Destination'.
Author : Hee? Ceritanya serem? Padahal ada yang bilang kalau fic ini humor. Tapi tidak apa-apa sih. Niatku memang membuat fic horror. Makasih reviewnya.
Luffy terakhir dari lovie zahra safira. Makasih reviewnya. Author akan berusaha membuat fic yang lebih bagus lagi.
Author : Meski reviewnya cuma sedikit, tapi aku senang. Makasih sudah mau mereview fic-ku. Kalau di chapter ini tidak ada yang review, bagiku tidak masalah. Yang mau review silahkan. Aku tidak maksa.
Jaa~~Nee~~