Naruto ⓒ Masashi Kishimoto
This story pure is mine
`°•.¸¸.•°` `°•.¸¸.•°` `°•.¸¸.•°``°``°•.¸¸.•° `°•.¸¸.•°` `°•.¸¸.•°` `°•.¸¸.•°``°``°•.¸¸.•° `°•.¸¸.•°` `°•.¸¸.•°` `°•.¸¸.•°``°``°•.¸¸.•°
Genre:: romance/drama/tragic/hurt/comfort;dsb..
OOC;OC;misstypo;dsb..
Rating:: M
`°•.¸¸.•°` `°•.¸¸.•°` `°•.¸¸.•°``°``°•.¸¸.•° `°•.¸¸.•°` `°•.¸¸.•°` `°•.¸¸.•°``°``°•.¸¸.•° `°•.¸¸.•°` `°•.¸¸.•°` `°•.¸¸.•°``°``°•.¸¸.•°
Please Read n Review..!
I don't accept flame in my fict!
Onime no Uchiha Hanabi-hime
Present...
'Dream Traveller'
.
.
.
Angin malam meniup tubuh berkimono yang berdiri di depan sebuah kedai sake. Disapanya setiap orang yang berlalu melewatinya menawari untuk masuk ke dalam kedai.
Seorang pria berambut perak dengan sigap menyusupkan tangannya ke balik kimono wanita itu.
Bukannya mengelak, wanita itu malah menikmatinya. Pijitan lembut pada payudaranya.
"Aku sudah biasa melakukan ini. Biarkan aku memberikanmu kenikmatan" bisik pria itu.
"Ngh.. Siapa?" Desah wanita itu sembari mengelus pipi pria yang berdiri di belakangnya dengan lembut. Berusaha menggapai bibir pria itu.
"Ka-ka-shi" eja pria itu dan melumat habis bibir wanita itu. Setelah mengadu lidah wanita itu, pria itu pun bertanya "siapa namamu?" Tanyanya.
"Sakura.. Haruno Sakura" jawab wanita itu.
Kakashi kemudian menggandeng tangan Sakura masuk ke dalam kedai sake tersebut. "1 kamar! Sepaket sake!" Seru Kakashi pada resepsionis yang berdiri anteng di balik mejanya.
'Hup!' Kakashi menangkap kunci yang dilempar resepsionis itu.
"Di dalamnya sudah ada sepaket sake" ucap resepsionis itu.
Kakashi membalasnya dengan senyum sembari memagut Sakura di sisinya.
Mereka berdua akhirnya menemukan kamar mereka, sebuah perasaan sesak tiba-tiba menyeruak masuk rongga dada Sakura. Ketika memasuki kamar itu, Kakashi mempersilahkan Sakura untuk duduk, disuguhkannya sake pada Sakura.
"Minumlah.. Ini akan menambah ramai acara kita malam ini" ucap Kakashi dan menenggak habis sakenya.
Sakura hanya diam. Ia menatap Kakashi yang mulai mabuk dengan datar.
Kakashi merangkak menghampiri Sakura, diturunkannya perlahan kimono Sakura memperlihatkan punggung Sakura yang putih mulus.
Sakura membalikkan badanya menatap Kakashi. Diciumnya Kakashi dengan ganas, beberapa kali ia gigit bibir Kakashi hingga berdarah. Lalu diseretnya pria itu menuju ranjang.
"Aku yang akan menikmatkan dirimu? Atau dirimu yang akan menikmatiku?" Ucap Kakashi ketika ia di atas ranjang dan ditindihi Sakura.
Sakura menggapai botol sake dan memaksa Kakashi meminum habis sake itu.
"Appp.. Wah.. Yaaa.. Ngg.. Kk.. Au.. Lakk.. Ukan..!" Seru Kakashi disela acara menenggak sakenya.
Tak lama, Kakashi diam tak bergerak. Tak ada tanda-tanda kehidupan pada Kakashi.
Sakura tersenyum, diambilnya cutter yang tergeletak tak jauh darinya. Entah sejak kapan cutter itu berada di sana. Diletakkannya cutter itu di dalam mulut Kakashi.
"Mulut ini.. Yang sudah menggoda banyak wanita.." Ucap Sakura.
'Crash!'
Darah segar mencurat ke wajah Sakura ketika disobeknya mulut Kakashi sampai memperlihatkan deretan gigi dalamnya.
Senyum misterius Sakura mengembang, dijilatnya darah di sekitar bibirnya. Lalu diarahkannya lagi ke arah leher Kakashi.
"Di sini, tempat suaramu keluar, huh?" Bisik Sakura. "Suara busuk pria bejat sepertimu! Patut untuk dihilangkan!"
'Sret!'
Disayatnya leher itu melintang membuat leher Kakashi hampir penggal seutuhnya.
"Tangan ini sudah menodai banyak gadis."
'Sret!'
Dipenggal Sakura kedua tangan Kakashi. Lalu ia tertawa melihat pemandangan di hadapannya.
Keadaan Kakashi sangat mengenaskan. Namun bagi Sakura, semakin mengenaskan Kakashi, makin senang pula ia.
Kemudian ditancapkannya cutter itu tepat di dada Kakashi dan ditinggalkannya pergi mayat Kakashi begitu saja.
Bau anyir darah Kakashi menyeruak ke seluruh kamar tersebut.
Sebelum Sakura meninggalkan kamar itu, ia sempatkan mengambil darah Kakashi dan dimasukkannya ke dalam botol sake yang sudah kosong karena isinya sudah diminum Kakashi secara paksa oleh Sakura.
.
.
.
'Dream Traveller'
.
.
.
"Sakura!"
Sakura mengerjap-ngerjapkan matanya mendengar seruan histeris yang menyeruak masuk indera pendengarannya.
"Kau baik-baik saja? Sakura! Katakan sesuatu!"
"Ada apa Sasuke?" Tanya Sakura dan bangkit dari tidurnya.
Tidak mungkin.
Bohong.
Apa ini?
Siapa yang melakukannya padaku?
Takut.
Aku takut.
Tolong!
Tolong aku!
Sadarkan aku!
"Kau baik-baik saja? Kenapa banyak darah ditubuhmu?" Seru Sasuke panik.
Sakura terus diam dengan pandangan kosong. Setetes demi tetes air matanya jatuh menghapus jejak darah yang mulai mengering di wajahnya.
"Kau terluka? Yang mana yang sakit? Kita pergi ke dokter?" Ucap Sasuke sangat khawatir dengan keadaan Sakura. Pada awalnya, ia tadi hanya ingin mempererat pelukannya pada Sakura, namun liquid kental itu membuatnya terbangun untuk memeriksa. Ketika menyadari liquid kental itu adalah darah, ia lalu membangunkan Sakura. Sasuke sangat takut kalau sesuatu terjadi pada wanita itu.
"Sasu-ke.. Apa yang terjadi denganku? Ada apa denganku?" Gumam Sakura masih memandang lurus pantulan dirinya jauh ke seberang tempat sebuah cermin tergantung tenang.
Sasuke memeluk Sakura, tak perduli darah-darah itu juga akan menempel ke tubuhnya. Yang ia inginkan saat ini adalah ada di saat Sakura membutuhkannya. Masuk ke dalam lingkaran hitam Sakura yang ia tutupi darinya. "Ceritakan padaku.. Apapun.. Semuanya.. Aku hanya ingin lebih mengenalmu.. Mengerti akan dirimu.." Gumam Sasuke.
Tak ada yang bisa membantuku.
Aku pembunuh.
Aku membunuh mereka.
Apa yang akan aku lakukan?
Tuhan!
Beritahu aku apa yang harus aku lakukan!
Sakura melepaskan pelukan Sasuke dan berlari ke kamar mandi. Ia langsung masuk ke dalam bathtub dan menyalakan shower.
"Hiks.. Hiks.. Aku pembunuh.." Isak Sakura.
Sasuke hanya bisa diam, ia tak mau memaksa Sakura untuk bercerita walau ia sangat ingin tahu ada apa sebenarnya. Ia kini hanya bisa menatap nanar bayang-bayang Sakura yang tadi berlari masuk ke dalam kamar mandi.
Sejam sudah Sakura di dalam kamar mandi. Sasuke beberapa kali mengetuk pintu kamar mandi namun tak ada sahutan dari Sakura.
.
.
.
'Dream Traveller'
.
.
.
Perempuan dengan tinggi kurang lebih 160 cm dengan rambut merah jambu panjang menjutai sebatas pinggang mengenakan dres putih panjang yang sobek-sobek menyeret sebuah pedang menimbulkan sebuah bunyi nenyeramkan akibat gesekan antara ujung pedang tersebut dengan lantai.
'Tap.. Tap.. Tap..' Langkah kaki lembut menyeruak ke seluruh penjuru Konoha Institute yang sunyi.
'Sreeekkk... Sreeekkk...' Suara gesekan pedang yang diseretnya membelah suara langkah kakinya.
'Sret!' Tak segan ia memenggal apa saja yang ia temui di depannya. Entah itu manusia maupun hewan. Mata hijaunya terlihat menjadi kelam. Pandangannya kosong seolah tak berjiwa.
.
.
.
'Dream Traveller'
.
.
.
Sasuke bersiap mendobrak kamar mandi. Namun sebuah panggilan telpon membuatnya mengurungkan niatnya untuk sementara.
"Hallo?" Sahut Sasuke pada telponnya.
"Sasuke? Kau dimana?"
Sasuke diam, diliriknya layar handphonenya. "Kakak? Aku di apartemen. Ada apa?" Jawab Sasuke.
"Ada pembunuhan misterius di Konoha Institute. Aku bisa tinggal beberapa hari di apartemenmu?"
Sasuke diam. Ada kakaknya, berarti tidak bebas. Ada kakaknya, berarti perannya akan berkurang karena peran kakaknya itu jauh lebih besar dibandingkan Sasuke bagi Sakura.
"Woy! Baka-otouto!"
"Hn" gumam Sasuke.
"Baiklah kalau begitu. Thanks!"
Setelah itu sambungan terputus.
"Aku tak bilang ia boleh tinggal" gumam Sasuke. Ia lalu teringat akan Sakura dan mulai mendobrak pintu kamar mandi.
Setelah pintu itu terdobrak, Sasuke sangat terkejut mendapati Sakura yang menenggelamkan diri ke dalam bathtub yang airnya berwarna merah.
"Sakura!" Sasuke berhambur menarik Sakura dari dalam sana. "Sadarlah!" Serunya.
Sasuke menarik handuk untuk menutupi tubuh telanjang Sakura. Digendongnya Sakura menuju ranjangnya. Dengan perlahan ia handuki setiap inchi tubuh Sakura. Lalu dipakaikannya pakaian yang cukup hangat.
'Ting! Tong!'
Sasuke melangkahkan kakinya ke pintu apartemen. Dibukanya dan didapatinya Itachi - sang kakak - dengan wajah lelah berusaha tersenyum.
"Aku boleh menginap di sini 'kan?" Tanyanya.
"Hn" jawab Sasuke singkat. Walau dalam hatinya ia sungguh tak rela.
Itachi masuk ke dalam apartemen dan meletakkan kopernya di sofa ruang tamu. "Mana Sakura?" Tanya Itachi.
Sebuah pertanyaan yang Sasuke harap tak terlontar dari mulut kakaknya itu. Sasuke hanya diam memandangi pintu kamar mereka berdua, "ia ada di kamar. Istirahat" jawab Sasuke dan pergi ke dapur menyiapkan bubur untuk Sakura.
Itachi memasuki kamar dan tersentak melihat Sakura yang wajahnya terlihat pucat.
.
.
.
'Dream Traveller'
.
.
.
Wanita berpedang itu terus menyeret pedangnya. Pakaiannya masih dipenuhi darah. Ia diam, menatap pantulan dirinya di cermin.
"Hay, Sakura. Ini masih belum seberapa, tunggu sampai aku menguasaimu sepenuhnya."
.
.
.
'Dream Traveller'
.
.
.
"Tidak!"
Itachi terkejut bukan kepalang, tiba-tiba saja Sakura berteriak ketika ia baru membelai pipi wanita itu.
"I-Itachi?" Gumam Sakura. Nafasnya memburu, wajahnya penuh peluh.
"Mimpi buruk?" Tanya Itachi.
Sakura menangis, ia panik, ia takut, apa yang sebenarnya terjadi.
Itachi memeluk Sakura hangat, didekapnya wanita yang sudah 2 tahun lalu ia tinggalkan, ia percayakan wanita itu pada adiknya. Tapi kenapa ia merasa adiknya tak becus menjaga wanita ini?
"Katakan padaku, ada apa?" Tanya Itachi.
"Hiks.. Aku.. Aku membunuh mereka.. Aku membunuh mereka dengan tanganku.. Aku menyayatnya, menggigitnya, memenggal kepala mereka, mengeluarkan bola mata mereka dari tempatnya dan.. Dan.." Isak Sakura. "Tangkap aku Itachi! Aku pembunuh mereka!" Tangis Sakura kemudian mengulurkan tangannya agar Itachi dapat memborgolnya.
Itachi menatap datar Sakura, ia sudah lelah memikirkan kasus yang menurutnya tak masuk akal, dan kali ini? Wanita yang menjadi satu-satunya wanita berharga dalam hidupnya setelah almarhum ibunya itu membuat kepalanya semakin sakit saja. "Apa maksudmu?" Tanya Itachi.
"3 pria yang tewas itu? Aku pembunuhnya! Dan para mahasiswa di Konoha Institute? Aku juga yang membunuh mereka!" Seru Sakura mulai hilang kendali.
Itachi kembali mendekap Sakura, "tenanglah.. Kau tak membunuh mereka. Kau aman di sini. Tak ada jejak pembunuhan, Sakura" ucap Itachi menenangkan wanita itu.
"Akulah pembunuh mereka.." Isak Sakura.
'Cup'
Sakura terdiam.
Basah.
Lembut.
Hangat.
Menggeliat.
Itachi mencium Sakura dan memainkan lidahnya di dalam mulut Sakura.
Itachi...
Aku sungguhan dengan perkataanku sebelumnya...
Percayalah.
Mungkin aku akan membunuhmu juga kelak...
Itachi menatap Sakura dan tersenyum, "tenangkan dirimu. Aku ada di sini untukmu" bisik Itachi, lalu mendekap Sakura.
Sakura diam. Ia mulai merasa tenang sekarang.
Jauh di luar kamar, Sasuke duduk di meja makan. Meletakkan baki yang di atasnya terdapat semangkuk bubur panas. Diurutnya keningnya yang terasa pening. "Sakura tak membutuhkan orang lemah sepertiku. Ia hanya butuh Itachi. Sejak dulu, memang Itachi yang dibutuhkannya" gumam Sasuke. Ia lalu pergi keluar apartemen.
Sakura tersentak, "mimpi! Aku membunuh mereka dari mimpi! Maka dari itu tak ada sidik jariku!" Tiba-tiba Sakura berseru.
"Mimpi?" Gumam Itachi heran.
"Itachi! Pastikan aku tetap terjaga, jangan biarkan aku tertidur!" Ucap Sakura.
"Tunggu! Apa maksudmu? Aku tak mengerti?" Tanya Itachi.
"Aku.. Aku bermimpi kalau aku membunuh Hidate, Sasori dan Kakashi. Lalu para mahasiswa di Konoha Institute. Dan kenyataannya?"
"Kau benar-benar membunuh mereka?"
"Itachi! Aku mohon... Pastikan aku tetap terjaga!" Pinta Sakura.
"Tapi Sakura?"
"Itachi! Aku tak ingin membunuh lagi!" Isak Sakura.
"Baiklah.. Tenangkan dirimu.. Aku akan membantumu.." Ucap Itachi. Ia pun meninggalkan Sakura sendiri untuk mencari Sasuke. Namun alhasil? Nihil. Sasuke tak ada di apartemen. Ia hanya menemukan semangkuk bubur yang mulai dingin. Akhirnya Itachi membawa bubur itu untuk Sakura.
Malam harinya, Itachi berusaha menemani Sakura tetap terjaga walau ia sendiri benar-benar mengantuk.
"Itachi?"
"Hn."
"Kau mengantuk?"
"Hn."
"Tidurlah kalau begitu."
"Hn."
"Sasuke mana?"
"Hn."
"Itachi?"
"Hn."
Sakura mendengus dan berjalan keluar mencari Sasuke. Ia kitari apartemen tersebut namun tak dapat juga ia menemukan Sasuke. Sakura pun memutuskan untuk berjalan-jalan ringan menghilangkan rasa kantuknya.
Langkahnya terhenti ketika ia bertemu dengan seorang gadis berjubah biru malam dengan rambut indigo panjang dan mata yang aneh menurut Sakura.
"Kau Sakura?" Tanyanya dengan sopan.
"Hn" angguk Sakura.
"Aku harus katakan ini padamu. Karena ini permintaan mereka yang sudah kau bunuh" ucap perempuan berjubah itu.
"Apa maksudmu?" Tanya Sakura.
"Aku seorang mediator, mereka terus memintaku mengatakan ini padamu" jelasnya.
"Apa?"
"Kau harus mencari sesuatu yang bisa melepaskan seluruh bebanmu. Aku tahu, kenangan masa lalumu sangat menyakitkan. Cobalah mulai dari sana.
Sakura? Jangan biarkan 'dia' menguasai dirimu. 'Dia' hanyalah ketakutan masa lalumu yang terus memberontak. Jika kau tak segera menemukan hal yang dapat membuatmu bebas, maka 'dia' akan menjadi dirimu. 'Dia' akan mengendalikanmu.
Sebelum itu terjadi, kendalikan dia.
Para roh yang sudah kau bunuh meminta maaf padamu. Mereka bilang, mereka pernah menyakitimu. Dan mereka pantas mendapatkan kematian mereka" jelas perempuan itu sembari tersenyum dan menepuk pundak Sakura.
"Siapa kau? Maksudku, namamu?" Tanya Sakura.
"Tidak seharusnya kau tahu. Karena mungkin aku bisa mati bila ku beritahu. Tapi, kita pernah saling mengenal" ucapnya dan pergi.
Sakura terdiam. Ia menatap kepergian perempuan itu yang semakin jauh dan menghilang dibalik kabut.
"Kembali ke masa lalu?" Gumam Sakura.
'Tap... Tap... Tap...'
Sakura membalikkan badannya.
"Ini sudah malam. Kenapa masih di sini?"
Sakura tersenyum dan berhambur memeluk orang itu. "Aku mencarimu" gumam Sakura dalam dekapannya.
"Aku pikir, kau melupakanku setelah ada Itachi."
"Mana mungkin. Kau orang berharga bagiku" gumam Sakura dan tersenyum. Ia merasa benar-benar nyaman saat di sisi Sasuke. Ya. Sasuke. Hanya Sasuke orang yang bisa membuatnya nyaman.
.
.
.
'Dream Traveller'
.
.
.
-TBC-
Yosh! Capek juga buat lanjutannya seharian.. Hohoho...
Oke, di kolom review ada yang minta aku buat balesin review-review.. Tapi karena aku bingung mulai darimana, mungkin... Hmm.. Sasuke bisa bantu aku? #nempel-nempel Sasuke.
Sasuke: males.
Author: kok gitu? Gak tahu diuntung banget sih! Kan gue udah buat Sakura nempelin loe terus!
Sasuke: tapi loe belum bayar gue dari fict pertama loe yang nyangkut-nyangkutin gue!
Author: 'kan gajih loe main pelem Naruto udah buanyak! Ngapaen minta gue yang kere' ampyun gini?
Sasuke: no.. No.. No.. Gue mau loe bayar gue sekarang! *gaya FiTrop*
Author: *cengo*. Ampun deh, Sasuke ternyata alay juga *bisik-bisik*.
Sasuke: gue denger etoeh *masih alay*
Author: kayaknya Sasuke kena stroke tuh di bagian mulut.
Sasuke: woy! *keluar suara laki'nya*
Author: *ngacir ketakutan. Dikira para banci mau ngeroyok*.
Oke, kita tinggalkan script di atas.
Balasan review dari chapter 1-2 *akhirnya author bales sendiri*::
Eunike Yuen
Makasih udah bilang fict aku menarik. Aku bahkan nggak tahu ada film itu.. Hahaha.. Tapi, kaya'nya pernah lihat cuma nggak tahu judulnya.. Hahahaha.. *gaje*.
KarinHyuuga
Jangan dibayangin beneran ada. Aku jadi takut kalo begitu..
Yang mimpi *sensor* itu dua-duanya. Jadi waktu Hidate tidur dan berkelut dengan alam mimpinya, di sanalah Sakura datang, atau lebih tepatnya hinggap di mimpi Hidate *apa bedanya?*
Kalo masalah motif, mungkin akan kita bahas di next chapter.. ;)
No Name 4/28/12 . chapter 1
Nah, gimana di chapter dua? Udah dapet feelnya? Kaya'nya belum ya?
Jangan dipikirin lemon 'n gorenya.. Aku jadi malu! Soalnya aku nggak bisa buat mereka berdua! X-D
Pikirin alurnya aja ya? Hehehe...
Vanille Yacchan
Masalah gore dan lemon, jangan dipertanyakan. Saya bukan ahlinya.. Hahaha.. Soalnya saya belum mencobanya.. Idih! Jangan sampe dah! Kan saya belum cukup umur.. Hehehe..
Chadeschan
Maaf jika kurang memuaskan gore dan lemonnya.
Masalah kenapa Saku kaya' gitu, kita bahas di next chap.. Ok?
lily hikari
Kalo Sasu jadi korbannya, saya yang tak rela. Hehehe... Lihat saja nanti perkembangannya bagaimana.. Hohohoo...
Karasu Uchiha
Maksudnya Dream Traveller udah aku jelaskan 'kan di chap sebelumnya.. Hehehe.. Kalo ku jelaskan lagi, bisa lepasan nih jari-jariku..
MissAnchovy
Nih, demi MissAnchovy aku updatenya cepet.. Hehehe.. Bilang apa ayoo? Hehehe...
Aiko uchiha
Aku harap juga demikian.. Hahaha..
Soal romance, aku akan usahakan. Apa sih yang nggak romance buat SasuSaku.. Hahaha...
Nicky lover
Masalah hubungan Sasu dan Saku, itu juga masih menggantung. Tapi itulah yang akan menjadi kunci dari masalah ini. Hahaa... Tunggu next chap ya?
Chini VAN
Wah, Chini kalo soal typo jeli banget ya? Hehehe..
Sasu tewas nggak ya? Hmm... -.-a
Lihat ntar deh.. Tetep review ya?
sasusaku fans
Di chap 2 udah aku masukin lemon SasuSaku. Gimana? Hot nggak? #plak!
No Name 5/1/12 ch2
Yah... Mungkin begitulah.. Seperti yang sudah dijabarkan wanita di atas tadi. Tapi lebih lengkapnya akan dibahas di next chap.
Masalah setiap chap ada lemonnya atau nggak, aku sendiri nggak tahu juga. Wahahaaha...
OYO LECHLIEZ
Akan aku usahakan happy ending, sepertinya banyak yang suka SasuSaku berbahagia sih.. Hehehe..
Atau juga kematian seluruh chara?
maaf ga login -a
Wah.. Nih anak yang minta review dibalesin.. Pijitin jari aku nih, pegel semua balesin review.. Hahaha.. Nggak deng, becanda.. Hihihi...
Duh, masalah gore and lemon.. Maaf-maaf aja ya'? Kita bukan psikopat and pornowati, jadi nggak begitu tahu yang begituan.. Maaf kalo gore and lemonnya nggak kerasaan..
d3rin
Ya, apalagi Saku harus mengingat masa lalunya. Makin gila tuh anak ntar..
Tempatnya Saso mati itu di taman kota. Laagian di dalam mimpi Saso, taman kotanya lagi sepi. Hahaha.. *semuanya author*.
Itulah untungnya jadi author, suka-suka kita tuh charanya mau diapain.. Hahaha...
lily hikari
ƪ (^o^)ʃ akan aku usaha'in update kilat, tapi lily hikari-chan harus terus review.. Ok?
Karasu Uchiha
Wah, gorenya nggak berasa ya?
Aku pikir juga begitu..
Maafin aku ya? #bungkuk-bungkukin badan dalem-dalem#
Sekali lagi maaf... Aku mengecewakan.. Pukul saja abang saya...
Chanhizima (abang author): enak aja! Napa gue dibawa-bawa!
Sssttt! Sapa suruh muncul?
Sudahlah, lupakan abang gue yang sok kecakepan kaya' Hidan itu. Jadi? Boleh minta review lagi?
Huft...! *nyeka keringat*
Panjang juga jadinya.. Boleh minta review lagi?
Aku tak bisa banyak berkata-kata, udah pegelan jari ngetik.. :)