Balasan Review :

-Oceana Queen : Hehe, Saki kira umur kamu di atas Saki… Soalnya kayak tau detail-detailnya nulis fanfic sih! Iya nih, Saki nggak ngasih huruf besar… Saki nggak tau aturan-aturannya sih… Narasinya masih kurang ya? Saki nggak jago nulis narasi, tapi nanti Saki usahain deh. Makasih reviewnya~! Tapi kok Saki dipanggil Saki-kun? Saki ini cewek lho… Emangnya pen-name Saki kayak cowok ya?

-Private2Kowalski :Aelita ya? Hmm… baca langsung part 5 ini aja deh… Sebenernya sejak part 1 Saki udah ngasih garis pembatas, tapi waktu di publish kok nggak ada ya? Apa ada karakter-karakter huruf tertentu yang nggak bisa dijadiin pembatas ya?

-diviru nishikori : Makasih review-nya. Saki lagi bersemangat ngetik nih, jadi Saki pinginnya update~! Ini udah dilanjutin lho…

Wah, Saki ngecek review dari part 4 ini waktu pagi ada 1 review… Siang ada 1 review lagi…Malem nambah 1 review lagi. Makasih atas review dari kalian sejak part-part sebelumnya ya, Saki seneng deh~ Arigatou, minna~!

w w w

Code Lyoko :

"Internet Problem" (part 5)

By : Yusaki Sanjyou ©2012

.

.

.

Disclaimer : Karakter Code Lyoko dan ceritanya bukan punya Saki, kecuali cerita-cerita ini dan sebelumnya yang memang punya Saki.

Summary : Saat Aelita melangkahkan kakinya ke laut yang berada di sektor yang belum teridentifikasi itu, ia tidak menghilang, malah mengeluarkan sinar yang sangat terang. Berarti itu bukanlah digital sea, tapi ini aneh, kalau itu bukan digital sea, dan juga bukan laut biasa, itu laut apa?

Rated : K+

Genre : Friendship, Adventure

Saki's Note! : Ada yang bisa kasih tau Saki gimana caranya update fanfic multichap? Tolong kasih tau Saki ya, semoga di fic-fic Saki berikutnya Saki nggak bikin part/chapter yang kepisah-pisah kayak gini…

w w w

"A-apa itu?" tanya Odd.

Sinar itu melenyapkan overboard, tapi untunglah Odd dan Aelita baik-baik saja.

"Wuah, overboard-nya..," komentar Odd kecewa.

"Odd, ini adalah reaksi dari menara yang di aktifkan X.A.N.A di dalam laut ini," ujar Aelita.

"Aelita, ini mencurigakan, kembalilah kesini! Siapa tahu ini perbuatan X.A.N.A untuk menjebak kita!" teriak Odd memperingatkan Aelita akan bahaya yang ditimbulkan apabila ia melanjutkan langkahnya.

Tapi kali ini Aelita hanya diam, tidak menjawab perkataan Odd, entah kenapa, kakinya berjalan sendiri dengan refleks ke laut itu. Semakin jauh Aelita melangkah, semakin besar sinar yang muncul, kali ini ditambah dengan sinar berwarna pink yang menyerupai warna rambutnya itu.

"Jeremy! Aku butuh bantuanmu!" panggil Odd.

w w w

"Ulrich, kau sudah menemukan kotak P3K-nya?" tanya Jeremy pada Ulrich yang berusaha mencari kotak P3K di kamar-kamar yang ada di hermitage.

"Belum, Jeremy. Rasanya benda itu tidak ada disini," jawab Ulrich.

"Tanpa benda itu, kita tidak dapat mengobati Yumi. Jika kita biarkan, lukanya akan semakin parah, ini akan menimbulkan infeksi, dan kalau sudah infeksi maka bahaya terbesarnya adalah tetanus," jelas Jeremy.

"Iya aku tahu. Itu sudah dijelaskan di kelas biologi kemarin," balas Ulrich.

"Kita juga memerlukan kompres air dingin atau es batu, luka ini akan sakit diobati. Benda itu akan menjadi penahan rasa sakit saat kita mengobati lukanya," tambah Jeremy.

"Teman-teman, tidak usah mengkhawatirkanku… Aku baik-baik saja kok…," kata Yumi mencoba menenangkan kedua temannya itu.

"Luka ini akan menimbulkan efek serius apabila tidak ditangani dengan baik, Yumi. Kau pernah mempelajarinya di kelas 8 kan?" sahut Jeremy.

"Aku tahu itu, Jeremy. Aku hanya tidak ingin membuat kalian semua khawatir, lebih baik kalian mengkhawatirkan Aelita dan Odd, kalau mereka tidak bisa di-materialize, maka mereka tidak dapat kembali ke bumi," balas Yumi.

"Ah, tidak! Aku melupakan Odd dan Aelita! Sebentar ya, Yumi, aku akan mengecek keadaan mereka," Jeremy meninggalkan Yumi di pojok ruangan dan ia kembali ke depan supercomputer.

w w w

Jeremy memakai headphone-nya, "Odd, Aelita, kalian tidak apa-apa?" tanya Jeremy memastikan keadaan mereka.

"Jeremy, dari mana saja kau? Aku berusaha menghubungimu sejak tadi. Aku agak panik, Aelita sepertinya terpengaruh sesuatu, dia mengarah ke laut, bisakah kau mengecek apakah itu digital sea atau bukan?" pinta Odd.

"Apa? Aelita mengarah ke laut? Odd, ikuti Aelita!" balas Jeremy dengan nada panik yang biasa digunakannya apabila ada monster yang menyerang Aelita.

"Ikuti Aelita? Kau yakin ini bukan digital sea, Jeremy? Apa Aelita dikendalikan X.A.N.A sehingga ia tidak menghilang di digital sea?" duga Odd.

"Odd, kau harus melakukan sesuatu, kita tidak bisa membiarkan Aelita menyentuh laut itu! Kalau itu benar digital sea, Aelita dalam bahaya," sambung Jeremy.

"Melakukan sesuatu? Tapi apa?," tanya Odd.

"Mmm…Kalau aku jadi kau, aku akan mengikuti Aelita ke laut itu," jawab Jeremy, ia mengecek keadaan laut itu dengan superscanner.

Odd menghembuskan nafas, "Baiklah, tapi kalau aku hilang di laut ini dan tidak bisa kembali ke bumi, tolong jaga kiwi ya…," pinta Odd.

"Ini bukan saat yang tepat untuk menjaga kiwi…ah, baiklah! Aku akan menjaganya!" sahut Jeremy.

"Terimakasih, Einstein yang baik hati," lanjut Odd.

Odd berdiri di depan laut itu, "Bagaimana kalau aku hilang nanti? Ah, semoga saja tidak!" batin Odd saat kaki kanannya hendak menyentuh laut itu.

Saki : Odd! Baca bismillah! 0

Ulrich : Ganggu nih, Saki! Ceritanya lagi jalan nih! *dorong Saki ke transporter sektor 5 yang baru dateng*

Back to the story, minna~

"Ah, tidak! Aku tidak boleh berpikiran seperti itu!" Odd mulai melangkahkan kakinya ke laut itu. "Semoga aku tidak hilang… Semoga aku tidak hilang di laut ini…," batin Odd. Saat Odd telah melangkahkan langkah pertamanya, ternyata…, "Ha? Ti..tidak hilang… Aku tidak hilang… Ini bukan digital sea, Jeremy!" seru Odd.

Sinar cerah kembali muncul saat kaki Odd menyentuh laut itu. "Laut itu bukan digital sea? Sebenarnya apa ini? Apa ini perbuatan X.A.N.A? Tapi apa yang direncanakannya?" pikir Jeremy.

"Aelita! Aelita! Kembali ke sini!" panggil Odd.

"Aku merasakan sesuatu… Aku harus memeriksanya, Odd," kata Aelita.

"Aelita? Tapi Jeremy melarangmu menuju laut ini! Mungkin ini perbuatan X.A.N.A…," sambung Odd.

"Tidak, Odd… Ini sesuatu yang penting, dan sesuatu yang penting itu ada di bawah sini, di bawah laut ini…," Aelita tetap melangkah ke laut yang semakin dalam.

"Aelita, jangan pergi lebih jauh! Ini bahaya!," teriak Odd, jaraknya dengan Aelita jauh, kira-kira 5 meter.

"Odd, aku mendapatkan sebuah sinyal dari bawah laut, jadi aku harus pergi sekarang. Kurasa data itu ada kaitannya dengan Franz Hopper," jelas Aelita.

Sinar berwarna pink itu mengelilingi Aelita, lalu muncullah motif hati di sekelilingnya. Lalu, sinar itu hilang.

"A..apa yang terjadi?" tanya Odd, "Aelita! Aelita! Kau tidak apa-apa?" Odd segera berlari menghampiri Aelita.

Aelita tidak kuat berdiri, ia terjatuh, Odd menggendongnya dengan gaya bridal-style.

"O..Odd…," ucap Aelita lemah.

"Aelita, k-kau… berubah menjadi…pu-putri duyung?" kata Odd tak percaya.

"Apa? Putri duyung?" teriak Aelita tak percaya.

"Lihat, kakimu berubah menjadi ekor..," sambung Odd.

"J-Jeremy! Apa yang terjadi padaku? Kenapa aku berubah jadi putri duyung?" tanya Aelita.

"Aelita, apa yang terjadi denganmu, Aelita? Kan sudah kubilang, jangan dekati laut itu!" komentar Jeremy.

"Maafkan aku, Jeremy…," kata Aelita menyesali perbuatannya.

"Yaah, yang terjadi biarlah terjadi, Aelita. Sepertinya aku harus menemukan solusi-solusi dari apa yang terjadi di Lyoko secepatnya, tapi aku tidak mempunyai data dari sektor itu, jadi aku tidak tahu bagaimana cara untuk me-materialize kalian," balas Jeremy.

"Aku merasakan adanya menara di sekitar sini, Jeremy. Kalau kau mau, aku akan masuk ke menara itu dan mengirimkan data dari sektor ini padamu, bagaimana?" kata Aelita menawarkan bantuan.

"Kau merasakan adanya menara? Hmm…Baiklah, Aelita. Tapi hati-hati ya," Jeremy menyetujui tawaran Aelita.

"Tenang saja, Jeremy. Kali ini aku tidak akan berbuat semauku lagi kok..," ujar Aelita.

"Odd, tolong lindungi Aelita ya?" pinta Jeremy.

"Tidak masalah, Einstein. Anggap saja ini balasanku atas permintaanku soal kiwi tadi..," jawab Odd.

"Baiklah, ayo kita berangkat sekarang, Odd," ajak Aelita.

"Baiklah Aelita," Odd menangguk.

Aelita masuk ke laut itu, "Ah, rasanya aku benar-benar jadi putri duyung, Jeremy… Aku bisa bernafas di dalam air," ucap Aelita.

Odd menyusul Aelita masuk ke laut itu, tapi ia tidak bisa bernafas di dalam air, Odd naik lagi ke permukaan, "Jeremy! Kurasa ada yang berbeda disini. Aku tidak bisa bernafas dalam air, sedangkan Aelita bisa. Bagaimana cara aku melindungi Aelita?," tanya Odd.

"Hmm… Berbeda ya? Aelita, apa ada sesuatu yang kau katakan sebelum kau berubah menjadi putri duyung tadi?" tanya Jeremy pada Aelita.

"Humm…, biar kuingat… Tidak, tidak ada kata-kata khusus semacam sandi atau kode tadi… Aku hanya bilang kalau menara yang kurasakan di bawah laut ada kaitannya dengan Franz Hopper," jawab Aelita, ia kembali ke permukaan untuk melihat keadaan Odd.

"…Franz Hopper?" ucap Odd pelan.

Sinar yang sama dengan sinar yang mengelilingi Aelita kembali muncul, tapi kali ini mengelilingi Odd, dan dengan warna yang berbeda, kali ini dengan warna ungu yang sama dengan pakaian Odd di Lyoko.

"Sinar ini… Sinar ini sama dengan sinar yang mengelilingiku tadi, Jeremy!" seru Aelita.

"Odd, mungkin itu adalah kode untuk mengubahmu dan Aelita menjadi duyung!" duga Jeremy.

Sinar yang mengelilingi Odd menghilang, "A..apa yang terjadi?" tanya Odd.

"Odd, kau sama denganku," sahut Aelita.

"Sama? Sama apanya?"

"Lihat, kakimu berubah jadi ekor..," jelas Aelita.

"Wah! Ini keren! Kalau begini, aku pasti bisa bernafas dalam air! Jeremy, aku dan Aelita akan mencari menara itu!" kata Odd.

"Baiklah, semoga beruntung..," balas Jeremy.

Aelita dan Odd masuk ke laut itu, dan mereka berenang menjauh.

w w w

"Jeremy! Aku menemukan kotak P3K dan es-nya!" seru Ulrich sambil memberikan kotak P3K dan seplastik es batu yang dibawanya pada Jeremy.

Jeremy melepaskan headphone-nya dan berjalan menghampiri Ulrich, "Bagus, Ulrich. Terimakasih ya, kau dapat barang-barang ini dari mana?" tanya Jeremy.

"Aku ke rumahku dulu tadi, tapi berhubung aku tidak punya es batu, aku ke rumah Yumi untuk meminta es, untung saja aku dapat es batunya..," jawab Ulrich.

"Kau ke rumahku, Ulrich? Siapa yang memberikan es padamu?" tanya Yumi.

"Ah, itu… Hiroki yang memberinya," lanjut Ulrich.

"Oh. Dia pasti mengatakan sesuatu yang aneh lagi kan?" tanya Yumi lagi.

"Ya, kau bisa menanyakannya sendiri pada Hiroki saat kau pulang nanti, Yumi..," jawab Ulrich.

"Yumi, mungkin ini akan sakit, tapi tahan ya..," Jeremy mengobati luka di kaki kanan Yumi.

"Ukh, iya…i-ini memang sakit..," Yumi mencoba menahan sakit.

"Musnahlah kalian…Musnahlah!" kerumunan orang-orang yang dikuasai X.A.N.A mulai merusak hermitage dan mulai mengepung mereka.

"Oh, tidak, Jeremy… Sepertinya kita kedatangan tamu yang tidak diundang…," komentar Ulrich. "Jeremy, apa kita harus lari?" tanya Yumi.

"Ini gawat… Apabila kita lari, mereka akan merusak supercomputer dan scanner ini. Yang aku khawatirkan, Odd dan Aelita benar-benar tidak bisa kembali ke bumi tanpa supercomputer dan scanner itu," jelas Jeremy.

"Kita tidak bisa lari dengan kondisimu yang seperti sekarang, Yumi. Itu akan sia-sia saja," tambah Ulrich.

"Jadi… kita harus apa?" tanya Yumi.

~To Be Continue~

Saki : Hello, minna~! Saki lagi bersemangat banget buat update nih! Entah kenapa rasanya kayak ada sesuatu yang bikin semangat gitu… Oh ya, soal luka-nya Yumi itu, dulu Saki pernah ngalamin waktu kelas 5… Itu sakit banget! Sampe beneran gak bisa jalan! Tapi waktu itu Saki kepleset air sih, trus kaki kanan Saki masuk ke sekolan (yang tanpa air) dan sembuhnya lama. Jalannya nanti agak pincang-pincang gitu. Tapi semoga nggak kejadian lagi deh… Naudzubillah min dzalik…

Ulrich : Ya udah sih, emangnya itu sesuatu yang spesial apa? Kenapa yang luka harus Yumi?

Saki : Tentu saja spesial! :P Terserah Saki dong, Ulrich~~~ Kan Saki yang jadi authornya, bukan kamu!

Ulrich : Terserah aja deh~~~

Saki : Oh ya! Saki baru inget… Saki akan balas perbuatanmu di chapter/part 4 waktu itu, Ulrich! Seenaknya aja nyumbet-nyumbet mulut Saki pake monster block!

Ulrich : Itu DL kali… Abisan Saki emang ngeselin sih~~~

Saki : Hmm, Saki bales pake apa ya? Mmm… Kenapa di episode 19 : "Frontier" kamu mau kencan sebulan sama Sissi dan dengan 'uang muka'?

Ulrich : Aaaaaa~~~! Jangan bahas soal itu lagi!

Saki : Saki jadi bingung… Ulrich, sebenernya kamu itu kan suka Yumi, tapi kenapa masih mau sama Sissi ya?

Ulrich : Udah-udah! Ganti topik aja deh!

Saki : Biar seru, Saki sengaja ngundang Yumi nih… Yumi! Sini dong!

Yumi : *nyamperin Saki* Nani ka, Saki-chan?

Saki : Silakan introgasi Ulrich soal kejadian di episode 19!

Yumi : *senyum sinis* Boleh nih, Saki-chan?

Saki : Boleh banget! Silakan Yumi!

Yumi : *nyeret Ulrich ke suatu tempat* Arigatou, Saki-chan! Jaa~

Saki : Jaa~! Baiklah, minna~ Berhubung Ulrich lagi di introgasi sama Yumi. Saki minta review dari para readers nih! Masih mau review fic Saki kan?