AN: aduh... saya memang author paling jahat sedunia... bknnya 'Author's Block' tapi saya males... jadi saya persembahkan... Chapter Terakhir dari Terperangkap di Dua Dunia Yang Berbeda.
The Final Chapter.
The Golden Trio+ Draco POV:
"Apa kah kau pernah merasakan ketakutan yang seperti ini sebelumnya Tom?" Gabby tersenyum kecil dibalik wajahnya yang sangat pucat dan pandangannya menatap jendela lorong rumah sakit.
"ya... aku pernah... .
Draco menundukan kepalanya, teringat rasa ketakutannya ketika bertemu dengan Pangeran Kegelapan. Dia menatap kepala Gabby yang sudah tidak berwarna hitam lagi. "kau yakin kau tidak mau memakai penutup kepalamu?"
"ya..." ujar Gabby yang masih tersenyum sayu menatap jendela itu, dengan perasaan bercampur bahagia dan takut. "apa yang akan kau lakukan kalau kau benar-benar jadi Draco Malfoy?" tanya Gabby Tiba-tiba.
"ya... aku dia sekarang..." celetus Draco, tapi tidak diungkapkannya. Dia ingat lagi ketika menonton Harry Potter dengan Gabby.
"aku akan berusaha membuat ibuku bangga padaku..." pandangan Draco kosong. Dia ternyata baru tahu, dan sadar. Ibunya yang nanti akan berbohong kepada Pangeran Kegelapan itu dan akan menyelamatkan Harry Potter, melakukannya demi dia. Ibunya sangat sayang kepadanya.
"Narcissa" kata Gabby kembali tersenyum lagi. "dia memang ibu yang baik, harusnya Draco sadar dengan itu." Ujar Gabby manambahkan.
Draco hanya tersenyum, dia tahu apa yang harus dia pertahankan untuk hidup. Apa yang benar-benar penting dalam kehidupanmu. Sekarang dia memiliki teman-teman yang mencintainya ("kecuali Weasley mau mengakui itu"). Dia merasakan 'Cinta'
"maaf... waktu keluar anda sudah selesai Ms Radcliffe" seorang perawat datang menghampiri mereka.
"ah... padahal aku ingin melihat matahari terbenam..."ujar Gabby. Tapi tangan Draco berkata lain, ia merasakan sesuatu kalau dia harus melindungi Gabby dari sesuatu. Draco mulai mengerakan kursi roda ke kamar Gabby, setelah mengatakan terimakasih kepada sang perawat.
Setelah membawa Gabby tidur. Draco keluar dan mendapati Harry dan kawan-kawan sedang menunggunya.
"ada apa ,Potter?" ujar Draco berusaha terdengar lebih sopan.
"dengar... benda yang membawa kita kemari, telah berada di tangan Voldemort" kata Harry dengan sangat cepat.
"kita harus menemukan Veldemort, karena pasti dia berada di sekitar sini..." Hermione menambahakan. "dan kau sebaiknya ikut dengan kami Draco"
Ketiganya langsung mengerakan kakinya menjauhi pintu kamar Gabby.
"tunggu! Kau mau melakukan misi. Saat adikmu, atau temanmu sedang sakit?!" Draco memandang mereka dengan terbelalak.
"ini juga kebaikan untuk Gabby, Malfoy!" untuk pertama kalinya Ron mengatakan hal yang berwibawa.
"tapi dia tidak bisa ditinggalkan begitu saja, kemana anak-anak itu?" tanya Draco tidak melihat sepupu Dan yang lainya.
"mereka pulang lebih awal menyusul ayah dan ibu mereka" jawab Hermione. "dan orangtua Gabby tidak lama lagi akan kemari dan begitu juga orang tua Dan"
"jadi mereka benar-benar berpikir kalau Gabby akan mati?! Tapi dia belum menyelesaikan operasinya yang terakhir! Pasti ada kemungkinan!" wajah Draco sudah basah dan merah.
"tidak... sudah tidak ada kemungkinan lagi..." sesorang dari belakang Draco, ternyata itu Alex, adik Emma.
"untuk apa kau kesini?!" tanya Draco, dengan nada yang ditinggi-tinggikan.
"aku akan mengantikan kalian" kata Alex, mengapai handel pintu kamar Gabby. "merawat Gabby"
"tunggu..." Draco menatap Harry, Hermione, dan Ron dengan pandangan tidak percaya. "kau memberitahu dia?! SEMUANYA?!"
"Draco ini untuk kebaikan Gabby, kebaikan kita semua..." kata Hermione. "setidaknya ada yang harus tahu..."
"aku benar-benar tidak percaya dengan kalian..." Draco terbelalak.
"ayolah Draco..." Hermione menarik tangannya untuk mengikuti mereka.
VOLDEMORT'S POV:
Lord Voldemort sedang berjalan di tengah jalan sepi yang berada di kota London. Tiba-tiba seorang Muggle berpakaian kusus tersenyum kepadanya.
"kau pasti Lord Voldemort, saya J. Hilman" pria ini membusungkan dadanya, sok berpemimpin.
"Muggle" desis Voldemort.
"anak saya pengemar berat anda! Tapi itu saat kami masih punya uang untuk beli buku"
Voldemort biggung dengan muggle ini, muncul dari mana atau bagaimana caranya dia bisa tahu tentang Lord Voldemort.
Tapi Voldemort tidak peduli dia mengangkat tongkatnya dan mulai mengunakan mantra tak termaafkan kepada si muggle malang.
"Avada Kadavra" lalu Voldemort merasakan Wormtail memangilnya, karena tanda kegelapannya mulai terasa panas.
Dia ber-apperate, meninggalkan tubuh muggle yang sudah tak bernyawa itu.
The Cast POV:
"Jadi masih ada kemungkinan kita memakai bekas jejak yang ditinggalkan Voldemort untuk pergi ke dunia kita?" kata Emma penuh keyakinan.
"ya, kemungkinan besar begitu..." McGonaggall sengaja menggundang Fred, George, Ginny dan Luna kedalam pertemuan tertutup ini.
"jadi kalian akan meninggalkan kami?" ujar Luna dengan suara lembutnya.
"tidak, belum tentu hanya kemungkinan Luna" kata Emma.
"semoga kita bisa pulang karena operasi Gabby terjadi besok" kata Dan khawatir.
Beberapa saat kemudian cermin-cermin mulai bergetar.
"seorang muggle ditemukan tewas tapi tidak ada luka-luka atau penyebab apapun yang ada dalam tubuhnya!" Hermione terlihat sedang berlari ketika memegang cermin itu. "Voldemort ada disana!"
Segera mereka bergerak mencari tempat terakhir kali Voldemort berada.
THE TRIO AND DRACO'S POV:
"kalian gila!" ujar Draco yang berlari, berusaha membuat langkahnya seirama dengan langkah trio gryffindor itu.
"kami tahu!" kata Harry Bersemangat
Beberapa jam kemudian setelah pencarian: Sayangnya pencarian mereka tidak berhasil malam itu. Karena sang pelaku sudah pergi lebih cepat dari polisi.
VOLDY'S POV:
"WORMTAIL!" Voldemort berjalan ditengah keramaian kota London, dan orang-orang hanya memfotonya dan menggangap dia badut.
"iya, tuanku?" kata Wormtail ketakutan.
"kemana Harry Potter?!"
"terakhir saya melihatnya tuan, dia ada disini"
"Voldemort bisakah saya mendapat tanda tangan anda? saya sangat suka dengan karya anda dan..." kata seorang wanita yang kelihatannya masih berumur 30-an.
"CRUCIO!" Voldemort mengapalkan kutukan kepada wanita itu.
Sementara itu Harry dan kawan-kawan, sedang berada di ruangan Gabby.
"aku akan meninggalkan kalian sebentar" kata Harry dan yang lain mengikuti, kecuali Draco dan Hermione.
Tiba-tiba tangan Gabby terangkat, meletakan satu tangannya diatas tangan Hermione yang berada di sisi kanannya, dan satunya diletakaknya di tangan Draco yang berada di sisi kirinya. Ia mengankat kedua tangan mereka dan membuat seolah tangan Hermione dan Draco menjadi dua tangan yang disatukan. Gabby ingin mereka bersama... Tom dan Emma.
"maaf, operasi harus di laksanakan sekarang" seorang perawat yang memunculkan kepalanya di pintu.
Diluar Harry merasa bahwa Voldemort memanggilnya.
"HARRY!" Emma Watson memanggilnya dari kejauhan lorong, Tunggu... Hermione ada di dalam...
"Aku Emma!" Emma berjalan ke arahnya dan menarik tanganya berserta tangan Ron.
"tunggu, kau benar-benar Emma?!" tanya Ron tidak percaya.
"ya... kami menggunakan jejak bekas pelarian Voldemort, Dan dan Rupert juga Tom sedang berada ditempat Voldemort sekarang ini"
Kebetulan saat itu Draco dan Hermione telah keluar.
"EMMA?!" Hermione berlari untuk memeluk Emma, dan seluruh penjaga rumah sakit menatap mereka dengan terkejut.
"ya... kejadianya pokoknya kami bisa kemari, tapi kalian tetap harus kembali menjadi penyihir karena kalian masih muggle disini" kata Emma dengan cepat. Dia cepat-cepat keluar dari rumah sakit.
Mereka tiba di tempat Voldemort sedang melakukan kerusuhan dengan Polisi.
"Sir! Tidak ada gunanya anda telah terkepung" kata salah satu polisi yang menggunakan speaker pada mobil polisinya.
"aku ingin HARRY POTTER!" Voldemort menggunakan mantra Reducto pada para polisi.
Segera saja Harry dan Dan muncul di depan Voldemort.
"aku disini TOM!" seru Harry.
"bahkan lebih baik sekarang Harry Potter ada dua" ujar Voldemort.
Segera saja segerumulan Muggles menjauh dari perkelahian tiga orang itu.
"kau yakin para muggles tidak akan tahu kalau Daniel Radcliffe ada dua?" tanya Rupert kepada Emma.
"tenang, kalau mereka kembali muggles akan lupa" kata Emma.
Sementara Voldemort , Harry dan Dan sedang menikmati duel mereka, atau lebih tepatnya Dan dan Voldemort karena Harry hanya melempar benda-benda disekitarnya.
"guys? Aku perlu bantuan disini" kata Dan kepada teman-temanya yang tidak membantunya sama sekali.
"oh ya!" Emma melemparkan mantra stupefy pada wormtail.
Dan setelah Voldemort berhasil mereka tangkap... (A/N: author malas menuliskan perang ini jadi Voldemort sudah tertangkap dan mereka mendapatkan jam pasirnya kembali ok ;) )
"jadi aku mendapat kabar operasi Gabby tidak berhasil..." kata Harry dengan sedih.
Draco hanya Diam. Dia tidak tahu apa yang harus di katakannya.
"kalian harus kembali" kata Emma yang menyerahkan jam pasir ke Hermione.
"okay.." Hermione berbaris dengan Harry, Ron, dan Draco menghadap ke kembaran mereka.
Tiba mereka merasa ubuh mereka tertukar semua disekeliling mereka seperti kaleidoscope. Tangan Draco mengambil tangan Emma dan Tom. Menyatukan tangan mereka.
Dan mereka kembali ke Hogwarts. Bersama Voldemort yang sudah kembalki ke tempat persembunyiannya
Epilog
Kembali dengan O. dan kehidupan remaja yang membosankan. Draco Malfoy sedang menikmati pemandangan danau hitam di jembatan terkenal hogwarts.
"jadi Draco Malfoy si ferret suka dengan pemandangan yang sering sekali kita lihat ini?"
Sebuah suara menggangu pandangan Draco dari danau hitam. Seorang gadis berambut hitam dengan jubah Ravenclaw.
"maaf apa kita pernah bertemu?" Draco belum melihat sosok gadis itu karena dia tepat berada di belakang Draco tepatnya disisi sebrang jembatan. Tapi Draco kenal baik suara itu.
"belum, ak tahu kau mungkin kau tidak tahu aku" katanya. Di berbalik "Gabby?!" Kesamaannya memang sangat detail, hingga sampai bekas luka yang ada di pelipisnya.
"aku Astoria Greengrass, kau tahu kakakku Daphne.." ujar Gabby maksudnya Astoria.
"dan kau di Ravenclaw?" Draco tersenyum lebar. Entah kenapa dia sangat senang bertemu gadis ini.
"ah.. aku harus pergi" Astoria mulai membalikan badannya dan berjalan masuk.
"Astoria?!" Draco berseru
"ya?" Astoria memutar badannya sambil berjalan kebelakang.
"Mau menggunjungi Hogsmeade denganku minggu depan?" tanya Draco sambil berseru
"lihat saja nanti" kata Astoria membalikan badanya lagi.
Draco menatap danau hitam lagi. mungkin hari ini bukan hari terburuk dalam hidupnya.