Para tokoh di bawah ini bukan milik saya. Hanya saja menurut saya, seharusnya yang terjadi adalah seperti ini
Harry dan Lily Potter berhasil diselamatkan Severus Snape. Sedangkan James Potter tewas terbunuh dalam usahanya melindungi Harry. Benarkah Lord Voldemort ikut tewas bersama dengan tewasnya James? Apa yang terjadi selanjutnya pada Harry dan Lily? Inilah kisah kehidupan Harry dan Lily bersama anggota keluarga barunya, Severus Snape dan Rosemary Snape.
Lily's Son and Daughter
Chapter 1
Dudley's Birthday
Spinner's End
Tok-tok-tok! "Bangun Harry!, Mom dan Dad sudah menunggu di bawah!" seru Rosemary membangunkan kakak tirinya.
Harry James Potter pun terbangun dari mimpi buruknya. "Aah.. kilatan hijau itu lagi, aku hampir mengetahui apa itu sebenarnya."
Seraya mengambil kacamata bundarnya, Harrry bergegas bersiap, dan tertegun menatap sebuah foto di kamarnya.
Foto yang terdiri atas James Potter mengendong Harry yang masih bayi. Di samping James, Lily berusaha mencium bayinya itu, sementara James berusaha menjauh. Foto itu bisa bergerak, dan terlihatlah kejar-kejaran pasangan itu, sedangkan sang bayi tertawa kegirangan. Hanya foto itulah kenangan yang tertinggal untuk Harry Potter terhadap keluarganya yang dulu. Keluarga yang selalu diimpikannya. Saat-saat bersama kedua orang tua kandungnya. Seruan ibunya menyentakkan Harry dari lamunannya. Segera ia keluar dari kamar menuju ruang makan.
Sesampainya di ruang makan, ia melihat Ibu, ayah dan adik tirinya sudah berpakaian rapih. "Mau pergi ke mana kalian?" tanyanya.
"Harry dear, kau lupa? Hari ini Dudley berulang tahun, Aunt Petunia mengundang kita ke pestanya," jawab ibunya, Lily.
"Oh, Mom, haruskah kita ke sana? Aku …" "Segera duduk dan makanlah, kita sudah terlambat", potong ayah tirinya, Severus Snape.
Harry melotot memandang ayah tirinya yang sedang mengoleskan selai arbei untuk Rosie. "Harry, jangan memandang ayahmu seperti itu," ujar ibunya lembut.
"Dia bukan ayahku, dia ayah Rose!" jawab Harry kesal.
"Harry..", tukas ibunya.
"Biarkan dia, Lily sayang, segeralah bersiap-siap. Kita harus menggunakan kendaraan Muggle, jadi memerlukan waktu lebih lama," ucap Snape.
"Kita akan naik kereta, Dad? Ooh.. asyik.. biar aku yang memasukkan tiketnya ya nanti.. " kata Rosemary dengan manja.
"Hah? Dengan cara Muggle? Memangnya kenapa dengan bubuk Floo? Apa persediaanya sudah habis, dan Kau belum membelinya lagi?" gerutu Harry pada ayah tirinya yang tidak terlalu kaya.
"Bubuk Floo masih banyak, hanya saja aku tidak ingin mengawali pertemuan ini dengan buruk. Mereka tidak suka ruang keluarga mereka dikotori serbuk arang", jawab ibunya.
"Dan kita harus menuruti mereka.." sahut Harry kesal.
"Kau harus menuruti kami, dan jangan mempermalukan ibumu.." Snape memperingatkannya.
"Aku tidak pernah.." balas Harry.
"Cukup.. Cukup.. lebih baik segera habiskan rotimu, sayang," potong ibunya.
Setelah sarapan, keluarga itupun bersiap pergi .
Stasiun King Cross
"Dad, biarkan aku yang menempelkan kartunya. Begitu kartu ditempelkan, maka palang itu terbuka, dan kita bisa melewatinya. Wow.. it's Magic!", ucap Rosemary.
"Itu bukan Magic, Rosie sayang,itu teknologi," ralat ibunya.
"Oh yeah.. teknologi, sihir tanpa tongkat, hehe.." gumam Rosemary dengan mata berbinar.
"Mom, kita harus mampir di pertokoan. Harry belum membawa kado untuk Dudley," Rosie memperingatkan ibunya.
"Oh, aku memang tidak mau memberikan kado untuknya. Dia juga tidak pernah memberikan kado untukku," tukas Harry.
"Tidak boleh begitu, nak. Kau tetap harus bersikap baik dengannya. Mereka sudah bersikap baik dengan mengundang kita", ujar Lily.
"Belum apa-apa kau sudah membuat kesalahan Harry" tegur Snape.
Harry cemberut memandang ayah dan adik tirinya.
"Lihat, di sana ada toko mainan! Belikan saja Dudley mainan, Dia suka mainan apapun!" seru Rosemary.
"Baiklah. Aku akan membelikannya Barbie.." jawab Harry dengan malas.
"Haha.. kau ini, sepupumu itu laki-laki, belikan dia mainan robot", nasihat Lily.
"Mainan robotnya sudah banyak Mom, kurasa mereka merindukan seorang gadis di kehidupan mereka yang membosankan bersama Dudders" Harry memberi alasan.
"Sudahlah, belikan saja apapun yang Kau mau. Cepat! Kita tidak punya waktu lagi!" ujar Snape.
Harry mengambil Barbie yang paling murah. Walau ia memiliki cukup banyak uang warisan dari ayahnya yang kaya, namun dia bersikap hemat. Lagipula untuk apa membelikan Dudley hadiah yang mahal, pikirnya.
Privet Drive Number 4
Sebuah taksi berhenti di depan rumah asri, bergaya Inggris zaman Victoria, yang dipenuhi dengan semak-semak bunga.
Satu-persatu para penyihir itu turun dari taksi. Turunnya mereka membuat sang supir merasa lega. "Keluarga yang aneh", pikir sang supir.
Muggle yang melihat keluarga ini memang akan merasakan keanehan mereka, Walaupun mereka berusaha bersikap senormal mungkin, seperti Muggle. Baju yang mereka kenakan memang biasa saja, meski terlihat agak usang. Namun, kalimat-kalimat yang dilontarkan kedua kakak adik pada keluarga tersebut sangat aneh. "Mereka membicarakan turnamen Kwiddich, benarkah aku mendengarnya?" gumam sang supir keheranan seraya mengemudikan taksi meninggalkan keluarga itu.
"Ah.. Petunia menanam bunga Lily disamping semak Petunianya. Itu menandakan ia masih menyayangiku, iya kan Honey?" ujar Lily seraya menatap suaminya.
"Sepertinya begitu", ucap Snape singkat.
"Kenapa rumah kita tidak ditanam bunga Lily juga Mom? Hanya bunga Mawar yang ada di halaman kita. Padahal aku ingin bunga Lily berdampingan dengan bunga mawar, seperti Mom berdampingan denganku sekarang', cerocos Rosemary.
"Aku pun juga ingin demikian, sweetheart. Tapi itu berbahaya", jawab ibunya.
"Kenapa berbahaya?" tanya Rosemary. Hal yang sama yang ingin ditanyakan Harry.
"Wah.. Aunt Petunia sudah menunggu di depan pintunya, Ayo segera peluk dia, Rosie" ujar Lily mengalihkan.
Rosie segera berlari memeluk bibinya, "Apa kabar Auntie? Terima kasih telah mengundang kami. Aku membawakan hadiah istimewa untuk Dudley".
"Ah.. Oh.. Terima Kasih Rosemary. Dudley ada di ruang makan, sedang menghitung kadonya." ucap Petunia tergagap menerima pelukan keponakannya.
"Hallo, Petunia, Kau tampak begitu cantik dengan gaun biru muda ini", ujar Lily kepada kakaknya.
"Oh ya, masuklah kalian, pesta segera dimulai. Kemudian, setelah santap siang, kita akan pergi ke kebun binatang", ucap Petunia.
"Harry, tunggu sebentar", panggil Snape ketika Harry hendak melangkahkan kaki masuk ke rumah bibinya.
"Ada apa?" tanyanya kasar.
"Mereka akan mengajak kita ke kebun binatang. Kuperingatkan Kau untuk menjaga sikap. Jangan pergunakan sihir sedikitpun. Jangan membuat ibumu malu dan bersedih", ujar Snape.
"Kenapa hanya aku yang diperingatkan? Kenapa Rosemary tidak?' bentak Harry.
"Karena putri kecilku tahu bagaimana bersikap sopan dan menyenangkan hati orang-orang di sekitarnya. Tidak seperti dirimu", balas Snape.
Harry terdiam dan melotot kepada ayah tirinya, seraya berpikir, "Selalu aku yang salah dan Rosemary yang benar. Tidak adil!"
Pesta ulang tahun Dudley berjalan dengan baik, tanpa ada keributan. Walau Vernon Dursley dan Severus Snape tidak sekalipun bertegur sapa. Dan Dudley yang keheranan menerima Barbie dari Harry.
"Apa kacamatamu perlu diganti, Potter? Aku rasa kau sudah tidak bisa membedakan robot dan Barbie", seru Dudley.
"Mataku baik-baik saja, Dudders. Hanya saja aku berpendapat bahwa persaingan antar robotmu akan bertambah seru, jika ada wanita dalam kehidupan mereka", jawab Harry.