butler – guest in phantomhive mansion.

"young master.. sudah saatnya bangun" di ruangan yang sunyi dan sepi hanya terdengar tuangan teh teh early grey,cahaya matahari masuk ke dalam ruangan itu melalui korden merah besar dan membangunkan ciel.

Ciel merentangkan badannya tapi tangan kirinya ditarik sesuatu "huh?" tanya ciel kaget lalu menyentuhnya lagi,rasanya lembek tapi lebih keras dari bantal,Dengan berhati-hati ciel mengangkat selimut putihnya.

"hu..huaaaaaaaaaaaa!" teriak ciel kaget setelah melihat apa yang berada di sebelahnya.

Mata sebastian membesar karena juga terkejut melihat apa yang berada di sebelah masternya.

Di sebelah ciel terdapat mei yang sedang tertidur pulas menggunakan gaun tidur ungu mudanya dan memeluk lengan kiri ciel dengan erat, walaupun dia tertidur dia tetap menggunakan eyepatchnya,wajahnya sangat manis sekali saat tertidur,bila tidak karena ciel kaget menemukannya berada di sampingnya waktu bangun tidur mungkin dia akan memandangi dan mengagumi wajah gadis itu.

"young master, saya tidak pernah menyangka anda seperti itu"

"se..sebastian! kenapa mei ada di sebelahku?!" tanya ciel ketakutan sambil berusaha melepaskan tangannya tapi sayang pelukan mei nyatanya semakin kencang.

"i..ini sangat tidak senonoh!" kata ciel lagi, mukanya berwarna biru karena kaget.

"jawaban itu hanya anda yang bisa menjelaskannya, tapi saya benar-benar tidak menyangkan anda akan melakukannya, memang ratu menyuruh anda menemaninya tapi saya tidak pernah berpikir sampai seperti ini"

"sebastian!" bentak ciel kesal.

Sebastian menghela nafasnya dan mengguncang tubuh mei dengan pelan "lady mei.. bangun.. sudah pagi"

"ehm... 5 menit lagi" katanya pelan lalu mengambil bantal ciel dan menaruhnya di atas kepala agar menghalangi sinar yang masuk ke ruangan.

"lady mei.." sebastian mengangkat bantal yang tadi menutupi wajah mei "ayo bangun anda berada di tempat yang tidak" sebastian berpikir sebentar kata apa yang harus digunakan "wajar"

"ehm.." mei membuka matanya secara perlahan lalu melihat ke arah ciel dan duduk di sebelahnya,matanya masih setengah terpejam "selamat pagi ciel" lalu melihat ke arah sebastian "selamat pagi sebastian"

"sarapan utama pagi ini adalah poached egg dengan saus hollandaise buatan sendiri ditambah slice daging ham yang diasapkan sampai merata, baked potato dengan melted cheese di atasnya , green salad dicampur dengan french dressing , untuk dessert saya sudah buatkan blueberry muffin dengan, strawberry jam buatan tangan sebagai pelengkapnya , raisin scone dengan vanila di atasnya dan sesame begel saya tidak tahu selera anda karena itu saya membuat tiga macam dessert sekaligus dan saya juga membuat teh assam sebagai penyeimbang rasa" jelas sebastian.

Mei dan buttlernya hanya bisa tertegun dan menelan ludah melihat makanan yang sudah disiapkan di depan meja "woaahh! kau membuat ini semua sendiri?" tanya mei kagum.

"ini sudah kewajiban saya sebagai buttler keluarga phantomhive" jawab sebastian.

"bisakah saya memakan semua dessertnya?" tanya mei dengan sopan kepada ciel

"te..tentu" jawab ciel yang masih kaget karena kejadian tadi pagi.

"baiklah!" kata mei dengan senang "selamat makan!" mei menjulurkan tangannya ke raisin scone yang entah kenapa yang terlihat sangat enak tapi sebelum dia mengambil kue tersebut buttlernya mengambil ranjang kue tersebut.

"tidak ada dessert sebelum makanan utama dan appetizer lady" kata kylar tegas

"haaaah?!" teriak mei kesal "tapi kylar! Jarang sekali chef di rumah memasak makanan manis~" rujuknya.

"karena itu akan membuat gigi anda rusak" jawab kylar sambil mengulurkan lidahnya untuk meledek mei.

"uuuhhh.." pipi mei memerah dan bibir merahnya membentuk huruf u "ayolah kylar.. sekali saja" tawarnya

"anda bisa saja menawar sampai waktu sarapan habis tapi anda tidak akan pernah mendapatkannya" sekarang kylar tersenyum licik

"kylar pelit!" lalu mei mengambil green saladnya, mengaduk isinya agar tercampur dengan dreesing dengan merata dan mulai memakannya.

Kylar hanya tersenyum menang karena kelakuan lady nya, dia menurunkan ranjang yang berisi raisin scone kembali ke meja lalu berbalik ke arah dimana sebastian dan ciel menonton kejadian tadi , dia membungkuk sebentar "saya mohon maaf atas kejadian tadi" katanya sopan.

Ti..tidak apa-apa, tapi mei kenapa kau bisa tertidur di sebelahku?" tanya ciel bingung

"itu pasti karena mei tidak bisa tertidur sendirian" kata kylar menjawab pertanyaan ciel.

"huh?" tanya ciel bingung

"ya.. jadi sebenarnya walaupun mei terlihat seperti ini dia sebenarnya pena –"

Duk!

"aw!" teriak kylar memegangi kakinya yang tadi di tendang oleh mei.

"diam kau kylar!" kata mei, pipinya merona merah.

"memang biasanya kau tidur dengan siapa?" tanya ciel sepontan.

Dengan mudahnya mei menunjuk mahluk yang dari tadi memegangi kakinya dan meloncat-loncat karena kesakitan "biasanya dengan mahluk ini,tapi kemarin dia tidak ada" katanya tenang.

'jadi dia tidur di kamarku hanya sebagai pelarian karena biasanya dia tidur bersama butlernya, ratu victoria benar-benar mendapatkan tamu yang aneh' kata ciel dalam hati "kalian berdua benar-benar sudah sangat dekat" komentar ciel.

Kylar tersenyum tipis "lady mei telah menyela - "

lagi-lagi sebelum bisa menyelesaikan kalimatnya mei berteriak "seperti kakak!"

"eh?" jawab mereka bertiga kaget.

"kylar sudah seperti kakak untukku" kata mei tegas lalu dia menyuap suapan terakhir green saladnya dan mulai memakan poach egg dan potato bakednya.

"lady mei.." mata kylar bersinar- sinar.

Mata mei juga bersinar-sinar "bolehkah aku memakan dessertnya sekarang?"

"tidak" tolak kylar, matanya yang tadi bersinar-sinar sekarang menjadi mata tegas.

"argghh.." raung mei pelan, lalu dia mulai memakan daging ham yang sudah diiris tipis-tipis.

Ciel yang melihat seluruh kejadian itu hanya tersenyum tipis 'kylar, sepertnya dia anjing yang setia walaupun dia jenis anjing yang bisa berpikir' pikirnya dalam hati lalu melihat ke arah sebastian dan tertawa dalam hati 'tidak seperti anjing satu ini yang akan menggigit majikannya setelah seluruh kontrak ditepati'ciel melihat ke arah kylar lagi dan tenggelam dalam lamunanya 'apakah mungkin orang yang membunuh penjahat semalam adalah kylar?'dia bertanya dalam hati

"ada yang salah master ciel?" tanya kylar merasa diamati ciel.

Ciel bengun dari lamunanya dan tersenyum lagi "tidak.. aku hanya senang melihat kalian berdua yang sangat ceria" jawabnya .

malam kemarin 11.35

"arghh!" geram ciel sambil menggosok kepalanya.

"apa anda sedang berpikir bagaimana caranya menjelaskan kepada lady elizabeth?" tanya sebastian sambil mencopot mantel tuannya.

"bukan itu.. kalau masalah lizzy nyonya marquee pasti akan memaksanya hingga dia bisa menerimanya apalagi ini adalah order dari ratu" ciel terdiam sebentar lalu melepas topinya "yang menggangguku kenapa ada orang yang ingin menyerangnya di depan orang banyak?terutama di pesta mewah seperti itu, ini menjelaskan bahwa mereka tidak main-main"ciel menghela nafasnya "dimana lady mei?" tanya ciel kepada sebastian sambil menjatuhkan diri di atas sofa ruang kerja keluarga phantomhive.

"dia sudah ada di kamar tidurnya, kelihatannya kondisinya sudah mulai membaik" jawab Sebastian yang sekarang berada di depan meja kerja kayu ebony.

"dan buttlernya?"

"berada di dalam kemar mei, dia bilang dia selalu menjaga lady mei saat tidur"

Ciel berpikir sebentar lalu menghela nafasnya "terserah .. sebagai phantomhive kita harus bisa memberikan pelayanan terbaik bagi tamu kita"

"ya, tuanku" sebastian membungkuk sedikit.

Ciel bersandar ke sofa merahnya "ceritakan apa yang terjadi saat kau mengejar penjahat itu" order ciel.

"seperti yang sudah anda tahu setelah kita berpisah saya mencoba mengejar pelaku tersebut, dan ternyata arah pelaku tersebut cukup jauh sekitar 900 meter dari tempat lady mei berada"

"900meter?!" tanya ciel tidak percaya hingga bangun dari sofanya "bagaimana bisa dia melakukannya?!"

"sama seperti maid kita maylene,tampaknya dia adalah orang terlatih yang biasa menggunakan senapan untuk membunuh jarak jauh dengan arti kata lain sniper"

"tapi yang ditembakknya bukan peluru" bantah ciel.

"ya betul sekali, sepertinya senapan yang dipakai sudah di rancang sedemikian rupa agar bisa menembakan jarum kecil,sama seperti senapan bius gajah yang di desain untuk peluru bius"

Ciel berhenti lalu duduk kembali "kau benar tapi bagaimana bisa itu hampir mengenai mei? Seharusnya tidak mungkin bisa masuk ke dalam ruangan tersebut" ciel meletakan tangan kanan ke keningnya.

"di depan kediaman tuan xerken ada sebuah gedung mainan yang lebih tinggi dari mansionnya sepertinya ditembakan dari situ dan kenapa bisa masuk ke dalam ruangan tersebut saya kira melewati jendela" jelas sebastian

Ciel menengadah dan melihat wajah sebastian "jendela?"

"iya.. di atas pintu masuk utama kediaman xerken ada sebuah jendela yang cukup besar dan kemarin jendela itu terbuka"

Ciel berhenti bertanya dan berpikir sebentar "sekarang adalah musim dingin, tidak mungkin jendela itu terbuka"

"ya tuanku, saja juga mendapat informasi bahwa jendela tersebut memang jarang dibuka jadi saya pikir itu adalah pekerjaan orang dalam"

"lalu hasilnya?"

"hasilnya.." sebastian terdiam sebentar "orang yang saya curigai membuka jendela tersebut sudah meninggal hari ini karena tenggelam di sungai, kemungkinan besar akan masuk berita besok pagi"

"lalu bagaimana si penembak?" tanya ciel tidak sabar.

"sebastian terdiam lagi "maafkan saya tuanku, orang tersebut juga sudah.. meninggal"

Ciel menghembuskan nafasnya "sepertinya ini lebih rumit dari dugaanku"

"ini adalah jarum yang dilempar ke arah mei" ciel mengeluarkan sebuah pelastik tembus pandang yang berisi sebuah jarum kecil dari laci mejanya.

Sebastian mengangguk "sepertinya saya sudah didahului oleh anda"

ciel menutup kembali laci mejanya dan menaruh ke dua tangannya di atas meja "selidiki kandungan apa yang terdapat pada jarum ini" perintah ciel

Sebastian tidak menjawab apa-apa , sepertinya dia sedang berpikir akan suatu kemungkinan yang cukup aneh bahkan untuk seorang iblis.

"kenapa? Bicara apa yang ada di pikiranmu"

"orang yang membunuh sniper itu.." sebastian menekuk jari tunjuknya dan menaruhnya di depan mulut seolah-olah dia masih ragu "kemungkinan besar dia adalah butler lady mei, kylar"

Muka ciel berubah pucat "apa maksudmu?apa ada buktinya? jelaskan!" perintahnya

kemarin Malam 11.50

"apa maksudmu?jelaskan!"perintah ciel.

Sebastian berpikir sebentar "hm.. tidak ada bukti sebenarnya" jawab sebastian.

"jadi itu hanya tebakan?" tanya ciel.

"tidak juga, semua pekerjaan pembunuh itu sangat rapi seolah-olah dilakukan oleh pembunuh yang sangat profesional, bahkan saya tidak bisa menemukan suatu kecacatan dalam pembunuhan tersebut"

"lalu apa yang menjadi dasar pemikiranmu?"

"saya... mencium bau darah segar dari badan pemuda itu"

"darah?" muka ciel berubah pucat

"ya.. seperti yang anda tahu saya bukanlah manusia dan karena itu saya peka terhadap beberapa hal seperti bau darah dan aura pembunuh"

"apa kau juga melihat aura membunuh di badan kylar?"

"hanya sedikit sekali bila saya tidak memperhatikannya saya tidak akan menyadarinya, sepertinya dia bisa menekan aura membunuhnya hampir sampai pada titik nol" sebastian berhenti sebentar untuk berpikir dan melanjutkan ucapannya

"seperti yang saya bilang pembunuh ini sangat profesional, tenggorokan korban di sayat ke atas agar darah turun ke bawah dan tidak mengenai baju pembunuh itu sedikitpun, sedangkan untuk jejak kaki saya sudah mencarinya ke suluruh tempat tapi tidak ada tanda-tanda orang melewati tempat itu"

"apa kau yakin bahwa dia yang membunuh sniper itu?"tanya ciel lelah

"saya tidak sepenuhnya yakin tapi saya mempunya dasar yang mengatakan bahwa dia adalah pembunuhnya" jawab sebastian.

"dan dasar itu adalah insting?" ciel tersenyum mengejek

"semuanya ada di tangan anda tuan muda" jawab sebastian sambil tersenyum tipis.

Tiba-tiba ciel terdiam seolah-olah menyadari sesuatu "dan sekarang mei sedang berada bersama seseorang yang mungkin saja bisa membahayakan nyawanya?!" tanya ciel hampir melompat dari kursi.

"tenang tuanku, tidak mungkin pemuda itu akan melakukannya apalagi ada kita sebagai saksi mata, bila dia ingin seharusnya sudah lama lady mei meninggal" jelas sebastian sambil menyiapkan teh.

Ciel mendesah lega "apa yang kau buat?"tanya ciel

Sebastian melangkah ke depan dan menaruh secangkir teh di hadapan tuannya lalu tersenyum" ini adalah teh yang dicampur susu cocok untuk mereflexkan saraf apalagi untuk seseorang yang dari tadi tegang karena masalah ini lalu untuk hasil tes jarum itu akan ada di meja anda besok siang"

Ciel hanya diam saja dan meminum teh yang sudah dibuatkan oleh buttlernya.

Malam kemarin 11.40

"kylar, dimana ciel dan sebastian?" tanya mei sambil melompat ke ranjang yang sudah disiapkan khusus untuknya "waaaw.. ranjang ini sangat empuk" katanya senang.

"mereka sedang berada di ruang kerja keluarga phantomhive, sepertinya mereka sedang mendiskusikan apa yang terjadi hari ini" kylar tersenyum tipis melihat kelakuan mei

"hmm.."sorot mata mei yang tadinya memancarkan keluguan sekarang menjadi serius "kylar.."

"ada apa lady mei?" tanya kylar sopan

"jangan gunakan bahasa sopan saat kita hanya berdua,kau tahukan aku menganggap mu sebagai kakak" mei bangun dari tempat tidurnya dan berjalan menuju arah kylar.

"maafkan aku mei.." mata kylar memancarkan kesedihan

"kylar.." mei menaruh tangannya ke pipi kylar "apa kau membunuhnya?" tanya mei dengan sorot mata yang sama seperti mata kylar, kesedihan.

Kylar tidak menjawab apa-apa dia hanya memalingkan mukanya dari mei, mata mei berkaca-kaca "maafkan aku" mei menatap lurus ke arah kylar.

Kylar melihat ke arah mei lalu memeluknya erat "aku yang seharunya meminta maaf, kau terluka karena aku tidak bisa melindungimu dengan benar dan kau tahu kan, aku sudah bersumpah dengan darahku akan melindungimu walaupun itu artinya mengorbankan diriku"

Mei terdiam sebentar, menutup matanya lalu menghela nafasnya "bodoh" katanya pelan

Kylar hanya tersenyum tipis "mei,apa kau tidak apa-apa? " kylar melepaskan pelukannya matanya berubah menjadi seperti biasanya.

"tidak apa-apa kylar" mei tersenyum lalu menekuk kedua lengannya seolah-olah memamerkan otot yang tidak ada.

"kamu benar-benar membuatku kawatir mei" kata kylar kesal.

Mei meringis "terimakasih kylar, tapi kau tahukan aku akan baik-baik saja"

Kylar mengangguk "ya.. aku tahu"

" Ngomoong ngomong phantomhive benar-benar mengerjakan pekerjaan rumahnya" mei tertawa kecil.

Kylar hanya terdiam sebentar lalu melihat seluruh kamar mei yang di hias dengan warna merah, mulai dari merah marun,merah muda hingga merah terang yang diimbangi dengan warna putih yang membuat ruangan tersebut berkesan elegan.

"aku yakin mereka sudah menyelidiki semua hal tentang diriku mulai dari hobbyku, warna kesukaanku ,makanan apa yang kusukai hingga kebiasan-kebiasanku" mei membetulkan posisinya dan duduk agar bisa melihat sekeliling ruang tidurnya.

"kenapa kau bisa seyakin itu mei?" tanya kylar heran

"bila dia tidak mengetahuinya tidak mungkin dia membuat kamar ini menjadi serba merah seperti ini, aku yakin besok di menu dessert akan ada pumpkin muffin, raisin scone atau banana loaf" katanya bangga

"hmm.. sepertinya kamu tahu apapun mengenai dirimu sendiri apa pepatah bahwa orang lebih mudah menilai orang lain dari pada dirinya sendiri hanya omong kosong?"

"menurutmu?"

Kylar tidak menjawab apa-apa "apa menurutmu kita bisa mempercai keluarga phantomhive?" tanya kyler serius.

"menurutmu bagaimana?" tanya mei balik

"aku tidak terlalu suka dengan mereka" kylar terdiam sebentar "terutama dengan sebastian sang butler entah kenapa aku merasakan aura aneh yang membuatku merinding setiap kali bertemu dengannya, awalnya aku pikir itu hanya perasaanku tapi ternyata bukan" lalu kylar terdiam lagi "maafkan aku.. itu hanya firasat bodoh tanpa bukti apa-apa"

Mei tersenyum lagi " kau mempunyai firasat yang tajam dibandingkan orang lain" hiburnya "jadi menurutmu apa yang harus kita lakukan?apa dia ada hubungannya dengan 'Abolish Fien'?" mei memeluk boneka kelinci yang dari tadi dimainkannya

Kylar menggelengkan kepalanya "saya tidak tahu, tapi tidak ada salahnya kita berhati-hati"

"tapi ciel dia benar-benar manis!" mei memeluk boneka kelincinya lebih kuat "membuatku ingin mempermainkannya"

Kylar hanya tertawa kecil melihat ladynya seperti itu "jangan terlalu jahat kepadanya"