A/N: Holaa~ gomen, aku ganti judul dari ours ke watashi no otto wa daredesuka hehehe._.a sebenernya dari awal judulnya itu tapi entah kenapa malah kuganti(?) yaudah deh, happy reading minna-sama :3 dan sekali lagi maafkan keplin-plananku m(_ _)m *bows deeply*

.

Disclaimer: Masashi Kishimoto

Warning: AU/OOC/ Typo bertebaran/ Kayak sinetron/ dll,dsb.

'…'= ngomong dalem hati

Watashi no Otto wa Daredesuka?

私の夫は誰ですか.

Who is My Husband?

.

Matahari bersinar menerangi bumi yang masih sedikit basah sisa hujan tadi malam. Pagi yang cerah, seperti biasa Sakura melakukan rutinitas paginya: bangun pagi-pagi, bersiap-siap untuk pergi ke sekolah, dan sarapan bersama keluarganya. Benar kan? Semua masih seperti biasa dan tidak ada yang berubah bahkan setelah pernikahannya.

Sakura memang tidak terlalu peduli perihal pernikahannya, pokoknya selama pernikahannya itu tidak mengganggu kehidupannya dia tidak akan protes. Terbukti kan? Sudah satu bulan berlalu akan tetapi kehidupannya belum berubah. Oke, bohong kalau Sakura bilang kalau kehidupannya belum berubah total karena faktanya kehidupannya telah berubah— sedikit. Apa yang berubah?

Sebenarnya satu bulan terakhir ini, Sakura sedikit heran akan aktifitas keluarganya— oh ayolah, dibawa ke suatu tempat yang tidak diketahui lalu mempelajari sejarah keluarga kerajaan dan bagaimana terbentuknya negara Hi blablablabla apa gunanya? Memangnya dia itu siapa sampai-sampai harus mempelajari itu semua?

Haruno Sakura, gadis musim semi yang selama enam belas tahun hidupnya tidak terlalu memikirkan hal yang berbau laki-laki. Ehm, dulu pernah sih Sakura menyukai seorang laki-laki sayangnya, karena Ino terlalu bersemangat mengetahui Sakura menyukai seorang pria mulutnya tidak bisa dikontrol. Setiap laki-laki itu lewat di depan Sakura Ino menjadi heboh sendiri hingga lama-lama laki-laki itu tau kalau Sakura menyukainya.

Bisakah kau bayangkan betapa malunya Sakura waktu itu? Tidak hanya laki-laki itu yang mengetahui kalau Sakura menyukainya bahkan hampir satu angkatan tahu karena ulah sahabatnya. Maka dari itu, sampai sekarang pun Sakura tidak pernah membahas soal laki-laki lagi di depan sahabatnya. Entah kenapa ia termasuk orang yang sulit untuk jatuh cinta tapi, sekalinya Sakura mencintai seseorang jangan sekali-sekali kalian meragukannya. Ia pasti akan sangat setia pada orang itu.

Sakura berjalan santai menuju ke kelasnya, sesekali ia sunggingkan senyum manisnya kepada orang yang ia temui di lorong menuju kelasnya. Setelah menaruh tasnya di bangkunya, Sakura pun segera menghampiri sahabatnya yang tengah asik berkutat dengan majalah yang dibawanya.

"Ohayou pig!" sapa Sakura ceria.

'Dug!'

Bukannya membalas salam dari Sakura, Ino malah memukuli sahabatnya dengan majalah yang ia pegang.

"Ittai!" Sakura mengusap-usap kepalanya yang dipukul oleh Ino tadi, "hei pig! Apa-apaan kau ini?"

Yamanaka Ino tertawa puas melihat sahabatnya yang tengah kesakitan, "tidak apa-apa, aku hanya ingin memukulmu saja."

Sakura mendecak kesal, "kau aneh, harusnya aku tahu yang memukulmu karena kau meninggalkanku sendirian di istana Nakano kemarin." Yah, memang benar kemarin Sakura benar-benar terpisah dari Ino sehingga ia harus berjuang sendirian diantara kerumunan orang-orang tersebut.

"Gomen, gomen. Tapi kan kau enak, aku yang susah-susah ke sana untuk bertemu dengan pangeran eh malah kau yang bertemu. Kau pikir aku tidak melihatnya? Dan lagi, yang membuatku iri adalah kau melakukan kontak fisik dengannya!" oke, sekarang Ino malah mencurahkan isi hatinya.

Sakura menatapi lawan bicaranya dengan datar, ia merebut majalah yang berada digenggaman Ino dan membalas Ino dengan memukul kepala Ino juga. "Kita impas, pig." Katanya sambil terkekeh pelan.

"Kau tahu, aku juga tidak berniat untuk bertemu dengan pangeran itu bodoh! Ini hanya kebetulan, lagi pula tidak kah kau bosan melihatnya hampir setiap hari?" lanjut Sakura kemudian.

Memang, Sasuke juga menuntut ilmu di tempat yang sama dengan Sakura hanya saja mereka berbeda kelas. Karena itulah Ino bisa melihat Sasuke setiap hari, dan hampir setiap hari juga Ino memaksa Sakura untuk mengikuti Ino yang modus ingin cari perhatian di depan Sasuke.

Sebenarnya Ino tidak bisa dibilang suka dalam artian cinta pada Sasuke, gadis cantik ini kagum dengan ketampanan Sasuke jadi yah, intinya ia tidak memiliki perasaan khusus dengan laki-laki itu.

"Bosan? Tentu saja tidak dong~ siapa sih yang bisa bosan melihat wajah setampan itu?"

"Hm, terserah deh," jawab Sakura singkat.

"Eh iya forehead, pulang sekolah ikut goukon denganku yuk!" ajak Ino tiba-tiba.

"Hah? Goukon? Dimana?" Ini gawat. Kalau ia ikut goukon bukankah ini sama saja Sakura selingkuh? Eh tunggu, selingkuh? Dari siapa? Jangan bercanda, mungkin sekali-sekali boleh lagi pula kan suaminya tidak mengetahui kalau Sakura itu istrinya jadi … tidak apa-apa kan?

"Biasa, di restaurant belakang taman, kau bisa ikut kan? Ya? Masa tidak bisa, lagi pula sampai kapan kau mau terus menjadi jomblo?" jawab Ino sembari membujuk— atau lebih tepatnya bisa dibilang sedikit memaksa Sakura.

Sakura hanya bisa tertawa di dalam hati, 'pig no baka! Ahahaha mungkin kau saja yang jomblo, kau tidak tahu kan kalau aku bahkan telah memiliki suami. Ck ck,'

Akhirnya Sakura pun menganggukkan kepalanya pelan, "baik, baik. Aku akan ikut."

.

.

.

Namikaze Naruto tertawa puas mendengar pertanyaan dari sahabatnya tadi, apa ia tidak salah dengar? Barusan Sasuke bilang apa? Ia menanyakan siapa istrinya? Konyol. Bukankah kemarin-kemarin Sasuke mengabaikan Naruto yang menggodanya?

Bisa dibilang, hampir sebulan terakhir ini Naruto jahil. Ia menggoda Sasuke dengan mengatakan: "Hei teme! Aku tahu loh siapa istrimu, kau mau kuberi tahu tidak?" atau "Teme, kau tenang saja istrimu itu manis kok jangan khawatir~" dan tentu saja respon dari Sasuke adalah 'Hn' yang merupakan trademark-nya itu.

Jadi wajar saja bukan kalau Naruto tertawa begitu akhirnya Sasuke menyerah? Sebenarnya, Sasuke hanya mengetahui nama dari gadis yang merupakan istrinya itu selebihnya? Tentu saja ia tidak tahu. Itupun Sasuke mengetahuinya saat Naruto yang entah sadar atau tidak menyebutkan nama dari istrinya, Sakura.

Tapi, ayolah kau pikir ada berapa orang yang bernama Sakura di negara ini? Tentu saja sangat banyak, belum lagi kan Sasuke benar-benar tidak mengetahui marga dari istrinya itu. Jadi … tidak ada pilihan lain kan selain bertanya pada Naruto? Pasalnya, Sasuke sudah mencoba untuk bertanya pada Hinata yang mengetahui istrinya juga tapi tentu saja gadis keturunan Hyuuga ini lebih memilih untuk membungkam mulutnya.

"Diam, dobe. Kau mau memberitahuku atau tidak?" tanya Sasuke datar dan penuh penekanan.

Naruto mengatur nafasnya yang masih sedikit terengah, "tentu saja tidak teme! Aku kan masih belum mau digantung Mikoto-basan."

Sasuke mendecak kesal, amat kesal. Ia merasa dipermainkan oleh sahabatnya ini, entah kenapa Sasuke sangat penasaran dengan gadis yang sekarang telah menjadi istrinya ini.

Menyadari kekesalan sahabatnya ini akhirnya Naruto pun menghela nafas, "baiklah aku akan menunjukkan fotonya tapi … bagian wajahnya akan kututupi, bagaimana?" kata Naruto pada akhirnya.

Hei Naruto, apakah kau bercanda? Ini sama saja bohong kan kalau Sasuke tidak dapat melihat wajah gadisnya. "Hn," jawab Sasuke kemudian, dari pada tidak sama sekali kan?

Naruto mengambil ponsel yang terletak di saku celananya dan mulai mengotak-atik benda itu. Setelah beberapa detik Naruto menjulurkan ponselnya ke arah Sasuke, tidak lupa tangannya menutupi wajah dari gadis yang sedang dibalut oleh gaun pengantin itu.

Sasuke memperhatikan foto yang terdapat di ponsel Naruto dengan baik-baik. Yah, setidaknya badan gadis yang menjadi istrinya ini termasuk proporsional yah tidak terlalu kurus maupun terlalu gemuk. Sasuke terus menelusuri gambar itu barangkali ada petunjuk yang bisa ia dapat dan … voila! Ketemu!

Sasuke terkekeh pelan melihat rolex merah muda yang bertengger manis di tangan kanan gadis itu. Gadis macam apa sih yang ia nikahi? Mana ada gadis yang memakai jam yang dipadukan degan gaun pengantin? Oh baiklah, mungkin ada. Tapi, kalau jam itu masih bagus dan tidak retak seperti yang dipakai oleh istrinya. Ck ck, Sasuke jadi semakin tertarik sekarang.

"Sudah teme?" tanya Naruto takut-takut, "kau benar-benar tidak melihat wajahnya kan?"

"Hn, aku tidak melihatnya," jawab Sasuke singkat.

Naruto memukul bahu Sasuke pelan, "nah! Karena aku sudah membantumu teme, jadi kau harus mentraktirku dan Hinata-chan nanti malam, bisa kan?" tuturnya sembari memamerkan senyum lebarnya.

Sasuke berpikir sebentar, nanti malam ya? Apakah ia bisa? Yah sepertinya ia bisa, lagi pula untungnya dia bukan putra mahkota seperti kakaknya jadi waktu luang yang dimiliki oleh Sasuke tentu lebih banyak dari Itachi. "Hn."

.

.

.

Haruno Sakura tidak pernah menyangka bahwa goukon yang biasanya asyik bisa semembosankan ini. Mungkin Ino dan teman-tamannya yang lain menikmati goukon ini tapi tidak untuk gadis musim semi ini. Entah kenapa Sakura merasa sangat bosan, iris viridian-nya menatap kosong jendela yang menampilkan rutinitas orang-orang yang tengah sibuk akan kegiatan mereka masing-masing.

Lagipula Sakura juga merasa bersalah, ia merasa telah bermain api saat ini. Yaa, mungkin memang benar Sakura dan suaminya tidak mengetahui satu sama lain akan tetapi kan tetap saja orang itu adalah suaminya. Jadi ia tidak bisa seenaknya ikut goukon seperti ini.

Sakura melirik rolex retak yang melingkar di tangan kanannya, yah bahkan tanpa terasa waktu sudah menunjukkan pukul delapan malam. Sakura menghela nafasnya sekali lagi, nampaknya Sakura benar-benar bosan, eh?

Sepertinya raut wajah Sakura yang terlihat bosan disadari oleh pemuda berambut merah yang tertarik dengan Sakura. Pemuda itu menepuk pelan bahu Sakura, "kau bosan? Bagaimana kalau kita mengadakan permainan untuk menghilangkan rasa bosanmu?"

Sakura menaikkan alis kirinya, "eh? Permainan apa Gaara-kun?" tanya Sakura sedikit excited.

"Bagaimana kalau kita bermain *shiritori?" usul pemuda yang diketahui bernama Gaara itu sambil menerawang.

"Shiritori? Hanya berdua? Ah kurang seru bagaimana kalau kita ajak semua yang ada di sini untuk ikut bermain shiritori bersama? Bukankah itu akan menjadi lebih seru?" tambah Sakura kemudian, nampaknya Gaara telah berhasil membuat mood Sakura menjadi lebih baik.

"Ide yang bagus," ujar Gaara sambil tersenyum lembut.

"Eh minna-san! Bagaimana kalau kita bermain shiritori bersama?" kata Sakura menaikkan volume suaranya.

"Tapi ini bukan shiritori yang seperti biasanya, yaah agar shiritori ini menjadi lebih seru bagaimana kalau setiap orang yang tidak bisa melanjutkan kata dihukum untuk meminum satu gelas sake?" tambah Gaara yang tiba-tiba mendapat ide seperti itu.

"Boleh! Ayo kita mulai! Baik, kalau begitu siapa yang akan memulainya?" tanya Ino berapi-api, ia siap untuk menang.

"Aku," jawab gadis berambut coklat sebahu, Matsuri.

"Nah, kalau begitu temanya aku yang tentukan ya~" sambung Ino lagi, entah kenapa hari ini ia ingin menjahili Sakura. Tentu saja Ino tahu kalau Sakura itu lumayan lemah di pelajaran yang membahas tentang negara jadi ia memutuskan untuk memilih temanya adalah … yap, negara.

"Iya, terserah kau saja pig." Sakura, kau menggali lubangmu sendiri kau tahu.

"Baiklah, sudah kuputuskan. Temanya adalah negara! Ayo kita mulai!"

Permainan shiritori yang dimainkan berlangsung dengan seru, dan yaa … tentu saja, semua sesuai dengan dugaan Ino. Sakura kalah telak dalam permainan ini, ia kalah delapan kali yang berarti ia harus meminum delapan gelas sake. Semua sempat khawatir akan keadaan Sakura, tapi ia bilang kalau ia tidak apa-apa jadi permainan dilanjutkan.

Harusnya Sakura bilang kalau ia sudah tidak kuat, lihat kan karena permainan dilanjutkan Sakura harus meminum empat gelas sake lagi? Ugh, kuat minum sekali gadis musim semi ini. Akhirnya permainan pun selesai, Gaara sempat menawarkan jasanya untuk mengantar Sakura akan tetapi gadis ini menolaknya dengan halus.

Walaupun ia sudah teler luar biasa akan tetapi ia masih bisa bertingkah seolah tidak apa-apa di depan teman-temannya ini. Sakura seberusaha mungkin tidak membuat teman-temannya khawatir jadi ia memilih untuk pulang sendiri dan berlaga kuat.

Bagaimana dengan Ino? Ia sendiri sudah lupa akan keadaan Sakura karena ia juga sama mabuknya dengan Sakura. Ck, ck kalian ini sudah seperti remaja bandel saja ya, masa sudah meminum sake sebanyak ini? Ingat loh, kalian kan masih di bawah umur.

.

"Huaah, kenyangnya! Arigatou teme~ sering-sering begini yaa hohohoho." Seru Namikaze Naruto sembari mengusap-usap perutnya yang sudah sedikit membuncit akibat kekenyangan.

"Hn, tergantung situasi." Jawab Sasuke singkat, as usual.

"A-ano … arigatou gozaimasu Sasuke-kun," tutur Hyuuga Hinata pelan dan mendapat jawaban yang sama seperti Naruto tadi.

Malam sudah lumayan larut, pukul sebelas malam sudah bisa di bilang larut kan? Naruto mengedarkan pandangannya ke luar jendela menikmati suasana jalanan yang sepi di malam hari. Iris blue saphire-nya mulai ditutupi oleh kelopak matanya sendiri, hei setelah puas makan sampai kenyang kegiatan yang enak dilakukan adalah tidur bukan?

Naruto menggelengkan kepalanya bermaksud untuk tetap terjaga, ia merasa tidak enak pada sahabatnya. Sudah ditraktir, ditumpangi mobil, masa ia dengan enaknya tidur sementara Sasuke menahan kantuknya karena sedang menyetir mobil?

Naruto mengacak-acak pelan rambut blonde-nya, ia kembali menatapi jalanan yang sudah sepi itu. Namun tiba-tiba ia terkejut mendapati seorang gadis bersurai merah muda yang tengah bersandar di tiang listrik. Walaupun gelap tentu saja Naruto bisa melihat dengan jelas wajah gadis itu karena wajahnya disinari oleh lampu di dekat situ.

"Teme, teme, teme! Berhenti sebentar!" seru Naruto setengah berteriak.

Reflek, Sasuke pun menginjak remnya. "Ada apa dobe?" tanya Sasuke setenang mungkin berusaha untuk menyembuyikan debaran jantungnya yang berdetak lebih cepat karena terkejut akan teriakan Naruto.

Tanpa menjawab pertanyaan Sasuke, Naruto pun langsung turun dari mobil Sasuke dan menghampiri Sakura yang sedang menahan beban tubuhnya dengan tiang listrik di sana.

"Sakura-chan, daijoubu ka?" tanyanya khawatir melihat Sakura yang matanya sudah sayu dan wajahnya yang sangat merah.

Sakura hanya tertawa puas, "eh ada Naruto-kun hihihi, konbanwa Naruto-kun ohisashiburi desu ne…" kata Sakura sambil sesekali cegukan.

Dalam jarak sedekat ini, tentu saja Naruto bisa mencium bau sake dari mulut Sakura. Yaampun, bau sake ini sangat menyengat berapa gelas yang telah diminum oleh Sakura?

Sasuke hanya bisa menatapi Sakura dengan tatapan yang sulit dijelaskan sedangkan Hinata menatapi Naruto dengan tatapan bagaimana-ini-istri-Sasuke-kun-ada-di-depan-matanya. Naruto mendekati Hinata dan berbisik pelan, "Itu urusan nanti, sekarang bagaimana dengan Sakura-chan?" tanya Naruto dengan volume suara yang amat sangat pelan.

"Uhm, a-ano … Sakura-san apakah kau baik-baik saja?" tanya Hinata sambil mendekati Sakura.

"hahahaha~ tentu saja aku baik-baik saja Hinata-san hihihihi," Sakura bangun dari sandarannya, "tuh lihat kan aku tidak apa-apa~" katanya masih sambil cegukan.

"Ayo kita pulang, lihat kan dia baik-baik saja." kata Sasuke akhirnya angkat bicara.

"E-eh jangan teme! Kan kasihan dia, iyakan Hinata-chan?" cegah Naruto sambil menyikut Hinata.

Dengan sedikit kesadaran yang masih tersisa Sakura pun akhirnya berkata, "sudah yaa Naruto-kun, Hinata-san aku pulang dulu jya~ ehehehehe." Tanpa pikir panjang Sakura pun langsung membalikkan badannya dan berjalan cepat, ia sudah tidak kuat menahan isi perutnya yang ingin keluar. Tapi tiba-tiba …

'Dug!'

Terdengar bunyi 'dug' keras yang menyebabkan Naruto mengurut pelipisnya, Sakura dengan suksesnya menabrak tiang listrik yang berada dibelakangnya. Jadi itu ya yang dibilang baik-baik saja?

Dengan sigap pun, Hinata dan Naruto menghampiri Sakura dan membantunya untuk berdiri. Sedangkan Sasuke hanya mengekor kedua sahabatnya, saat ini pikirannya sedang terfokus pada nama gadis ini dan bagaimana kedua sahabatnya ini bisa mengenalnya.

Kalau tidak salah dengar tadi Naruto dan Hinata sama-sama memanggil gadis ini dengan sebutan Sakura, eh? Onyx Sasuke pun dengan cepat melihat kearah tangan kanan gadis ini dan ia menemukan sebuah jam rolex merah jambu yang retak bertengger manis ditangannya tersebut. Jadi apakah …

Sasuke terlalu asyik bergelut dalam pikirannya sampai tidak sadar kalau sekarang Sakura berada di hadapannya. Cara jalan Sakura masih (sangat) sempoyongan dan ia terus menggumam tidak jelas.

"Hei tuan, bisakah anda menyingkir dari hadapanku?" pinta Sakura dengan penuh penekanan, bukannya apa-apa isi perutnya benar-benar ingin keluar saat ini.

Dan bukannya Sasuke menyingkir ia malah terus menatapi bola emerald Sakura yang melayu. "Tuan, cepat menying— hoeeek."

Ups, Namikaze Naruto dan Hyuuga Hinata hanya bisa menutupi mata mereka dengan tangan saat melihat kejadian ini. Haruno Sakura, kau hebat sekali. Kau baru saja memuntahi orang penting di negara Hi! Mari beri applause!

"Sudah kubilang kan, kau harus menyingkir," ujar Sakura lalu ambruk menimpa Sasuke. Haruno Sakura sudah kehilangan kesadarannya sekarang.

.

.

.

TBC~

*Shiritori: Permainan sambung kata di Jepang, permainan ini hampir sama dengan permainan sambung kata di Indonesia. Permainan ini biasanya memakai tema seperti nama bunga, nama kota, nama negara, nama hewan, dan lain-lain. Untuk keterangan lebih lanjut, cari di wikipedia atau ubek-ubek mbah gugel aja yaa hehe~

Bales review dulu yuk ^0^~

Aden L kazt: Wah masa? XD ahaha, makasih :)) ini udah lanjut yaa, makasih juga udah nge-fav fic ini :D

Deshe Lusi: Ini udah lanjut yaa, gomen nggabisa update kilat hehehe :$ makasih juga udah nge-fav fic ini :D

Kithara Blue: Awaaaah x_x iyaa aku salah, Sakura maafin saya udah ngerubah gender kamu di chapter satu._.V hehehe, makasih udah dikasih tau… nah, kalo kaya gitu aku juga nggak penasaran tapi masalahnya di sini, Sakura sama sekali nggak tau kalo dia dinikahin sama keluarga kerajaan. Jadi Sakura bener-bener clueless di sini hehe~

jamilahnovitasarijewelf: Hehehe, makasih :D

Hinamori Miko Koyuki: Makasih udah bilang menarik ehehehe :D akunya jangan dipanggil senpai atuh, aku masih kelas dua sd loh ;;) *boong banget._.V*

rickynursidiq: Makasiiih :$ hehe, bener apa kata kamu judulnya memang kurang nyambung soalnya nentuin judul itu termasuk kelemahanku._.V itu judulnya udah kuganti yaa :D

akasuna no ei-chan: Eh ada ei-chan lagi *lambai-lambai* *sksd* iyaa, bener emang aku terinspirasi sedikit sama Goong makanya begini hehehe :$

nadialovely: Makasiih :)) ini udah lanjut yaa :D

Maya Kimnana: Huahahaha XD iyaa, Sakura enak tuh dapet ciuman gratis #heh makasih :$ ini udah lanjut yaa^^

Magician cherry: Iyaaa, tau ya kenapa coba dia ngga nanya_-_ *hei siapa yang bikin cerita ini._.* makasiiih :) maaf nggabisa update kilat m( _ _)m

Natsuya32: Hehehehe, tau ya aneh banget bisa begini … salahkan otak saya yang mendapat imajinasi begini(?) makasih yaa ^^

mari-chan.41: Ini udah lanjut yaa ^o^ iyaa, sayangnya dia nggak tau ya kalo dia beruntung hohoho *ikutan ketawa misterius*(?)

Ainia Darkladie Kazekage: Makasiiih ini udah dilanjut eaa qaqa *emot unyu* maaf update-nya lelet m(_ _)m makasih juga udah di fav^^

aguma: Terimakasih :D hehehe

Guest: Makasih udah bilang seru^^ ini udah lanjut, maaf kelamaan m(_ _)m

me: Gomeeeen m(_ _)m saya update-nya lelet *bows deeply*

gita zahra: Lucu? Aku? *dilempar gerobak* hehehe makasih, ini masih lanjut kok Cuma yaah maaf update-nya lama m( _ _ )m

Rara chan: Nah nah~ makasiiih :D yaa, alesan dia mau aja tuh yaah soalnya dia nggak enak sama orangtuanya lagian juga pas udah dijelasin sedikit sama kaa-sama nya dia mau ngerti kok. Sakura anak yang fleksibel, kaya yang udah kubilang diatas, selama nggak ganggu hidupnya dia nggak aka protes hehe. Kalo masalah deketnya, dia satu sekolah kok sama Sasuke dan bener, dia bakal dibantu sama Naruto juga Hinata^^ oke, ini udah update maaf lama banget m(_ _)m

fishyhae: Yap, anda benar~~ hehehe, ini udah lanjut :D

Karin Shawol: Makasiiih :$ ini udah lanjut, ehiya makasih juga yaa udah nge-fav fic ini^^

FuRaHeart: Makasih qaqaaa *emot unyu* hehehe, yap ini udah lanjut~ makasih juga ya kak udah nge-fav fic ini^^

TFF UchiHaruno: Arigatou :"D ini udah kanjut dan makasih juga udah nge-fav fic ini~~ hehehe+

A/N: Holaa minna-sama~~~ Aaah, Alhamdulillah chapter dua udah jadi :"" hmm, maaf yaa aku update-nya lama m(_ _)m *bows deeply* maaf juga kalo chapter ini mengecewakan, maaf juga kalo ada typo-nya, maaf juga kalo alurnya kecepatan dan maaf juga kalo— *dibekep*

Hehehe, SasuSaku-nya disini mungkin belum terlalu keliatan kayanya chapter depan deh banyak merekanya, kayaknya loh yaa #apa ehiya, masa masa masa flashdisk-ku nggabisa nyalaaaa D": jadi maaf banget Love Sprout in KIHS-nya tertunda update-nya :""((

Ah udah deh, saya bener-bener udah kebanyakan bacot-_-V hehehe, makasih yaa buat yang udah nge-review, nge-fav, dan nge-follow fic ini^^ aku seneeng *nangis terharu* #lebay

Yasudah deh kuakhiri curhatan lebayku(?) mind to RnR minna-sama? :3