Disclaimer : Hanya milik Tante JK Rowling.
Summary : Bagaimana jika tokoh-tokoh yang ada di Harry Potter muncul di dunia didunia Author dan teman-teman Author? Apakah yang akan terjadi?
A/N : ter inspirasi oleh fandom lain. Disini menggunakan POV tak beraturan kacau dan gaje. OOC(maybe). Oh iya disini Author menjadi nama Chanda
-vvvOOvvv-
Hari senin adalah hari yang paling menyedihkan dan paling sibuk untukku. Maklum saja, Aku baru kelas 10 di suatu SMA dan memasuki semester-semester sibuk. Terkadang Aku hanya tidur 6 jam saja sehari karena tugas yang tak sedikit. Satu pelajaran saja bisa 3 hari baru selesai. Apalagi 20 pelajaran. Huh!
Saat akan pulang sekolah
"Aku tak habis pikir dengan semua tugas ini! Persetan dengan itu!" ucapku pada temanku -Harold, Robert, Fanny dan Syifa- geram. "sungguh aku ingin sekali membanting dan membakar semua ini!"
"Yah, mau tak mau kita melakukannya. Apakau mau tidak naik kelas?" ucap Harold.
"tentu saja tidak, oh iya Rold, rencana kamu ambil jurusan apa?" ucapku.
"IPA saja lah. Aku tidak bisa IPS. Lagian aku juga tidak bisa hafalan. Hehehe. Kalau kamu Bert, Syif dan Fan?" sahut Harold
"Aku sama Fanny sama kayak kamu Rold. Aku juga gak bisa IPS." Jawab mereka.
"Aku IPS aja, soalnya aku suka sama pelajaran Sejarah. Kalau kamu Chand?" celetuk Robert.
"Sama kayak kamu. Kalian tau sendirikan kalau aku itu paling lemah kalau dihadapkan dengan Kimia dan Matematika." Jawabku agak malas.
"eh iya, kalian udah nonton Harry Potter yang Deathly Hallows part II belum? Tanya Syifa kepada kami semua.
Ya. Memang kami penggemar berat Harry Potter. Bahkan kami menamai kelompok kami The Potter Five.
"belum, emang kamu mau ngajak kami nonton?" tanyaku.
"yoi, besok kan pulang pagi, gimana kalau kita nonton dirumahku?" usul Fanny.
"Setuju, setuju!" jawab ku, Syifa, Robert dan Harold kompak.
"oke, aku duluan ya. Bye."
"bye.."
Esok hari setelah pulang sekolah jam 10.00
Kami langsung menuju rumah Fanny –anak yang tidak terlalu tinggi, berambut ikal dan berkulit sawo matang- yang bisa dibilang besar. Setelah sampai, kami dipersilakan duduk di ruang keluarga, Ayah dan Ibu Fanny yang kebetulan saat itu sedang dirumah sudah menganggap kami anak mereka sendiri. Fanny anak satu-satunya, jadi wajar saja kalau dia begitu dimanja. Apa yang diinginkan bisa ia dapatkan hari itu juga. Ckckckc...
Saat aku melihat cover CD nya, aku merasa ada kejanggalan disana mengingat CD nya belum beredar saat itu.
"Eh Fanny, kamu beli CD Harry Potter ini dimana?" perasaan kan belum beredar. Di Indonesia. Pasti beli di Inggris ya?" tanyaku penasaran.
"Di Inggris? Yang bener aja? Gak mungkin lah! Aku beli di toko disamping kuburan didepan terminal itu kok." Jawab Fanny.
"Sebelah kuburan didepan terminal? perasaan gak ada deh toko disana." Bantah ku
"Udahlah, yang penting kita bisa nonton sekarang oke?" jawab Harold yang agak mulai tak sabar.
"iya, iya" ucapku dan Fanny barengan.
Aku masih merasa ada yang janggal dan berusaha mengabaikannya.
Fanny pun memasukan piringan kaset itu ke DVD playernya.
Film itu pun mulai.
setelah memakamkan Dobby, Harry dan kedua sahabatnya kemudian berusaha mencari rencana baru. Ia menanyai Ollivander mengenai Tongkat Sihir Elder dan mendapati bahwa pemilik terakhirnya adalah Dumbledore. Harry dan kedua sahabatnya merencanakan membobol lemari besi Bellatrix Lestrange di Bank Gringott's. Mereka curiga satu horcrux tersembunyi di sana. Dibantu Griphook (dengan imbalan Pedang Godric Gryffindor), Hermione menyamar sebagai Bellatrix Lestrange dan bersama-sama Harry dan Ron memasuki lemari besi Bellatrix di Bank Gringott's. Horcrux yang dimaksudkan ternyata adalah piala Helga Hufflepuff. Namun, Griphook kemudian mengkhianati mereka dan melarikan diri dan mencuri pedang Godric Gryffindor, meninggalkan mereka terpojok oleh pihak keamanan yang merasa ditipu. Harry, Ron, dan Hermione berhasil melarikan diri dengan menaiki naga penjaga lemari besi.
Harry mendapatkan penglihatan segera setelah pelarian mereka; ia dapat melihat melalui mata Voldemort dan mengetahui pikirannya. Di dalam penglihatan tersebut, Voldemort membunuh beberapa goblin dan penjaga Bank Gringott's lainnya, termasuk Griphook. Voldemort telah mendatangi tempat-tempat Horcruxnya disembunyikan dan mengetahui bahwa mereka telah lenyap dan hancur. Secara ceroboh, Voldemort mengungkapkan bahwa Horcrux terakhir berada di Hogwarts, yang berhubungan dengan Rowena Ravenclaw. Ketiganya segera pergi ke Hogsmeade untuk mencari jalan masuk ke sekolah Hogwarts. Di Hogsmeade, kehadiran mereka membunyikan mantra pendeteksi - Caterwauling dan disudutkan oleh para Pelahap Maut. Namun, mereka diselamatkan olehAberforth Dumbledore. Aberforth membuka jalan terowongan ke Hogwarts di mana mereka disambut oleh Neville Longbottom. Tiga sekawan tersebut bertemu kembali dengan anggota Laskar Dumbledore dan memohon bantuan untuk mencari mahkota Ravenclaw.
Snape mendengar kembalinya Harry dan mengumumkan bahwa semua orang yang membantu Harry kembali, terutama siswa, akan dihukum berat. Harry kemudian muncul dan menantang Snape mengenai kematian Dumbledore, dan Minerva McGonagallmenantangnya berduel. Snape melarikan diri dan McGonagall memerintahkan seluruh Hogwarts bersiap untuk bertempur. Pada saat ini, anggota Orde Phoenix dan simpatisannya berdatangan. Atas inisiatif Luna Lovegood, Harry kemudian berbicara dengan hantu Helena Ravenclaw. Helena mengatakan bahwa Voldemort telah mengisi mahkota ibunya dengan ilmu hitam, dan menyatakan bahwa benda itu ada di Kamar Kebutuhan. Sementara, Ron dan Hermione pergi ke Kamar Rahasia. Hermione memusnahkan Piala Hufflepuff dengan taring basilisk, dan Ron dan Hermione berciuman untuk pertama kalinya. Di kamar kebutuhan, Harry dicegat oleh Draco Malfoy, Gregory Goyle, dan Blaise Zabini, namun Ron dan Hermione datang membantu Harry. Goyle menggunakan mantra api kutukan Fiendfyre namun jatuh dan mati terbakar. Draco dan Blaise diselamatkan oleh Harry, Ron, dan Hermione sebelum Harry menusuk Mahkota Ravenclaw dengan taring Basilisk dan melemparnya ke dalam kobaran api, memusnahkan mahkota itu. Sementara itu, ketika Hogwarts diserang oleh pasukan Voldemort, Harry kembali memasuki pikiran Voldemort dan menyadari bahwa ularnya, Nagini, juga adalah Horcrux. Di dalam pertempuran yang berlangsung, Fred, Lupin, Tonks, dan Lavender Brown, serta sekitar 50 orang lainnya terbunuh. Pada saat yang sama, Hermione membunuh Fenrir Greyback (pembunuh Lavender).
Di Boathouse, mereka mendapati Voldemort telah Severus Snape dengan tujuan untuk mentransfer kekuatan Elder Wand kepada dirinya sendiri. Dalam sekaratnya, Snape memberikan memorinya kepada Harry. Dari memori itu terungkap bahwa Snape berada di sisi Dumbledore, didorong dengan cinta seumur hidupnya kepada Lily Potter. Snape telah diminta Dumbledore untuk membunuh dirinya jika situasinya mengharuskan demikian karena bagaimanapun juga hidupnya tidak akan lama lagi akibat kutukan yang terdapat di Horcrux Cincin Gaunt. Selanjutnya, terungkap pula bahwa Harry adalah Horcrux terakhir Voldemort, dan ia harus mati juga sebelum Voldemort dapat dibunuh. Pasrah akan nasibnya, Harry mengorbankan diri dan Voldemort melancarkan kutukan untuk membunuhnya. Tapi alih-alih membunuh Harry, kutukan itu malah menghancurkan bagian dari jiwa Voldemort yang terdapat di tubuhnya. Harry pun memasuki dunia lain (limbo), dimana ia bertemu Profesor Albus Dumbledore, yang menjelaskan kepadanya tentang Harry sebagai Horcrux dan bahwa kutukan Voldemort telah menghancurkan jiwanya yang berada di tubuh Harry. Harry memutuskan kembali hidup untuk mengalahkan Voldemort, namun ia berpura-pura sudah tewas. Voldemort kemudian membawa "mayat" Harry ke Hogwarts dan mendeklarasikan "kematian" Harry kepada pejuang-pejuang Hogwarts dan siapa saja yang menentangnya akan mati. Neville Longbottom menarik Pedang Godric Gryffindor dan menantang Voldemort dengan sebuah pidato. Pada saat yang sama, Harry mengungkapkan bahwa dirinya masih hidup, dan mulai berduel dengan Voldemort di sekitar sekolah. Nagini dipenggal dengan pedang Gryffindor oleh Neville, Di tempat lain, Molly Weasley membunuh Bellatrix Lestrange. Akhirnya, Voldemort mati setelah mencoba menggunakan Kutukan pembunuh Avada Kedavra terhadap Harry. Kutukan itu berbalik menyerang Voldemort sendiri setelah beradu dengan mantra pelepas senjata Harry - Expelliarmus. Harry menangkap tongkat itu. Setelahnya, Harry bergabung dengan kedua sahabatnya dan menjelaskan bahwa Tongkat Elder melindungi pemiliknya (Harry Potter sendiri) yang memenangkannya dari Draco Malfoy. Harry kemudian mematahkan tongkat itu dan membuangnya ke parit Hogwarts, melenyapkan kekuatan tongkat itu selamanya.
Dalam kisah di akhir buku, pada tahun 2017, 19 tahun setelah Pertempuran di Hogwarts, Harry dan Ginny Weasley telah menikah dan memiliki tiga anak bernama James, Albus Severus, dan Lily. Neville Longbottom telah menjadi guru Herbologi di Hogwarts. Ron dan Hermione juga menikah dan telah memiliki dua anak bernama Rose dan Hugo. Draco Malfoy memiliki anak bernama Scorpius. Mereka seluruhnya bertemu di stasiun kereta api King's Cross, untuk mengantar anak-anak mereka bersekolah ke Hogwarts. Di sana diungkapkan bahwa bekas luka Harry tidak pernah sakit lagi setelah kekalahan Pangeran Kegelapan.[1]
Di akhir film, Syifa –cewek yang perasaannya amat sangat sensitif- menangis saat melihat kenangan Severus di Pensieve. Syifa berkata jika itu kisah cinta terindah yang pernah dia dengar.
Saat akan mematikan DVD playernya, tiba-tiba Fanny melihat dirinya dan teman-temannya yang sedang berbincang tadi disekolah di TV nya! Bahkan ada juga adegan saat Syifa yang sedang menangis.
"Apa? Bagaimana bisa?" ucapku.
Teman-temanku tidak menjawab dan hanya melongo memperhatikan TV itu. Tiba-tiba ada suara berdehem.
"Ehem."
Kami menoleh kebelakang sambil melongo tak percaya dengan apa yang kami lihat.
TBC
[1] Diambil dari Wikipedia karena Author agak lupa kronologinya secara urut
A/N : Wah, Multichap pertama saya. ini sumpah gak masuk akal banget. cekcekcek.
Jujur saya sedikit gimana gitu dengan fic ini. jadi mohon RnR.
jika ada kesalahan penulisan atau kesalahan apapun, mohon di ingatkan.
Maaf dan Terima Kasih