Bokutachi no Hibi –a YuuKana drabble collection
Chapter 1: Notes
Kaname mendecak kesal ketika mendapati salah satu buku catatannya menghilang. Lagi-lagi kejadian serupa. Sebelum pulang Kaname selalu mengecek ulang isi tasnya, dan sudah dua minggu ini ia mendapati salah satu buku catatannya raib digasak orang. Entah bagaimana caranya si pelaku mengambil, Kaname tak pernah tahu. Tapi siapa pelakunya, Kaname tahu pasti. Orang yang sama –karena setelah dilacak, buku catatannya pasti ada di tempat orang itu. Dan Kaname sangat kenal pelakunya…
.
a fanfiction by Aqua Days
Disclaimer: Kimi to Boku doesn't belong to me and I don't take any profit from this fanfiction
Warning: hints of BL, some OOC
.
.
…Asaba Yuuki.
"Ano yarou…" sebuah gerutuan terlepas dari bibir kaname.
Enjoy the story
Di koridor, Kaname berteriak pada pemuda penyuka manga itu, meminta buku catatannya kembali. Yuuki hanya membalas dengan gumaman ringan diikuti 'ambil di rumahku, Kanamegane'. Sudah pasti Kaname marah. Ia mengejar Yuuki, berniat memberinya timpukan gratis. Sayang Yuuki terlahir dengan bakat olahraga tidak biasa dan kaki yang begitu cepat. Kaname kehilangan jejaknya.
Kaname bertambah marah. Tapi tak urung, ia datang juga ke rumah keluarga Asaba.
"Yuuta, bisa kau urus kembaranmu itu? Dia membuatku gila!" ujar Kaname dengan nada frustasi.
Yuuta memandang Kaname sebentar sebelum akhirnya berkata, "Maaf Kaname. Kurasa aku tidak bisa membantu."
Kaname mendadak merasa kepalanya migran. Ia sempat menangkap sebuah senyum –yang lebih mirip seringai tipis di akhir kalimat Yuuta tadi. Ini pasti ada apa-apanya.
"Yo, Kaname!"
"Yuuki! Bukuku!"
Yuuki baru saja kembali dari kamar mandi, dan masih memasang wajah datarnya yang biasa. "Hai, hai… Kau ini hobi sekali marah. Cepat tua nanti."
"Dia kan memang sudah tua."
"Urusai! Cepat kembalikan bukuku!" seru Kaname galak. "Dan Yuuta, aku belum tua."
Yuuki mengambil sebuah buku bersampul biru dari dalam laci kemudian menyerahkannya pada Kaname. Remaja berkacamata itu menyambarnya cepat dengan muka ketus yang begitu jelas. Beberapa menit setelahnya, Kaname sudah tidak ada –pulang ke rumah maksudnya.
"Mau sampai kapan Yuuki?"
"Hn."
Yuuta menatap saudara kembarnya dengan ekspresi bosan. Yuuki pura-pura tidak merasa dan menenggelamkan diri pada salah satu komik favoritnya, meski sebenarnya ia tahu apa yang dimaksud Yuuta.
"Kaname itu lamban."
"Kecuali kalau menyangkut Kaori-sensei," koreksi Yuuki.
"Ya. Saingan beratmu."
Dahi Yuuki berkerut. "Tidak juga."
Yuuta seperti ingin menyampaikan sesuatu namun diurungkannya. "Yah, terserah padamu."
Yuuki kembali menekuni komiknya.
Memang sudah dua minggu ini Yuuki punya kebiasaan baru mengusili Kaname dengan mengambil buku catatannya diam-diam. Bukan tanpa maksud, karena ia punya motif tertentu. Motif yang harusnya cepat ketahuan andai bocah berkacamata itu cukup peka.
Maka, kadang Yuuki bertanya-tanya. Kaname itu memang tidak tahu, apa pura-pura tidak tahu?
.
.
Kalau sebenarnya Yuuki hanya ingin Kaname mendatangi rumahnya tiap hari.
Agar ia bisa bertemu Kaname setiap hari selain di sekolah.
-fin-
Gaje? Iya, saya tahu T.T *tenggelem di danau*
Sudah lama banget nggak nulis, sekalinya nulis jadi begini =A=a
Ini masih akan berlanjut. Jumlah chapter disesuaikan dengan mood :D #blethak
Hoho, ngomong-ngomong, saya pendatang baru di fandom ini. Mohon bantuannya ya…
Concrit are welcomed, always :D