DISCLAIMER: Masashi Kishimoto-1992
AUTHOR: Alp Arslan-2013
Tertunduk pelan, helai sakura luruh berguguran.
Terpejam ringan, kuncup kembang bersemu kemerahan.
Terulur tangan, angin diam menunggu sambutan.
Tiada keraguan, wewangian melayang terbujuk ajakan.
Angin mengalir mesra, menjatuhkan helai-helai bunga Sakura. Pelan namun pasti, bunga-bunga itu menari di udara selama beberapa detik, sebelum akhirnya mendarat lembut di atas rerumputan. Sehelai bunga mendarat di bahu gadis itu, membuatnya beralih sejenak dari kegiatannya, melirik helai bunga yang bermain di kulit putih sang gadis merah muda sebelum jatuh di bumi yang tengah berparaskan merah muda.
Sakura kembali menyibukkan dirinya, mengelus dan menyisiri rambut pirang pemuda yang tengah tertidur nyenyak, berbantalkan pahanya. Angin masih sepoi, mengalunkan banyak cinta, mendendungkan lagu mesra. Sakura tidak banyak memikirkan apapun, karena toh yang dinginkannya hari ini hanyalah ingin berduaan dengan Hokage tercintanya.
Alis pemuda itu bergerak, Sakura menjauhkan kemudian tangannya dari helaian rambut lelaki pirang. Toh bukan dia yang membangunkan, karena alih-alih mengganggu tidurnya, belaian menyisiri rambut itu, konon menyenyakkan istirahatnya.
Kelopak itu terbuka pelan, memperlihatkan iris biru yang tersembunyi di dalamnya,
"Kenapa, Naruto?"
Pemuda itu berkata pelan, "Sakura-chan...?"
"Nani?"
Pemuda itu bangun dengan innocent, bisa-bisanya dia dengan jubah Hokage bukannya siaga di kantor. Namun malah tidur santai di paha kekasihnya. Hei, itu bukan masalah. Toh selama tubuhnya bisa membelah jadi dua, sepertinya tidak ada yang perlu repot, kan?
"Aku mimpi, kita sudah menikah..."
Mendengar itu, pipi Sakura tiba-tiba merona. Naruto lanjut berbicara,
"...Kita punya dua orang anak... lelaki dan perempuan. Yang lelaki aku beri nama Minato... yang perempuan... Hm..."
Naruto tiba-tiba kehabisan ide,
"Chiyo?" Sakura menyela, Naruto mengerutkan keningnya.
"Chiya, yah? " Naruto tersenyum, "Nama yang bagus."
"Desu yo ne?" Sakura tersenyum pula. Kedua iris biru dan hijau itu bertemu tatap, Sakura menjelajahi isi mata yang masih setengah redup itu, mendapatkan sebuah kelelahan di dalamnya.
"Kalau begitu tidurlah lagi, Naruto." Sakura kembali membelai lembut rambut pirang itu.
"Mimpi indah, harus berlanjut, iya kan?"
Naruto tersenyum.
"Tidak perlu." Dia mendadak bangkit dari tidurnya, membuat Sakura kaget dan curiga.
"Kenapa?" Tanyanya seketika. Naruto bisa mendengar nada pembunuh dari pertanyaan itu,
"Kenapa, yah..." Naruto terkekeh pelan, ia menoleh.
"Aku cuma ingin melanjutkan mimpiku di dunia nyata."
Sakura terperangah, "Eh?"
Mimik raut Sakura mendadak berubah, paras pipinya menjadi merah, menunjukkan rasa –entah-apa-yang-harus-dikata-. Naruto tertawa terbahak, sekali kemudian kembali menatap Sakura. Tangannya terulur, menampilkan sejuta cinta pada si gadis merah muda.
"Menikahlah denganku, Sakura-chan."
.
.
.
Sakura kembali menari, menyanyikan janji buaian mimpi. Meski tanpa suara, hanya dengan isak tangis rindu bahagia. Naruto sudah tahu jawabannya.
Karena toh, cintanya hanya bernama Haruno Sakura.
(OWARI)
3 3 3 Happy NARUSAKU DAY! 3 3 3
RnR?