Title : My Handsome Maid
Disclaimer : Milik abang saya yang stay di Jepang yaitu abang Masashi Kishimoto #Ngaku-ngaku
Genre : Romance?
Pair : SasuNaru
Rate : Rate T dulu, kedepannya aku tak tau! #Jitakx
Warning : Yaoi, merusak mata, typo tergeletak dimana-mana, gak jelas, bikin mual, sesak nafas, kejang-kejang, abal-abal. etc.
Tidak suka diharap jangan baca
.
.
.
Kupandangi rintik hujan di balik jendela, memandangi jalan yang tergenang air serta beberapa orang bermantel hilir mudik diluar sana. Lalu kembali menatap layar hape yang sunyi senyap, tiada telfon, tiada pesan, sungguh membosankan.
Sedikit kutarik lengan kanan kemeja putihku yang panjang untuk melihat jam. Sudah 15 menit berlalu, namun pesananku belum datang juga. Padahal aku hanya memesan segelas kopi panas. Payah sekali pelayanan di cafe ini.
Hari ini aku sungguh sial, setelah pulang dari sekolah, aku ditarik aniki ku untuk menemaninya 'menyatakan cinta?', disalah satu cafe bernama 'Ruby Cafe' di tengah kota. Jika bukan karena kekalahanku saat bertaruh akan kemenangan Tim sepak bola andalanku tadi malam, aku tak mungkin mau ditarik-tarik untuk menemaninya dan berada disini sekarang.
Kualihkan pandanganku kesudut kiri cafe, dimana bar mini berada. Kulihat dua sosok pemuda yang sejak 15 menit lalu tengah sibuk, saling 'berebut?' bucket bunga mawar putih.
"Kyu-Chan~! Terimalah cintaku!" Kata pemuda berambut raven diikat satu tersebut sambil menyodorkan bucket bunga tersebut.
"Sudah ku katakan tidak, ya tidak!" Kata si rambut berwarna orange kemerahan berseragam bartender, yang disebut-sebut sebagai Kyu-chan. Mendorong bucket bunga beserta orang yang membawanya.
"Ayolah Kyu-chan~" Disodorkannya kembali bucket bunga tersebut.
"Itachi, hentikan!" Didorong lagi bucket bunga itu.
"Kyu-chan, aku serius padamu! Aku sungguh-sungguh tulus!" Kata Itachi meyakinkan, lalu menyodorkan 'lagi' bucket bunga tersebut.
"Sadarlah Itachi! Aku ini pria!" Kyubi berusaha menyadarkan pria dihadapannya.
"Itulah mengapa aku menyukaimu, Kyu-chan!?"
'DUUGGHHH'
"Sudah cukup! Dasar orang gila! Pergi sana!" Usir Kyubi, dengan cara menendangnya keluar dari cafe. Dan Itachi melayang bebas keluar angkasa. #Lebay
Aku memandang kejadian tersebut dengan tertawa miris. Kakakku yang selalu dipuja-puja oleh khalayak banyak akan kepintarannya yang luar biasa dalam mengatur perusahaan, tetapi sayangnya sangat bodoh dalam soal percintaan. Apalagi yang dipilihnya adalah seorang pria. Sungguh memalukan!
"Maaf, membuat tuan lama menunggu?"
Aku mengalihkan pandanganku dari arah pintu cafe, lalu menoleh keasal suara. Terlihat gadis blonde berkuncir dua panjang, beriris biru cerah, berdandan a'la maid berwarna hitam putih sambil membawa nampan berisi secangkir kopi, tersenyum kearahku.
Ini dia yang aku tunggu-tunggu dari tadi! Lama sekali aku menunggu! Apa mereka tidak sadar telah menelantarkan pemuda tampan seperti aku ini.
Aku tersenyum sinis, ingin segera complain atas pelayanan di cafe ini, "Kenapa lama se..,"
"Maaf, hari ini pelayan kami yang masuk hanya satu orang..," Kata si pelayan blonde memenggal perkataanku, sambil menunjuk ke arah pelayan lain berambut pink yang sedang kerepotan dengan makanan dan minuman diatas nampan, dengan jari jempolnya, "...dan aku disini hanya sebagai pelayan pengganti sementara!" Sambungnya lagi.
Ouh, ternyata pelayan didepanku ini sedang meminta pengertian dariku rupanya! Maaf, nona cantik. Tapi hatiku sungguh tak mudah untuk tersentuh, apalagi hanya dengan kata maaf!
"Tamu adalah raja, nona!? Aku tidak peduli kalau cafe milikmu ini kekurangan pelayan, atau tak memiliki pelayan sama sekali! Aku duduk disini sudah lebih dari 15 menit hanya untuk menunggu segelas kopi, sudah berapa lama waktuku yang harus terbu..,"
"Kami tak keberatan jika kau ingin pergi meninggalkan cafe ini. Jika, memang kau sudah lelah menunggu atau tak menyukai pelayanan disini!" Terdiam sejenak, mengatur nafas. Kemudian melanjutkan kembali kata-katanya sambil menunjuk pintu cafe, "Disana, pintu terbuka lebar untukmu, tuan!" Meletakkan cangkir kopi kasar, lalu pergi begitu saja meninggalkanku dengan mata membulat sempurna.
Aku terdiam, kehilangan kata-kata. Entah aku harus kesal, takjub atau bangga melihat 'keberanian?' atau 'ketidak sopanan?' perlakuan pelayan blonde itu padaku.
Aku memandangi kopi panas yang kini ku pegang, namun belum sempat aku cicipi. Pikiranku masih melayang entah kemana, teringat perkataan pelayan blonde tadi, yang berhasil membuatku sedikit pusing. Tak pernah ada yang berani membentakku seperti itu, apalagi hanya seorang pelayan cafe kecil seperti ini.
Berkali-kali aku meruntukki kesialan ku pada hari ini, dari kekalahan tim sepak bola andalanku? menemani Itachi menyatakan cinta? Kelamaan menunggu secangkir kopi? Hingga di bentak pelayan blonde? Benar-benar sial!
'Tuk...Tuk...Tuk' Suara langkah kaki terdengar kearahku.
"Apa kau adik Itachi?" Tanyanya, aku menaruh kopi di tanganku kemeja, mengangkat wajahku ke arah orang yang bertanya padaku.
Ruby bertemu Onyx
Bukankah dia adalah pria yang menolak cinta kakakku? Mau apa dia?
"Hnn..," Jawabku malas.
"Katakan pada kakakmu, agar dia tak perlu repot-repot datang ke cafe milikku lagi! Bilang, agar dia mengentikan tindakkannya yang sia-sia!" Jelasnya padaku.
Menurutku, datang atau tidaknya kakaku kesini. Tentulah bukan urusanku, itu semua masalah mereka berdua. Toh aku disini hanya menemani kakakku, bukan karena hal lain.
"Oh, dan satu lagi! Cepat minum kopimu, bayar lalu pulanglah!" Kata si rambut Orange kemerahan itu, lalu pergi ke stand miliknya.
Sial! Benar-benar kurang ajar! Aku diusir? Diusir oleh seorang bartender di cafe kecil begini? Mau ditaruh dimana wajah tampanku ini?
Ini jauh lebih memalukan dari pada kalah melawan Itachi! Arrrggghhh! Ok, sudah cukup!
Aku memandang kopi panas yang mengepul dimeja, yang masih utuh tersebut. Rasanya aku begitu mual melihat benda ini. Hahh! Sepertinya mulai hari ini aku akan membenci kopi, wanita blonde, dan taksiran kakakku.
Kuambil dompet di kantong celanaku, membukanya dan mengeluarkan beberapa lembar uang didalamnya. Kemudian menaruhnya diatas meja, disamping cagkir kopi tersebut, kemudian pergi meninggalkan cafe ini. Ingatkan aku untuk tak datang kembali ke cafe ini.
.
.
.
# Ruby Cafe *Malam hari
"Manajer, Naru! Aku pulang dulu yah, jaa~" Kata gadis bersurai pink sepinggang itu.
"Hati-hati ya, Sakura!" Kata si manajer atau bisa di bilang da adalah Kyubi. Tanpa melepas pandangannya pada buku 'Pendapatan Cafe" hari ini.
.
"Kyuu~"
"Hmm, ada apa Naruto?"
"Punya bedak gak?"
"Mana ada bedak di cafe, Naru!" Masih sibuk menulis, "Untuk apa mencari bedak, huh?" Tanyanya lagi.
"Hmm.., anu, itu..." Jawabnya malu-malu.
"Anu, itu apa?" Tanya Kyubi bingung, melepas pandangannya dari buku kemudian menatap Naruto yang kebingungan memilah kata.
"KYU-NII! LIHATTTT NIHHH! SELANGKANGANKU LECET!" Teriak Naruto, berhasil membuat Kyubi ngejomplang dari tempat duduknya.
Kyubi bangkit dari 'keterpurukkannya?' sambil menggapai-gapai sesuatu diatas meja, kemudian melemparnya ke arah Naruto.
'BUUGGHHHH'
Sebuah buku tebal berhasil menabrak tembok, dengan sangat indah karena isinya berhamburan dimana-mana, membuat Naruto memandang horor buku malang tersebut.
"DASAR ADIK KURANG AJAR! KAU KAN CUKUP BILANG SAJA! TAK PERLU MEMPERLIHATKANNYA PADAKU. BAKA!" Teriak Kyubi kesal.
"Hehehe...maaf Kyu-nii, habis perih sekali!" Kata Naruto gugup sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Ya sudahlah! Cepat kesini! Ini gajimu hari ini, ambilah!" Kata Kyubi.
Naruto mendekatkan diriinya ke kursi didepan Kyubi, lalu mengambil amplop coklat diatas meja tersebut.
"Besok, kau kerja lagi ya, Naru!?"
"Apa? Ogah ah! Hari ini kan, aku niatnya emang ngebantu Kyu-nii aja, karena emang kekurangan karyawan! Lagi pula, selangkanganku lecet begini, belum lagi kakiku ikutan lecet gara-gara sepatu tinggi ini! Terus aku gak mau kutuan atau ketombean gara-gara rambut palsu ini!" Cerocos Naruto panjang, sambil melepas rambut palsu di kepalanya.
"Ayolah, Naru! Biarpun karyawan ditempatku lengkap, tetap saja masih kurang orang! Semakin hari pengunjung di cafe ini semakin banyak, apa lagi tak jauh dari sini di bangun beberapa sekolah baru, jadi banyak anak-anak sekolah datang berkunjung! Ayolah, hitung-hitung menambah pahala karena membantu kakakmu ini!" Rayu Kyubi.
"Tapi, tanpa berpakaian wanita1" Tawar Naruto.
"Hah! Mana bisa begitu, karyawan disini semuanya perempuan!"Sanggah Kyubi.
"Ogah, kalau teman-temanku lihat bagaimana! aku beresiko besar!"
"Emm, bagaimana jika aku tambahkan gajimu setengah dari gajimu selama sebulan, deal?" Tawarnya lagi.
"Hmmm, bagaimana yah...Baiklah! Deal!"
.
.
.
TBC