Marrying Uchiha Sasuke
Disclaimer: I do not own Naruto
Chapter 2
Tidur di Satu Kamar?!
Flashback
Sakura mengepalkan tangannya dengan erat. Seluruh badannya terasa gemetar ketika ia berjalan menuju ruang kelas Sasuke. Sakura telah menyelipkan surat cintanya di laci meja Sasuke. Akhirnya Sasuke yang luar biasa sempurna, berkelas, dan keren akan segera membaca surat cintanya. Ah, apa yang harus Sakura lakukan? Jantungnya berdekup semakin kencang. Ia tidak dapat mengatur nafasnya dengan benar.
Sakura memandang Sasuke dari balik jendela. Ah, Sakura benar-benar tidak berani untuk masuk ke dalam ruang kelas itu. Sakura dapat melihat Sasuke sedang membaca surat cinta milik Sakura dengan wajah dingin. Lelaki itu tidak tampak senang, tapi tidak tampak kesal juga. Sebenarnya bagaimana perasaan Sasuke kepadanya?
Sebelum Sakura dapat berpikir lebih jauh, Sasuke merobek surat cinta itu. Tanpa pikir panjang Sakura masuk ke dalam kelas itu dan mendengar seluruh kelas berbisik-bisik tentang perilaku Sasuke yang aneh.
"Kalau ingin menulis surat cinta, tulis dengan benar," Sasuke melempar sisa kertas itu ke lantai kelas yang kotor dan menginjak-injak surat cinta itu, "aku tidak punya waktu membaca tulisan yang jelek dan sulit dibaca."
Seluruh anak perempuan di kelas itu tertawa. Kelihatannya mereka senang karena gadis yang menulis surat cinta itu ditolak oleh idola mereka. Sakura dapat merasakan rasa sakit mengalir di seluruh tubuhnya. Ia telah menulis surat itu seharian. Ia menghapus dan menulis terus sampai tangannya pegal dan kaku. Ia ingin memberikan surat cinta yang terbaik untuk Sasuke.
"Sakura," Sasuke memandang gadis itu dengan tatapan yang sinis, ditendangnya surat cinta itu ke arah Sakura, "aku tidak akan menyukai wanita jelek seperti dirimu. Tidak usah repot-repot menulis surat cinta jelek seperti ini lagi untukku."
Sakura menahan tangisannya, ia tidak ingin menangis sekarang. Tapi ia sangat yakin pria itu pasti bisa melihat matanya yang berair sekarang. Namun, Sasuke tidak bereaksi apa-apa. Pria itu hanya menghela nafasnya dan mulai membuka buku matematikanya. Ia dapat mendengar para fans Sasuke membisikan kata-kata pedas soal Sakura. Seakan-akan mereka tidak dapat menerima, keegoisan Sakura yang ingin menjadi pacar Sasuke. Sakura tidak akan melupakan hari ini. Tidak akan. Mulai hari ini, Uchiha Sasuke bukanlah pangerannya. Uchiha Sasuke adalah musuh terbesarnya.
End of Flashback
"Tegak," perintah Ino, "yak, sekarang tarik nafas yang dalam."
Sakura menarik nafasnya dalam-dalam, kali ini ia rasa dirinya akan segera mati karena tarikan korset Ino yang luar biasa kencang. Apakah setiap pengantin harus menderita seperti ini agar terlihat cantik di hari pernikahan mereka? Mungkin. Tapi Sakura yakin, tidak begitu banyak pengantin harus merasa menderita seperti Sakura karena harus menikah dengan pria yang paling ia benci di dunia. Alien egois yang bertindak sesukanya saja. Sebenarnya Sasuke itu kena penyakit atau apa sih? Pria mana yang bisa begitu mudahnya mencium bibir seorang wanita dan memaksanya untuk menikah? Pria itu hanya mementingkan dirinya sendiri dan tidak pernah peduli akan perasaan Sakura. Sakura tidak ingin mempunyai suami seperti Sasuke. Tapi… Sakura benar-benar ingin membantu Naruto dan Hinata, ia tahu betapa sulitnya Naruto berjuang untuk mendekati keluarga Hinata yang keras. Setidaknya hanya ini yang bisa ia lakukan untuk sahabatnya itu. Sedingin-dinginnya sifat Sasuke, mungkin pria itu masih punya hati, mungkin ia hanya ingin membantu sahabatnya, sama seperti Sakura.
"Sakura kau harusnya tersenyum sedikit," Ino mengoceh, "kau tahu tidak kalau gaun yang kau kenakan sekarang itu karya Alexander McQueen?"
Sakura berhenti melamun dan memandang pantulan wajahnya di cermin dengan seksama. Gaun yang dipakainya indah sekali. Rasanya ia seperti menjelma menjadi putri Diana… Ia baru sadar, bahwa ada begitu banyak renda yang menghiasi gaunnya. Setiap sudut gaun putih ini dipercantik oleh sesuatu yang mirip dengan permata, ah, ini adalah swarovski yang berkualitas bagus. Sakura kemudian berputar satu kali dan mengagumi betapa indahnya gaun itu mengembang saat ia berputar. Ia benar-benar menjelma menjadi seorang putri… Aduh, gaun ini pasti mahal sekali. Seberapapun kerasnya ia bekerja sebagai dokter, ia tidak mungkin bisa membeli gaun ini.
"Ino," Sakura masih terkagum-kagum, "gaun ini indah sekali…"
"Tentu saja indah bodoh," Ino mengomelinya, "Alexander McQueen itu juga yang dipilih dari sekian banyak designer papan atas untuk membuat gaun bagi Kate Middleton, gadis biasa yang menikah dengan pangeran William dari Inggris itu. Ahh… rasanya seperti cerita Cinderella."
Sakura kemudian hanya bisa berdecak kagum. Si Sasuke itu memang kaya raya kalau begitu. Tapi seorang pembisnis akan terus mencari untung sebanyak-banyaknya. Keluarga Hyuuga adalah keluarga yang sangat berperan dalam saham… setidaknya itu yang Sakura baca di majalah. Pantas saja Sasuke tidak mau menolak pernikahan dengan Hinata secara blak-blakan, sampai harus melibatkan skenario kacau balau seperti ini. Kelihatannya orang kaya memang selalu tidak puas dengan uang. Si Sasuke itu juga, pasti ingin meraup uang sebanyak-banyaknya dan tidak ingin membuat perusahan kuat seperti Hyuuga untuk memusuhinya. Tipikal jiwa pembisnis; licik dan egois.
"Jadi Sakura," Ino tersenyum penasaran, "kapan kalian mulai berpacaran?"
Sakura terdiam. Ia berjanji tidak akan memberitahu siapa-siapa soal rencana Sasuke. Jadi, ia harus berakting seakan-akan Sasuke dan dirinya hanyalah pasangan biasa yang saling mencintai dan ingin segera menikah, berumah tangga, punya anak dan— tunggu. Punya anak? Oh ya, pasangan normal biasanya ingin punya anak. Apa jangan-jangan Sasuke ingin bertindak sejauh itu? Apakah ia ingin berpura-pura sampai sejauh itu? Apakah mungkin alien dingin itu diam-diam ingin punya anak dengannya? Tapi itu artinya mereka harus melakukan… ah! Tidak, tidak, ini kan hanya pernikahan bohongan! Mana mungkin seseorang ingin memiliki anak dari orang yang tidak dicintainya! Tenang Sakura, tenang. Kalau ia berbuat macam-macam, kau bisa menedang titik kelemahan laki-laki itu.
"Sakura!" Ino mulai kesal, "daritadi melamun terus! Sebenarnya sejak kapan kalian mulai pacaran? Kenapa tidak bilang-bilang sih? Aku kan teman baikmu."
"Sasuke orangnya agak tertutup," Sakura beralasan, "ia tidak ingin ada yang tahu tentang kehidupan percintaanya dan ia ingin menunggu sampai jenjang pernikahan agar tidak ada skandal."
"Oh begitu ya," Ino menganguk-anguk, "kau pasti kesal ya, saat ada gosip Sasuke akan dijodohkan dengan Hinata… tapi untung saja ia cepat-cepat melamar agar gosip itu padam."
Sakura tersenyum saja, ia kemudian mengambil tiara dan meletakkannya diatas kepalanya. Rasanya benar-benar seperti bermatamorfosis dari ulat menjadi kupu-kupu. Tiaranya dihiasi dengan banyak permata kecil dan satu mutiara pink di ujung tiara yang senada dengan rambutnya. Gila, berapa banyak uang yang dikeluarkan oleh pria egois itu untuk pernikahan ini? Pria itu memang terlihat cukup serius sih saat menawarkan pernikahan ini… dan lagi… ciuman itu—
Sakura menyentuh bibirnya dengan jemarinya. Rasanya ciuman itu tidak akan dilupakannya dengan mudah. Lagipula ia juga harus berciuman lagi kan di hari pernikahannya dengan lelaki itu? Kenapa ia jadi tidak sabar ingin mencium lelaki itu lagi? Ahhh sial! Ada apa denganmu Sakura? Lupakan ciuman itu! Cepat lupakan!
"Sakura," Ino tertawa malu, "kau sudah merencanakan malam pertamamu belum? Kau punya pakaian dalam yang seksi tidak?"
Sakura menjatuhkan tiaranya dan tersipu malu, "apa-apaan itu? Kami tidak akan melakukan apa-apa!"
Ino memungut tiara itu dan menggelengkan kepalanya, "kau ini bicara apa sih? Mana mungkin tidak akan melakukan apa-apa. Kau ini kan akan menikah. Kau pikir lelaki macam apa yang tahan untuk tidak melakukan apa-apa saat malam pertama? Kalau ia tidak melakukan apa-apa, itu namanya dia gay. Tidak tertarik dengan wanita! Kalau bukan kau yang membeli pakaian dalam itu, aku yang membelikannya untukmu!"
"Lebih baik dia gay saja," pikir sakura.
Sasuke menyambut semua tamu yang hadir. Ia memasang senyum palsunya yang masih terlihat dingin dan menjabat tangan tamu itu satu-satu. Ia menyambut para pemegang saham, direktur-direktur perusahaan, pengusaha-pengusaha baru, dan tentu saja— keluarga dan teman. Pernikahan ini tidak diduga oleh siapa-siapa. Rock Lee yang telah lama menyukai Sakura, telah menghabiskan assorted chocolate dan makanan penutup lainnya sambil mencoba untuk tidak terlihat seperti orang yang patah hati. Beberapa wanita yang telah mengejar-ngejar Sasuke terlihat kecewa dan membicarakan hal-hal buruk tentang Sakura dari belakang. Sedangkan Kakashi, Jiraiya, dan teman-temannya yang lain bersulang karena merasa bahagia.
"Selamat ya Sasuke!" teriak Naruto sambil menjabat tangan Sasuke dengan kencang, "kau benar-benar sudah menikah ya sekarang! Kalau begitu apa aku harus cepat-cepat menikah juga ya? Ahh.. pesta pernikahanmu benar-benar keren."
Sasuke hanya menggelengkan kepalanya dan memandang sahabatnya yang sedikit berlebihan itu. Namun dibalik kehebohan Naruto, ia dapat melihat tatapan mata yang penuh rasa terimakasih terpancar dari sahabatnya itu. Ia tahu Naruto itu terlihat bodoh, namun Naruto sebenarnya sangat pintar. Naruto bisa membaca strategi Sasuke dan ia tahu sahabatnya itu merasa tersentuh karena Sasuke mau melakukan hal ini untuknya. Sahabatnya itu menjabat tangannya sekali lagi, kali ini lelaki berambut pirang itu tersenyum sangat hangat, seakan-akan Sasuke telah menyelamatkan nyawanya. Dengan melihat itu saja Sasuke sudah merasa jauh lebih baik.
"Uchiha-san," Hinata datang dan membungkukkan badannya sebagai tanda hormat, "apa yang anda lakukan kepada saya, tidak akan saya lupakan."
Wanita itu terlihat seperti ingin menahan tangis. Mungkin Hinata merasa bersalah karena harus melakukan hal ini kepada Sakura dan Sasuke. Berbeda dengan Naruto, Hinata tidak bisa bersandiwara. Sasuke hanya bisa menyuruh wanita itu untuk berdiri tegak dan menjabat tangan wanita itu. Tangan wanita itu gemetar dan Naruto terlihat khawatir akan kondisi wanita itu. Sasuke hanya bisa berbisik pelan agar tidak ada orang disana yang mendengar pembicaraan mereka.
"Kami memang ingin menikah," bisik Sasuke, "ini adalah keputusan yang tidak ada hubungannya dengan kau dan Naruto."
Hinata terdiam mendengar kata-kata Sasuke. Sasuke masih bersandiwara dan Hinata tahu betul bahwa ia juga harus ikut bersandiwara. Jika keluarga Hyuuga melihat ada sikap yang janggal, semua usaha Sakura dan Sasuke akan menjadi sia-sia. Hinata kemudian mengeluarkan senyuman yang tipis, dan ia menjabat tangan Sasuke dengan pasti, "saya ucapkan selamat untuk anda, Uchiha-san."
Suara organ pernikahan berbunyi, Sasuke melangkah pasti ke sebelah pendeta. Ia menunggu Sakura keluar dengan gaun pernikahan yang sudah ia siapkan. Ia dapat melihat wanita itu berjalan perlahan ke arah dirinya dan sang pendeta. Wanita itu terlihat gugup, namun tetap berusaha untuk tersenyum. Senyuman itu membuat Sasuke sedikit gugup juga. Sasuke merasakan detak jantungnya berdetak semakin kencang. Semakin dekat gadis itu melangkah, semakin cepat detak jantung Sasuke berdetak. Sasuke mencoba untuk menyembunyikan ini, namun gadis itu tampaknya dapat menebak sedikit dari isi hatinya.
Sakura sudah berada di hadapannya sekarang. Sasuke tidak dapat mendengar suara pendeta itu lagi. Ia hanya bertanya-tanya, mengapa ia merasakan hal-hal seperti ini di dekat Sakura. Mengapa ia begitu gugup saat wanita itu tersenyum?
"Cincin," bisik Sakura, "Shh… Sasuke cincinnya."
Sasuke kemudian terbangun dari lamunannya dan mengambil cincin pernikahan mereka. Ia kembali menjadi Sasuke yang dingin dan menyisipkan cincin itu ke jari manis Sakura. Wanita itu juga menyisipkan cincin ke jemari Sasuke, namun wanita itu melakukannya dengan sangat gugup.
"Anda boleh mencium pengantinnya," ucap sang pendeta.
Sakura menatap Sasuke dengan gugup. Wanita itu benar-benar gugup sampai gemetar. Kali ini Sasuke tidak menciumnya dengan paksa, Sasuke menunggu sampai Sakura mendekatkan wajahnya ke arah suaminya itu. Kedua bibir itu bertemu dan semua orang menepuk tangan mereka sambil berdiri dan bersorak.
"Tinggal malam pertama ya," bisik Sasuke dingin.
Sakura menghela nafasnya dan mengulang-ulang satu kalimat di benaknya seperti mantra. "semoga dia gay. Semoga dia gay. Semoga dia gay."
Sakura mengunci dirinya di dalam kamar mandi hotel dan menolak untuk keluar. Ia tidak ingin keluar. Ia tidak ingin menjadi tidak suci lagi karena seorang lelaki yang menyebalkan itu. Sakura kemudian menghela nafasnya dan menatap wajahnya yang terpantul di kaca kamar mandi. Ia menghapus make-upnya pelan-pelan dan melepas setiap helai gaun pernikahannya. Ia kemudian memakai pakaian dalam yang sangat tertutup dan piyama dari katun yang menutupi setiap bagian dari tubuhnya. Ia bahkan mengenakan sandal rumah untuk menutupi kakinya dan sarung tangan untuk menutupi tangannya.
"Sakura," Sasuke mengetuk pintu kamar mandi itu, "mau sampai kapan kau mengurung diri disitu?"
Tidak peduli berapa banyak pakaian yang ia kenakan untuk menutupi dirinya, suara Sasuke dari balik pintu membuatnya merasa seperti telanjang lagi. Ia merasa begitu terbuka dan malu untuk tidur di kamar yang sama dengan seorang lelaki. Lelaki itu memang suaminya, tapi pernikahan mereka hanya pura-pura bukan karena cinta. Mana bisa ia keluar sekarang? Yak, Sakura sudah memutuskannya. Ia akan tidur di kamar mandi malam ini dan Sasuke pasti tidak akan melakukan apa-apa padanya.
"Sakura," Sasuke mengetuk sekali lagi, "aku harus menggunakan kamar mandinya… mungkin cukup lama."
Sakura kemudian menutup mulutnya agar tawa tidak keluar. Ia hanya bisa menahan tawa membayangkan 'suaminya' itu mencoba untuk tidak buang air besar di celana. Mungkin Sakura memang tidak boleh keluar dari kamar mandi untuk meliat reaksi alien dingin itu. Sakura dapat mendengar ketukan lagi, kali ini lebih cepat dan lebih kencang dari yang sebelumnya. Namun bukannya merasa kasihan, Sakura malah ingin tertawa.
"Sakura!" kali ini Sasuke berteriak, "kau ada di dalam atau tidak? Apa kau pingsan? Aku akan dobrak pintunya!"
Sebelum Sakura dapat berkata apa-apa, pintu hotel itu sudah didobrak dan Sasuke mendapati Sakura sedang duduk di meja kamar mandi dengan piyamanya. Sasuke terlihat kesal dan mengangkat wanita itu keluar dari kamar mandi.
"Aduh!" Sakura berteriak, "Sasuke jangan mengangkatku seenaknya!"
Sasuke kemudian membaringkan gadis itu ke atas ranjang dan wajahnya mulai mendekati wajah gadis itu. Tatapannya yang dingin mulai menghangat dan tangannya merapikan rambut Sakura yang berantakan. Rasanya kali ini Sakura tidak bisa lari lagi. Ia memejamkan matanya, menunggu Sasuke untuk menciumnya.
"Sakura," ciuman itu tidak datang, "aku mau ke kamar mandi sebentar."
Mungkin dia gay. Kalau begitu harapan Sakura sudah terkabulkan. Ia tidak harus merasa takut Sasuke akan melakukan ini itu padanya saat ia tidur. Ia bisa tidur dengan tenang malam ini. Tapi apakah Sasuke benar-benar gay? Apakah orang yang gay dapat mencium seorang wanita dengan ciuman yang penuh dengan kehangatan?
Sakura dapat mendengar suara flush toilet yang menandakan Sasuke telah selesai buang air besar. Sasuke menutup pintu kamar mandi dan melangkah perlahan ke sisi Sakura. Pria itu dengan santainya merebahakan diri di samping Sakura dan menarik selimut untuk menghangatkan dirinya. Sasuke tidak terlihat bergairah sama sekali. Ini artinya dia gay bukan?
"Sasuke," Sakura berbisik, "apakah kau itu gay?"
Sasuke terdiam karena kaget, kemudian ia menatap Sakura dengan tajam, "aku normal."
"Jadi kau dan Naruto tidak memiliki perasaan khusus? Tidak apa-apa kau boleh jujur kepadaku. Sejak kecil kalian memang sudah cukup dekat, gay itu sudah mulai diterima kok di masyarakat. Aku juga tidak menantang orang-orang yang gay. Menurutku setiap orang bebas memiliki perasaanya sendiri. Kau memang tidak bisa menang dari Hinata, tapi jika kau terus berusaha mungkin saja Naruto—"
Sebelum Sakura dapat mengatakan apa-apa lagi, Sasuke telah berada diatasnya dan kedua pergelangan Sakura telah ditahan oleh Sasuke. Pria itu melepaskan kancing Sakura yang pertama dengan giginya kemudian Sakura berteriak, "dasar mesum! Lepaskan aku!"
Sasuke kemudian tersenyum sambil menyindir gadis itu, "Barusan kau begitu yakin bahwa suamimu itu gay, kenapa tidak dibuktikan saja sekarang?"
Dasar pria menyebalkan. Apakah ia merasa kesal karena pertanyaan tadi? Tapi ini bukan cara membalas dendam yang baik! Sakura kemudian mencoba menendang lelaki itu, tetapi lutut-lutut lelaki itu menahan kakinya seperti baja. Ia benar-benar tidak ingin memberikan dirinya seutuhnya kepada laki-laki yang paling dibenci oleh dirinya. Kalau begini apa bedanya Sasuke dengan om-om mesum seperti Jiraiya? Kemudian satu tetes air mata keluar dari mata Sakura.
Sasuke melepaskan ikatannya dari tangan Sakura dan kembali berbaring di posisinya yang semula. Tangannya yang dingin dan lembut menghapus air mata itu dan ia pun bertanya dengan dingin, "apakah kau begitu membenciku?"
Sakura menatap lelaki itu dengan hangat dan membaringkan tubuhnya ke arah Sasuke.
"Kau adalah cinta pertamaku," wanita itu mulai tersenyum pahit, "namun itu hanyalah masa lalu. Aku tidak memiliki perasaan yang sama seperti dulu… Membencimu? Aku tidak hanya membencimu. Aku sangat membencimu."
"Jadi kau memang memang membenciku," Sasuke menganalisis semua ekspresi wajah Sakura, "…. maaf."
Sakura kemudian membisu. Ia tidak menyangka lelaki yang sombong dan sok belagu itu dapat meminta maaf kepadanya. Mungkin ia tak tahan melihat seorang wanita menangis, mungkin ia punya rasa empati, dan mungkin saja Sasuke ini juga punya hati. Sakura paling tidak bisa menebak isi hati Sasuke. Lelaki ini seperti alien yang tugasnya membuat Sakura pusing saja. Apa mungkin Uchiha Sasuke sudah berubah? Apa Sasuke ingin meminta maaf atas perilakunya saat ia masih SMA? Apa pria ini punya sisi penyayang?
Duar!
Suara guntur membuat Sakura langsung gemetar dan menggigil. Dulu Ino akan segera memeluk Sakura dan menyanyikan lagu nina bobo agar Sakura tidak takut lagi. Tapi teman sekamarnya bukan Ino sekarang. Ia tidak ingin memeluk teman sekamarnya yang gila ini. Ia tidak mau. Ia benar-benar tidak mau!
Duar!
Guntur itu terdengar semakin kencang dan tanpa sadar Sakura sudah memeluk Sasuke erat-erat. Sasuke dapat merasakan jari-jari Sakura yang mungil bergetar di punggung Sasuke. Pelukan Sakura benar-benar tidak dimengerti oleh Sasuke. Wanita itu terlihat seperti anak kecil yang ketakutan. Apa ini semua karena guntur?
"Nyanyikan lagu nina bobo!" Sakura berteriak ketakutan, "Nyanyikan sekarang!"
"Kau pasti bercanda," Sasuke menghela nafasnya, "aku tidak akan menyanyikan lagu kampungan seperti itu. Aku juga tidak suka bernyanyi."
Sakura mencubit punggung Sasuke dengan tangannya kencang-kencang, "cepat nyanyikan!"
"Nina bobo," Sasuke bernyanyi dengan suara yang terlalu tinggi, "oh, nina bobo."
Sakura belum pernah mendengar ada orang yang punya suara sejelek itu. Ternyata Sasuke yang selalu terlihat sempurna punya kelemahan juga. Jika Sasuke bernyanyi di depan umum, orang-orang bisa kabur dan pulang dengan sakit kepala.
"Kalau tidak bobo," suara Sasuke sudah semakin kacau, "digigit—"
"Nyamuk," Sakura mengakhiri lagu itu dengan terburu-buru, "kau ini sedang bernyanyi atau sedang membaca mantra seperti dukun?"
"Untuk apa aku bernyanyi bagus-bagus?" Sasuke membuang muka, "aku juga tidak dibayar sepeser pun."
Duar!
Guntur itu datang dengan suara yang lebih kencang dari yang tadi, Sakura terlihat seperti akan segera menangis. Kelihatannya guntur lebih menyeramkan daripada perilaku Sasuke yang tadi.
"Nina bobo oh nina bobo," Sasuke bernyanyi lagi kali ini suaranya masih seperti radio rusak, namun Sakura dapat mendengar adanya perbaikan nada dan sedikit usaha dibalik lagu itu. Sakura kemudian memejamkan matanya dan hanyut di dalam lagu itu. Kelihatannya ia bisa tidur juga malam ini.
Sasuke kemudian tersadar wanita itu sudah tertidur pulas. Ia dapat mendengar suara dengkuran Sakura yang kecil dan lembut. Rasanya seperti melihat anak kecil sedang tidur. Kehangatan tubuh Sakura dan kelembutan kulit gadis itu membuat ia tidak bisa tidur dengan tenang. Namun suara dengkuran pelan wanita itu mendatangkan senyum terjujur di wajah dingin Sasuke. Wajah Sakura terlihat sangat damai saat tertidur, berbeda sekali dengan wajah galaknya sehari-hari. Kalau dipikir-pikir, hari-hari Sasuke selalu penuh dengan rapat dan persetujuan, dengan adanya Sakura, mungkin hari-harinya tidak akan begitu membosankan.
"Kenapa aku jadi begini?" pikir Sasuke.
Malam akan segera berganti pagi dan hari ini akan berakhir. Pernikahan bohongan ini juga akan berakhir setelah Naruto mendapatkan persetujuan untuk menikahi Hinata. Sasuke hanya bisa memandang wajah polos gadis itu dan berharap hari itu tidak cepat datang.
Special thanks to bitterchoco23, you're my awesome real life bestfriend and a great beta reader.
Wah, terimakasih banyak atas review, follow, dan setiap orang yang telah memilih cerita ini menjadi favorite story mereka! Semua ini membuat author jadi semangat untuk melanjutkan ceritanya. Walaupun judulnya tidur sekamar tapi Sasuke tetap harus menjadi gentleman ya… jadi maaf untuk pembaca yang mengharapkan lebih. Mungkin suatu hari adegan itu akan datang? Saya juga masih belum tahu.
Pink Uchiha = Salam kenal juga Pink Uchiha-san! Chapter ini 3000 words, jadi seharusnya 2000 words lebih panjang dari chapter sebelumnya. Semoga cukup panjang ya hehe.
bluepinkgirl = Hai, salam kenal juga bluepinkgirl-san! Sudah diupdate tepat waktu! Semoga tidak mengecewakan ya XD. Chapter ke 3 akan di update minggu depan!
= Wah… makasih mau setia menunggu dan di favorite. Author senang banget… Ini chapter kedua. Belum tinggal serumah sih karena masih malam pertama… semoga tetap penasaran sama ceritanya ^^.
akasuna no ei-chan = akhirnya sudah dilanjutkan juga ceritanya :) awalnya sempat ragu soal cerita ini, tapi sasusaku yang sering berantem ternyata banyak yang suka juga… wah, terimakasih karena sudah didukung untuk chapter 2.
Guest (4/30) = Sasuke sekarang memang punya perasaan yang 'aneh' pada Sakura. Tapi intinya Sasuke masih ingin jadi suami palsu Sakura dan tidak ingin cepat-cepat cerai. Hehe, ditunggu di chapter 3 ya.
poetri-chan = Thank you banget untuk dukungan poetri-chan! Bakal di update lagi deh cerita ini :) Semoga adegan sasusakunya memuaskan.
ayuwidiarti75 = Arigatou ayu-chan, semoga saja cerita ini bagus terus! Sasusaku forever! Cerita ini pasti akan dilanjutkan XD.
chibiusa = Update kilat sudah datang! Hehe. Atau kurang kilat? Semoga sudah cukup cepat bagi chibiusa-san. Semoga cerita ini terus dibaca ya :)
blyskue = Here comes the second chapter! I hope it's worth the wait! Keep on reading and reviewing blyskue-san ^^.
M = definitely want a second review too :) keep on reviewing M!
reader = Here's a second chapter! I hope you like it :D
Lumina Melody18x96 = Pure fluf coming right up! Jiwa pervert Sasuke sayangnya baru keluar 5% di chapter ini! Hehe… semoga cerita ini terus dibaca ya ^^
Utshuwa Narita = setiap chapter akan diusahakan diupdate setiap minggu :) Semoga scene sasusaku nikahnya cukup memuaskan hehe. Jangan patah semangat! Sasusaku mungkin akan canon di akhir cerita XD *banyak berharap* Sasusaku forever!
Green Mkys = I updated the second chapter as soon as I could XD semoga memuaskan!
lovelychrysant = keempat tokohnya pasti bakal punya koneksi di beberapa chapter… XD semoga di chapter ini hubungannya sudah lumayan jelas… keep on reading ya lovelychrysant-san ^^
Anna Clover = Akhirnya second chapter di publish :) Salam kenal juga Anna Clover-san. Semoga potensi fic ini tidak redup! Yosh! Author akan terus berjuang! Terimakasih atas dukungannya.
Nyimi-chan = Sasuke juga buat author gregetan XD. Semoga chapter ini cukup panjang karena author sudah panjangin menjadi 3000 words. Terus review ya Nyimi-chan!
Akino Yugure = Wah terimakasih atas pujiannya Akino Yugure-san. :) semoga chapter ini tidak kalah dari chapter yang pertama.
XZaa = Update kilat datang! Semoga cukup kilat untuk XZaa-san. XD review lagi ya.
AkasunaAnggi = chapter 2 akhirnya author lanjutkan! Author juga pengen banget di review lagi *puppy eyes* Makasih ya sudah membaca! XD
lu-chan = wawawa, terimakasih lu-chan. Semoga rasa penasarannya tetap ada untuk chapter 3 ^^
baby maybe = I love love-hate relationship! I truly hope it translates to the reader as well. Keep on reviewing baby maybe-san.
sasusakuuu = ini dia chapter 2nya! Semoga tetap bagus ya dimata sasusakuuu-san. ^^
Guest (5/1) = Semangat Sasusaku! Sasusaku forever! XD
Love XOXO = Wah, makasih Love XOXO-san. Semoga chapter 2 serasa seperti membaca novel juga! Keep on reviewing ya ^^.
Vermthy = Halo Vermythy-san :) semoga update ini cukup kilat buat Vermthy-san… Terus merivew ya X3
Guest (5/2) 1= Wah terimakasih atas pujiannya! Semoga fic ini tetap menarik dimata guest-san. :)
Shinigami Teru-chan = Many many thanks for praising this fic... kata-kata BAGUS banget itu masih mengiang-ngiang di kepala saya XD. Sampai di favorit juga... saya senang sekali.
Yumiko Hiroshi = Update kilat datang! I love this chapter so much, saya harap Yumiko Hiroshi-san juga suka chapter ini ^^.
Guest (5/2) 2= Arigatou karena sudah bilang fic ini bagus dan enak dibaca ^^. Saya super senang sekarang!
Yori Fujisaki = thank you, thank you, thank you karena sudah bilang fic ini bagus Yori Fujisaki-san. Aku juga paling suka sasusaku yang seperti ini… keep on reviewing ya :3
DEVIL'D = Hidup sasusaku! Semoga chapter ini tidak jelek dimata DEVIL'D-san! Keep on reviewing ya XD.
amexki chan = terimakasih atas reviewnya amexki chan! Author jadi lebih semangat lagi menulis chapter selanjutnya! Terus meriview ya XD
Review, follow, atau favorite akan sangat berarti bagiku… *insert puppy dog eyes*
See you in the next chapter!
Chapter 3
Menikahi Orang yang Banyak Maunya