Rasa sakit menghampiri diriku ketika aku akan mengambil barang yang terjatuh sepertinya ada beberapa tulang yang patah.

"Ed panggil Carlise," seru Esme pada Edward yang ku lihat sedang kalut.

Kejadiannya begitu cepat, aku dibawa ke ruang yang sama selama berbulan-bulan ini yang aku masuk setiap harinya, mereka semua ternasuk Jacob terlihat panik. Rosallie mengambil morfin dan menyuntikkan kepada kulitku tetapi penolakkan dari kulitku membuat morfin itu sulit menembus kulit ini.

"Jangan Rosie," ucapku panik dan ketakutan.

"Kau harus mengeluarkannya Bells," ujar Rosie berusaha menenangkanku.

Rosie menusukkan dan membelah perutku tetapi tidak terasa sakit sama sekali, semua tulang-tulangku seperti kembali ke dahulu kala, ini cukup mudah.

"Rosie, tenangkan dirimu," kata Edward, Jasper dan Emmet bersamaan dan berusaha menjauhi Rosie dari pisau bedah.

"Hei, cepat bedah aku," teriakku. Edward masuk bersama dengan Emmet, dari wajah mereka yang tidak percaya membuatku tertawa.

"Kau yakin, apakah sakit?" tanya Edward tidak percaya.

"Oh Edward, cepatlah. Aku masih merasa sedikit nyeri tahu," kataku kesal.

Edward kemudian berada disisiku dan kemudian mengeluarkan bayi didalam tubuhku.

"Bella, ini Reneesme dan didalam ada EJ," ujar Edward mengeluarkan Reneesme kemudian mengeluarkan Edward Jacob setelahnya. Edward menjahit perutku dengan sangat hati-hati yang sama sekali tidak ku rasakan.

"Oh, mereka sungguh indah," ucapku tenang memandagi bayi-bayiku sebelum dibawa pergi oleh Esme.

"Apakah sakit?" tanya Edward padaku.

"Tidak," jawabku dengan menambahkan sedikit gelengan.

"Ini aneh," kata Carlise memasuki ruangan itu.

"Apa yang aneh Carlise?" tanyaku sedikit heran.

"Tadi tulangmu patah, tetapi kenapa sekarang kau dapat duduk," jawab Carlise.

"Bisa kau Rongtsen lagi?" tanyaku lagi.

"Tentu. Ed bantu dia."

Aku berjalan dengan merangkulkan tanganku ke dekat leher Edward, kami menuju tempat Rongtsen. Edward menidurkanku kemudian keluar dari ruangan itu, Carlise merongtsen diriku dan dia cukup kaget dengan yang dia lihat.

"Oh Bella, tidak ada yang patah sama sekali ditubuhmu," mulai Carlise.

"Jadi," ucapku memastikan.

"Apakah Edward telah menggigitmu?" tanya Carlise padaku.

"Tidak," jawabku. "Apakah ini berhubungan dengan Reneesme dan EJ?" sambungku.

"Bisa jadi, tetapi yang ku pastikan sekarang hanya satu," kata Carlise.

"Apa?" tanyaku.

"Kau setengah vampire," jawab Carlise membuatku kaget.

"Bagaimana bisa?" tanyaku lagi.

"Ini hanya opiniku saja tetapi mungkinkah anak yang ada dikandunganmu itu memiliki kekuatan penyembuh" jawab Carlise.

"Itu tidak mungkinkan Carlise, tidak ada di arskip yang menyatakan bahwa manusia bisa berubah menjadi setengah Vampire," kataku.

"Akan ku periksa Bella, lebih baik kau istirahat saja," ucap Carlise meninggalkanku diruangan itu untuk membiarkanku tertidur.

Ini tidak mungkin bukan, aku setengah Vampire. Seketika suasana menjadi gelap karena diriku telah tertidur.

...

.

.

.

.

Title : Setengah Vampire and ...

Disclaimer : Twilight belong to Mrs. Meyer

Rate : T semi M

Genre : Romance/Family

Warning : Merubah Canon, Typo mungkin, Don't Like Don't Read.

.

.

.

...

Diriku terbangun ketika cahaya matahari menimpa diriku dan suara berisik yang ku kenal itu sebagai suara Alice dan Rosie, mereka berdua memandangku yang baru saja bangun dan ketika diriku melihat mereka tercengang menatapku.

"Oh Bells, kau bersinar," ucap Alice kaget.

"Ya walaupun sinarmu redup," sambung Rosie.

Aku hanya tersenyum melihat tingkah mereka. Ketika kami akan berbicara lagi, Edward masuk dan memberitahukan diriku atau lebih tepatnya menawarkan diriku untuk melihat Reneesme dan EJ yang ku jawab dengan angukkan, tetapi sebelum itu aku pergi ke toilet hanya untuk menggosok gigiku. Aku keluar dari toilet dan yang ku temui hanya Edward di depanku.

"Ed, Rosie dan Alice dimana mereka?" tanyaku.

"Mereka ingin menyingkir dan berada diruangan untuk menjaga Reneesme dan EJ," jawab Edward mendekatiku.

"Ap...," kata-kataku terpotong ketika Edward mencium bibirku atau lebih tepat melumat bibirku.

"Kau harus menahan hausmu," ucap Edward.

"Eh, aku setengah vampire Ed," kataku sedikit heran.

"Kau pasti merasa seperti haus, bukan?"

"Iya, lalu apa maksudmu?" tanyaku.

"Itu berarti kau masih belum mengendalikan dirimu, ayo ikuti aku," jawab Edward mengajakku dan dia berlari dengan cepat.

Aku menyusulnya dan mengejarnya dengan kekuatanku seakan seperti angin yang sangat mengagetkanku tentunya, kami saling mengejar, melewati sungai, air terjun, beberapa yang bisa dibilang bukanlah tempat yang bagus untuk berjalan bagi manusia normal, aku berlari dan menubruk Edward yang langsung memelukku.

"Sekarang pejamkan matamu," suruh Edward padaku.

Aku memejamkan mataku dan aku mendengar suara Edward. "Apa yang kau rasakan?" tanya Edward, sesuatu yang ku dengar persis seperti suara rusa, aku mengendap-endap ke dekat batu wilayah yang dekat dengan rusa. Wangi ini menggaguku, wangi yang bisa dibilang cukup menggiurkan bagi hidungku.

"Bella, jangan," cegah Edward

Aku tidak mendengarkannya dan berlari dengan memanjat tebing dengan tanganku dan berhenti di dekat tempat yang datar.

"Bella, berhenti," larang Edward. "Maafkan aku, ku pikir tidak ada pendaki yang bisa secepat dia."

Aku memandang ke atas dan ku lihat pendaki tadi dengan cepatnya menjauhi diriku dan membuat diriku mendecih keras. "Ayo pergi dari sini," geramku sedikit menahan rasa ini.

"Bolehkah aku membantumu," tawar Edward. Aku tidak menerima dan meloncat daripada menerima tawarannya dan berlari menuju tempat tadi dan mengendap-endap ketika Edward kembali di sampingku, tetapi ada ketertarikanku kepada suara mengeram kucing besar yang juga akan menerkam rusa itu, ketika kucing besar itu siap menerkam, aku menerkam kucing itu dan menggeram bersamaan dengan geraman kucing besar itu dan kemudian aku mengggit lehernya dan menghisap darahnya.

"Wow Bell, sebagai vampire baru kau cukup hebat," ucap Edward mengagumi diriku ketika kami berjalan kembali menuju rumah. "Kau bisa menekan hasratmu kepada darah manusia." Aku hanya tersenyum dengan ucapan Edward.

Suara derit pintu kemudian diikuti dengan keluarnya Jacob yang menuruni tangga dan berjalan mendekatiku dengan senyumannya.

"Kau masih disini?" tanyaku tersenyum.

"Yeah, senang masih melihatmu hangat," jawab Jacob ramah dan berjalan mendekati kami.

"Hm," aku tersenyum dan sedikit geli dengan jawaban Jacob.

Dia memelukku dan aku memeluk dia erat membuat dia meringis ke sakitan karena pelukanku.

"Owh Sorry Jake, kau tahu bukan kalau aku ini setengah vampire," ucapku meminta maaf panya.

"Yeah, kau setengah vampire," kata Jake ringan.

"Kau mau melihat Reneesme dan EJ," ajak Edward.

"Tentu saja, ayo." Aku memasuki rumah dengan jalan normal seperti manusia pada umumnya bersama dengan Edward karena telah mendahului kami dengan berlari, aku menaiki tangga bersama Edwrd tentunya, berjalan melewati Esme yang memberikan selamat datang di dalam keluarga, melewati Alice yang tersenyum dan berbicara padaku bahwa aku tampak cantik dan kemudian Carlise yang berkata padaku ada yang ingin bertemu denganku dan menyingkir menampakkan Rosie yang sedang menggendong Reneesme dan Jacob menggendong EJ.

Rosie memberikan Reneesme kepadaku untuk menimangnya dan Reneesme tersenyum kepadaku dan tangan mungil itu menyentuhkan diri ke pipiku, kemudian bayangan mengenai bayi ini ada dimataku ketika rahimku di operasi, ketika mereka diangkat dan aku melihat diriku yang mengatakan indah sebelum Reneesme dan EJ dibawa pergi oleh Esme, kemudian tangan mungil itu lepas dari kulitku dan membuatku sedikit melihatkan ekspresi pertanyaan pada wajahku.

"Apa ini?" tanyaku.

"Dia membuatmu melihat memori pertamanya tentangmu," jawab Edward.

"Luar biasa," ucapku.

"Reneesme sama seperti denganku yang dapat membaca pikiran dan Alice yang dapat melihat masa depan, ini aneh," kata Edward sedikit tertawa.

"Aku tidur berapa hari?" tanyaku pada Carlise.

"Tiga, tetapi dia tumbuh dengan cepat," jawab Carlise.

"Oke, sudah cukup eksperimennya hari ini," kata Jacob berusaha untuk menggendong Reneesme, tangannya telah kosong oleh EJ karena telah berpindah pada Rosie.

"Jacob.. mereka belum selesai," peringat Edward.

"Oke mari kita selesaikan omong kosong ini," ucap Jacob kesal.

"Apa urusanmu?" tanyaku tidak ingin memindahkan Reneesme kepadanya.

"Akan ku jelaskan," kata Jacob. "Eh Bell, baumu sedikit aneh."

"Apa maksudmu Jake?" tanya Edward mewakili diriku.

"Baunya, seperti .. hmfh ... hmfh," endus Jacob kepadaku. "Bau serigala."

"Haah, kau bercanda bukan!" seruku kesal.

"Ini benar Bella, baumu persis seperti kami," kata Jacob.

"Kau yakin?" tanya Carlise.

"Yah, karena kami para serigala bisa merasakan bau," ucap Jacob.

"Oke, anggap aku ada bau serigala tetapi apa yang mau kau jelaskan pada tadi?"

Jacob sedikit menarik nafas. "Katakan panya Jacob," semangat Rosalie yang masih menimang EJ.

"Ini akan menarik," sahut Emmet.

"Maaf Bella," ucap Edward dan mengambil Reneesme dari timanganku.

Jacob tampak menarik nafasnya sebelum dia berbicara padaku. "Ini adalah yang tidak bisa dihindarkan oleh serigala."

"Apa yang tidak bisa dihindarkan oleh serigala?" tanyaku sedikit kesal.

Jacob kembali mengatur nafasnya sebelum berbicara padaku lagi. "Ini ku ceritakan karena kau juga memiliki bau kami dan seperti bagian dari kami. Kau tahu kita tidak bisa mengendalikannya, kita tidak bisa menolak apa yang terjadi ini tidak sama dengan yang kau pikirkan, Bella. Aku janji."

"Bawa Reneesme dan EJ keluar," perintahku.

"Owh," keluh Jacob.

"Don't touch me, Edward. Aku tidak ingin menyakitimu," ucapku dingin.

"Oh no," kata Jacob sedikit ketakutan sebelum aku memegang lehernya dan membawanya ke arah tempat yang lebih luas.

Aku berjalan menuruni tangga dan kemudian menjatuhkan Jacob ke atas tanah. "Kau menginprint putrriku?" marahku.

"Oh Bella itu bukan pilihanku," kata Jacob.

"Dia masih bayi," marahku. Entah mengapa diriku melompat dan berubah menjadi serigala yang siap menerkam Jacob.

"Oh Bell, tidak seperti itu, bahkan Edward mengizinkannya jika hal itu terjadi," ucap Jacob sebelum aku menyerangnya dan menerbangkannya. "tapi masih bayi..." suara Edward terdengar di telinga serigalaku.

Geraman hanya itu yang bisa kulakukan sebelum aku kembali menyerangnya yang kemudian dilindungi oleh Seth dan Leah membuat diriku sedikit marah dan menyudruk Seth yang langsung terbang dan terjatuh di dekat pohon. Melihat itu aku kembali merubah diriku menjadi bentuk manusia ku.

"Oh maafkan aku Seth," ucapku menyesal.

"Tidak apa-apa Bella," ujar Seth yang telah kembali menjadi manusia bersama dengan Leah.

"Ayo masuk, lukamu cukup para Seth," perintah Carlise.

Kemudian kami masuk bersama dengan Seth yang masih meringis ke sakitan yang dibawa oleh Carlise ke ruangannya dan aku yang hanya diiringi tatapan tidak percaya dari Leah.

"Kau manusia serigala?" tanyanya.

"I don't no, mugkin iya," jawabku.

"Dari Siapa?" tanya Leah lagi.

"Mungkin salah satu dari ke dua orang tuaku," jawabku lagi.

Carlise keluar membawa Seth dengan beberapa luka yang sudah diperban olehnya. "Ku pikir, kau bisa bertanya tentang ini kepada mereka" usul Carlise.

"Baiklah Carlise, aku akan mengantar mereka," ucapku undur diri dan menatap mata mereka dan meyuruh mereka untuk mengikutiku begitu juga dengan Jacob yang langsung mengerti dan mengikuti kami. Kami berempat memasuki mobil volvo dan bergerak menuju tempat berkumpul untuk membantu Seth yang akan dibawa oleh Leah menuju rumahnya, aku menghentikan mobil ketika kami sampai didepan ruamah Leah dan dia mengucapkan terima kasih dengan tatapan mata yang mengatakan bahwa dia bisa sendiri, setelah itu mobil berjalan ke tempat Sam dan berhenti dan berjalan mendekati teman-teman yang tetap saja bertelanjang dada.

"Hai Bella," sapa Quil dan Embry ketika melihatku.

"Oh hai, Quil, Embry," sapaku hangat dan memasuki tempat itu.

"Kau mau roti sayang," tawar Emly.

"Tentu saja," kataku menerima tawarannya dan duduk dengan manis menunggu untuk memakan roti buatan Emly bersama dengan Paul dan lainnya di sana.

"Ku kira kau sudah menjadi vampire, Bell," kata Quil.

"Yah bisa dibilang aku setengah vampire dan setengah manusia serigala," ucapku santai memakan roti yang baru dikasih oleh Emly.

"Maksudmu?" tanya mereka secara bersamaan.

"Kalau mau lebih jelasnya, tanya saja Jacob," jawabku dengan seringaian diwajahku.

"Kenapa mesti aku sih?" gerutu Jacob.

Aku membisikkan kepada telinga Jacob membuat warna pipi Jacob merona. "Karena kau calon menantuku bodoh, atau kau mau tidak ku setujui dengan Reneesme."

"Jadi apa Jacob?" tanya Quil penasaran.

"Baiklah, aku yang pertama kali mencium bau serigala ditubuhnya. Awalnya kupikir karena dia didekatku, tetapi setelah beberapa hari tidak didekatnya dan tadi adalah puncaknya karena dia ..." kata-kata Jacob terputus karena disela oleh pertanyaan dari Quil.

"Apa yang terjadi?" tanya Quil.

"Ini mau ku jawab Quil, karena dia berubah menjadi manusia serigala di depanku dan di depan Seth juga Leah," jawab Jacob melanjuti perkataannya tadi.

"Apakah itu benar?" tanya Sam yang baru saja masuk.

"Iya, aku baru menyadarinya tadi," jawabku. Aku melumatkan roti itu dan kemudian ku makan dengan lahap.

"Jadi yang menurunkan siapa?" tanya Quil.

"Oh Quil, pertanyaanmu itu sama dengan pertanyaan Leah tadi," ucapku bosan.

"Kalau begitu jawab sajalah," kata Quil mengharapkan jawaban.

"Antara ke dua orang tua ku, dan yang ku pilih cuma satu yaitu, Charlie," jawabku.

"Kenapa harus Charlie?" tanya Paul.

"Itu kemungkinan men dan opiniku saja," jawabku menjawab pertanyaan dari Paul.

"Hei aku datang ke sini untuk menanyakan ini tahu, apakah mungkin aku setengah vampire dan setengah serigala," kataku sedikit kesal.

"Mungkin saja, tapi bisakah kau buktikan disini," ucap Sam dan disetujui oleh semua orang kecuali Jacob.

"Baiklah, ditempat lapang saja," kataku menyanggupinya.

Kami kemudian keluar di ikuti oleh banyak orang yang ingin melihat kami, Sam seketika berubah menjadi serigala berwarna bulu hitam begitu juga aku menyusul merubah diriku menjadi serigala berwarna bulu cokelat, semua orang disana terkejut karena in, aku kembali kebentuka asal begitu juga dengan Sam yang sudah berubah.

"Kalau begitu Bella, kau harus ditandai," ucap Paul.

"Untuk apa?" tanyaku sedikit tidak rela melihat tanganku di tato.

"Walaupun kau setengah vampire atau bisa dibilang kau itu hanya seperlima vampire tetapi kau itu sepenuhnya serigala, jadi sebagai serigalai yang berada dikawasan Quileutekau tetap memakai tanda ini," jawab Sam panjang lebar

"Baiklah," ucapku menyerah.

Aku memasuki sebuah ruangan bersama dengan Jacob dan Sam yang akan mentato lenganku, aku disuruh oleh sam untuk duduk di kursi dari kayu bersama dengan Sam mengeluarkan alat tatonya, alat tato itu cukup aneh tidak seperti alat tato biasanya yang memakai seperti solder tetapi alat itu terbuat dari kayu dan besi yang tajam. Peralatan itu menyentuh kulitku yang sebelumnya telah Sam celupkan di suatu wadah, membentuk sebuah tato yang sama persis dengan tato Sam dan Jacob.

"Merasa sakit," ucap Sam setelah selesai mentato lenganku.

"Tidak," kataku.

"Ayo ini sudah waktunya makan malam," ajak Sam padaku yang ku jawab dengan angukkan.

Sepertinya sudah berabad-abad aku tidak makan membuat perut ini keroncongan ketika mendapati banyaknya makanan yang tersedia pada meja makan yang sedang diserbu oleh gerombolan anak manusia yang akan habis jika saja Emily tidak melihatku dan dia memberikanku makanan sehingga aku dapat meneteskan air liur dibuat olehnya. Aku memakan pemberian dari Emily dengan lahap untuk mengisi perutku yang kosong. Setelah memakan makanan dengan lahap aku bersantai terlebih dahulu sebelum sesuatu terbersit dalam pikiranku.

"Hei Jake, kau mau mengajarkanku mengendarai sepeda motor," ucapku pada Jacob yang ada disebelahku.

"Apa kau yakin?" tanya Jacob sangsi.

"Yeah, aku yakin," jawabku mantap.

"Kalau begitu besok," kata Jacob.

"Kenapa?" tanyaku heran.

"Aku tidak mau dikatakan pencuri istri orang bukan ," jawab Jacob ditelingaku.

"Hehehe, kau mau ikut atau tidak," ucapku.

"Aku ke rumah nanti, kali ini aku ingin berkunjung ke tempat Billy," kata Jacob.

"Kalau begitu sampai jumpa nanti Jake," ujarku sebelum menutup pintu mobil, aku menurunkan kaca mobil dan melambaikan tangan ke arah gerombolan manusia yang duduk bercengkrama. Jake tersenyum padaku sebelum dia berlari dalam bentuk serigala ke rumahnya.

Aku memacukan mobilku melewati pemandangan danau dan rerimbunan pohon sebelum kembali ke rumah keluarga Cullen yang selalu terang benderang, di dalam rumah aku melihat Edward yang sedang melihat Reneesme dan EJ yang tertidur. Aku hanya tersenyum saja melihatnya sebelum memasuki rumah dan berlari seperti vampire memasuki rumah dan berada dibelakang Edward yang ku lihat dia telah menyeringai sebelum membalikkan badannya dan mencium bibirku. Semua keluarga berada diluar mereka tertawa sebelum berjalan ke rumah, tampak Jasper dan Alice sedang berciuman sebelum melanjutkan kembali jalan mereka, Rosalie berjalan dan mengambil Reneesme yang belum tidur dan menimangnya.

"Di mana dia biasa tidur?" tanyaku pada Rosie.

"Dilenganku atau tidak dilengan Edward," jawab Rosie menimang Reneesme.

"Dan EJ?" tanyaku lagi.

"Biasanya dilengan Edward, dia tidak mau dilenganku," jawab Rosie sambil mengembungkan pipinya.

Alice memasuki ruangan disusul dengan Jasper dan yang lainnya dibelakangnya. "Happy Birthday," ujar Alice tersenyum.

"Tapi aku berhenti menua tiga hari yang lalu," ucapku bingung.

"Tetapi kita tetap merayakannya, ini perintah," kata Alice yang di ikuti senyuman Esme.

Kami berdua mengikuti Alice, mataku ditutup oleh Alice dengan tangannya menghambat penglihatanku, aku hanya bisa mengomel saja didalam hati sebelum kami bertiga berhenti di suatu tempat. Alice perlahan-lahan menyingkirkan tangannya dari mataku, aku membuka mataku ketika melihat rumah yang sangat cantik ditengah hutan.

"Indahnya," ucapku.

"Kau menyukainya?" tanya Edward.

"Iya," jawabku, kami memasuki diringi dengan senyuman manis dari Alice yang ku ketahui dari pantulan kaca, sebelum Edward membuka pintu itu dan mempersilahkanku masuk terlebih dahulu seperti putri raja.

...

.

.

.

.

.

TBC

.

.

.

.

.

A/N : Ini my First Fic di fandom Twilight Indonesia jadi maaf saja agak sedikit acak-acakkan. Kalau fic ini lanjut silahkan mereview kotak dibawah ini, jika tidak ya tidak aku lanjutkan ini Fic. Sebenarnya mau bikin Crossver, tetapi masih bingung karena Crossver banyak banget yang ingin ku munculkan disini, tapi kayaknya tidak deh, tapi kalau di Crossver tetap memakai fandom Twilight karena banyak banget yang akan aku Crossverin. Jika ingin ini berlanjut silahkan review, dan yang hanya baca langsung pergi membuat hati ini sakit ;( nagis pundung, Please Reviewnya.