Title: Temanku dan Pengisi Hatiku

Dislaimer: Naruto belong to Masashi Kishimoto

Pairing: NaruHina, KibaHina, KibaOC

Genre: Romance/Crime

Warning: Inside/standar warning.

...

Prologue

.

Suasana dingin masih terasa dikulitku, selimut itu semakin kunaiki untuk menetralkan rasa dingin tersebut.

Walau begitu bau apek dari selimut yang belum dibersihkan di cuci itu membuatku menjauhkan selimut tersebut sehingga hanya menghangatkan daerah dada ke bawah saja. Aku menghirup udara disekitar kamarku. Bau kayu yang menenangkan terhirup olehku, seperti masih baru. Entah bagaimana Nathan dan Jiera memilih kayu yang bagus sehingga aku dapat menghirup wanginya yang halus tapi sejuk itu.

Tanpa terasa kakiku terasa dingin membuatku harus memastikan selimut dapat menyelimutkan kakiku. Aku menutup mataku dan kembali ke aktifitasku untuk tertidur dengan tenang karena kelelahan setelah memperbaiki mobil ayahku kemarin.

"Kiba!" baru saja aku akan menutup mataku, namun teriakan dari salah satu kakak kembarku yang masih disini membangunkanku.

Aku tidak menghiraukan teriakan itu dan kembali tertidur.

Derap kaki terdengar ditelingaku, dan akhirnya suara pintu yang didobrak oleh kakakku membuatku terbangun.

"Sampai kapan kau akan tidur, heh," ucap Hana.

Aku menatap Hana dengan malas, dia berdiri di depan pintu sambil berkacak pinggang.

"Ini hari minggu Hana," keluhku mendudukkan tubuhku.

"Kau harus tetap bangun walaupun ini hari minggu," kata Hana. "Sarapan sudah siap."

Kemudian Hana kembali menuju dapur tempat kekuasannya.

Aku hanya dapat menghela napas. Tidak perlu membuat Hana kembali ke kamarku lagi, akhirnya aku berjalan menuju dapur.

Sayup-sayup terdengar dua buah suara yang sangat ku kenal.

Suara Hana dan Itachi, sepasang kekasih yang paling memuakkan.

Namun sepertinya arah bicara mereka kali ini kelihatan serius daripada biasanya.

"...aku tahu, lebih baik aku akan diskusikan itu pada Shisui dan Yahiko," ucap Hana.

"Baiklah," hela Itachi. "Besok aku tidak bisa datang ke sini, kau tahu bukan," delik Itachi padaku.

"Tentu saja," senyum Hana.

Aku memasuki dapur yang telah berisi Itachi dan Hana.

Aku duduk jauh dari ke dua pasangan tersebut.

Hana memberikan tiga telur goreng pada piringku dan susu sapi.

Aku memakan makanan tersebut dengan tenang, baru saja satu setengah telur yang ku makan, deringan telepon bergema.

Aku mengangkat telepon itu setelah tatapan perintah dari Hana yang membuatku sedikit ngeri.

"Halo," sapaku datar karena kesal dengan sang penelepon.

"Halo, Nath ada?" tanya orang di seberang.

"Ini siapa?" tanyaku.

"Ini Hiashi," jawab suara berat itu.

Aku mengingat-ingat.

Oh, sekarang aku tahu, sang penelepon itu adalah Hiashi Hyuuga sahabat ayahku.

"Maaf Hiashi, dad dan mom lagi pergi ke tempat Dree, mereka baru pulang beberapa hari lagi," ucapku.

"Oh tidak apa-apa, aku hanya ingin mengatakan kalau mobilnya bisa diantar hari ini," suara berat tersebut berkata dengan bijaksana.

"Baik, baik," tanpa sadar aku tersenyum.

"Dah," tutup orang tersebut.

Aku menutup telepon dan berjalan dengan sumringah kembali untuk menelan makananku.

"Kenapa kau tersenyum?" tanya Hana heran.

"Oh tentu saja, mobil tua itu akhirnya bisa kita letakkan," jawabku tersenyum.

Hana hanya mendelik kasar. "Hei itu masih sepuluh tahu," gerutunya.

"Ya, tapi itu keluaran 80-an," senyumku.

"Tapi masih bagus, kau bahkan dapat merubahnya menjadi hybird."

"Terima kasih," ucapku.

Aku memakan telurku.

"Hei itu bukan pujian tahu," gerutu Hana.

Ku lihat Itachi tersenyum sedikit diwajahnya.

Aku menghabiskan makanan itu dengan cepat karena semangatnya.

"Aku akan pergi sama Gaara dan Chouji," aku bergegas setelah meminum air dari keran.

Tanpa melihat ke belakang, aku memanaskan mobil itu dan kemudian ke rumah Gaara.

TIIN... TIIN... TIIN...

Aku menekan klakson.

Gaara keluar dari rumah dengan wajahnya yang lucu.

"Kau ribut sekali tahu," gerutu Gaara.

"Masuk, aku mau mengantar ini mobil," senyumku.

Gaara memasuki mobilku dengan wajahnya yang tidak semangat.

"Oh ayolah, jangan memasang wajah seperti itu," mohonku.

Gaara menatapku malas.

Mobilku hentikan di depan rumah Chouji.

"Oi, temani aku, pakai mobilmu Chou," teriakku ketikaku melihat Chouji yang sedang berlatih.

Chouji menganguk dan kemudian mobil sedan keluar dari garasi rumahnya.

Mobil ku jalankan dengan kecepatan maksimalnya diiringi dengan lagu rock yang tidak ku tahu judulnya.

Aku memelankan mobil ketika sampai didepan rumah berwarna kayu tersebut.

Aku turun dari mobil itu dan berjalan untuk membuka pintu garasi rumah tersebut.

Garasi ku buka, aku berbalik menatap wajah Gaara dan memberikannya tanda untuk memasuki mobilnya. Setelah ku berikan dia kode, dia memasuki mobilnya ke garasi. Dia turun dari mobil sambil memberikan kunci mobil itu padaku.

Aku menarik pintu garasi itu ke bawah dan menggemboknya.

Senyum tidak menghilang di sudut bibirku, bahkan setelah memasuki mobil Chouji menuju kembali ke reservasi.

...

.

.

.

.

.

TBC

.

.

.

.

.

...

A/N: Hai, pasti tahu dong kalau kalian membaca ficku yang berjudul My Boyfriend Vampire, nah ini adalah ficnya dari sudut pandang Kiba. Nanti juga aku akan membuat dari sudut pandang Naruto juga, tapi beda fic. Oke tanpa buru-buru ya sudah aku akhiri bacotan tidak jelas dari author.

.

.

Please Reviewnya yeah.

.