Chapter 13: The Sleeping Red Scarf I

Disclaimer: SNK © Isayama Hajime

Inspired by LittleScarlet

Ada sedikit perubahan nama karakter, misal Irvin menjadi Erwin dan Rivaille menjadi Levi


Title: The Sleeping Red Scarf

Genre: Humor/Parody

Rate: T

Written by: Cherry-Sakura05

Enjoy!

"−tapi kita tidak bisa melalui jalur ini kalau mau membuka jalan menuju Wall Maria, Erwin," tukas Hanji menopang dagu serius seraya melirik Erwin yang nampak melamun tidak fokus dengan topik. "Dengar tidak, sih?"

"Hm? Oh, ya, ya, soal itu aku sudah pikirkan," Tangan pria berambut pirang itu segera sibuk mencoret-coret sesuatu di atas kertas.

"Persediaan makanan kita juga sudah menipis, saatnya kita mengisi ulang stok gudang makanan," tambah Levi. "−kalau bisa sekalian pesan Black Tea," sambungnya yang kemudian disambut gelengan dan jawaban 'TIDAK' oleh rekan-rekannya.

"Black tea terlalu mahal, uang kas kita bisa defisit bulan depan," sahut Mike dari pojok ruangan. "Ya, kalau saja anggaran kita tidak dipakai buat pentas, mungkin bisa kita akali,"

Erwin tersentak, menimbulkan gelombang keterkejutan tipis di antara yang hadir di ruangan itu.

Levi menatapnya lama. "Apa yang kau pikirkan?"

Mike yang sedang menghirup kopi melirik Erwin.

Hanji melihat keduanya bolak-balik.

Erwin yang jadi pusat perhatian tertawa awkward. "Kenapa, kok, tiba-tiba?" sahutnya kalem dipaksakan.

Levi masih terdiam. "Tidak, tidak ada apa-apa," tukasnya sambil mengalihkan pandangan ke dokumen di atas meja. "Oh, ya, ngomong-ngomong, aku menerima laporan anggaran bulanan untuk Survey Corps, bisa tolong lihatkan di jasku, Levi?" pinta Erwin yang masih berkutat dengan map dan file yang menimbun di depannya.

Levi bangkit dan merogoh saku jas Erwin.

"Di mana, sih, kau letakkan. Oh, ini…." Levi mematung. "Erwin…."

Yang dipanggil menyahut inosen. "Ya?"

"PROPOSAL ANGGARAN DRAMA SURVEY CORPS 'THE LITTLE RED RIDING HOOD AND SLEEPING BEAUTY'," Levi membacanya keras-keras bersama Hanji yang melihat dari balik bahunya.

Mike tersedak. Hanji melongo. Levi melotot.

"…"

"…"

"…"

Obyek yang dipelototi brb nengok ke arah lain.

.

.

.

.

.

"SEBENTAR, SEBENTAR, AKU BISA JELASKAN−"

"TIDAK ADA YANG PERLU DIJELASKAN, SEMUA SUDAH JELAS!"

"JADI KITA MAKIN MISKIN GARA-GARA KAU!"

Levi dan Mike membenamkan Erwin ke kolam sementara Hanji dengan bahagianya sibuk memotret momen tersebut sebagai kenang-kenangan.

"Selain otaknya yang lihai dalam membasmi titan, dia bukan komandan yang patut dicontoh," gumam Mike. "Kalau kau menggantikannya kelak jangan meniru ulahnya, Hanji,"

Wanita berkacamata yang sedang mencolok hidung Erwin untuk dipotret itu sontak menoleh spontan.

"EEEEEHHH?! KENAPA TIDAK?"

"…"

Menit berikutnya, yang terbenam bertambah satu orang.


"−ahem, jadi, yaaa… Begitu," dehem sang lelaki nomor satu Survey Corps itu saat menggelar rapat besar bersama ratusan prajuritnya di ruang makan.

"APANYA YANG BEGITU?!" protes Connie, disusul gumaman tidak terima prajurit yang langganan ketiban sial.

Erwin bersikeras, "Ya, pokoknya begitu," tukasnya dengan nada 'bodo amat', menimbulkan reaksi pertentangan yang semakin keras. "Daripada itu, jujur aku lebih penasaran siapa yang terpilih jadi pemerannya nanti," tukas Ymir santai. "Selain diriku, tentu saja,"

"Berhubung kalian tidak akan ada yang mau mengajukan diri sukarela menjadi aktor," Erwin memberi kode dan Hanji−asisten dadakan−meletakkan bola voli di tangan pemimpinnya dengan patuh. "−jadi kita tentukan dengan main lempar tangkap," belum selesai Erwin bicara, secepat kilat ia melempar bola tersebut ke arah seseorang, yang terlambat merespon.

DUAKK

BRUK

Yang kena lempar langsung terjengkang.

"Tolong kalian jangan dendam, ya, ini lemparan penuh CINTA dari saya!" teriak Erwin dengan wajah berseri-seri. Serentak dalam pikiran semua orang yang ada di sana kompak berceletuk, "DEFAKK?!" dan membabi-buta menghindar sejauh-jauhnya dari posisi sang komandan layaknya ia hendak melemparkan bom.

Erwin melempar lagi, kali ini menuju sudut salah satu ruangan yang ramai disesaki prajuritnya.

TEP

Seseorang menangkap gesit bola yang meluncur.

"MIKASAAAA! KOK MALAH DITANGKAP?!" Armin histeris.

Alamak, ini susahnya mewarisi darah Ackerman dengan reflek yang super.

Gadis berambut hitam itu memandang bola di tangannya, "Oh, iya," dan berbalik menatap Armin datar. "Lupa," lalu balik melemparkan bola itu ke arah Erwin dengan kobaran nafsu membunuh. Erwin selamat (?) sementara bolanya menghantam meja dan ditangkap Levi sigap.

"HEH! LEPASIN GUE! BAJING LONCAT!" maki Jean saat teman-teman satu angkatannya bersembunyi di balik punggungnya dan memegangnya erat−tameng hidup istilahnya. "LEPASIN GUE BILANG!" Jean menoyor Connie yang memeluk pinggangnya mesra dari belakang.

Semua yang berada di belakang Jean langsung berhamburan saat sang Corporal memfokuskan perhatian pada satu titik.

DUAGH

Pemuda peranakan Perancis itu langsung terjerembab, tapi masih sempat menabok pemuda botak di sebelahnya dengan dendam.

Para benalu segera mencari inang baru dan menemukan inang yang potensial. Bola kembali ke tangan Erwin. Ia menoleh dan menemukan bawahannya berbaris melindungi diri di belakang pemuda bertinggi 190cm−Bertholdt yang kebingungan.

"EHH? KOK AKU?"

"KERJASAMA TIM, BOCAH!" teriak Auruo menimpali dari belakang.

"MENJADIKAN ORANG LAIN TAMENG, ITU KERJASAMA TIM?!" pekik Jean berang, masih tidak terima dengan kenyataan.

Di sisi lain ruangan, Mike dengan gesit menghindari lemparan bola, namun suratan takdir berkata lain. Bola berhasil ia hindari, namun memantul ke tembok di belakangnya dan mengenai kepalanya kemudian kepala Levi−hanya berbeda sedetik.

Keduanya berpandangan mangap dengan shock dan hampa.

"AKU GAK MAU MENDERITA SENDIRIAAAAANNN!" Putus asa, Mike melempar bola sekuat tenaga ke sembarang arah.

Kena bokong Reiner−yang langsung memeluk dengkul di pojokan.

Beberapa lama, ruang makan Survey Corps berubah menjadi arena permainan dodge ball.

.

.

.

"Okeeee! Semua berkumpul! Permainan selesai!" Petra meniup peluit setelah tiga puluh menit berlalu.

Erwin berkacak pinggang bangga−tidak sadar sudah menumbuhkan bibit aliansi di antara prajuritnya yang membuat catatan mental untuk pertandingan dodge ball 1 vs 100 di lain waktu.

Petra mendiskusikan sesuatu bersama Erwin selaku penanggungjawab acara dan Levi yang mukanya bete abis. Setelah mencapai mufakat, ia lalu menuliskan sesuatu di papan tulis yang telah disediakan.


PEMERAN THE LITTLE RED RIDING HOOD AND SLEEPING BEAUTY

Little Red Riding Hood: Mikasa Ackerman

King: Mike Zacharias

Queen: Reiner Braun

Hunter: Jean Kirschtein


"Kenapa Anda melemparnya ke saya?!" pekik Reiner histeris sambil mencengkeram kerah baju Mike. "Mana kena bokong pula!"

Menghela napas, Mike bergumam datar, "Ih, lebay,"

"APAAA!"

Reiner makin keras mengguncang-guncang tubuh Mike. Dia perlu kambing hitam untuk disalahkan. Sementara Annie menepuk bahunya bersimpati.


Peri 1, 2 dan 3: Christa Lenz (kena saat melindungi Ymir), Annie Leonhardt (kena karena dilempar Reiner yang terguncang), Armin Arlelt (kena karena tergencet di sudut)

Nenek: Hanji Zoe (orang yang pertama kali kena bola dan satu-satunya yang bahagia−walau secara teknis dikhianati komandan sendiri)

Serigala: Eren Jaeger (kena karena semua orang menyodorkannya sebagai umpan)


"Berarti aku nanti dimakan Eren, ya," tukas Hanji dengan muka mesum berbinar-binar.

"Jangan berpikir macam-macam, kau pasti memikirkan yang bukan-bukan, 'kan?" bisik Levi dengan nada mengancam.

"−yang berpikir macam-macam siapa?" Hanji bertanya balik.

"Soalnya ada adegan nenek yang dimakan bulat-bulat oleh si serigala," timpal Mike di sebelahnya.

"−lalu masalahnya apa?"

Levi menghela napas.


Penyihir: Auruo Bossard (kena saat kehilangan tempat untuk bersembunyi)

Pangeran: Levi


Auruo menyesal kenapa ia mengurungkan niat untuk bertapa di kamar. Levi menaikkan alisnya sedikit saat melihat perannya.

Semua prajurit Survey Corps memandangi komandan mereka yang masih senyum-senyum dan mengangguk-angguk puas melihat daftar pemeran. Semua juga tahu untuk tidak mengharapkan pentas drama yang normal jika perancangnya adalah seorang Erwin Smith.

"Petra," pria berambut blonde itu akhirnya bersuara. "Daripada Red Riding Hood, kurasa lebih cocok Red Scarf−" Erwin menjetikkan jarinya. "IYA ITU DIA!"

Jarinya menunjuk Mikasa. "Karena kamu suka memakai syal merah, ditambah ini perpaduan dua kisah dongeng, maka nama drama ini adalah The Sleeping Red Scarf!" lalu mengelus dagunya jumawa.

Mikasa mengangkat bahu. Ia sudah cukup senang mengetahui Eren ikut serta di dalam drama ini. Kurang apa lagi.

"Baiklah, aku bersyukur aku tidak kena bola−" serentak semua yang ada di ruangan menatap Erwin sebal. Memangnya ini ulah siapa. "Dan persiapkan diri kalian, prajurit yang terpilih! Dilihat dari daftar nama yang muncul sepertinya sudah tidak asing lagi, jadi aku mengharapkan performa kalian yang prima−dan, CIAO~!" Erwin melangkah sambil bersenandung riang keluar dari ruangan.

"…"

Begitu Erwin pergi, semua prajurit kasak-kusuk.

"KAPAN NIH PERTANDINGAN BALAS DENDAM DODGE BALL?!"

"AYO KITA KUMPULKAN SEMUA PERWIRA, INI AKAN JADI PERTANDINGAN BERDARAH SATU ORANG MELAWAN SATU BATALYON!"

Mereka semua serempak memandangi Levi yang berpangku tangan.

"−tunggu tanggal mainnya,"

.

.

.

.

.

.

To Be Continued

(Chapter 14: The Sleeping Red Scarf II)

Tidak keberatan meninggalkan jejak di Review? XD