Title: She is
Dislaimer: The Twilight Saga belong to Stephenie Meyer
Tokoh: Mike Newton, Bella Swan, Edward Cullen
Warning: Twilight time and New Moon time, sedikit OC untuk ayah Mike karena tidak ada penjelasannya siapa nama aslinya, standard warning. Percakapannya campur antara film dan buku.
Rate: T
For Twilight Warrior Event 2013
...
1. Perkenalan
...
.
Aku menghirup udara segar itu, aku memandang hijaunya Forks. Sudah tujuh tahun aku tinggal disini, sungguh tidak terasa. Forks adalah kota yang ramah, sangat ramah dibandingkan dengan kota asal ku lahir –Sacramento, California.
"Mike, sebentar lagi kau telat," sebuah suara menelusup ketelingaku ketika aku menyiapkan peralatan sekolahku.
"Yah mom," aku menyelasaikan persiapkanku dan menjinjing tasku menuruni tangga.
Ketika aku sampai ke meja makan, aku melihat Math dan Karen sedang memakan sarapan mereka.
"Hai, kau tidak makan Mike?" tanya ayahku ketika dia melihatku membawa setangkup roti dan hanya meminum cokelat panasku.
"Nanti saja dad," jawabku tergesa-gesa.
Aku mengambil kunci mobilku ditempat biasa kugantungkan dan kemudian menggigiti sandwich sembari berjalan ke mobilku.
Aku mengendarai mobilku melewati 'Newton's Olympic Outfitters' ketikaku pergi ke satu tujuanku, satu tujuan yang sangat ku dambakan dengan hangatnya sekolahku SMA Forks sebuah SMA yang sangat bagus bagiku, sungguh aku tidak membesar-besarkan itu.
Mobil itu memasuki pelataran parkir SMA Forks, aku memarkikan mobilku disebelah van Tyler. Ketikaku membuka pintu, tangan kekar Tyler mengusili diriku, owh itu adalah sesuatu yang sangat menjijikkan sumpah.
"Tyler," ucapku.
Aku membalasnya dengan mengejarnya sambil menggelitikinya dengan keras –aku sangat mengetahu kelemahan Tyler adalah tidak tahan dengan gelitikkan.
"Cukup, cukup aku minta ampun," pinta Tyler seperti anak kecil.
Itu sungguh sangat lucu yah sangat lucu.
Sebuah truk Chevy 50-an melewati kami, truk berwarna kemerah-merahan yang besar itu dan mungkin akan sanggup menghancurkan mobilku atau mungkin mobil Tyler.
Aku penasaran dengan sang pengemudi, sebab aku tidak pernah melihat mobil tersebut diperkarangan sekolah ini, atau mungkin itu mobil yang baru dibeli jika itu benar berarti seleranya sungguh sangat gahar.
Seorang perempuan berambut cokelat keluar dari mobil gahar tersebut.
"Siapa itu?" tanyaku pada Lauren.
Lauren melirik sekilas kepada perempuan berambut cokelat tersebut.
"Siapa lagi kalau bukan Isabella Swan," jawab Lauren ketus sangat tidak suka.
Berbeda dengan Lauren, aku sungguh terpana dengan pesona anak dari kepala polisi Swan tersebut. Mata cokelat lumpurnya, kulit kuning langsatnya, entah mengapa perasaan berbeda menyelimutiku, perasaan yang sangat mempesona dan membuat detak jantungku berdetak tidak beraturan dan aliran darahku yang mengalir deras, sungguh perasaan apa yang menyelimutiku ini.
Tanpa berpikir panjang, aku mendekati dia yang tampak kebingungan menatap keseluruh penjuru sekolah.
"Kau Isabella Swan, hah?" tanyaku dalam upaya ramah yang gagal total.
Dia mengernyit tidak suka. Oh ayolah Mike, berapa menit yang perlu kau lakukan hanya untuk ini menghancurkan reputasimu di mata incaranmu.
"Hanya Bella," jawabnya.
Aku sungguh tidak dapat lagi menahan malu.
"Well, ada yang bisa ku bantu?" tanyaku.
Dia tersenyum, senyuman bidadariku.
"Kau tahu dimana ruangan tata usaha?" tanya Bella.
Aku tersenyum kepadanya, lalu memberitahukan ia arah menuju ruang ukiran TATA USAHA.
"Terima kasih Mike," senyumnya tulus ketikaku telah selesai menjelaskannya.
Aku mengerjapkan mataku tidak percaya, oh God, senyuman itu memecahkan pagi ini dengannya. Benarkah ini bulan Maret, ini terasa seperti bulan Februari bagiku.
Aku berjalan kembali menuju mobilku untuk mengambil tasku.
"Wuah Mike, kau hebat," goda Tyler.
Aku mengacuhkan godaan tersebut, mengambil tasku dan pergi kepelajaranku yang pertama yaitu Sosiologi dan dilanjutkan dengan Ekonomi.
...
Uugh, otakku sungguh berat keluar dari pelajaran Ekonomi. Aku menanti Bella, dan betul saja Bella keluar dengan Jesica, tampaknya mereka mendapatkan kelas yang sama.
"Hai," sapaku padanya.
"Hai Mike," sapa Bella.
Meskipun aku tahu ada pandangan Jesica yang cemburu karena itu, aku sama sekali tidak menghiraukannya.
Kami bertiga memasuki kafetaria yang penuh, aku mengambil makananku sementara para perempuan telah mendapatkan makanan mereka, tampak Jesika mengenalkan Bella kepada Ax, Max, Hans, Routh, Weber, dan beberapa lagi yang langsung kutahu bahwa Bella akan melupakan itu.
Aku berjalan mendekati meja itu memasuki kesalah satu bangku disebelah Eric.
"Hai Mike, sudah berjumpa dengan Bella-ku," ucap Eric. Dia menekan kata 'ku' seperti sebuah pemilikan yang sah.
"Bukan, Bellaku," cium Tyler kepipi Bella lalu kemudian menjatuhkanku yang tengah duduk.
Aku kesal dan mengejar Tyler, kemudian menggelitikinya sampai puas. Sangat puas untuk meredam perasaanku yang seakan tercubiti dengan perkataan Eric tadi.
Aku mendekati meja itu kembali dengan Edward berjalan disebelahku dengan tenangnya.
Sepertinya Jesica baru saja menjelaskan tentang keluarga Cullen kepada Bella, tetapi entah mengapa hati ini semakin tercubiti hanya membayangkan apa yang dijelaskan oleh Jesica. Jelas saja keluarga Cullen khususnya Edward tidak ada tandingannya dibandingkan aku yang memiliki tampang pas-pasan.
Dan suara bel muncul menggelegar seakan menyadarkanku dari pemikiranku.
Aku ini siapa Bella?
Pikiran itu berkecamuk bahkan ketika kami sampai dikoridor Biologi, aku duduk sama Jesica sedangkan Bella sedang meminta tanda tangan.
Dia akhirnya duduk disamping Edward.
Aku memandangi kedua orang itu, sungguh pasangan yang romantis jika mereka berpacaran. Hahaha pikiran apa yang menelusup didalam pikiranmu Mike, dan perasaan apa ini, perasaan yang sangat mencekik diriku, sangat sehingga aku menjadi sesak dengan perasaan ini.
Ouch, ada benda yang menekan hati ini.
'Sudah Mike, kau bukan siapa-siapa Bella!' rutukku dalam pikiranku meninju kata-kata tersebut kedalam otakku dan menekankan perasaan ini. sudahlah perasaanmu tidak akan terbalaskan Mike.
Aku berkonsentrasi dengan pelajaran sambil melirik kemeja Bella-Edward, jika ditelisik lebih jauh mereka bukanlah rekan tim yang baik, Bella yang menciumi rambutnya dan Edward menutup mulutnya menghina Bella.
Ada letupan api kemarahan didalam tubuhku melihat tingkah laku Edward tersebut, aku sungguh merasa sangat menjijikkan dengan tingkah laku Edward tersebut, bisakah dia menghargai bidadariku. Rasanya aku ingin menghajar pemilik kulit pucat itu yang sangat tidak sopan itu.
Apa yang salah dengan Bella?
Warna rambutnya bagus, warna kulitnya bagus, warna matanya indah, rambutnya aku yakin penuh dengan aromanya yang wangi.
Apa yang salah?
Aku melihat Edward melirikku sekilas, entah kenapa. Seperti dia mengetahui apa yang sedang kupikirkan ini, pikiran yang melayang kepada satu titik yang lembut itu. Titik terlemah dan mempesona, seorang perempuan seksi itu. Bella Swan, bidadariku dan pengisi relung hatiku yang kosong dengan kehampaan beberapa waktu lalu, namun sekarang aku dapat merasakannya, merasa dia sanggup membawaku ke langit ketujuh.
Aku menyadarinya sekarang, aku bukan hanya mencintai Bella atau mengaguminya.
Aku sangat membutuhkan mataku untuk melihatnya dihari-hariku kedepan yang akan cerah secerah matahari.
...
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
TBC
.
.
.
.
.
.
.
...
A/N: Maaf yah jika terlalu pendek, namanya juga prologue. Nyahahaha *author yang sering mencari alasan. What kok jadi Mellow sih, enggak mellowkan si Mike.
...
Please Concrit and R&R