Title: She is
Dislaimer: The Twilight Saga belong to Stephenie Meyer
Tokoh: Mike Newton, Bella Swan, Edward Cullen
Warning: Twilight time and New Moon time, sedikit OC untuk ayah Mike karena tidak ada penjelasannya siapa nama aslinya, standard warning. Percakapannya campur antara film dan buku.
Rate: T
...
2. Cemburu
...
.
Sudah dua minggu lebih Bella bersekolah di SMA Forks, dan dua minggu itu jugalah aku sering memperhatikannya, meski dia jarang kembali memperhatikanku, yah aku tidak pernah mengharapkan perhatiannya kembali –namun hati kecilku selalu ingin meminta yang lebih dari perhatiannya yang manis tersebut.
Hari ini sungguh licin, mungkin karena kemarin hujan es, tampak bagus untuk bermain. Aku keluar dari mobilku menjinjing tasku kesusahan dengan licinnya jalanan ini aku memegang kap mobil untuk mempertahankan diriku agar tidak terjatuh dan tidak geger otak.
Tiba-tiba suara yang menggelegar seperti bom membuatku terkejut, aku memandangi asal suara mengerikan tersebut, mobil van itu menubruk mobil truk Chevy 50-an Bella. Aku terkejut dan dengan cepat berlari mendekat tanpa memikirkan apa yang terjadi denganku jika aku tidak memegangi kap mesin ini, tampak wajah Bella yang sedikit terkejut tanpa adanya sebuah kengerian. Yah dia hampir saja ditabrak van, dan dia kini berada di rerumputan dengan selamat.
"Aneh, bukannya kau tadi disana Bella?" sayup-sayup suara itu mengejutkankan ku.
Aku memandang ke mobil itu, dan keterkejutanku semakin bertambah. Jika diukur dengan tempat ini, mungkin saja bisa –tapi tanpa lari yang kuat tidak akan bisa berlari dari kecelakaan itu dan melihat dari kaki Bella dia tidak akan mungkin berlari dengan cepat –bentuk tubuhmya juga bukan bentuk tubuh yang ideal untuk seorang atlit.
"Tidak, tadi ada Edward disini," jawabnya menjawab pertanyaan Jesicca.
Eh, Edward? Edward Cullen. Aku menatap ke belakang mengarahkan pandangan menuju Keluarga Cullen yang tampaknya dengan pandangan memprotes kepada Edward.
Sungguh sangat aneh.
"Tidak ada siapapum yang bersamamu tadi Bella," ucap Lauren ketus menyangka bahwa Bella menginginkan popularitas.
Aku mengedik mataku.
'Dasar Lauren.'
Petugas medis dengan cepat datang menandu Bella menuju ambulans, aku mengikutinya dengan Tyler yang dipapah oleh tim medis, Eric dan Ax yang bersamaku.
"Disana ada satu lagi, Edward Cullen namanya," protes Bella pada paramedis.
Paramedis yang tidak ingin kesusahan, memaksa Edward Cullen supaya ikut.
Dan tampaknya Bellas sangat puas.
Aku ingin tertawa dengan melihat Bella yang tampak puas seperti anak kecil yang dikabulkan permintaannya untuk dibelikan Barbie atau mungkin miniatur mobil mini yang sekali pakai langsung rusak, wajah itu membuatku ingin mencubit kedua belah pipi itu dengan gemasnya, sumpah seharusnya aku harus menahan itu.
Edward tampak sedikit tertawa, apa yang dia tertawakan yah?
Mungkin melihat tingkah bodoh Bella yang menganggap Edward menyelamatkannya dari kejadian van Eric.
Ambulans Bella telah pergi, sementara Edward bergegas pergi dengan mobilnya.
"Good Luck, Tyler," ucap kami bertiga memberikan semangat.
Tyler mengangguk lemah menanggapi pemberian semangat kami. Dan ambulans Tyler pergi menyusul kepergian ambulans Bella.
Kami masih melihatnya setelah bagian belakang ambulans Tyler tidak tampak lagi.
"Kayaknya kita tidak jadi biologi yah," ucap Ax.
Betul sekali.
"Ayo, sepertinya kita harus menjenguk Tyler," –dan Bella.
Semua orang mengangguk, aku, Eric, Ax, dan Max pergi menuju rumah sakit. Kemudian beberapa mobil mengikuti kami menuju rumah sakit.
Rumah sakit yang teduh menyambut kami, kami memasuki gedung tersebut dengan perasaan berkecamuk. Ketika kami akan duduk, hampir satu sekolah berdatangan.
Charlie baru saja tiba dan memasuki ruangan dengan panik, sementara aku hanya melihat ke pintu putih ruangan itu penuh kepanikan.
Dua puluh menit kemudian, Bella keluar tanpa melihat ke arah kami. Dia berjalan entah kemana, aku mengikutinya.
Lalu aku melihatnya tengah menunggu Edward yang baru datang dari obrolannya bersama keluarga.
Disana tampak Bella sedang berbisik-bisik dengan Edward.
Lalu aku melihat Edward seakan tidak percaya dan langsung pergi, sementara Bella pergi dengan wajah masam.
Perasaan apa ini, perasaan yang sakit dari hatiku tercubit dan remuk.
...
Sudah beberapa hari setelah kecelakaan Bella, kini aku sedikit menjauh darinya namun masih menjadi temannya. Aku melihatnya, namun merasa jauh darinya. Kini aku memakan makananku dengan menatap Bella yang sedang mengobrol dengan Edward di meja tersendiri. Entah apa yang terjadi dengan Bella yang sekarang telah mendekat dengan Edward mengobrol santai malah.
Dan perasaan itu kembali lagi kurasakan, perasaan teriris ini.
Kemudian aku dapat kembali mendengar deringan dari bel sekolah yang menggema.
Makananku tidak jadi kumakan karena itu, air minum saja yang dapat mengalir memasuki tubuhku yang sedang emosi.
Bella datang bersama kami, sementara Lauren memberi pandangan sinis pada Bella.
"Sedang pendekatan Bella," ucapnya.
Aku tidak tahu mengapa aku sangat marah dengan yang dikatakan oleh Lauren itu, kami memasuki kelas Biologi. Aku seperti biasanya duduk didekat Jessica.
"Baiklah semuanya, sekarang kita akan tes darah dan dikirimkan ke rumah sakit," ucapnya.
Aku merasakan bahwa Bella sangat ketakutan ketika itu.
"...Boleh aku keluar, aku sudah tes golongan darah ketikaku di Arizona," pinta Bella.
"Baiklah Bella, Mike antar Bella keluar," perintah sang guru.
Aku mematuhi perintah dari sang guru dan mengantarkan Bella ke ruangan UKS dengan mengobrol dengannya.
"Kau takut dengan darah?" tanyaku.
"Tidak," jawabnya cepat.
Tapi itu berbanding terbalik dengan kulitnya yang pucat pasi, aku khawatir dengannya yang pucat itu.
"Tenang Bella," ucapku.
Dibelakangku aku mendengar langkah kaki cepat dari sepasang sepatu yang entah dari siapa, mungkin guru atau mungkin siswa.
"Lebih baik kita beristirahat," saranku melihat pucatnya dirinya
Dia duduk disalah satu bangku dengan lemas karena apa dan deru nafasnya yang kurasa semakin cepat.
Bersamaan dengan itu, langkah kaki yang tadi samar sekarang mendekat menuju ketempat kami duduk.
"Bella, kau baik-baik saja?" tanya orang yang baru saja datang itu, si tuan yang sempurna Edward Cullen.
Tanpa bertanya seharusnya dia sudah tahu betapa pucatnya Bella karena melihat darah tadi.
"Mike, biar aku yang mengantar Bella," saran Edward.
"Tapi tadi Mr. Molina memberiku izin," protesku.
"Tenang saja Mike, aku tidak akan menyakitinya," senyum Edward.
Aku mendelik marah padanya.
"Kau tidak apa-apa Bella?" tanyaku berharap Bella tetap mempertahankan aku disini.
"Ya Mike, lebih baik kau ke kelas saja," jawabnya lemah.
Dengan jawaban Bella itu, menegaskan pengusiran terhadapku. Aku berjalan kembali kekelas Biologi. Semuanya berkecamuk didalam pikiranku. Bukannya Edward tadi tidak ada dikelas Biologi? Lalu kemana dia tadi? Kenapa dia tidak kekelas Biologi? Mungkin saja tadi dia tidak enak badan Mike, jauhkan pikiran tidak realitas dari pemikiranmu Mike.
Aku berjalan kembali dan mendapatkan bau anyir darah terasa dihidungku.
Uugh ini sungguh sangat buruk, seperti buruknya hatiku.
"Mr. Molina, aku izin keluar," pintaku padanya.
Dia menganggukkan kepalanya.
Aku berjalan keluar menyusuri kembali koridor-koridor itu dengan kepala yang berkunang-kunang.
"Mike, kau baik-baik saja?" tanya Bella.
Aku menggelengkan kepalaku, tampak Bella sedang mengobrol dengan Edward mengenaiku kemudian aku merasakan mereka merangkulku membawaku menuju ruang UKS.
Aku sungguh tampak memalukan dengan itu semua. Didepan perempuan yang ku cintai dan di depan laki-laki yang sangat ku benci. Lengkap sudah penderitaanku.
Mereka mengantarkanku ke ruangan UKS. Aku terkulai lemah ketika tubuh dimasukkan ke salah satu bangsal UKS.
...
.
.
.
.
TBC
.
.
.
...
A/N: ghyaa, ada dua nieh missing scenenya. Tentang itu ada dibuku loh, enggak ku karang tapi karena sedikit lama enggak baca buku twilight jadi sedikit ancur gini, maaf nee.