Tiba-tiba saja Sakura terpeleset karena ia tidak melihat ada air yang bececeran didepannya.
"Hey Sakura-jidat! Kau tidak apa-apa?" Tanya Ino sambil mengulurkan tangannya untuk membantu Sakura.
"Ya. A-Aku tidak apa-apa Ino-pig. Terima kasih." Ujar Sakura sambil menerima uluran tangan Ino untuk membantunya berdiri.
"Hahahaha Ino-pig." Tawa Sai sambil memegang perutnya dan menunjuk Ino.
"Heh kau mayat hidup, berhentilah tertawa." Ujar Ino kesal.
Duak
"I-Ittai. Kenapa kau menjitakku?" Tanya Sai sambil mengelus kepalanya yang sakit.
"Habisnya kau tertawa terus sih! Jadi, kujitak saja." Ujar Ino sambil memasang wajah polosnya.
"Iya, tapi tak perlu menjitakku Dasar Ino-pig." Jawab Sai sambil tersenyum.
"KAU MAYAT HIDUP." Teriak Ino sambil menunjuk Sai.
"Daripada kau Ino-
Duk..Duk..Brak…Siiing..Uwaaa
"A-Apa I-Itu?"

~Adventure Unexpected~

Disclaimer : Masashi Kishimoto (Naruto)
Warning : AU, OOC, Typo, Gaje, dll.
Genre : Friendship, Adventure, Mystery.
Rated : T (Teen)

Story by : Uzumaki Lavender

Chapter 2

Ngiing…Srek…Trak

"Para penyusup harus dimusnahkan." Ucap robot tersebut yang telah utuh.
Keributan yang di buat oleh Ino dan Sai membangunkan 'dia' atau bisa dibilang robot yang berada di ujung dinding seperti camera cctv (kepalanya), sekarang ia telah menyatukan kepala dan tubuhnya. Robot ini juga mempunyai pendengaran makanya ia akan bangun jika dia mendengar suara yang ribut, dan robot ini tidak suka jika ada yang memasuki rumahnya, jika ada yang masuk akan dianggap penyusup kecuali jika tidak membuat keributan dan membangunkannya.
"Teman-teman sepertinya robot itu akan membunuh kita, sebaiknya kita…kabuuurrrr." Ucap Naruto sambil berlari. Sedangkan yang lainnya kalang kabut sekaligus bingung mau sembunyi di mana.

Naruto POV

Aku berusaha lari dari robot tersebut. Aku menoleh kebelakang ternyata teman-teman tidak ada di belakangku. Di depanku ada pintu sebaiknya aku bersembunyi di dalam sana. Aku pun memasuki ruangan tersebut secepat mungkin dan aku berhasil masuk. Huft hampir saja, tunggu dulu aku mendengar langkah seseorang mendekat dengan tergesa-gesa, apa mungkin itu robot yang tadi? Semoga saja bukan!

Naruto End POV

Tap…Tap…Bruk

"Ahh hampir saja robot aneh itu membunuhku." Sakura berbalik ke belakang, "Naruto kau juga di sini?"
"Ya, seperti yang kau lihat! Di mana yang lainnya?" Tanya Naruto.
"Ntahlah terakhir kali aku lihat mere-

Bruk…Hosh…Hosh

"Temari? Sai? Sasuke? Syukurlah kalian masih hidup!" Ucap Sakura.
"Tunggu! Hinata, Ino, Shika mereka di mana? Mereka tidak bersama kalian?" Tanya Naruto.
"Tidak! Dan sepertinya Hinata, Ino, dan Shika masih di luar." Jawab Temari.
"Kita harus menyelamatkannya!" Ujar Naruto.

"Tapi bagaimana jika kita…mati? Sebaiknya kita tetap di sini saja! Mereka pasti ke sini"Ujar Sakura yang disetujui oleh anggukan Sai, dan Sasuke kecuali Temari yang hanya diam.
"Tch! Apa kalian gila? Mereka itu teman-teman kita, kalian mau membiarkan mereka mati di tangan robot itu eh? Kalian bodoh! Sudahlah, aku dan Temari akan menyelamatkan Hinata, Ino, dan Shika." Marah Naruto, ia dan Temari pun melangkah menuju pintu dan pergi menyelamatkan teman-temannya.
'Apa yang mereka pikirkan? Mereka bahkan tidak peduli sama sahabat mereka sendiri!'

Kyaaaaaaa

"Temari kau dengar suara itu?"
"Ya, aku dengar! Itu suara teriakkan Ino sepertinya dari arah dapur."
Temari dan Naruto segera menuju dapur. Alangkah terkejutnya Naruto dan Temari saat melihat Ino, Hinata, dan Shikamaru dengan keadaan terbalik dan terikat.
"Naruto, Temari apa yang kalian lakukan di sini? Pergilah robot itu akan segera kembali!" Perintah Shika.
"Tidak! Sebelum kami menyelamatkan ka-
Siing, "Kalian harus dimusnahkan." Robot tersebut segera mengarahkan pisau ke Naruto yang membelakangi robot tersebut, 5 cm lagi pisau itu mengenai tubuh Naruto namun tiba-tiba saja…

Dor…Dor…Dor

"Sai, Sakura cepat ikat robotnya!"

…Sasuke, Sai, dan Sakura datang menolong Naruto juga lainnya.

Setelah robot itu terikat, Sai dan Temari segera melepaskan tali yang mengikat tubuh Ino, Hinata dan Shika.
"Ino, Hinata kalian tidak apa-apa?" Tanya Temari setelah Ino dan Hinata terlepas dari tali yang mengikat mereka.
"Kami tidak apa-apa kok! Iyakan Hinata?"
"I-Iya!"
"Naruto, Sai, Sakura, dan Sasuke terima kasih telah menolong kami." Ucap Ino.
"Hehehe itulah gunanya teman." Jawab Naruto disertai anggukan Sai, Sakura, dan Sasuke.

"Kalian kenapa bisa terbalik dan terikat di sana?" Tanya Temari.
"Yah, tadi kami tidak sengaja menginjak tali perangkap di sekitar sini." Jelas Shika, Temari melirik Shika dan bertanya, "Kalian tidak tertangkap robot aneh itu?"
"Tidak! Waktu robot itu melewati dapur, kami hanya diam tidak bersuara." Jelas Shika.
"Jadi kemungkinan robot itu hanya bisa mendengar!" Sambung Shika.
"Begitu. Ngomong-ngomong kalian kenapa di sini? Bukannya kalian mau tetap tinggal di gudang itu saja eh?" Ujar Naruto sambil memandang Sakura, Sai, dan Sasuke.

"Ahaha soal itu ya!" Sakura menyikut lengan Sai meminta bantuan menjelaskan apa yang terjadi.
"Tadi kami berpikir sebaiknya membantumu daripada berdiam diri saja. Lagipula kalian juga sahabatku, dan kami lupa dengan hal itu. Maafkan kami." Ujar Sai dan dibalas anggukan dari Sakura.
"Ya tidak apa-apa. Lain kali kita harus saling menyelamatkan apapun yang terjadi." Ujar Naruto.
"Sebaiknya nanti saja kita bicarakan tentang itu, sekarang kita harus cari jalan keluar dari rumah ini." Ucap Shika.
Naruto pun berdiri dari posisi duduknya, "Baiklah! Ayo teman-teman!"
"Ya!" Ucap yang lainnya secara bersamaan.

Trass…Trak…Trak

Mereka pun segera menoleh ke asal suara dan alangkah terkejutnya mereka melihat robot cctv yang sudah bebas dari tali yang mengikatnya dan sedang memegang kapak.
"Kalian harus dimusnahkan."
"Teman-teman kita lari menuju kamar yang kita tempati kemarin dalam hitungan ke tiga…dua…satu lariii." Mereka semua pun segera berlari setelah aba-aba dari Temari.

Bruk

"Teman-teman cepat masuk!" Perintah Ino yang sudah berada di dalam kamar dan memegang pintunya. Setelah semuanya masuk Ino segera mengunci pintunya. Cklek.
"Huft hampir saja. Baiklah apa yang akan kita lakukan selanjutnya?" Tanya Ino.
"Sepertinya kita harus bersembunyi karena tidak lama lagi robot itu pasti masuk." Perintah Sasuke.
"Mungkin kau benar Sasuke. Masalahnya adalah kita mau sembunyi di mana? Jika di dalam lemari pakaian tidak akan cukup untuk kita semua!" Ujar Naruto.

Jduak…Drak…Drak

Robot itu sudah memulai membuka pinrunya dengan kapak, "Argh habislah kita!" Ujar Temari. Tetapi tiba-tiba ia mendapat ide.
"Hey teman-teman kita sembunyi di luar saja!" Yang lainnya terlihat memandang Temari bingung. "Maksudku kita sembunyi di luar dekat jendela itu saja, siapa tau kita bisa keluar!." Lanjut Temari.
"Baiklah kita tidak punya pilihan dan tidak ada waktu lagi untuk memperdebatkan tempat persembunyian
sementara ini! Ayo cepat!" Perintah Shika. Merekapun segera keluar jendela satu per satu setelah itu mereka menutup jendelanya.

Drak…Drak…Bruk…Srat

Robot itu pun berhasil membuat lubang yang lumayan besar di pintu dengan kapaknya. Ia berjalan dan mengedarkan pandangan ke sekelilingnya. Ia sudah menduga orang-orang yang dianggap penyusup itu telah pergi dari rumahnya. Robot itupun keluar tetapi tiba-tiba ia berhenti berjalan. Dan robot itu mengetahui persembunyian mereka.
"Sakura-jidat! Kenapa kau teriak?" Tanya Ino berbisik.
"T-Tadi ada kecoa di kakiku Ino-pig." Jawab Sakura.
"Akh tidak! Robot itu kembali lagi!" Ujar Naruto frustasi.

Kriet…Sting

Robot itu membuka jendela, melihat ke kiri dan ke kanan, robot itupun melihat rombongan Naruto.
"Kalian si penyusup harus dimusnahkan!" Robot itupun melempar kapaknya dan nyaris mengenai Hinata. Untung saja ada Naruto di sampingnya jadi waktu robot itu melempar kapaknya, Hinata di tarik mundur oleh Naruto. Yah, walaupun Hinata tergores sedikit di pipi kirinya.
"A-Arigatou N-Naruto-kun." Ucap Hinata yang sedang memainkan jari tangannya. Naruto hanya tersenyum menanggapinya.

"Teman-teman pakai sepatu yang ada di ransel kalian lalu kita loncat dari sini." Perintah Shikamaru.
Merekapun menggunakan sepatu yang mereka ambil dari kamar yang mereka tempati kemarin di ransel mereka masing-masing.
"Baiklah teman-teman tiga…dua…satu lompattt!" Merekapun lompat dan mendarat dengan sempurna, kaki mereka tidak sakit karena memakai sepatu tersebut. Sedangkan robot cctv tersebut telah kembali masuk ke rumahnya.

"Akhirnya kita keluar juga!" Ucap Sai lega.
"Iya. Tunggu dulu aku merasa ada yang kurang diantara kita." Mereka semua melirik Naruto.
Naruto pun melanjutkan bicaranya dan bertanya, "Di mana Neji dan Tenten?!" Mereka semua terkejut dan baru menyadarinya bahwa Neji dan Tenten tidak bersama mereka.

Di tempat lain…

"Err…Neji kita mau ke mana?" Tanya Tenten.
"Ntahlah."
"N-Neji bagaimana ini? Aku takut."
Neji melirik Tenten dan berkata, "Tenanglah Tenten kau tidak sendiri, masih ada aku di sini kau tenang saja!"
Setelah Neji berkata demikian, Tenten pun diam dan mengikuti Neji di belakang.
Mereka sedang berada di lorong rumah yang menuju ruang tamu. Robot cctv itu telah kembali ke tempatnya di ujung dinding. Sementara itu Shikamaru dan Naruto berjalan masuk ke rumah untuk mencari Neji dan Tenten. Tadinya mereka bingung mau masuk lewat mana sedangkan pintu depan dan belakang terkunci, untungnya mereka menemukan tangga yang berada di halaman belakang.

"Oi Shika kita mau mencari mereka ke mana?" Tanya Naruto berbisik.
"Kita cari di lorong menuju ruang tamu! Kemungkinan mereka berada di sana untuk keluar dari rumah ini." Ujar Shika dengan berbisik pula.
Setelah tiga menit mereka berjalan, mereka pun menemukan Neji dan Tenten sedang duduk menyandar di dinding.
Mendengar suara langkah seseorang Tenten menoleh, "Naruto? Shika? Ternyata kalian, kukira siapa! Mana yang lainnya?" Tanya Tenten.
"Yang lainnya sudah aman di luar." Jelas Shika.
"Yokatta."

Mereka segera menuju jendela dan melompat dengan menggunakan sepatu yang mereka ambil dari kamar.
"Tenteeeenn! Syukurlah kau selamat!" Ujar Temari berlari menuju Tenten yang diikuti oleh Hinata, Ino, dan Sakura.
"Ahahaha aku baik-baik saja kok!"
Karena lelah, mereka beristirahat sejenak di bawah pohon yang rindang tidak jauh dari rumah robot itu dan mereka mulai bergosip.

"Hey, kalian tau tidak Sasame-senpai berpacaran dengan-
"Maaf mengganggu nona-nona! Tetapi kami mau pergi mencari kertas lainnya, jika kalian mau ikut jangan bergosip terus!" Ujar Sai memotong kata-kata Ino disertai senyuman palsunya dan hanya ditanggapi oleh dengusan kesal dari Ino. Mereka pun melanjutkan perjalanan mereka. Setelah lima menit berjalan tiba-tiba Sai ingat tentang kertas petunjuknya.

"Tenten kertasnya ada denganmu kan?!" Tanya Sai.
"Iya. Ini kertasnya." Jawab Tenten sambil memberikan kertas itu pada Sai.
"Teman-teman disini tertulis bahwa kita harus mencari mantra untuk menuju kertas ke dua. Mantra itu ada di pohon sakura?!"
"Dimana pohon Sakuranya?" Tanya Sakura.
"Mungkin masih jauh didepan kita."Ujar Naruto.

"E-Eto b-bukannya b-barusan saja k-kita m-melewati pohon sakura! P-Pohon sakuranya a-ada di b-belakang kita." Ujar Hinata terbata-bata. Mereka pun segera menoleh ke belakang dan ternyata pohon sakura ada sepuluh meter di belakang mereka.
"Ahahaha kau benar juga Hinata! Ayo kita ke sana!" Ajak Tenten. Entah mengapa hari ini mereka kurang fokus di perjalanan, sehingga mereka tidak melihat pohon sakura yang tergolong kecil.

"Sai baca lanjutan dari bacaan di kertas itu." Perintah Shika yang ditanggapi oleh anggukan Sai.
"Yah, di sini tertulis kita harus mengambil masing-masing amplop dan mencari pasangan dari isi amplop tersebut." Sai dan yang lainnya pun mengambil amplop masing-masing satu. Dan membukanya.
"Heh? Isinya kartu!" Ucap Naruto.
"Iya aku juga." Ucap Ino.

"Merepotkan! Semua isi amplop ini memang kartu tetapi kita masing-masing mempunyai gambar kartu yang berbeda. Lihat dan cari kartu yang sama dengan kalian, itulah pasangan kalian. Aku mendapat kartu gambar bunga anggrek, siapa yang mendapat kartu yang sama denganku?" Jelas Shika.
"Aku!" Ujar Temari

"A-Aku d-dapat gambar bunga l-lavender." Ujar Hinata.
"He? Hinata kita sama, aku juga dapat bunga lavender." Naruto berjalan mendekati Hinata yang sedang menundukkan kepalanya karena malu.
"Bunga sakura." Ujar Sasuke.
"Sasuke-kun kartu kita sama." Ucap Sakura dan hanya ditanggapi dengan anggukan Sasuke.

"Aku dapat gambar bunga mawar." Ucap Tenten.
"Aku juga." Ujar Neji.
"Aku dapat bunga lily." Ucap Ino.
"Whoaa aku juga sama denganmu Ino." Ucap Sai disertai senyum palsunya, Ino mendengus.

"Sai baca tulisan selanjutnya." Perintah Temari.
"Baiklah disini tertulis, setelah menentukan pasangan gabungkanlah kartu dengan pasangan dan bacalah tulisannya, semoga berhasil dan berhati-hatilah." Yang lainnya pun segera mengikuti perintah yang tertulis di kertas. Setelah membaca tulisan di masing-masing kartu pasangan, tangan mereka pun terikat sendirinya tentunya dengan pasangan mereka, dan tali yang mengikat mereka itu berwarna biru.

"Shika kenapa tangan kita terikat seperti ini?!" Tanya Temari yang berada di samping Shika.
"Entahlah, Mungkin supaya kita tidak terpisah sendiri-sendiri!"
Tidak lama kemudian mereka terseret kedepan dan memasuki lubang ajaib. Tidak butuh waktu lama, dalam dua menit mereka sampai di tempat tujuan yaitu di sebuah villa yang cukup luas. Sesampainya di sana hujan tiba-tiba turun dengan lebat mereka terpaska memasuki villa, mereka masuk dan terkejut melihat ada beberapa siswa yang berlalu-lalang, entah dari sekolah mana.

"Eum p-permisi s-senpai dari s-sekolah m-mana ya?" Tanya Hinata kepada salah satu siswi di sana.
"Aku dari Suna Internasional High School. Siapa kau?" Siswi itu memandang Hinata lalu memandang teman-teman Hinata, "Dan siapa mereka?"
"M-Mereka teman-temanku k-kami dari um d-dari e-eto." Mata Hinata bergerak gelisah mencari alasan yang tepat, senpai itu menatap Hinata dengan tatapan curiga.

"Konoha Internasional High School." Shika melanjutkan kata-kata Hinata.
"Oh, kalian pasti murid-murid yang dikirim dari Konoha Internasional High School! Kalian beruntung karena aku ketua OSIS disini. Jadi, ini kunci kamar kalian. Maaf ya kamarnya hanya tersisa satu dan juga maaf telah mencurigai kalian. Oh ya, kenapa kalian tidak memakai seragam?"

"Tidak apa-apa senpai. Tadi di tengah perjalanan seragam kami basah karena hujan yang tiba-tiba turun dengan deras." Ucap Sakura sopan.
"Begitu ya! Baiklah, jika kalian sudah lapar silahkan ke ruang makan ya."
"I-Iya s-senpai. T-Terima kasih banyak!" Senpai itu hanya tersenyum dan berjalan menuju teman-temannya. Hinata bernafas lega.

"Sudahlah teman-teman ayo kita ke kamar sebentar." Ucap Naruto yang lain hanya membalas dengan anggukan.
Mereka jalan dan menaiki tangga menuju lantai tiga. Setelah sepuluh menit mereka mencari,ketemu juga kamarnya. Mereka masuk dan beristirahat sejenak melepas rasa lelah yah dengan tangan yang terikat tentunya. Saat sedang enak-enaknya beristirahat mereka dikejutkan dengan suara alarm menandakan adanya kebakaran, air yang sudah di sediakan khusus untuk kebakaran pun menyala dan menyiram sekitarnya. Mereka semua terkejut dan segera keluar dari kamar karena kamar yang mereka gunakan sudah terbakar setengahnya. Tidak ada yang dapat mereka selamatkan yang tersisa hanya sepatu yang mereka dapatkan di rumah robot itu. Mereka segera keluar dari kamar dan berkumpul.

Di depan mereka ada senpai yang tadi ditemui mereka. Sakura segera berlari menuju senpai itu dengan Sasuke yang mengikutinya karena tangan mereka yang terikat satu sama lain. Tetapi ketika Sakura sudah berada satu meter di belakangnya, senpai itu segera berbalik dan ternyata tangan kanan senpai itu memegang pisau yang sudah berlumuran darah. Dengan tatapan kosong ia mengayunkan pisau yang ada di tangan kanannya untuk menusuk Sakura, Sakura terkejut dan hanya bisa menatap tanpa bergerak sedikitpun. Teman-teman Sakura dari belakang berteriak agar Sakura menyingkir. Namun apa daya kaki Sakura terlalu sulit untuk di gerakkan. Tinggal dua puluh sentimeter lagi pisau itu menusuk Sakura tiba-tiba saja senpai itu tersungkur dan pisaunya jatuh, itu disebabkan oleh Sasuke yang menendangnya. Tidak mau menyerah senpai itu pun kembali mengambil pisau dan mencoba menusukkannya kearah Sakura tetapi selalu gagal karena Sasuke yang menendangnya, karena tidak kuat menahan serangan Sasuke, senpai itu pun pingsan. Karena masih syok Sakura berjalan dibantu oleh Sasuke menuju ke teman-teman mereka.

"Sakura kau tidak apa-apakan? Apa ada yang terluka?" Tanya Ino bertubi-tubi.
"A-Aku tidak apa-apa Ino." Jawab Sakura.
"Syukurlah kalau begitu."
"Teman-teman kita harus segera menemukan kertas selanjutnya, berhati-hatilah karena sebagian dari senpai-senpai yang ada di sini sudah saling membunuh. Kita harus berpencar untuk mencari kertas itu. Neji-Tenten dan Ino-Sai kalian cari di lantai dua, Naruto-Hinata dan Sasuke-Sakura cari di lantai tiga, sedangkan aku dan Temari mencari di lantai satu. Baiklah kalau begitu bubar! Kita ketemu di depan pintu keluar." Ucap shika. Mereka pun segera bubar.
"Tunggu teman-teman! Aku menemukan walky talkie di kotak P3K. Kita akan berkomunikasi dengan ini." Ucap Temari sambil membagikan walky talkie itu ke masing-masing pasangan.
"Baiklah minna ayo kita cari kertas ke dua."
.
.
.
.
TBC

Akhirnya jadi juga chapter 2…
Oh ya saya mau balas review dulu~

Blue-senpai : Terima kasih senpai. Nih, udah saya update. RnR lagi ya senpai~

Kakak CharLene Choi : Terima kasih kak atas nasihatnya(?), akan saya usahakan memperbaiki cara penulisannya. RnR lagi kak?

Guest : Terima kasih ya udah review. Nih, udah update. RnR lagi yak?

Kak altadinata : Terima kasih kak udah mau review dan menunggu kelanjutan fic gaje ini. Nih, udah saya update RnR lagi kak?

Saya ucapkan terima kasih untuk yang sudah review dan membaca fic gaje saya ini. Hontou ni arigatou minna~ T^T #terharu

Review kalian adalah semangat untuk saya melanjutkan fic gaje ini.
.
.
.
Review Please?
.
.
.
23.00 WIB
2.658 Words

05 Januari 2014
Uzumaki Lavender