Yo! Yo! Akhirnya sampe juga di chap 4! Usaha Khasami bertapa ti atep rumah gak sia-sia! Smua ini juga berkkat support para reviewer! Thanks yaaaa!

Tunggu apalagi? Langsung baca aja!

Happy Reading!


Chapter 4

Seorang gadis menatap tidak percaya tabloid yang dia pegang. Dengan semangat dia berusaha membangunkan pemuda di sampingnya. "Shika bangun! Shika bangun! Lihat! Aku punya berita menggemparkan!"

Pemuda yang di panggil Shika itu terlihat enggan untuk bangun "Ada apa Ino? Kau berisik sekali!"

"Shika! Lihat! Ini Sakura kan? Dia sudah menjadi kekasih Sabaku no Gaara! Itu hebat! Tak kusangka ia bisa move on secepat itu! ", pekik Ino dengan semangat

Shikamaru melirik tabloid yang dipegang Ino, dahi berkerut samar tapi kemudian ia berkata "Ya, kau benar"

"Tentu saja aku benar! Mataku tidak mungkin salah!", seru Ino dengan bangga "Tapi aku tidak menyangka perkembangannya sudah sehebat ini! Padahal baru sebulan lost contac dengannya! Dasar anak itu! Punya kabar bahagia tidak di bagi-bagi!", omel Ino sambil mendar-mandir

"Kau tenang saja! Sebentar lagi kau akan bertemu dengan sahabat pinky mu!", sahut Shikamaru

Gerakan Ino terhenti, ia menatap Shikamaru dengan pandangan apa-maksudmu

Bocah Nara itu hanya menghela nafas lelah. Dengan ogah-ogahan ia menjawab "Kau lupa surat dari kepala sekolah Suna Internasional School? Dia mengundang semua anak kelas 11 Konoha Gakuen untuk mengikuti perkemahan bergilir bersama anak kelas 11 Suna Internasional School."

Dahi Ino berkerut tanda ia belum paham "Memang apa hubunganya antara surat dari nona Mei dengan bertemunya aku dan Sakura?", tanya Ino innconect

Sekali lagi Shikamaru harus menghela nafas pasrah menghadapi ketelmian kekasihnya. "Sakura bersekolah di SIS kan? Otomatis kau bertemu dengannya di perkemahan bersama itu!"

Ino menepuk dahinya "Ah ya! Kau benar Shika! Kenapa tidak terpikir olehku, ya?"

"Itu karena kau bodoh!", gumam Shikamaru pelan tapi sayang masih bisa ditangkap oleh telinga Ino. Dengan geram Ino menatap kekasihnya itu "Apa kau bilang? HAH?!"

.

.

.

Panitia Perkemahan Bergilir SIS lagi sibuk-sibuknya mempersiapkan untuk acara perkemahan itu. Banyak murid, senpai, sensei, bahkan kouhai mereka yang membantu maupun mensuport. Yah, walaupun sekarang giliran kelas 11, tapi mereka tetap semangat membantu agar acara berjalan lancar. Itu memang sudah menjadi tradisi SIS. Mungkin di dalam kepanitiaan itu hanya Tayuya dan Matsuri yang paling sibuk. Semua yang melihat tingkah mereka berdua hanya bisa tersenyum maklum sambil geleng-geleng kepala.

"Wah tak terasa perkemahannya akan dilangsung kan besok!", komentar Matsuri senang

"Iya, kau benar! Oh ya Tayu-chan, kau sudah mengcopykan peta daerah hutan tempat kita berkemah?", tanya Sakura sambil mengetik data murid Konoha Gakuen yang mengikuti perkemahan itu

"Tentu saja! Hanya 500 lembar kan? 200 lembar sudah ku bagikan ke anak-anak sedangkan 200 lembar lagi tinggal kukirim ke sekolah KG sisanya sudah kuberikan kepada guru pengawas. List barang-barang yang harus kita bawa selama di perkemahan juga sudah aku bagikan!", jawab Tayuya

"Bagus! B'rarti semua sudah hampir siap! Tinggal print data ini, lalu dikasih ke nona Mei setelah itu finish deh kerjaan kita!", Sakura menekan enter pada keybord laptopnya dan memprintnya.

"Yosh! Ganbatte SIS!", teriak Matsuri, Tayuya, dan Sakura secara bersamaan. Kimimaro, Suigetsu, Shion, Shino, Gaara, dan Temari hanya menghela nafas pasrah melihat kelakuan ketiga teman mereka yang memang agak abnormal itu.

.

.

.

Beberapa guru SIS sudah berdiri didepan gerbang sekolah SIS untuk menyambut kedatangan murid-murid Konoha Gakuen. Tak lama kemudian bis-bis yang menampung murid-murid Konoha Gakuen datang juga. Bis-bis yang datang cukup banyak, untunglah tempat parkir SIS besar sehingga bisa menampung bis-bis KG dan SIS maupun mobil murid-murid SIS. Sekarang semua peserta perkemahan sudah lengkap dan mereka sedang berkumpul di lapangan SIS. Mereka semua tampak sangat bersemangat.

"Terima kasih untuk semua bla...bla...bla..." Suara nona Mei sama sekali tidak di hiraukan. Murid-murid melakukan kegiatan masing-masing;ada yang berkenalan, bertemu teman lama, berpacaran, bahkan ada yang makan dan tidur. "Sekian kata sambutan dari saya. Selebihnya saya tugaskan ke panitia" semua murid menghela nafas lega begitu kata sambutan nan membosankan itu berakhir...

.

.

.

[Sakura PoV]

"...dan Haruno Sakura."

Sakura tersentak kaget saat mendengar namanya dipanggil.

Kenapa aku disuruh maju ya?

Sakura menepuk dahinya yang err- cukup lebar itu. Oh ya, akukan panita! Bodohnya aku, batinku

Dengan percaya diri Sakura maju kedepan. Di depan sudah berdiri panitia SIS dan KG. Dari kepanitian KG sudah kukenal semua: ada Yamanaka Ino sahabatku si ratu gosip, Nara Shikamaru si pemalas, Nakamize Naruto yang berisik, Hyuuga Hinata si pemalu, Hyuuga Neji si ketua OSIS, Tenten si tomboy, dan... Uchiha Sasuke bersama Uzumaki Karin. Aku mengrengut samar. Aku menatap Karin dengan pandangan bertanya. Bagaimana bisa Karin jadi panitia?

Oh ya! Pasti karena Sasuke! Tebaknya dalam hati

Pandangannya teralih ke Sasuke. Ia mengamati Sasuke. Tak banyak yang berubah dari pemuda itu, sama seperti Sasuke yang dia kenal dulu. Sakura menduga ia akan merasakan perasaan benci, marah, kesal atau sejenisnya. Tapi, ternyata ia hanya merasakan...

Tidak merasakan apa-apa

Itu perasaan paling aneh yang pernah ia rasakan. Ia pun bingung atas perasaannya.

Padahal tepat di depannya Sasuke dan Karin yang sedang bergandengan mesra. Harusnya ia marah dan benci! Harusnya ia merasakan dorongan untuk mencaci mereka. Tapi ia tidak merasakan semua itu... Rasanya perasaannya pada Sasuke dulu sudah hilang, tempat dalam hatinya yang selalu dia sediakan untuk Sasuke seorang terasa... hampa... Otaknya berpikir seharusnya ia masih menyukai Sasuke tapi hatinya berkata lain...

Sakura tersenyum manis. Ia mengalihkan pandangan dari Sasuke ke Gaara. Saat menatap Gaara perasaan hampa yang tadi sempat ia rasakan langsung menghilang digantikan perasaan berbunga-bunga.

Mungkin Gaara benar, bahwa aku bisa mengusir Sasuke dari hatiku

.

.

.

Semua murid KG dan SIS sudah memasuki bis masing-masing. Setelah diabsen dan memastikan semua murid telah lengkap di bis masing-masing, bis-bis itupun meninggalkan kawasan SIS. Panitia dari KG maupun dari SIS tidak menggunakan bis seperti murid-murid lainnya melainkan menggunakan mobil pribadi. Sakura bersama Gaara, Suigetsu dengan Matsuri, Kimimaro sama Tayuya, Shino dengan Shion, dan Temari naik mobil sendirian.

Mobil sport Gaara melaju dengan kecepatan sedang. Perjalanan yang memakan waktu 5 jam, dengan istirahat sekali selama setengah jam. Gaara tersenyum tipis melirik Sakura yang tertidur di sampingnya. Jika melihat wajah damai dan ayu Sakura dalam keadaan tertidur pasti tidak ada yang percaya bahwa Sakura sama cerewetnya seperti Naruto. Dalam hati Gaara benar-benar merasa beruntung bisa memiliki hati gadis yang disukainya. Awalnya Gaara sedikit cemburu saat Sakura menatap salah satu panitia KG yang kalau tidak salah bernama Uchiha Sasuke tapi dihatinya langsung yakin saat Sakura mengalihkan pandanganya dan menatapnya dengan penuh cinta. Terdengar berlebihan, tapi itulah kenyataannya dan Gaara tidak suka mengada-ada.

"Hoaam"

Gaara sedikit melirik Sakura "Akhirnya kau bangun juga! Kau tidur seperti kerbau!", serunya tenang

Sakura mendelik tajam ke arah Gaara "Apa katamu?"

"Hn. Aku hanya bercanda", Gaara memfokuskan diri untuk menyetir "Sampai!"

"Whoa, ternyata kita terlalu cepat sampai!"

Mereka keluar dari mobil dan mengeluarkan barang-barang mereka. Tak berapa lama satu-persatu mobil panitia memasuki wilayah perkemahan. Bis-bis pun sudah datang semua.

"Hei mobil siapa yang belum datang? Kurang dua mobil lagi nih!", teriak Tayuya

"Hmm, tinggal mobil Shikamaru dan mobil Naruto, panitia KG", jawab Matsuri sambil mengamati buku catatanya

Tak berapa lama mobil Shikamaru datang. Keluarlah Shikamaru dan Ino

"Maaf teman-teman, kami terlambat", ujar Ino sambil ber-ojigi.

"Kau kenapa terlambat?", tanya Sakura

"Biasalah. Tadi saat kami istirahat Shika ketiduran. Awalnya aku berencana membiarkannya tidur selama setengah jam. Lagi pula diakan nyetirnya cepat. Eh malah kebablasan!", Ino cemberut mengingat ia harus bersusah peyah membangunkan pacarnya yang satu itu, Sakura sebagai sahabat hanya bisa menahan tawa. Kadang-kadang Sakura heran, Ino mau saja jadi pacar Shikamaru yang malasnya kelewatan. Tapi yang namanya cinta tidak bisa di paksakan walaupun kadang-kadang itu tidak logis bagi orang-orang sekitar kita.

"Oh ya!" Ino menatap Sakura penuh selidik "Kau berhutang penjelasan padaku, Nyonya Sabaku!"

Sedangkan Sakura hanya bisa menatap Ino dengan pandangan bertanya.

.

.

.

"Kemana si baka itu!" Neji berkali-kali melihat jam tanganya, dia mulai terlihat panik. "Aduh! Malah sepupuku dibawa oleh dia lagi! Seharusnya tadi Hinata naik mobilku saja! Awas kau, Naruto! Sepuluh menit lagi kau tak datang, kuhabisi kau!"

"Kau sudah coba menghubungi mereka, Ino?", tanya Sakura. Ino hanya mengangguk sambil terus mencoba menelepon Hinata dan Naruto

Ino melirik Sasuke dan Karin yang malah asik bermesraan tanpa merasa khawatir keadaan Naruto dan Hinata. Dengan geram ia menghampiri mereka dan menatap mereka dengan aura membunuh dan deathglare andalannya "Hei kalian! Jangan asik pacaran aja dong! Bantuin dong! Temen hilang, gak ngerasa khawatir sama sekali! Kau juga Sasuke! Kau kan sahabatnya, harusnya kau bantu mencari mereka!" Tentu saja teriakan Ino langsung mengundang perhatian dari semua panitia. Mereka melirik Karin dan Sasuke dengan pandangan menghina.

Karin terlihat agak takut, lebih tepatnya pura-pura takut sedangkan Sasuke membalas deathglare Ino dan memasang wajah acuh tak acuh. Sakura menatap pertengkaran itu dan menggumam cukup pelan tapi masih bisa didengar oleh semua anggota panitia "Aku kecewa Naruto memilih kau sebagai salah satu sahabatnya"

Beberapa panitia yang tidak mau terlibat pertengkaran itu keluar dari tenda untuk mengulur waktu. Harusnya acara sudah dimulai sekarang, tapi karena data pembagian tenda siswa KG dipegang oleh Hinata jadi acara tidak bisa dimulai.

.

.

.

Drrrrtttt...Drrrttt...

Sakura mencek ponselnya

1 new masseges

From: (nomor tidak dikenal)

Subjek: Darurat!

Sakura-chan, kami tersesat! Tolong kami, please!

~Naruto-baka~

Sedetik kemudian Sakura menyeret Gaara menuju mobil dan keluar dari arena perkemahan diiringi seruan dari teman-temannya.

.

.

.

"Na-naruto-kun...ba-bagaimana i-ni?", tanya Hinata pelan.

Naruto menghela nafas frustasi."Maafkan aku, Hinata-chan. Aku tau ini kesalahanku. Harusnya aku tidak sebodoh ini, sampai-sampai menghilangkan peta lokasi hutan itu. Kita hanya bisa berharap Sakura datang dan menolong kita."

Hinata menganguk pelan, 'Kami-sama tolong kami.'

.

.

.

Jelas sekali wajah Sakura panik. Mata emerlandnya bergerak liar. Keselamatan kedua sahabatnya tergantung padanya. Di sebelahnya, sang kekasih terlihat tenang. Tapi Sakura tau, Gaara pasti juga menghawatirkan keadaan Naruto dan Hinata.

"Apa ada petunjuk dari Naruto?", tanya Gaara sambil tetap fokus menyetir.

"Di pesan terakhirnya, ia bilang ia melewati satu pom bensin yang sudah tidak berfungsi.", ucap Sakura lemah.

Kening Gaara berkerut. Berusaha mengingat, rasanya ia pernah melihat pom bensin yang sudah tidak difungsikan lagi. Tapi dimana? Sedetik kemudian wajahnya langsung membentuk seringai. Tanpa banyak bicara Gaara langsung banting stir ke arah kanan dan menambah kecepatannya. Mata Sakura membulat sambil mencengkram kuat jok mobil Gaara.

"Gaara, ada apa sih? Kok tiba-tiba ngebut!", pekik Sakura.

Gaara hanya melirik Sakura sekilas. Tanpa menghiraukan ocehan Sakura yang terus berteriak agar ia mengurangi kecepatan. Sambil tersenyum penuh arti, Gaara berkata,"Kau tenang saja, kita akan temukan sahabat bodohmu itu!"

.

.

.

Gaara mengurangi laju mobilnya. Mata jade-nya mencari dengan teliti sebuah mobil sport berwarna kuning. Jalanan ini sangat sepi, kemungkinannya sangat kecil ada orang yang melewati jalan ini.

Gaara tersenyum lebar begitu matanya menangkap dua manusia berbeda gender yang berdiri didepan mobil dengan raut frustasi. Si gadis indigo juga tampaknya hampir menangis dipelukan sang pemuda blonde. Gaara melirik gadis di sampingnya yang tampak sangat gembira sekaligus lega.

Gadis pink itu menoleh ke arahnya. Mata emerlandnya seolah berterima kasih. Gaara yakin Sakura bukannya tidak mau berterima kasih, hanya saja ia terlalu bahagia sehingga tidak sanggup berkata-kata.

Gaara menghentikan mobilnya tepap didepan kedua orang malang itu. Naruto dan Hinata-nama kedua orang itu kaget melihat mobil Gaara.

Gaara tidak keluar dari mobil, ia merasa tidak perlu menganggu acara bahagia ketiga sahabat itu. Gaara tersenyum geli melihat Sakura mengomeli Naruto, di sampingnya tampak Hinata yang serba salah dan bingung mau melakukan apa untuk menghentikan pertengkaran keduanya. Tak berapa lama, akhirnya Sakura berhenti mengomeli Naruto. Gaara keluar dari mobil saat Sakura memberinya isyarat. Ternyata Naruto ingin meminta bantuan Gaara untuk membenarkan kerusakan mobilnya. Gaara hanya geleng-geleng kepala pasrah. Bagaimana pun ia tidak bisa menolak saat sudah diserang dengan puppy-eyes-no jutsu milik Sakura.

Dasar!

.

.

.

Setelah mobil Naruto selesai diperbaiki, mereka segera menuju lokasi perkemahan. Karena Naruto tidak membawa peta, Gaara dan Sakura terpaksa menunggu mereka. Sebelum mereka benar-benar jalan, Naruto sempat menanyakan sesuatu kepada Sakura.

"Sakura-chan..." Sakura menoleh. " Kenapa teme tidak ikut mencariku?", tanya Naruto heran.

Sakura tertegun. Tidak mungkin dia bilang terang-terangan bahwa Sasuke sendiri tidak peduli dengannya. Bisa-bisa persahabatan antara Sasuke dan Naruto hancur.

Naruto menunggu dengan tidak sabar, "Jadi kenapa?"

Sakura menghela nafas frustasi, satu-satunya cara yang tersisa adalah berbohong. Ya, berbohong!

"Aku rasa Sasuke tidak tau karena ia sibuk mengurusi teman-teman. Kau tau, diakan juga panitia.", ujar Sakura pada akhirnya sambil membalikkan badan.

GREB

"Kau tidak bisa berbohong padaku Sakura-chan. Kita sudah bersahabat sejak kecil."

Sakura sadar. Ia melupakan fakta penting...bahwa tidak bisa berbohong kepada Naruto. Sahabatnya...

"Jawab yang jujur Sakura. Kenapa?", tanya Naruto tegas.

Sakura menghela nafas pasrah. Masa bodo dengan Sasuke. Toh ini kesalahan Sasuke.

"Dia tidak peduli lagi denganmu, bodoh!", ujar Sakura pada akhirnya.

Naruto terpaku ditempat. "Begitu...", ujar Naruto pelan. Samar-samar ia dapat melihat Naruto tersenyum. Bukan senyum ceria yang biasa ia tampilkan melainkan senyuman...pahit.

"Maaf Naruto. Aku hanya berbicara yang sebenarnya. Kau tau? Terkadang kenyataan bisa tidak seperti yang kita harapkan.", gumam Sakura lirih

Naruto mengembangkan senyumnya. "Tenang saja Sakura-chan. Aku tidak mungkin sedih hanya karena seorang sahabat yang tidak sudah tidak mempedulikanku lagi."

.

.

.

Gaara, Sakura, Naruto, dan Hinata tiba di perkemahan tepat waktu. Semua menyambut bahagia kepulangan mereka. Murid-murid sibuk mendirikan tenda di bantu panitia. Sedangkan panitia yang lain membagi murid per tenda.

"Hari ini banyak hal tak terduga ya..."

Gaara tersentak kaget. Dengan cepat ia menoleh kebelakang. Ternyata dibelakangnya berdiri seorang gadis manis yang sedang tersenyum lembut padanya.

"Aa."

Gaadis manis itu -Sakura mendengus setengah kesal. Sifat Gaara memang tidak bisa diubah. Tetap dingin.

"Kau sedang apa disini, Gaara-kun?"

"Cari angin.", jawab Gaara pendek.

"Pasti kau sedang memikirkan sesuatu, ne?" Sakura memposisikan letak duduknya agar sejajar dengan Gaara.

"Hn. Tidak."

"Jangan bohong, Gaara-kun."

Gaara menghela nafas pasrah. Kenapa Sakura selalu bisa menebaknya jika berbohong?

"Jawab dong!", paksa Sakura

"Kalau kubilang aku sedang memikirkanmu, apa responmu?", tanya Gaara sambil menyeringai.

BLUSH

Wajah Sakura langsung memerah sempurna. Gaara yang melihat itu tersenyum tipis, "Aa. Aku sudah tau jawabannya."

"A-apa maksudmu?", gumam Sakura sambil membuang mukanya.

"Hn. Aku memang sedang memikirkanmu." Wajah Sakura semakin memerah mendengarnya.

"Aku berpikir jika kau bertemu Uchiha Sasuke kau akan menangis lagi seperti dulu. Dan aku tidak bisa menghiburmu."

Nafas Sakura tercekat. Gaara berkata seperti itu, berarti...Gaara sudah tau Sasuke adalah mantan pacarnya.

"Kau sudah tau...kalau Sasuke itu...mantan pacarku?", tanya Sakura ragu-ragu

"Hn."

Mata Sakura membulat. "Dari mana kau tahu? Dari Naruto? Atau Hinata? Ino? Shikamaru?"

"Tidak." Jawaban singkat Gaara membuat dahi Sakura berkerut heran.

"Lalu dari siapa?"

"Dari kau!" Kali ini alis Sakura terangkat tinggi. "Dari ku?"

'Perasaan aku tidak pernah mengatakan Sasuke itu mantan pacarku.', batin Sakura heran.

"Ya." Sakura memasang telinganya untuk mendengar penjelasan Gaara baik-baik. "Dari tindak-tandukmu, perkataanmu yang seperti menahan sesuatu, caramu memandang Karin-Sasuke dengan pandangan jijik, gayamu yang seperti selalu menghindari mereka seolah-olah mereka adalah virus yang harus dihindari. Dan aku menyambung semua itu dengan ceritamu mengenai mantan pacarmu. Dan kalau tidak salah kau pernah bilang kalau kau memergoki mantanmu itu berciuman dengan seorang bernama Karin. Jadi kusimpulkan bahwa Sasuke lah yang telah membuatmu sakit hati.", jelas Gaara panjang-lebar

Sakura tertegun. Ia benar-benar tidak menyangka bahwa Gaara bisa berpikir sejauh itu.

"Bagaimana bisa..."

Gaara menyeringai, "Jangan remehkan otakku, Nyonya Sabaku."

Baru saja Gaara ingin mengecup bibir Sakura tapi dengan cepat Sakura menghindar.

DUK

"Ja-jangan berbuat mesum disini.", ujar Sakura dengan wajah yang memerah.

Dan tawa Gaara pun menggema ditempat itu.

Tanpa sadar bahwa ada yang memperhatikan mereka dengan tatapan yang sulit diartkan.

TBC


Author's bacot:

So, what the readers think about fanfic nista ini? Yah, seneng juga sih udah di chap 4 aja. Emang sih rada-rada gaje gimana gitu. Gak sia-sia Khasami mandi kembang tujuh rupa sebelum publish ff ini! Wakakakakaa *evillaugh* #plak ditabok readers. Kalo mau komen, kritik, saran, dan to the sejenisnya silahkan masukkan di kolom review. Pasti akan Khasami baca dan jalankan dengan sepenuh hati, jiwa, dan raga.

So, tunggu apalagi? Silahkan pencet ba- eiits, reveiw please? *puppy-eyes-no-jutsu*