"Sekarang kau boleh membuka mata mu!" Kata Naruto sambil melepas kain merah yang menutup mata Hinata.

"Na,naruto kun! I,,ini?"

.

.

Naruto ©Masashi Kisimoto

Amnesia ©msconan

Rate : T+

Warning : AU,OOC, Typo berserakan dimana2, EYD tidak jelas dll

Don't like, press the back button!

Happy reading ^^/

Present:

Amnesia chap 1

~0~

Mata soft ungu itu terbuka lebar, melihat sebuah bangunan megah berdiri dihadpannya.

"Yah, ini rumah impian kita Hime" Kata Naruto menjawab keterkejutan Hinata.

Pesta pernikahan yang mereka lakukan telah usai, sekarang Naruto, Hinata serta kedua orang tua mereka berada di sebuah sebuah rumah, yah rumah yang nantinya mereka akan tempati.

"Bagaimana Hinata, apa kau suka" Tanya kushina, ibu Naruto.

"Kaa san, ini Indah sekali" Jawab Hinata, dia sangat takjub sekali melihat bangunan rumah didepannya itu.

"Syukurlah" Kata Minato, mengusap surai indigo wanita pilihan anaknya tersebut.

"Tau tidak? Ayahku dan ayahmu yang membantu ku mengerjakan rumah ini" Kata Naruto.

"Yah, kami tidak terlalu berperan penting, hanya sedikit campur tangan kami sisanya Naruto yang mengerjakan" Jelas Minato sambil melirik Naruto yang menampakan cengiran khas nya.

"Hei, hei,, sampai kapan kita berdiri di halaman?" Kata Kushina kemudian.

"Oh ya! Sebaiknya kita masuk, ini kuncinya Hime" Kata Naruto sambil menyerahkan kunci dengan ikatan pita ungu sebagai hiasannya.

"Arigatou Naruto kun!" Kata Hinata memeluk Naruto.

Setelah itu Hinata membuka rumah itu dengan kunci yang diberikan Naruto, dan mereka pun kemudian masuk.

"Ini sangat indah Naruto kun" Kata Hinata ketika mereka habis berkeliling melihat isi rumah.

"Tentu saja sayang, aku kan juga ikut ambil bagian" Kata Kushina "Kurasa jika hanya para lelaki ini yang mengerjakannya aku tidak bisa membayangkan hasilnya" Kushina melirik Hiayshi dan Minato yang berdiri di masing-masing sisinya.

"Terserah kau saja lah Kushina" Kata Minato.

"Arigatou, aku senang sekali atas perhatian kalian" Kata Hinata tulus.

"Rumah ini kami buat untuk menjaga kalian" Kata Kushina mengelus pipi putih Hinata.

"Yang dikatakan Kushina san ini benar, ayah sudah tidak bisa lagi terus berada disampingmu Hinata, jadi ayah harap rumah yang kami bangun bersama ini menggantikan kami untuk melindungi kalian" Kali ini Hiashi menambahkan.

"Lagi pula, kami sering membangun bangunan untuk orang lain, tentunya bangunan ini yang paling istimewa" Kata Minato tersenyum kepada Hinata.

"Tentu saja tou san, rumah ini dikerjakan langsung dengan arsitek ternama" Kata Naruto membanggakan dirinya.

"Kali ini ibu akui, kau sangat hebat Naruto!" Kata Kushina membalas perkataan Naruto.

Setelah mendapat gelar Arsitek Naruto bekerja dengan ayahnya di perusahaan milik keluarga mereka, siapa sangka ternyata Naruto sangat berbakat di bidang ini, di usia yang masih dibilang muda ini karyanya sudah banyak menempati bumi Tokyo, bahkan setelah perusahaan Hyuga dan Namikaze bersatu tidak hanya Tokyo saja yang mengenal mereka. Sekarang iya dan Sasuke sahabatnya belajar membangun perusahaan milik mereka sendiri.

"Ne, Naruto, apa kau tidak merasa sepi kalau rumah sebesar ini hanya kalian berdua yang menempati?" tiba-tiba Kushina melemparkan pertayaan kepada Naruto.

"Hah?" Naruto manaikkan salah satu alisnya, ia bingung dengan perkataan ibunya " Iya Juga yah? Setiap hari aku kan pergi kekantor" Jelas Naruto.

"Kalau begitu, kalian harus cepat-cepat menambah penghuni baru disini" Kata kushina dengan menyeringai "Mungkin akan sedikit lebih ramai jika ada suara tangisan bayi disini, iya kan minato, Hiashi san?" Minato dan Hiashi hanya mengangguk tanda mengiyakan pertanyaan Kushina.

"Heh?" Naruto dan Hinata tersentak,.

"Tenang saja! Serahkan padaku, oka san tidak perlu khawatir" Naruto menjawab pertanyaan ibunya tersebut ditambah dengan cengiran khasnya. Jika saja ada Neji disini pasti benjolan dikepala Naruto akan .

"Na,Naruto kun" Pipi chubby Hinata kembali memerah mendengar pernyataan yang sama saat di pesta pernikahan mereka tadi.

"ehem, baiklah Naruto, sepertinya kami sadar diri, berlama-lama disini akan mengganggu kalian" Senyum jahil lagi-lagi menghiashi wajah Kushina.

"Hah? Kalian sudah ingin pergi?" Kata Naruto bertanya kepada ibunya.

"Iya, malam ini kami sudah harus pulang nak" Minato menjawab pertanyaan anaknya tersebut.

"Apakah ayah juga?" Hinata mengangkat wajahnya memandang sang ayah.

"Iya sayang, Ayah tidak bisa berlama-lama tinggal di Konoha" Kata Hiashi memberikan penjelasan untuk Hinata.

"Apakah kalian akan sering berkunjung kemari?" Hinata memandangi satu persatu wajah orang tuanya itu.

"Tentu saja anakku, kami akan sering-sering mengunjungi kalian" Kushina melangkah dan memeluk Hinata.

"Aku akan merindukan kalian" kata Hinata membalas pelukan Kushina.

"Ayah, jaga kesehatan! Jangan terlalu sibuk dengan pekerjaan, makanlah yang teratur dan tidur yang cukup" Mata Hinata berkaca-kaca, dia tidak sanggup denga suasana menyedihkan seperti ini.

"Iya sayang, ayah berjanji" Hiashi memeluk putri nya tersebut, memberikan pelukan hangat ayah kepada anaknya, Kini putrinya sudah dewasa dan telah menjadi milik orang lain. Ia melepaskan rasa kasih sayangnya sebelum berpisah kepada anaknya " Masih ada Hanabi, kau tau sendirikan bagaimana cerewetnya adikmu itu?" Hiashi melepaskan pelukannya, ia mengusap surai indigo putrinya yang akan membuka lembaran baru tersebut.

"Baiklah, kami pergi dulu, Naruto, Hinata" Pamit Minato ketika Naruto dan Hinata mengantar mereka kedepan gerbang rumah "Jaga diri kalian baik-baik" Setelah mengucapkan itu Minato dan Kushina berbalik menuju mobil.

"Hinata, ayah pergi dulu" Kata Hiashi pamit kepada Hinata.

"Berhati-hatilah ayah"

Setelah itu kedua mobil Hiashi dan Minato melesat meninggalkan kediaman pengantin baru itu.

"haah~, sekarang jadinya sepi ya?" Kata Naruto kepada Hinata, tangannya masih setia merangkul bahu istrinya tersebut.

"I,iya Naruto kun" Wajah Hinata diselimuti rona merah, suasana sepi membuat pikiran-pikiran aneh melintas di kepalanya. "apalagi ketika mengingat perkataan ibu mertuanya ketika mereka berbincang tadi".

"Hinata, ada apa? Apa kau lelah?" Melihat Hinata hanya diam tak bergeming membuat Naruto bingung.

"Ti,,tidak! Aku baik-baik saja!" Hinata memberanikan diri mengangkat wajahnya menghadap sang suami, dia menggeleng kan kepalanya agar pikiran-pikiran aneh di kepalnya pergi sekaligus meyakinkan pria disisinya tersebut walaupun dengan mata yang terpejam, wajahnya nya pun tak tahu seberapa panas sudah karena merona.

Melihat tingkah laku Hinata yang membuatnya malah menjadi imut itu Naruto hanya tersenyum.

"Hei, kau menggoda ku heh?" Tangan Naruto yang semula ada di bahu kini turun kepinggul Hinata, dan menarik tubuh Hinata kepelukannya.

"Hah! A,,ak" Wajah Hinata sekarang bagaikan kepiting rebus, ingin mengucapkan kata –kata tapi tidak bisa.

Dipandangi dengan mata sayu serta pipi merona Hinata membuat sudut bibir pemuda Namikaze ini tertarik menciptakan seringaian.

"Hinata, kau ini benar-benar ya!?" Dengan sigap Naruto menggendong Hinata ala bridal stayle dan membawanya masuk.

"K,kyaaa,,,apa yang kau lakukan Naruto kun!" Jerit Hinata.

"Perlu kuperjelas kah, Hime?" Naruto memandang wajah istrinya tersebut " Sepertinya rumah ini memang butuh sedikit keramaian" Bisik Naruto didepan wajah cantik istrinya.

"Heh?" Wajah Hinata sudah kalang kabut meranhya.

"Untuk malam ini, kuharap kau jangan pingsan dulu ya"

Naruto melangkahkan kakinya ke lantai dua, membawa Hinata dalam gendongannya. Kekamar meraka berdua. XD

~0~

"Na,,naruto kun, a,,aku ingin mandi dulu boleh kah?"

Sekarang Hinata telah turun dari gendongan Naruto, pesta seharian membuatnya gerah, dia tidak percaya diri, pasti badannya sangat bau sekarang ini.

"Baiklah hime, pergilah mandi" Dengan cengirannya Naruto mengusap puncak kepala istrinya itu " Aku akan menunggumu".

"Um" Hinata kemudian begegas menuju kamar mandi.

Guyuran air dari shower membasahi tubuh Hinata, badannya telah bersih kini dia sudah bisa menyelesaikan acara mandinya itu, tapi dia belum keluar dari kamar mandi. Didalam kamar mandi Hinata mondar-mandir, sebenarnya sekarang ini dia sangat gugup, ada sedikit rasa tidak percaya diri juga didalam hatinya.

"Hinata, ini adalah kewajiban mu" Kata Hinata meyakinkan dirinya.

"kau tidak boleh mengecewakan Naruto kun Hinata!"

Sepertinya Hinata sudah yakin sekarang, tapi gerakan mondar-mandirnya belum juga behenti.

.

.

BRUK!

Hinata ceroboh, lantai kamar mandi yang licin membuatnya tergelincir, ia jatuh dan kepalanya terbentur lantai, pandangan Hinata buram, kemudian gelap. Ia kehilangan kesadarannya.

Di kamar Naruto menedengar suara benturan, ia berdiri dari posisi duduknya diatas ranjang.

"Hinata chan, kau masih mandi? "Teriak Naruto dari balik pintu kamar mandi tapi tidak ada jawaban.

"Hime, apa baik-baik saja?" Masih tidak ada jawaban.

"Hei, aku akan masuk ya?" Naruto memutar kenop pintu kamar mandi, "Tidak dikunci rupanya, ceroboh sekali" batin Naruto.

Perlahan Naruto mendorong daun pintu kamar mandi tersebut, dia masuk. Naruto tak percaya apa yang ia lihat dihadapannya, tubuh Hinata tergeletak di lantai dan tak sadarkan diri.

"Hinata!" Naruto segera berlari mengahmpiri tubuh Hinata tersebut.

"Hinata! Sadarlah!" Rasa takut menjalari pikiran Naruto ketika melihat darah yang keluar dari kepala Hinata membasahi telapak tangannya.

Tangan kekar Naruto mengangkat tubuh mungil Hinata, membalutnya dengan selimut putih kemudian dengan langkahnya yang besar dan cepat ia membawa tubuh istrinya itu ke rumah sakit.

~0~

Bau obat yang khas meyelimuti ruangan dengan nunsa putih ini, surai kuning itu bertumpu pada lengan pemiliknya yang tertidur pulas. Kejadian tadi malam membuat pria dengan surai Kuning ini hampir gila, satu-satunya yang ada di dalam pikirannya saat itu adalah menyelamatkan wanita yang dicintainya, istrinya. Untung saja dia tepat waktu membawa sang istri ke Rumah Sakit, jika tidak, mungkin dia akan benar-benar gila.

"ukh" Naruto membuka mata buru shappire nya, menatap tubuh Hinata yang tertidur pulas, dengan kepala yang di balut perban.

Ia tidak menyangka bahwa malam yang seharusnya menjadi malam terbahagianya dengan Hinata akan menjadi seperti ini, sepertinya dia sedang dicoba oleh Kamisama.

"Hime sadarlah!" Ucap Naruto lirih, telapak tangan terjulur mengusap wajah mulus dan putih milik Hinata.

"Jangan membuatku Khawatir Hime" Naruto putus asa, ia takut sesuatu terjadi pada wanitanya.

Mata sahppire nya yang kini redup memandang wajah wanita yang dicintainya itu, wanita yang tertidur seperti putri di cerita dongeng.

Naruto merasakan wajah yang di sentuhnya itu bergerak, empunya wajah perlahan membuka mata, memperlihatkan manik mata abu keunguannya.

"Hi,,hinata Kau sudah sadar!" Naruto bangkit dari tempat duduknya, terkejut dengan apa yang dilihatnya.

"e,,eh?"

"Hinata!" syukurlah" Naruto sangat bahagia, Putri tidurnya telah bangun.

Ia memeluk tubuh mungil Hinata, melepaskan semua rasa kekahawatiran yang meliputinya,juga rasa takut kehilangan.

Hinata mengumpulkan kesadarannya, terkejut dan bingung melihat pria besurai kuning yang ada dihadapannya yang, memeluknya?

"K,Kyaaaaaaaaaaaaa!"

END

.

.

Bercanda,,ahahaha XD~

.

Kalau aku tamatkan apa aku akan ditimpuki sandal oleh readers? #plak XD

Kyahahahaa,,,jujur saja aku rasanya mau pingsan bag, chap ini,,malah speechless sendiri ==" , tapi maksa banget buat cerita fluffy wkwkwk :v harap maklum kalau jadinya malah aneh ya,,whahahaa

Kasian banget Naruto kun (maapkan aku Naruto :p) perasaan kenapa kayak cerita bergenre Hurt comfort yah?

Oh iya, chap sebelumnya sepertinya saya salah kasi judul, seharusnya prolog, kenapa malah epilog ya? Wkwkw #Labil XD makasih ya redars sudah mengingatkan ksalahan fatal itu,,wkwkwk

Maaf kan saya ya atas keterlambatan mengupdate chap selanjutnya hiks T^T di karenakan kesibukan jadi ga sempat online ckckck,,,hontou ni gommenasai #bungkuk 180 derajad

Saya beritahukan kepada readers sekalian bahwa di fic ku yang ini Hinata bakalan OOc banget :3 jadi kalau tidak suka sebaiknya jangan baca chap selanjutnya,,hahahah :v ^^7

Dan saya juga tidak bisa jamin kalau chap selanjutnya bakalan panjang,hhe

Sebelum itu adakah yang menunggu chap selanjutnya? Kalau tidak, brarti aku akan benar-benar menamatkan cerita ini fufufu :3 #ngancam (bakalan bener ditimpuki sandal nih orang =,=")

Karena keterlambatan saya #uhuk, sebagai permintaan maaf saya update 2 chap sekaligus,, :v

Maaf ya bagi para readrs yang sudah menunggu lama,,hhe

Thanks to:

Tiwie Okaza, Guest (iya tuh seharusnya prolog ya :D) , amexki chan (yang setia me riview fic ku XD), Yui Kazu (yang setia mendengar ocehan ku :v), Adolf Hitler(haha,,lanjutkanjuga semnagat guy sensei XD), Soputan (sip XD), uzumaki-hime (makasih yaa XD), bala-san dewa hikikomori, Blue-senpai, utsukushi hana-chan.

.

.

Baiklah sekian ^0^/ aku sayang para readers semua, XD

Silahkan tinggalkan jejak di kotak RIVIEW XD

msconan