Chapter 3

Sasuke melirik gadis yang menggunakan kimono putih khas untuk upacara san-san kudo. Kalau dilihat Sasuke bisa memastikan bahwa isterinya akan jadi isteri yang sangat penurut. Ia menyangsikan bahwa istrinya ini sudah menyandang predikat jounin. Melihat dari cara istrinya meminum sake dengan elegan dan lemah lembut, Sasuke menebak ayahnya pasti menyogok panitia ujian jounin agar istrinya bisa jadi jounin. Wanita lemah lembut seperti ini tidak mungkin seorang ninja.

Sasuke menahan agar tak menghela nafas. Ia bisa melihat bahwa keluarga Hyuga merupakan keluarga yang sangat mempertahankan budaya tradisional. Bahkan rumah keluarga Hyuga juga masih sangat tradisional. Untungnya tidak semua detail-detail tradisional dilaksanakan.

Sekarang ini Sasuke digiring untuk mengobrol bersama keluarga istrinya yang laki-laki sedangkan istrinya berada di ruangan lain bersama perempuan-perempuan keluarga Hyuga. Sasuke agak kikuk berada diantara anggota keluarga Hyuga yang kaku. Ia tidak mungkin kan bersikap dingin dengan keluarga istrinya. Tapi untuk tersenyum...Sasuke merasa sangat sulit. Tidak seperti Naruto yang sudah akrab bahkan kepada tetua klan Naruto tidak merasa kaku. Melihat Sasuke duduk dan hanya diam Naruto yang sekarang duduk dihadapannya memberikan cengiran mendukung. Sedangkan Sasuke Cuma mendelik.

"Kau kenapa?sudah tidak sabar masuk kamar ya?" tanya Naruto sambil berbisik. Mendengar pertanyaan Naruto, Sasuke makin mendelik.

"Bukan urusanmu" jawab Sasuke kesal. Ia tidak memungkiri bahwa itu merupakan salah satu hal yang membuatnya pusing. Ia bahkan belum pernah bertatap muka dan berbicara berdua dengan gadis yang secara resmi sudah menjadi istrinya sejak seminggu yang lalu.

"Tenang saja Hanabi itu gadis yang manis kok, jika kau tidak bisa melakukannya hari ini, kau bilang saja kau belum siap" kata Naruto masih berbisik-bisik. Sasuke menatap Naruto tak percaya. Sejak kapan sih sahabatnya ini bicara masalah ranjang secara terang-terangan. Ia pikir Naruto tidak terkontaminasi walaupun ia berguru pada jiraiya selama 3 tahun, namun sepertinya ia salah.

Sasuke masih ingat tiga hari yang lalu tengah malam Naruto datang untuk meminjamkan icha-icha paradise koleksinya. Si blonde itu terus saja berbicara tanpa melihat bahwa sahabatnya hanya ternganga diam. Saat Sasuke tanya kenapa ia membarikannya malam-malam, Naruto mengatakan ia tidak mau Hinata tahu bahwa ia punya koleksi buku seperti itu. Sasuke hanya menerima buku itu lalu menaruhnya didekat meja kerjanya dikamar, ia sama sekali tidak membukanya, ia tidak sepolos yang Naruto kira.

Ditengah lamunannya tiba-tiba seorang pelayan Hyuga datang memberikan sebuah minuman pada Sasuke.

"Apa ini?" tanya Sasuke datar

"Ini adalah minuman khas yang dibuat oleh keluarga Hyuga, Uchiha san, ini sangat bagus untuk um...stamina" kata pelayan Hyuga ragu-ragu. Cara pelayan itu memberikan minuman mengingatkannya pada misi 2 bulan lalu ketika seseorang istri memberikan racun pada suaminya yang selingkuh. Melihat raut muka Sasuke, pelayan itu kembali berkata, "Saya disuruh tetua sa untuk emberikannya pada anda".

Mendengar salah satu tetua Hyuga disebut Sasuke tentu tak bisa menolaknya. Ia meminum minuman itu sampai habis. Ia meringis ketika menyadari bahwa obat dari rumah sakitpun terasa berkali-kali lipat lebih enak dari pada minuman ini.

"Rasanya enak bukan?" tanya Naruto sambil menyeringai.

"Kau diberikan minuman ini juga rupanya?" Sasuke balik bertanya.

"Yup...kurasa aku terlambat memperingatkanmu" kata Naruto masih menyeringai. Sasuke hanya mengernyit.

"Kau tahu apa yang barusan kau minum?...itu adalah minuman pe..."

"Hokage sama" belum sempat Naruto menyelesaikan kalimatnya, tiba-tiba salah satu pelayan Hyuga datang.

"Ya?"

"Maaf mengganggu hokage sama, Hinata sama beberapa saat yang lalu pingsan. Sekarang ini sedang diperiksa oleh sakura san. Sakura san meminta saya untuk memanggil anda" kata pelayan itu sambil berbisik. Sepertinya pelayan itu tidak ingin merusak suasana pernikahan yang bahagia.

Mendengar apa yang pelayan itu katakan tapa ba bi bu Naruto angsung melesat pergi ke kamar yang biasa ia tempati bersama Hinata ketika ia berkunjung ke kompleks Hyuga.

Mendengar kakak iparnya pingsan Sasuke hanya bisa berdoa agar Hinata dan bayi yang dikandungnyabaik-baik saja. Ia tahu Naruto menyalahkan diri sendiri ketika Hinata keguguran satu setengah tahun yang lalu. waktu itu Hinata memang tidak tahu kalau dirinya tengah hamil. Naruto pun Cuma menganggap Hinata masuk angin biasa. Jadi tanpa pikir panjang Naruto memberikan misi kelas s untuk Sasuke, Hinata dan kakashi. Sasuke sudah menduga bahwa yang Hinata derita bukan flu biasa. Ia bisa melihat aliran chakra Hinata yang kacau dan ada bola chakra diperutnya. Sasuke sama sekali tidak menyangka bahwa istri sahabatnya itu hamil. Saat mereka diserbu musuh dan Hinata pingsan, tanpa pikir panjang Sasuke langsung berlari membawa Hinata ke konoha. saat tiba dirumah sakit, kandungan Hinata sudah terlambat untuk diselamatkan. Ia masih ingat Naruto menjadi over protektif terhadap istrinya itu. Bahkan walaupun tidak hamil, Naruto tak pernah memberikan istrinya misi kelas s. Hal ini membuat beberapa tetua Hyuga protes, namun dengan sedikit bentakan Naruto, tetua Hyuga hanya bisa menutup mulut mereka.

"Uchiha san...kenapa anda tidak makan makanan ini, kau tahu makanan dimejamu semuanya adalah makanan khas keluarga Hyuga" kata salah satu tetua yang kini duduk ditempat duduk yang tadi Naruto duduki.

"Ah...benarkah paman?"tanya Sasuke sopan, basa basi.

"Ya..."kata orang tua itu sambil tersenyum. Sasuke menduga ia hanya sedikit lebih tua dari ayah mertuanya. Sekarang ini orang dihadapannya itu menatapnya intens, "Uchiha san...kami menitipkan Hanabi padamu..dia memang agak keras kepala...tapi sebenarnya anak itu merupakan gadis yang manis dan baik hati seperti kakaknya" lanjut paman itu sambil terus tersenyum pada Sasuke.

"Ehm...terimakasih atas kepercayaannya paman...saya akan berusaha menjaga Hanabi dengan sebaik-baiknya" jawab Sasuke sopan.

"Baiklah...aku tahu kau sendiri kurang nyaman berada dalam kerumunan orang tapi kau tak tahu apapun"kata paman itu lagi, "seharusnya tugas Hiashi yang mengajakmu berkeliling, memperkenalkanmu dengan anggota keluarga yang lain. Tapi sepertinya ia tidak rela menikahkan putrinya. Ia juga mengacuhkan hokage sama saat pernikahan Hinata hime" paman itu nyengir bersalah.

"Naruto juga diacuhkan Hyuga sama?" tanya Sasuke heran. Tidak ada yang berani mengacuhkan Naruto sejak ia menjadi pahlawan pada perang shinobi ke empat.

"Begitulah...walaupun kelihatan cuek, sebenarnya Hiashi sama sangat overprotektif terhadap putri-putrinya. Untungnya hokage sama orang yang supel sehingga mudah saja ia memperkenalkan diri pada keluarga ini. Walaupun itu merupakan hal yang lucu karena semua orang sudah mengenalnya hehehe" kekeh paman itu.

Mendengar hal ini Sasuke hanya tersenyum. Ia pikir ia tak diterima karena kesalahan yang ia lakukan pada masa lalu. ia mengikuti paman itu berjalan berkeliling untuk memperkenalkan diri pada anggota keluarga Hyuga.

####

Sasuke memandang pintu kamar yang akan menjadi kamar pengatinnya ragu. Ia bukan orang yang supel. Bagaimana ia harus bersikap pada istrinya nanti, ia sungguh tidak tahu harus bagaimana. Seingatnya ia belum pernah merayu atau mengejar-ngejar wanita. Ia biasa dikejar dan dirayu. Sekarang ia menyesal tidak membaca buku icha-icha paradise yang Naruto pinjamkan padanya. Seharusnya ia membaca untuk berjaga-jaga. Bukankah sebelum berperang lebih baik tahu medan perang.

Sasuke kembali menghela nafas. Ia membuka pinu kamar perlahan. Ia melihat seorang gadis yang masih menggunakan pakaian adat lengkap seperti saat upacara san san kudo tadi, sedang bermain nasi disumpitnya. Tadi saat bertemu dengan laki-laki keluarga Hyuga, Sasuke sempat menanyakan kenapa hanya ada kue-kue, tidak ada makanan berat seperti nasi dan sayur. Mereka menjawab bahwa Sasuke diharuskan makan bersama pengantinnya dikamar pengantin nanti. Sasuke harus menahan agar wajahnya tetap datar ketika paman yang mengantarkannya berkeliling tadi yang ternyata bernama paman yoji, menggodanya bahwa biasanya makan adalah hal terakhir yang akan ia pikirkan ketika masuk kamar pengantin.

Sasuke tersadar ketika melihat pengantinnya memandangnya tanpa malu-malu.

"Kenapa lama sekali?"tanya Hanabi sambil mendelik. Sasuke berusaha mati-matian agar tidak ternganga. Bukankah pengantin wanita itu seharusnya malu-malu?

"Er...tadi keluargamu banyak sekali...dan aku harus memberi salam pada mereka satu-persatu" kata Sasuke masih sambil memperhatikan pengatinnya. Sekarang pengantinnya meminum teh dan mencicipi beberapa lauk pauk dari hidangan laut. Ia terlihat menikmati sekali.

"Kenapa?kau tidak doyan?" tanya Hanabi heran melihat suami barunya itu hanya diam menatapnya, "Oh...apa kau menginginkanku sekarang?" tanya Hanabi mengernyit. Sasuke hanya membelalakkan matanya. Bukankah ia menikahi adik Hyuga Hinata?kenapa bisa begini?.

"Er...bukankah kau seharusnya menuangkan teh dan melayaniku makan?" tanya Sasuke sambil menaikkan alisnya. Hanabi yang sedang sibuk mengunyah tempura mendelik.

"Oh...jadi sayangku ingin dilayani?" tanya Hanabi menyeringai, Sasuke malah jadi takut melihat seringaian Hanabi. Dimana wanita lemah lembut yang meyeruput sake tadi sore?.

Sekarang Hanabi menuangkan teh panas pada cangkir Sasuke, dengan gerakan yang anggun ia yang tadi duduk berhadapan dengan Sasuke berpindah tempat duduk menjadi disamping Sasuke. Ia mendekatkan cangkir teh ke mulut Sasuke, Sasuke yang berniat menyeruput teh yang panas itu pelan, kaget karena tiba tiba Hanabi meminumkan secangkir teh panas Sasuke sekaligus.

"Uhuk..uhuk uhuk...kau...mau...uhuk...membunuhku ya?" tanya Sasuke. Sudah tehnya panas tersedak pula, tanpa rasa bersalah Hanabi hanya mengelus punggung Sasuke pelan.

"Kau kan minta dilayani, aku hanya ingin menjadi istri yang baik"kata Hanabi sambil tersenyum. Melihat tingkah laku istri barunya Sasuke hanya mendelik.

"Nah sekarang kau harus makan...kau mau apa?" tanya Hanabi riang gembira. Sasuke malah sibuk minum air putih untuk menghilangkan rasa terbakar dilidahnya.

"Aku tidak ingin makan, siapa tahu makanannya beracun"kata Sasuke sekenanya.

"Eh...tidak boleh begitu...bagaimana kau punya tenaga untuk aktifitas kita malam nanti jika kau tidak makan?" tanya Hanabi. Mendengar apa yang Hanabi ucapkan sauske kembali tersedak air yang ia minum. Mendengar Sasuke bauk-batuk Hanabi kembali megusap-usap punggung Sasuke.

"Kau ini umur berapa sih?bukannya seumuran dengan Naruto nii, kenapa mudah sekali batuk-batuk seperti kakek-kakek?" tanya Hanabi kesal. Sasuke hanya mendelik. Istrinya ini yang membuat ia jantungan. Ia mempersiapkan diri untuk istri yang malu-malu seperti Hinata, dan sekarang ia malah dihadapkan dengan istri yang tak tahu malu. Seharusnya ia menanyakan perihal calon istrinya pada Naruto atau Hinata. ia terlalu gengsi untuk menanyakan hal-hal tentang istrinya.

"Sekarang kau mau makan yang mana?"tanya Hanabi (sok) manis. Sasuke melirik makanan yang ada dihadapannya.

"Aku ingin tempura dengan saus tomat" kata Sasuke kembali datar. Hanabi dengan sigap menyumpit tempura dan mencocolkannya pada saos tomat. Tanpa ragu-ragu Sasuke melahap tempura yang disumpit istrinya. Baru beberapa kunyahan Sasuke langsung gelagapan mencari air, ia meminum 3 gelas air sekaligus.

"Kau kenapa?" tanya Hanabi polos.

"KAU INI MAU MEMBUNUHKU YA?SUDAH KUBILANG SAOS TOMAT...KENAPA INI SAOS PEDAS SEKALI?" teriak Sasuke.

" Aku suka pedas, jadi semua saos aku suruh pelayan menaruh hanabero didalamnya supaya pedas sedikit" jawab Hanabi polos.

"KAU?" Sasuke benar-benar bingung mau berteriak apalagi, "Sudah...kau duduk dihadapanku saja, aku akan menuangkan teh sendiri, meminumny sendiri, dan makan makananku sendiri, kau tidak perlu repot-repot" lanjut Sasuke galak. Seumur-umur baru kali ini ada wanita yang membuatnya tidak karuan. Mau marah...Sasuke baru saja menikahinya, mau diam saja...sungguh hati Sasuke tidak tahan. Sasuke tak menyadari seringai kemenangan dibibir istri barunya itu.

.

.

.

Yuhu...chpter 3 everyone

Dont forget to review ^_^l