Assalamualaikum...
Hai, teman-teman! Nekochan di sini, My Ow!
Saya hanya ingin menyampaikan kalau saya telah menghapus fic-fic saya. Setahun ini saya sudah menimbang-nimbang apakah story di sini saya hapus atau tidak. Di satu sisi saya suka menulis dan sulit meninggalkan... yah kalian tahulah apa. Namun di sisi lain saya mulai sadar bahwa apa yang saya tulis salah. Karena itu saya menggantung fic-fic saya yang belum tuntas dan alhamdulillah tekad saya sudah bulat untuk menghapus semuanya.
Tulisan saya disukai oleh kalian adalah sesuatu yang sangat menyenangkan.
Tapi apakah Tuhan saya suka pada tulisan yang saya buat?
Menerima alert fave dan follow dari kalian sangatlah membanggakan.
Tapi apakah Tuhan saya bangga pada apa yang saya tulis?
Membaca review kalian selalu berhasil membuat saya tersenyum.
Tapi apakah saya masih bisa tersenyum jika yang memberi review adalah Tuhan saya?
~Karena mata, hati, tangan, kaki akan jadi saksi~
Opick
~Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu, Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui~
QS Al Baqarah : 216
~ Dan tidaklah aku menciptakan jin dan manusia kecuali hanya untuk beribadah
kepada-Ku~
QS Adz Dzariyat : 56
Yeh, thats!
Itu hanya sebagian kecil hal-hal yang menyadarkan saya. Saya selalu meng-klaim bahwa saya berpikiran bebas, tapi pada akhirnya saya sadar, saya mah apa atuh. Saya bukan apa-apa. Saya hanyalah seorang makhluk sang Khalik dari sekian banyak makhluk lainnya.
Untuk yang pernah remake fic saya entah atas sepengetahuan saya ataupun tidak, kalau kalian membaca ini harap berkenan tuk menghapusnya. Terima kasih.
Terima kasih banyak buat para readers yang sudah mendukung saya selama ini meskipun mungkin yang saya lakukan justru menjerumuskan kalian. Untuk itu saya minta maaf yang sebesar-besarnya. Akan lebih menyenangkan kalau kalian memikirkan tulisan saya ini dan menganggapnya sebagai nasihat seorang saudara
Feel free for unfave or unfollow.
Wassalam
Quotes
(yang mudah-mudahan bermanfaat)
"Setiap keluar dari rumah, yang dapat kulihat hanyalah debu, debu, dan debu"
"Lalu aku jadi berpikir bagaimana bisa bermilyar-milyar manusia memperebutkan oksigen yang hanya ada 20% diantara debu-debu itu. Bagaimana oksigen tidak habis-habis sementara setelah menjadi karbondioksida dia tidak bisa didaur ulang?"
"Pohon. Pohon yang bekerja mendaur ulang karbondioksida itu menjadi oksigen kembali. Mereka juga menyimpan cadangan air, bukan? Aku cinta mereka. Merekalah sumber kehidupan terbesar di bumi saat ini. Dan cita-citaku adalah membuat bumi hijau sekali lagi."
Sebastian Michaelis – Pangeran Tomat Cherry
"Tempat permata adalah didasar bebatuan. Tak sembarang orang bisa menemukannya bahkan bisa saja tak ditemukan sama sekali hingga permata sekalipun hanya akan dianggap sampah bersama bebatuan yang ambruk. Saat ditemukan, permata dipuji keindahannya oleh manusia. Namun bagaimana sebuah permata menjadi benda yang lebih indah lagi, tentu saja ada prosesnya. Permata menjadi seindah yang ada diperhiasan karena satu hal. Karena dia diasah."
Bukankah diasah itu tak pernah terasa enak?
Ciel Phantomhive – Flip 180
Bukankah mendengar itu hal yang sederhana saja? Tapi yang sederhana itulah yang membuat seseorang tergoda untuk mengabaikannya.
Cat From Heaven
"Aku belajar satu hal. Membenci itu mudah. Mengampuni orang yang kita benci… itu hal yang sulit. Aku hanya ingin berhenti melakukan hal-hal yang mudah."
Ciel Phantomhive - All We Are
"Yah… daripada memikirkan hal-hal yang di luar jangkauan, bukankah lebih baik melakukan sesuatu yang real? Sesuatu yang bisa kita lakukan sendiri."
Sebastian Michaelis – Pangeran Tomat Cherry
Entah berapa banyak orang yang berpikiran untuk pulang, meminta maaf, dan memeluk kakak atau adik mereka yang tengah ada di rumah. Ah, ternyata persaudaraan itu memang hal yang indah namun sering terlupa. Terkadang ego masing-masinglah yang bicara dan menggantikan hati. Rasio menguasai manusia yang berhati lemah. Yang hanya bisa berburuk sangka dan tak bisa melihat hati yang bersih. Hari ini, apa yang mereka lihat sudah cukup membuka hati mereka akan arti sebuah keluarga.
Keluarga adalah sekumpulan orang yang saling mendukung. Tak hanya hubungan ayah, ibu, anak, atau saudara kandung, melainkan semua orang. Kita semua sekeluarga jika kau menyadarinya. Anak yang membantu temannya mencari pensil, anak perempuan yang menolong orang tua menyeberang, seorang pria yang menjadi sukarelawan bencana alam, bukankah itu semua menandakan bahwa kita semua terikat dalam satu keluarga yang jauh lebih besar artinya?
Brother
"Bait tadi menyadarkanku akan banyak hal. Menyadarkanku bahwa aku tak punya apa-apa. Bahkan untuk melakukan sesuatu yang merupakan hakikat hidup seorang manusia, bernapas, kita harus bergantung pada udara. Sekaya, sepandai, setampan atau secantik apapun, tak ada satupun dari kita yang bisa bertahan tanpa udara. Benar, bukan?"
"Mari kita renungkan. Udara membentuk kehidupan. Membentuk air, menyalakan api, menggemburkan tanah... Kita tak perlu bekerja keras siang dan malam untuk mencari dan mengumpulkan udara seperti halnya harta. Kita tidak diwajibkan bersekolah tinggi dan menjadi murid pandai hanya untuk bisa mendapatkan udara. Tuhan memberikannya secara gratis, cuma-cuma, dan tak terbatas. Namun terkadang itulah yang membuat kita lupa dan mengabaikannya. Padahal, kita hanya perlu menjaga dan melestarikannya.
"Ingat, kawan! Tanpa udara, air… aku, kita, bumi, tamat. And what I've done? What you've done? Apa yang sudah kulakukan untuk melanjutkan kelangsungan hidupku, yang kalian lakukan untuk kelangsungan hidup kalian, dan yang kita lakukan untuk kelangsungan hidup bumi tercinta ini?
"Semua yang sudah kita lakukan seminggu kemarin adalah hal yang hebat. Kita berjuang. Berjuang untuk mempertahankan harta paling berharga yang kita punya. Meski sederhana, namun mencintai alam adalah bukti bahwa kita mencintai hidup. Lalu… apakah perjuangan kita harus berhenti setelah ini? Aku sudah membuat pilihan. Bagaimana dengan kalian?"
Sebastian Michaelis – Pangeran Tomat Cherry
Saya hanya seorang gadis yang dibesarkan dengan cacian sebagai dongeng pengantar tidur, makian sebagai doa sebelum bermimpi, kata-kata menjatuhkan sebagai doa penyambut dipagi hari, dan cibiran sebagai ucapan selamat pagi.
Namun dibalik itu semua, saya bahkan masih bisa melihat cinta.
Karena cinta tak hanya tentang kata-kata lembut dan manis, Kawan!
Cinta adalah sebuah bentuk kepedulian sekalipun dengan cara yang dingin.
Dan setelah berusaha membenci, pada akhirnya saya tetap sampai kesebuah kesimpulan bahwa...
"I love you, MoM!"
Karena kau mencintaiku dengan caramu & kurasakan manfaat dari semua perlakuanmu sekarang.
Kujadi orang yang tegar.
Yang tak mudah goyah oleh kata-kata melemahkan.
Dan yang terpenting, sekarang aku tahu bahwa kau menyayangiku karena kau mengucapkannya dengan bibirmu sendiri,
"Ibu sayang kamu"
Fuzzy Memory